Anda di halaman 1dari 10

Penggunaan Media Soisal pada Remaja di UINSA Dalam Teori Interaksionisme Simbolik

– George H. Mead

Rumyana1), Isa Anshori2)


1)
Prodi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya, Indonesia.
2)
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, Indonesia.
Email: Rumyana598@gmail.com1), isaanshori67@gmail.com2)

ABSTRAK
Penggunaan media sosial adalah proses atau aktifitas yang dilakukan sesorang keapada
sebuah media sosial, guna untuk berbagi informasi keapada orang lain, berbagi ide, berkreasi,
berfikir, berdebat bahkan dapat merkenalan dengan orang-orang baru di dalam media sosial.
Penggunaan media sosial tergantung oleh individunya, yang dilihat dari jumlah waktu mereka
untuk menggunakan media sosial dan isi dari media sosial jika melakukan suatu kegiatan seperti
mengirim pesan dapat disamapaikan dengan baik dan tepat sasaran serta hubungan media dengan
individunya yang bisa juga dikatakan keterkaitan pengguna dengan media sosial.Parker
mengatakan bahwa media sosial sebagai sarana untuk berinteraksi orang satu dengan yang
lainnya dengan cara menciptakan, berbagi, serta bertukar informasi dan gagasan melalui kata-
kata, gambar dan video dalam sebuah jaringan dan kounitas virtual. Ada dua kelompok media
sosial yaitu, social network dan messenger/chat app/ voip. Social network atau jejaring
pertemenan, merupakan sebuah bentuk layanan internet yang menjadi wadah komunitas online,
yaitu orang-orang yang memiliki kesamaan aktifitas, ketertarikan atau minat pada bidang
tertentu, atau dari latar belakang/komunitas yang sama, seperti Youtube, Facebook, Instagram,
Twitter dsb. Sedangkan Messenger/chat app ialah sarana saling mengirim pesan antar pengguna,
baik itu teks, audio, gambar maupun video, missal seperti applikasi FB Messenger, WhatsApp,
Wechat, Skype, BBM, Telegram dsb.

Kata kunci: Penggunaan media sosial, Interaksi


A. Pendahuluan mahasiswa juga menggunakan media
Penggunaan media sosial di sosial sebagai bisnis online, mencari
Indonedsia rata-rata yang paling berbagi informasi serta sebagai alat
banyak menggunakannya ialah komunikasi.
mahasiswa. Perangkat yang Penggunaan media sosial
digunakan, media sosial yang dapat adalah proses atau aktifitas yang
diakses di smartphone mereka dilakukan sesorang keapada sebuah
masing-masing. Mereka biasanya media sosial, guna untuk berbagi
menggunakan chat app untuk informasi keapada orang lain,
menyambung tali silaturahim dengan berbagi ide, berkreasi, berfikir,
teman lama maupun sanak saudara berdebat bahkan dapat merkenalan
yang jauh seperti luar kota, luar dengan orang-orang baru di dalam
pulau dan luar negeri sekalipun. media sosial. Penggunaan media
Tidak hanya itu mereka sosial tergantung oleh individunya,
menggunakan sosial media juga yang dilihat dari jumlah waktu
terkadang untuk menghibur diri mereka untuk menggunakan media
disaat mempunyai waktu luang, sosial dan isi dari media sosial jika
bahkan para dosen juga ikut andil melakukan suatu kegiatan seperti
dalam intensitas penggunaan media mengirim pesan dapat disamapaikan
sosial pada mahasiswa ini. Di masa dengan baik dan tepat sasaran serta
pandemi seperti ini membuat para hubungan media dengan individunya
dosen juga memnafaatkan media yang bisa juga dikatakan keterkaitan
sosial ini, baiasanya para dosen akan pengguna dengan media
memanfaatkan platform WhatsApp sosial.Parker mengatakan bahwa
sebagai sarana memberi informasi media sosial sebagai sarana untuk
tentangg perkuliahan dengan berinteraksi orang satu dengan yang
membuat group chat kelas. Serta lainnya dengan cara menciptakan,
memberi perkuliahan melalui Google berbagi, serta bertukar informasi dan
classroom atau Google meet yang gagasan melalui kata-kata, gambar
sudah dianjurkan oleh para petinggi dan video dalam sebuah jaringan dan
Universitas. Selain itu para kounitas virtual. Ada dua kelompok
media sosial yaitu, social network perluasan teorinya dari ilmu
dan messenger/chat app/ voip. Social komunikasi. Komunikasi yang
network atau jejaring pertemenan, berlangsung dalam tatanan
merupakan sebuah bentuk layanan interpersonal tatap muka dialogis
internet yang menjadi wadah timbal balik dinamakan intekasi
komunitas online, yaitu orang-orang simbolik. Interkasi simbolik telah
yang memiliki kesamaan aktifitas, menjadi istilah komunikasi dan
ketertarikan atau minat pada bidang sosiologi yang bersifat
tertentu, atau dari latar interdisipliner. Yang dimana
belakang/komunitas yang sama, objeknya pun sama yaitu manusia
seperti Youtube, Facebook, dan perilaku manusia.
Instagram, Twitter dsb. Sedangkan Salah satu teori sosiologi
Messenger/chat app ialah sarana yang cukup berpengaruh adalah
saling mengirim pesan antar interaksi simbolik, karena hanya
pengguna, baik itu teks, audio, fokus pada perilaku peran, interaksi
gambar maupun video, missal seperti antar individu, serta tindakan-
applikasi FB Messenger, WhatsApp, tindakan dan komunikasi yang dapat
Wechat, Skype, BBM, Telegram dsb. diamati secara langsung maupun
Dalam tinjauan teori tidak langsung. Berdasarkan apa
interaksionisme simbolik, ia dapat yang manjadi dasar dari teori ini,
menyatukan studi bagaimana secara tidak langsung kita sebagai
kelompok mengkoordinasi manusia atau objek material telah
tindakannya, bagaimana mengelola menerapkan teori ini tanpa kita
emosi dan memahaminya, sadari. Beberapa para ahli dari
bagaimana kenyataan dibangun, paham interaksi simbolik menunjuk
bagaimana diri diciptakan, pada “komunikasi” atau secara lebih
bagaimana struktur sosial besar khusus “symbol-simbol” sebagai
dibentuk dan bagaimana kebijakan kunci untuk memahami kehidupan
public dapat dipengaruhi yang manusia itu. Interaksi simbolik juga
dimana dalam garis besar pada menunjukkan sifat khas dari interaksi
dasarnya perkembangannya dan antar manusia yang artinya pun
manusia dapat saling mendefinisikan hidup manusia menerima informasi, tetapi
dan menerjemahkan tindakannya, merupakan proses dinamis di mana actor
baik dalam interaksi dengan orang menyusun dan menyesuaikan informasi itu
lain maupun dengan diriya sendiri. dengan kebutuhan mereka sendiri (Manis
Teori interkasionisme dan Meltzer, 1978:6). Mead tertarik pada
simbolik dibangun bertolak belakang interaksi yang mana isyarat non verbal dan
dengan teori redukksionisme makna dari suatu pesan verbal akan
behaviorisme psikologis dan mempengaruhi pikiran orang yang sedang
determinisme struktural dari teori berinteraksi.
sosiologi yang lebih Menurutnya, simbol dalam lingkaran ini
berorientasimakro, seperti merupakan sesuatu yang digunakan dalam
fungsionalisme structural. Teori berkomunikasi untuk menyampaikan pesan
terpenting dalam interaksionisme yang dimaksud oleh aktor. Dalam teori
simbolik adalah teori George H. Mead melihat pikirnan dan diri menjadi
Mead. Pada dasarnya teori Mead bagian dari perilaku manusia, yaitu
menyetujui keunggulan dan bagaian inteaksinya dengan orang lain.
keutamaan dunia sosial. Artinya, dari
dunia sosial itulah muncul B. Metode Penelitian
kesadaran, pikiran, diri dan Penelitian ini menggunakan
seterusnya. Manusia hanya memiliki metode pendekatan kualitatif dalam
bentuk studi kepustakaan. Studi
kapasitas umum untuk berpikir.
kepustakaan merupakan kegiatan
Kapasitas ini harus dibentuk dan pengumpulan data, membaca,
diperhalus dalam proses interaksi menulis, dan mengolah data objek
penelitian menjadi suatu data yang
sosial. Pandangan ini menyebabkan
valid (Mestika, 2008). Peneliti dapat
teoritis interaksionisme simbolik memanfaatkan perpustakaan sebagai
memusatkan perhatian pada bentuk sumber informasi/data dalam
pengolahan karya ilmiahnya. Sumber
khusus interaksi sosial-yakni
data penelitian adalah literature dari
sosialisasi. buku, jurnal, dan sumber lainnya
Bagi interaksionisme simbolik, mengenai penggunaan media sosial.
sosialisasi adalah kemampuan untuk Tahapan dalam penelitian ini
berpikir, untuk mengembangkan cara yaitu penulis mengumpulkan riset
kepustakaan seperti jurnal ilmiah, Menurut Lometti, Reeves, dan Bybee
buku, e-paper, serta sumber lainnya. penggunaan media oleh individu dapat
Kemudian penulis menggunakan
dilihat dari tiga hal, yaitu:
teknik dokumentasi yaitu mencari
dan menjadikan satu bahan yang a. Jumlah waktu, hal ini berkaitan dengan
relevan dari buku, jurnal, berita, frekuensi, intensitas, dan durasi yang
maupun sumber yang reliabel baik
digunakan dalam mengakses situs;
secara manual maupun digital.
Analisis data dilakukan dengan b. Isi media, yaitu memilih media dan cara
menggunakan analisis isi. yang tepat agar pesan yang ingin
Mengelolah bahan informasi yang
disampaikan dapat dikomunikasikan dengan
telah dikumpulkan baik berupa jurnal
penelitian, buku dan dokumen baik;
pendukung lainnya menjadi sebuah c. Hubungan media dengan individu dalam
artikel ilmiah. penelitian ini adalah keterkaitan pengguna
Peneliti menggunakakan dengan media sosial. Penggunaan media
teknik studi dokumentasi untuk sosial adalah proses atau kegiatan yang
memperoleh data yang dibutuhkan.
Alasan peneliti mengukan teknik dilakukan seseorang dengan sebuah media
studi dokumentasi sebagai penelitian untuk memepermudah para penggunanya
yaitu 1) studi dokumentasi untuk melakukan seperti halnya
merupakan sumber yang stabil dan
berpartisipasi, berbagi bahkan menciptakan
kaya akan pengetahuan; 2) memiliki
sifat alamiah, dan sesuai dengan sebuah karya yang menggunakan blog,
konteks; 3) relatif murah dan tidak jejaring sosial, wiki, forum dan dunia
sulit ditemukan, hanya
virtual. Bahkan dari penggunaan media
membutuhkan waktu.
sosial tidak hanya informasi yang bisa kita
dapat tetapi juga berkomunikasi dengan
C. Hasil dan Pembahasan teman, keluarga bahkan berkenalan dengan
Tujuan penelitian pada orang baru, biasanya para pengguna media
dasarnya adalah memecahkan sosial pasti mempunyai salah satu aplikasi
masalah yang telah dirumuskan
seperti WhatsApp, Instagram dan Twitter.
dalam perumusan masalah. Tujuan
penelitian lebih tertuju pada apa saja Sejauh ini banyak remaja
yang ingin dikuak dari rumusan apalagi mahasiswa menggunakan
permasalahan. media sosial secara bijak, tidak
Penggunaan Media Sosial hanya untuk ajang pamer di
Instagram tetapi sudah banyak para Mahasiswa yang menggunakan
mahasiswa apalagi jika mereka media sosial pasti akan melakukan
megikuti organisasi, media sosial interaksi dengan yang ia kenal maupun
sangat penting. Seperti halnya untuk tidak. Seperti halnya membuat sebuah
melakukan promote, mencari karya di salah satu platform media sosial
voulunter dan membagikan kegiatan Instagram, ia membuat sebuah video yang
yang telah dilakukan oleh organisasi ditugaskan oleh dosen tentang menjelaskan
tersebut. Apalagi di masa pandemi suatu hal yang dimana ia merekam dirinya
seperti ini media sosial sangat lah membentuk percakapan oleh dirinya
diperlukan oleh para mahasiswa sendiri yang menimbulkan respon dalam
untuk mengikuti kelas online, dirinya sendiri, dan bila seseoramg
kebanyakan para dosen mempunyai respon itu dalam dirinya, ia
menghubungi atau memberi mempunyai apa yang disebut pikiran
informasi kepada mahasiswa (Mead, 1934/1962:267). Pada khususnya
melewati salah satu platform seperti tentang pikiran (mind), dapat juga
WhatsApp dan Google Classroom. melibatkan gagasan mengenai konsep diri.
Dengan begitu para mahasiwa akan Konsep diri disini yang dimaksud ialah
menjadi lebih mudah untuk pandangan kita mengenai siapa diri kita
mendapatkan informasi perihal dan itu hanya bisa diperoleh lewat
perkuliahannya. Tidak hanya itu, informasi yang diberikan orang lain
banyak para dosen yang kepada kita, yang dimana berkomunikasi
memanfaatkan Youtube dan dengan orang lain kita dapat belajar bukan
Instagram sebagai media saja mengenai siapa kita, namun juga
pengumpulan tugas, contohnya bagaimana kita merasakan siapa kita. Jika
seperti membuat pampflet, video kita mencintai diri kita bila kita telah
singkat dan video panjang sekalipun. mencintai orang lain dan kita percaya diri
Selain memanfaatkan media sosial kita telah dipercaya orang lain(Dedy,
dengan baik di masa pandemi ini, 2001).
juga dapat menumbuhkan rasa Diri adalah kemampuan menerima
kreatifitas pada setiap mahasiswa. diri sendiri sebagai subjek maupun objek.
Mahasiswa disini bisa menjadi subjek
karena dia pengguna media sosial. berinteraksi secara simbolik,
Mahasiswa sebagai subjek jika ia memiliki esensi kebudayaan, saling
pengguna media sosial seperti halnya berhubungan, bermasyarakat dan
memnfaatkan media sosial sebagai digital memiliki buah pikiran. Setiap bentuk
literasi, sebagai alat menyambung interaksi sosial dimulai dan berakhir
silaturahim dan meningkatkan dengan mempertimbangkan diri
pengetahuan. manusia. Maka dari itu interaksi
Jadi dapat disimpulkan bahwa yang dilakukan para mahasiswa
hubungan teori interaksionisme simbolik UINSA lewat media sosial juga
dengan penggunaan media sosial sangat termasuk interaksi simbolik. Karena
erat, apalagi di era sosial media seperti ini dengan itu mereka tetap dapat
dimana banyak para mahasiswa yang komunikasi dengan lancar meskipun
menggunakannya serta sekarang dengan jarak jauh sekalipun. Setiap
komunikasi mengalami banyak perubahan individu pasti akan terlibat relasi
karena perkembangan teknologi. dengan sesamanya. Maka, tidaklah
Interaksionisme simbolik tetap dapat heran bila kemudian teori interaksi
digunakan untuk mempelajari mahasiswa simbolik lebih sering digunakan
yang terlibat dalam komunikasi sampai dibanding teori-teori sosial lainnya.
kapanpun. Bahkan ketika komunikasi Interaksi itu juga
masih berlangsung, pemahaman dasar membutuhkan symbol-simbol
interkasionisme simbolik tetap bisa tertentu. Umumnya seperti symbol
menjadi alat ukur pertukaran makna dan bahasa, tulisan dan symbol lainnya
simbol. Seperti halnya yang dikatakan oleh yang bisa dipakai serta bersifat
George Herbert Mead bahwa komunikasi dinamis dan unik. Yang dimana
merupakan aktivitas paling manusiawai dengan keunikan dan dinamika
dengan memanusiakan manusia. siimbol ini dalam proses interaksi
Menurut Fisher, interaksi sosial menuntut manusia harus lebih
simbolik adalah teori uang melihat kritis, peka, aktif dan kreatif dalam
realitas sosial yang diciptakan menginterpresitasikan symbol-
manusia. Sedangkan manusia sendiri simbol yang muncul dalam interaksi
mempunyai kemampuan untuk sosial. Umumnya, seperti orang jika
menyebrang jalan raya, dengan membutuhkan salah satu platform
reflek dia akan memberikan symbol yang sering digunakan ialah
kepada pengendera yang lewat WhatsApp. Melakukan pembelajaran
dengan mengkat satu tangannya daring menggunakan WhatsApp
sembari jalan cepat. Begitu juga jika umumnya para kosma membuat grup
menggunakan media sosial, biasanya percakapan yang isinya mahasiswa
pengguna media sosial seperti dan dosen pengajar agar lebih efektif
platform WhatsApp jika sedang jika ada informasi tentang
melalukan chating dengan orang lain pembelajaran. Tetapi terkadang di
dan hal itu membuatnya tertawa dia variasi menggunakan Google meet
akan mengirim stiker tertawa atau beberapa menit lalu dilanjut dengan
emoticon tertawa juga. Seperti yang siskusi di Google classroom. Hal
dikatakan salah satu mahasiswa tersebut terjadi karena semakin
UINSA Zuliaika, bahwa jika kita canggihnya teknologi saat ini, belajar
mengunggah video lucu yang melalui media sosial. Bahkan pada
membuat orang tertarik melihatnya saat pandemi seperti ini, para dosen
dan mendapat banyak perhatian dari dituntut untuk lebih kreatif lagi
orang lain, dengan memberi like atau bagaimana agar pemebelajaran tidak
komentar maka itu juga disebut terasa membosankan, biasanya para
dengan interaksi simbolik. dosen menyelinginya dengan
bermain game yang mnegasah
Kesimpulan pengetahuan juga jadi para
Penggunaan media sosial di mahasiswa pun juga ikut andil dalam
UINSA sangat berkembang pesat pembelajaran tersebut yang dimana
dikarenakan masa pandemi ini. Oleh hak ini juga bisa disimpulkan dengan
karena itu, banyak mahasiswa yang pendekatan teori interaksionisme
menggunakan media sosial, tidak simbolik.
hanya itu para dosen pun juga Interaksionisme simbolik adalah
menggunakannya guna melakukan teori yang melihat realitas sosial
pembelajaran daring. Pembelajaran yang diciptakan manusia. Sedangkan
daring yang dilakukan mahasiswa manusia sendiri mempunyai
kemampuan untuk berinteraksi media sosial. Jadi, tepatkanlah pada
secara simbolik, memiliki esensi kondisi yang sedang terjadi juga.
kebudayaan, saling berhubungan,
bermasyarakat dan memiliki buah Referensi
pikiran. Setiap bentuk interaksi Nasrullah, Rulli. 2015. Media Sosial;
sosial dimulai dan berakhir dengan Persfektif Komunikasi, Budaya, dan
mempertimbangkan diri manusia. Sosioteknologi.Bandung : Simbiosa
Interksi simbolik dalam ilmu sosial Rekatama Media.
khususnya komunikasi merupakan Gusti Ngurah Aditya Lesmana, Tesis:
teori dasar dan variannya mencakup Analisis Pengaruh Media Sosial
berbagai teori. Teori ini menganalisis Twitter Terhadap Pembentukan
segala gejala di masyarakat yang Brand Attachment (Studi: PT. XL
dimana interaksi ini juga AXIATA), ( Program Magister
membutuhkan symbol-simbol Manajemen, Fakultas Ekonomi,
tertentu. Universitas Indonesia). 10-11.
Penggunaan media sosial terlalu Andi, S,. Survei penggunaan media sosial di
sering akan membuat beberapa orang kalangan mahasiswa kota padang
menjadi lupa akan dunia nyatanya, menggunakan teori uses and
meskipun media sosial banyak sekali gratifications. Jurnal Dokumentasi
dampak positifnya tapi tadak dan Informasi. 40(2). 2019: 207-216.
menutup kemungkinan jika media George, R., & Douglas, J, G. Teori
sosial juga mempunyai dampak Sosiologi Modern (Jakarta: Kencana,
negatif, apalagi jika digunakan 2004).
secara berlebihan. Oleh karena itu, Mulyana, Dedy, Ilmu Komunikasi, Suatu
gunakanlah media sosial seperlunya Pengantar, Remaja Rosdakarya,
saja interkasi secara langsung lebih Bandung, 2001, 70
baik daripada interaksi secara tidak Atika, S., & Irwansyah. Kampanye
langsung. Namun, jika keadaaan kesehatan covid 19 di media sosial
mendesak dan harus melindungi diri dalam prespektif interaksionalisme
dari bahaya lebih baik menggunakan simbolik. Jurnal Ilmiah Indonesia.
6(2), 2021:5.
Yuli, R., Analisis Penyebaran Informasi Pembelajaran Online pada Masa
Pada Sosial Media. Jurnal ANUVA Pandemi Covid-19.FIKROTUNA,
Volume 2 (1):29-42, 2018. 11(01). 31 Juli 2020.
I Made,C., Ismirihah,A., Rival, M., https://doi.org/https://doi.org/10.328
Silaturahmi Melalui Media Sosial 06/jf.v11i01.3893
Perspektif Hadist,Jurnal AL- http://ejournal.kopertais4.or.id/madura/
HIKMAH Vol 3, No 2 (2021). index.php/fikrotuna/article/view/3893
Husain, Chaidar. 2014. Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalamPembelajaran di
SMA Muhammadiyah Tarakan
Husain. Jurnal Kebijakan dan
Pengembangan Pendidikan Volume
2, Nomor 2, Juli 2014; 184-192.
Dadi,A., Interaksi simbolik: Suatu
Pengantar, Jurnal Mediator Vol.9
No. 2 (2008).
Isa Anshori, Zahro'ul Illiyyin, Dampak
Covid-19 terhadap Proses
Pembelajaran di MTs Al-Asyhar
Bungah,Gresik. Islamic Manajement:
Jurnal Manajemen Pendidikan Islam,
3 (2), 31 Juli 2020

http://dx.doi.org/10.30868/im.v3i2.8
03,

http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.p
hp/jim/article/view/803
BUDI, S., & Anshori, I.. Analisis Efektifitas

Anda mungkin juga menyukai