Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Kasus Penyalahgunaan Narkotika Oleh Komika Coki Paradede


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : Sistem Hukum Indonesia
Dosen Pengampu : Masitah Efendi, M.Sosio

Disusun Oleh :
Ahmad Tanzil (10040320078)
Jasmine Fayi A (10010320012)
Risalahtus Sayidah (10040320098)
Rumyana (10040320100)
Ulfah Ariyanti (10020320073)

KELAS C
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kasus Penyalahgunaan Narkotika
Oleh Komika Coki Paradede” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Masitah Efendi, M.Sosio pada mata kuliah Sistem Hukum Indonesia. Selain itu, makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Kasus Penyalahgunaan Narkotika Oleh
Komika Coki Paradede para pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Masitah Efendi, M.Sosio selaku dosen mata
kuliah Sistem Hukum Indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tuban, 26 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN
A. Kronologi Penangkapan ........................................................................................ 2
B. Analisis Kasus ....................................................................................................... 2
C. Penyelesaian Kasus ................................................................................................ 3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................................ 4
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Saat ini pengguna narkotika di Indonesia diprediksi meningkat 11 persen.


Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Lembaga
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), angka penyalahgunaan narkoba di Indonesia mencapai
3.419.188 orang. Bagai dua sisi mata uang narkoba menjadi zat yang bisa memberikan
manfaat dan juga merusak kesehatan. Seperti yang sudah diketahui, ada beberapa jenis obat-
obatan yang termasuk ke dalam jenis narkoba yang digunakan untuk proses penyembuhan
karena efeknya yang bisa menenangkan. Namun jika dipakai dalam dosis yang berlebih, bisa
menyebabkan kecanduan. Penyalahgunaan ini mulanya karena si pemakai merasakan efek
yang menyenangkan.

Narkotika adalah zat atau obat baik yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi
sintetis yang menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, serta daya rangsang.
Sementara menurut UU Narkotika pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa narkotika merupakan zat
buatan atau pun yang berasal dari tanaman yang memberikan efek halusinasi, menurunnya
kesadaran, serta menyebabkan kecanduan. Obat-obatan tersebut dapat menimbulkan
kecanduan jika pemakaiannya berlebihan. Pemanfaatan dari zat-zat itu adalah sebagai obat
penghilang nyeri serta memberikan ketenangan. Penyalahgunaannya bisa terkena sanksi
hukum.

Penyalahgunaan narkotika di Kalangan Artis atau public figur Indonesia semakin


meningkat. Salah satu public figure yang belakangan ini terkena kasus penyalahgunaan
narkotika yaitu komika Coki Paradede. Ia ditangkap polisi dalam kasus narkotika jenis sabu.
Hal itu tentu saja membuat daftar public figure Indonesia yang terkena kasus narkotika
menjadi bertambah. Makalah ini akan membahas tentang bagaimana kronologi kejadian
penangkapan kasus narkotika oleh coki paradede, bagaimana analisis kasus, dan penyelesaian
kasus tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kronologi penangkapan kasus narkotika yang dilakukan oleh komika coki
paradede?
2. Bagaimana analisis kasus yang dilakukan terhadap komika coki paradede?
3. Bagaimana penyelesaian kasus narkotika yang dilakukan oleh komika coki paradede?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui kronologi penangkapan kasus narkotika yang dilakukan oleh


komika coki paradede
2. Untuk mengetahui analisis kasus terhadap komika coki paradede
3. Untuk mengetahui penyelesaian kasus narkotika yang dilakukan oleh komika coki
paradede
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kronologi Kejadian Penangkapan

Komedian atau yang lebih dikenal dengan sebutan komika Reza Pardede alias Coki
Pardede ditangkap oleh polisi terkait kasus dugaan penyalahgunaan narkoba. Penangkapan
terjadi di Komplek Foresta Cluster Fiore, Cisauk, Tangerang Selatan pada Rabu (1/9/2021).
“Berdasarkan informasi dari masyarakat pada hari Rabu tanggal 1 September 2021 sekitar
pukul 13.00 WIB di alamat sesuai TKP sering dilakukan penyalahgunaan narkotika jenis
sabu," bunyi rilis yang diterima Suara.com, Kamis (2/9/2021). Selanjutnya, penyelidik
menindaklanjuti laporan tersebut. Saat menyelidiki lokasi yang dilaporkan, Reza
Paradede alias Coki Pardede diamankan karena kedapatan ditemukan barang bukti sabu di
lokasi.

"Kemudian pada hari Rabu Tanggal 1 September 2021 sekitar pukul 17.00  WIB tim
mengamankan satu  orang yang berada di TKP. Lalu diinterogasi mengaku bernama sdr.
Reza Pardede yang selanjutnya dilakukan penggeledahan badan dan tempat ditemukan
barang bukti sesuai yang di sebutkan di atas." Coki Pardede pun koperatif saat diinterogasi
kepolisian. Sahabat Tretan Muslim itu mengaku mendapatkan sabu dari temannya. Kemudian
setelah diinterogasi sdr. Reza Pardede (tersangka satu) mengaku mendapatkan narkotika jenis
sabu dari sdr. Welly (tersangka dua) yang berada di Apartemen Gateway." Kabar
penangkapan tersebut pun sudah dikonfirmasi oleh Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes
Pol Yusri Yunus. Namun, keterangan lebih jelasnya akan disampaikan dalam rilis. "Ya saya
mengiyakan dulu saja, nanti saja nanti (jelasnya) saat rilis," ujar Kombes Pol Yusri Yunus di
Polda Metro Jaya, Kamis (2/9/2021).

Reza Pardede atau lebih dikenal sebagai Coki Pardede, adalah komika dan aktor
berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan salah seorang kontestan ajang pencarian bakat Stand
Up Comedy Indonesia Season 4 yang diselenggarakan oleh Kompas TV. Bersama Tretan
Muslim, ia aktif membuat konten di Majelis Lucu Indonesia (MLI). Coki Pardede sendiri
sempat tersandung kasus dugaan penistaan agama Islam. Hal itu dipicu saat dia membuat
konten masak daging babi dan dia membuat celetukan yang dianggap menistakan agama.
Lelaki 33 tahun ini sempat vakum sejenak dari dunia hiburan Tanah Air atas kasus ini.

B. Analisis Kasus

Narkotika merupakan zat atau obat yang sangat bermanfaat dan diperlukan untuk
pengobatan penyakit tertentu. Namun, jika disalahgunakan atau digunakan tidak sesuai
dengan standar pengobatan dapat menimbulkan akibat yang sangat merugikan bagi
perseorangan atau masyarakat khususnya generasi muda. Polisi menetapkan Komika Coki
Pardede tersangka kasus narkoba penyalahgunaan narkotika dengan ancaman hukuman enam
tahun penjara. Namun, Coki masih memiliki hak untuk mengajukan rehabilitasi yang nanti
akan ditindaklanjuti dengan asesmen dari Badan Narkotika Nasional (BNN).Sulistyo
(Pengacara Coki Paradede) pun menjelaskan bahwa pihak BNN dan penyidik akan
membentuk Tim Assemen Terpadu (TAT) yang akan mengecek asesmen hukum dan medis
kepada Coki. Hal itu bertujuan untuk mengetahui apakah Coki termasuk ke dalam pemakai,
pengedar, atau bandar. Semua tata persyaratan teknis asesmen untuk rehabilitasi, lanjut
Sulistyo, mengacu sesuai Surat Edaran Mahkamah Agung No 4 Tahun 2010. Salah satunya,
batas maksimal barang bukti harus kurang dari satu gram untuk narkotika jenis sabu dan
tersangka bukanlah seorang pengedar. Dalam kasus ini Coki ditetapkan sebagai pemakai,
seperti yang dikatakan oleh Kasat Narkoba AKBP Pratomo Widodo di Kantornya,
Tangerang, pada hari Sabtu bahwa saudara Coki ini kalau lihat dari kronologis
pengungkapannya, ini pengguna, dia pecandu. Dia sebagai korban dari narkoba, bandarnya
sudah didapat, dan proses penyidikan masih terus berjalan.

Ahli forensic Reza Indragiri menyatakan bahwa Coki melakukan penggunaan narkoba
dengan menyuntikkannya pada anusnya dengan alas an agar tidak dapat terdeteksi oleh para
aparat. Efek sabu yang digunakan Coki menyebabkan ia menghindar dari orang lain serta
dengan penyalahgunaan narkoba ini dapar kita ketahui bahwa menjadi seorang komika
tidaklah mudah. Karena dengan ia menngunakan narkoba membuat ia tampak rileks dan
gembira membuat ia menemukan ide-ide untuk materi komedinya. Keputusan akhirya dari
kasus ini Coki Pardede mendapatkan rekomendasi dari BNN untuk di rehabilitas bersama
dengan kurir yang bernama Willy. Coki dipindahkan ke pusat rehabilitas RSKO Cibubur.

C. Cara Penyelesaian

Mengingat betapa dahsyatnya bahaya yang akan ditimbulkan oleh Narkoba dan betapa
cepatnya tertular para generasi muda untuk mengkonsumsi Narkoba, maka diperlukan upaya-
upaya konkrit untuk mengatasinya. Dalam upaya mencegah atau penanggulangan masalah
penyalahgunaan Narkoba dapat dilakukan melalui pendekatan-pendekatan dan beberapa cara,
adapun hal tersebut adalah :

1) Meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama dan keagamaan baik di sekolah
maupun di masyarakat. Bukan hanya itu, bahkan anak yang masih dalam kandungan Sang
Ibupun usaha mendidik anak tersebut sudah harus dilaksanakan yaitu dengan jalan kedua
orangtuanya selalu berakhlak dan berbudi baik, menyempurnakan ibadah, memperbanyak
bersedekah, membaca Al-Qur’an, berpuasa dan berdoa kepada Allah dengan tulus agar anak
yang akan lahir nanti dalam bentuk fisik yang sempurna dan merupakan anak yang berjiwa
shaleh.

2) Meningkatkan peran keluarga melalui perwujudan keluarga sakinah, sebab peran keluarga
sangat besar terhadap pembinaan diri seseorang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
anakanak nakal dan brandal pada umumnya adalah berasal dari keluarga yang berantakan
(broken home). Dan unit terkecil dari masyarakat adalah rumah tangga. Di sinilah tempat
pertama bagi anakanak memperoleh pendidikan perihal nilai-nilai sejak anak dilahirkan.
Maka dengan demikian orang tua sangat berperan pertama kali dalam mendidik, mengajar,
membimbing, membina, dan membentuk anakanaknya dengan memelihara kesejukan,
ketentraman, kesegaran, keutuhan memberikan kasih sayang, pengorbanan, perhatian, teladan
yang baik, pengaruh yang luhur.

3) Menanamkan nilai-nilai agama (iman dan ibadah), akhlak budi pekerti, disiplin dan
prinsip-prinsip luhur lainnya.

4) Melakukan kontrol, filter, pengendalian, dan koreksi seluruh sikap anak-anaknya secara
bijaksana baik di rumah maupun di luar dan keharmonisan rumah tangga sehingga anak-anak
merasa tenang, nyaman, aman, damai, bahagia, dan betah tinggal di tengah-tengah pergaulan
keluarga setiap hari. 5) Penanaman nilai sejak dini bahwa Narkoba adalah haram
sebagaimana haramnya Babi dan berbuat zina.

Selain itu ada beberapa metode untuk mengatasi dan mencegah pemberantasan narkoba
yaitu metode Promotif dan metode Preventif.

1. Promotif
Program promotif ini kerap disebut juga sebagai program preemtif atau program pembinaan.
Pada program ini yang menjadi sasaran pembinaanya adalah para anggota masyarakat yang
belum memakai atau bahkan belum mengenal narkoba sama sekali. Prinsip yang dijalani oleh
program ini adalah dengan meningkatkan peranan dan kegitanan masyarakat agar kelompok
ini menjadi lebih sejahtera secara nyata sehingga mereka sama sekali tidak akan pernah
berpikir untuk memperoleh kebahagiaan dengan cara menggunakan narkoba. Bentuk program
yang ditawrkan antara lain pelatihan, dialog interaktif dan lainnya pada kelompok belajar,
kelompok olah raga, seni budaya, atau kelompok usaha. Pelaku program yang sebenarnya
paling tepat adalah lembaga-lembaga masyarakat yang difasilitasi dan diawasi oleh
pemerintah.

2. Preventif
Program promotif ini disebut juga sebagai program pencegahan dimana program ini
ditujukan kepada masyarakat sehat yang sama sekali belum pernah mengenal narkoba agar
mereka mengetahui tentang seluk beluk narkoba sehingga mereka menjadi tidak tertarik
untuk menyalahgunakannya. Program ini selain dilakukan oleh pemerintah, juga sangat
efektif apabila dibantu oleh sebuah instansi dan institusi lain termasuk lembaga-lembaga
profesional terkait, lembaga swadaya masyarakat, perkumpulan, organisasi masyarakat dan
lainnya. Bentuk dan agenda kegiatan dalam program preventif ini:
a. Kampanye anti penyalahgunaan narkoba
Program pemberian informasi satu arah dari pembicara kepada pendengar tentang bahaya
penyalahgunaan narkoba. Kampanye ini hanya memberikan informasi saja kepada para
pendengarnya, tanpa disertai sesi tanya jawab. Biasanya yang dipaparkan oleh pembicara
hanyalah garis besarnya saja dan bersifat informasi umum.Informasi ini biasa disampaikan
oleh para tokoh asyarakat.Kampanye ini juga dapat dilakukan melalui spanduk poster atau
baliho.Pesan yang ingin disampaikan hanyalah sebatas arahan agar menjauhi penyalahgunan
narkoba tanpa merinci lebih dala mengenai narkoba.
b. Penyuluhan seluk beluk narkoba Berbeda dengan kampanye yang hanya bersifat
memberikan informasi, pada penyuluhan ini lebih bersifat dialog yang disertai dengan sesi
tanya jawab. Bentuknya bisa berupa seminar atau ceramah.Tujuan penyuluhan ini adalah
untuk mendalami pelbagai masalah tentang narkoba sehingga masyarakat menjadi lebih tahu
karenanya dan menjadi tidak tertarik enggunakannya selepas mengikuti program ini. Materi
dalam program ini biasa disampaikan oleh tenaga profesional seperti dokter, psikolog, polisi,
ahli hukum ataupun sosiolog sesuai dengan tema penyuluhannya.
c. Pendidikan dan pelatihan kelompok sebaya
Perlu dilakukan pendidikan dan pelatihan didalam kelompok masyarakat agar upaya
menanggulangi penyalahgunaan narkoba didalam masyarakat ini menjadi lebih efektif. Pada
program ini pengenalan narkoba akan dibahas lebih mendalam yang nantinya akan disertai
dengan simulasi penanggulangan, termasuk latihan pidato, latihan diskusi dan latihan
menolong penderita. Program ini biasa dilakukan dilebaga pendidikan seperti sekolah atau
kampus dan melibatkan narasumber dan pelatih yang bersifat tenaga profesional.
d. Upaya mengawasi dan mengendalikan produksi dan upaya distribusi narkoba di
masyarakat.
Pada program ini sudah menjadi tugas bagi para aparat terkait seperti polisi, Departemen
Kesehatan, Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Imigrasi, Bea Cukai, Kejaksaan,
Pengadilan dan sebagainya. Tujuannya adalah agar narkoba dan bahan pembuatnya tidak
beredar sembarangan didalam masyarakat namun melihat keterbatasan jumlah dan
kemampuan petugas, program ini masih belum dapat berjalan optimal.
Kesimpulan

Narkotika adalah bahan atau zat yang dapat memengaruhi kondisi kejiwaan psikologi
seseorang (pikiran, perasaan, dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan secara
fisik dan psikologi. Sedangkan psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintesis bukan Narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan
saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Faktor
penyebab penyalahgunaan narkoba dapat dibagi menjadi dua faktor, yaitu faktor internal
yang berasal dari dalam diri individu seperti kepribadian, kecemasan, dan depresi serta
kurangnya religiusitas, serta faktor eksternal yang berasal dari luar individu atau lingkungan
seperti keberadaan zat, kondisi keluarga, lemahnya hukum serta pengaruh lingkungan. Upaya
penanggulangan penyalahgunaan narkotika dan psikotropika dapat dilakukan melalui
beberapa cara seperti preventif seperti pembinaan dan pengawasan dalam keluarga, kuratif
seperti penyembuhan dengan medis atau dengan media lain, rehabilitatif agar korban tidak
kembali ketagihan dengan narkoba, dan represif melalui jalur hukum.
REFERENSI

https://bnn.go.id/pengertian-narkoba-dan-bahaya-narkoba-bagi-kesehatan/

https://bnn.go.id/persiapan-survei-prevalensi-penyalahgunaan-narkoba-tahun-2021/

https://www.suara.com/entertainment/2021/09/02/151248/kronologi-coki-pardede-ditangkap-
polisi-dalam-kasus-narkotika

https://news.detik.com/berita/d-5710396/analisis-pakar-soal-aksi-ekstrem-coki-pardede-
suntik-sabu-lewat-anal

http://pn-karanganyar.go.id/main/index.php/berita/artikel/997-pencegahan-penyalahgunaan-
narkotika

https://media.neliti.com/media/publications/225074-upaya-penanggulangan-penyalahgunaan-
nark-f9a7235e.pdf

Anda mungkin juga menyukai