Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PELAJAR PANCASILA

Rossy Erika Siregar


03.03.21.1567
Kampus Polbangtan Yogyakarta Magelang - Penyuluhan Peternakan dan Kesejahteraan Hewan
Jl. Magelang - Salatiga No.130, Area Sawah/Kebun, Tegalrejo, Kec. Tegalrejo, Kabupaten
Magelang, Jawa Tengah 58192

ABSTRAK

Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus menjadi spirit bagi setiap nadi kehidupan dari masyarakat dan kegiatan
yang konstitusional karena Pancasila dipandang sebagai media akulturasi dari bermacam-macam pemikiran
mengenai agama, pendidikan, budaya, politik, sosial,dan bahkan ekonomi. Perkembangan revolusi industri 4.0
sudah dapat dirasakan diberbagai negara. Revolusi industri 4.0 ini dapat membawa peluang sekaligus tantangan
terutama bagi masyarakat .Kemajuan media yang semakin pesat terlihat dengan perubahan media analogi menjadi
digital melalui kemampuan konvergensi media massa saat ini. Alhasil merubah wajah dan peradaban manusia yang
semula lamban dan perlu proses yang lama menjadi begitu mudah dan cepat. Dipahami bahwa dunia saat ini sudah
masuk era 4.0 dari era 3.0 dan 2.0, dimana informasi sudah terbagi dan tersimpan di dalam sistem data besar yang
dinamakan awan . Di satu sisi Facebook bisa digunakan untuk menambah teman dan jaringan dengan orang lain,
namun di lain sisi malah ada banyak kasus kejahatan yang disinyalir berasal dari Facebook ini,seperti kasus-kasus
yang mencuat saat ini tentang kasus penculikan, pemerkosaan dan lain-lain, yang banyak berasal dari
keserampangan penggunaannya. Namun pada kenyataannya, pengguna Facebook bukan berkurang malah bertambah
dari waktu ke waktu untuk bersosialisasi, terutama di kalangan remaja dan anak muda saat ini. Pada banyak kasus
sosial media banyak digunakan remaja saat ini untuk pamer aurat dan perilaku tidak senonoh yang menuju
pergaulan bebas. Klaim menyebutkan interaktivitas adalah istilah samar-samar bahwa lebih berkaitan dengan
menemukan solusi untuk masalah, kebutuhan untuk mengembangkan cara-cara baru untuk mengamati, desain, dan
mengevaluasi metode komunikasi, daripada yang dilakukannya dengan mengidentifikasi, karakteristik unik
sederhana yang dapat diberikan ke sistem tertentu. Dalam penelitian ini terlihat bahwa ada beberapa faktor yang
menjadi unsur yang dilihat dalam penggunaan sosial media, yakni; Kesamaan Karakteristik, Informasi, Prestige,
Media Transaksi, Citizen Journalism, Refreshing. Dari semua faktor tersebut ternyata hanya refreshing yang
menjadi jawaban dari para siswa-siswi sekolah menengah atas di di Jakarta yang menjawab kegunaan sosial media
bagi mereka.

Kata kunci : Pancasila. IPTEK, Media Sosial, Pelajar, Pergaulan

|PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PELAJAR PANCASILA Rossy Erika Siregar


PENDAHULUAN

Pancasila adalah ideologi bangsa menjadi begitu mudah dan cepat. Dipahami

yang harus menjadi spirit bagi setiap nadi bahwa dunia saat ini sudah masuk era 4.0

kehidupan dari masyarakat dan kegiatan dari era 3.0 dan 2.0, dimana informasi sudah

yang konstitusional karena Pancasila terbagi dan tersimpan di dalam sistem data

dipandang sebagai media akulturasi dari besar yang dinamakan awan (cloud).

bermacam-macam pemikiran mengenai Dengan demikian jelas,bahwa tidak

agama, pendidikan, budaya, politik, sosial, mungkin informasi tidak terbagi bagi orang

dan bahkan ekonomi (Amir, 2013). dengan sesama (share). Kondisi ini semakin

Perkembangan revolusi industri 4.0 nyata kebenarannya dengan kehadiran

sudah dapat dirasakan diberbagai negara. sekolah menengah atas an sosial atau sosial

Revolusi industri 4.0 ini dapat membawa media (social media) yang semakin

peluang sekaligus tantangan terutama bagi membuat orang mudah berinteraksi dan

masyarakat (Sarjun dan Mawarni, berhubungan dengan orang lain satu dengan

2019) .Kemajuan media yang semakin pesat yang lain. Keberadaan sekolah menengah

terlihat dengan perubahan media analogi atas dan sosial sebagai wahana bersosialisasi

menjadi digital melalui kemampuan dengan sahabat, keluarga, relasi, seolah-olah

konvergensi media massa saat ini. Alhasil membuat orang semakin dekat dan akrab

merubah wajah dan peradaban manusia yang satu dengan yang lain. Sudah banyak

semula lamban dan perlu proses yang lama sekolah menengah atas an sosial yang

|PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PELAJAR PANCASILA Rossy Erika Siregar


digunakan oleh pengguna (netters), seperti; senonoh yang menuju pergaulan bebas (Al

Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain. Allamah as-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah

Negara Indonesia ini begitu banyak bin Baz, 2009:23).

pengguna sekolah menengah atas

menggunaka jejaring sosial Facebook


Rumusan Masalah
dibandingkan yang lain. Di satu sisi
Apakah ada pengaruh sekolah menengah
Facebook bisa digunakan untuk menambah
atas sosial (Social Media) terhadap tingkat
teman dan jaringan dengan orang lain,
kepercayaan bergaul siswa-siswi sekolah
namun di lain sisi malah ada banyak kasus
sebuah sekolah menengah atas di Jakarta
kejahatan yang disinyalir berasal dari
pada kehidupan sehari-hari?
Facebook ini,seperti kasus-kasus yang
Tujuan
mencuat saat ini tentang kasus penculikan,
Adapun tujuan dari jurnal ini adalah untuk
pemerkosaan dan lain-lain, yang banyak
mengetahui bagaimana implemetasi
berasal dari keserampangan penggunaannya.
Pancasila sebagai paradigma pembangunan
Namun pada kenyataannya, pengguna
IPTEK di sekolah dimana pengaruh sekolah
Facebook bukan berkurang malah
menengah atas terhadap tingkat kepercayaan
bertambah dari waktu ke waktu untuk
bergaul siswa-siswi sekolah dalam
bersosialisasi, terutama di kalangan remaja
kehidupan sehari-hari, pemahaman siswa-
dan anak muda saat ini. Pada banyak kasus
siswi sekolah terhadap unsur apa yang
sosial media banyak digunakan remaja saat
paling diminati dalam bergaul dan
ini untuk pamer aurat dan perilaku tidak
menggunakan media sosial (social media).

|PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PELAJAR PANCASILA Rossy Erika Siregar


mengharapkan bahwa apa yang hendak

disampaikan kepada pihak lain dapat

dimengerti atau direspons oleh lawan bicara.


LANDASAN TEORI
Ketika berbicara tentang sosialisasi dan

Ada beberapa fungsi komunikasi, kepercayaan dalam bergaul maka ada

yakni;menyampaikan informasi (to inform), beberapa konsep dan teori yang digunakan,

menginformasikan atau menyampaikan yakni pemahaman tentang komunikasi sosial

suatu pesan yang mungkin belum diketahui itu sendiri. Komunikasi sosial adalah suatu

seseorang. Dengan lengkap, maka fungsi proses interaksi dimana seseorang atau suatu

komunikasi adalah pertama mendidik (to lembaga menyampaikan amanat kepada

educate), maksudnya komunikasi berfungsi pihak lain supaya pihak lain itu dapat

untuk mendidik atau membuat seseorang menangkap maksud yang dikehendaki

memahami dan mengerti tentang sesuatu. penyampai (Sutaryo, 2005 : 23).

Kedua menghibur (to entertain), Menurutnya jelas, bahwa unsur-unsur

Komunikasi berfungsi untuk menghibur atau komunikasi sosial adalah pertama;

membuat seseorang senang, suka, atau puas. komunikator yaitu pihak yang memulai

Ketiga mempengaruhi (to influence), komunikasi. Komunikator mungkin

Komunikasi berfungsi untuk mempengaruhi seseorang atau suatu institusi

orang dalam berpikir, bersikap dan bertindak


Komunikasi antarbudaya mengacu
(Effendy, 2002. 8). Ketiga fungsi tersebut
pada komunikasi pada orang-orang dari
adalah fungsi dasar komunikasi. Setiap
kultur yang berbeda, antara orang-orang
orang yang melakukan komunikasi

|PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PELAJAR PANCASILA Rossy Erika Siregar


yang memiliki kepercayaan, nilai, atau cara dimiliki masing-masing individu, misalnya

berperilaku kultural yang berbeda. Dewasa interaksi dalam hal kesukaan/hobby,

ini, komunikasi antarbudaya telah menjadi kesamaan karakteristik tertentu (orang

semakin penting karena meningkatkan kembar, bookaholic, indigo dan sebagainya)

mobilitas orang di seluruh dunia saling ataupun pernah berinteraksi dalam kurun

ketergantungan ekonomi di banyak negara, waktu tertentu dan dalam tempat tertentu,

kemajuan teknologi komunikasi, perubahan sehingga melahirkan nostalgia yang bisa

pola imigrasi, dan politik membutuhkan dirasakan bersama.Kedua menambah

pemahaman atas kultur-kultur yang berbeda. wawasan dan atau pengetahuan dengan

(Mulyana dan Rakhmat, 2001: 24). sarana information sharing dan comment,

misalnya pencurahan ide yang bisa diedit


Sekolah menengah atas sosial adalah
secara bersama melalui fasilitas comment
suatu struktur sosial yang dibentuk dari
dan atau jawaban dari masing-masing
simpul-simpul (yang umumnya adalah
catatan. Ketiga pencitraan atau memasarkan
individu atau organisasi) yang diikat dengan
diri secara artian positif, dalam hal ini juga
satu atau lebih tipe relasi spesifik seperti
berkaitan dengan prestige dan kemauan
nilai, visi, ide, teman, keturunan, dan lain-
untuk update teknologi informasi, misalnya
lain (Barnes,1954). Sekolah menengah atas
pada perkembangan seseorang yang ingin
sosial pada umumnya memiliki fungsi yang
menemukan pasangan hidup dan atau unjuk
dapat dimanfaatkan oleh pengguna dalam
kemampuan dalam hal teknologi informasi.
beberapa hal, seperti ; pertama memperluas
Keempat media transaksi dan pemikiran
interaksi berdasarkan kesamaan nilai yang

|PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PELAJAR PANCASILA Rossy Erika Siregar


dalam hal perdagangan, politik, budaya, para mahasiswa Universitas Harvard untuk

bahkan dimungkinkan juga pendidikan, saling mengenal. Mark Zuckerburg tidak

misalnya pengiriman draft harga barang, mengira bahwa sosial media untuk sesama

kesepakatan koalisi partai untuk publik, mahasiswa yang dia buat di sebuah kamar

eksplorasi dan orientasi adat daerah tertentu, asrama mahasiswa-siswi sekolah pada

dan e-learning untuk formal (universitas dan Februari 2004 menjadi sebuah fenomena.

sebagainya) dan nonformal (pengajian,


Pandangan remaja adalah pihak yang
profil dan motivator kewirausahaan). Kelima
labil dalam bersikap adalah alasan kuat,
dalam eskalasi lebih lanjut bisa juga sarana
bahwa pada pihak merekalah kerap
ini sebagai media intelijen, pengungkapan
penyelewengan dan sikap sembrono dalam
berbagai kasus kejahatan/ hukum, media
menggunakan sosial media terjadi. Sesuai
pertolongan (mencari anak hilang) dan
pendapat Kaplan (2014:618) bahwa inovasi
sarana Citizen Journalism. Keenam mungkin
kustomisasi massal dan penilaian
yang terakhir adalah sebagai media beratnya
pengalaman hidup, bila dilihat dari
beban pemikiran, misalnya melihat film
pemahaman penggunaan sosial media. Bila
lucu, penemuan baru, permainan/game dan
dilihat sosial media sebagai media massa,
lain sebagainya (Boyddan Ellison, 2007).
maka dari sisi efek media jelas, bahwa tidak

PEMBAHASAN ada pengaruh yang signifikan dari

penggunaan sosial media terhadap


Pada tanggal 4 Februari 2004,
kepercayaan dalam bergaul remaja yang
Facebook diluncurkan pertama kali oleh
dalam hal ini adalah siswa-siswi sebuah
Mark Zuckerburg sebagai tempat bagi dari

|PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PELAJAR PANCASILA Rossy Erika Siregar


sekolah menengah atas di Jakarta. Sesuai ternyata hanya refreshing yang menjadi

pendapat Levy (2009:23) disebutkan bahwa jawaban dari para siswa-siswi sekolah

ruang pengetahuan dan cosmopedia menengah atas di di Jakarta yang menjawab

meramalkan munculnya Wikipedia dan kegunaan sosial media bagi mereka.

mengantisipasi Wikinomics, dan khasiat Penelitian ini membuktikan kebenaran dari

bersama sistem pengetahuan terdistribusi. kajian penelitian mikro efek media, bahwa

Klaim menyebutkan interaktivitas adalah pengguna media tidak serta merta mengikuti

istilah samar-samar bahwa lebih berkaitan apa yang diinformasikan dan dipaparkan di

dengan menemukan solusi untuk masalah, dalam isi media tersebut (Rosengren dan

kebutuhan untuk mengembangkan cara-cara Palmgreen, 1985:30). Pada kenyataannya

baru untuk mengamati, desain, dan penelitian ini bisa membuktikan bahwa

mengevaluasi metode komunikasi, daripada siswa-siswi sekolah menengah atas di

yang dilakukannya dengan mengidentifikasi, Jakarta ini sudah memiliki dasar yang kuat

karakteristik unik sederhana yang dapat dari guru mereka akan bagaimana bergaul

diberikan ke sistem tertentu. Dalam dan bersosialisasi yang baik. Artinya bahwa

penelitian ini terlihat bahwa ada beberapa pendidikan dari guru tentang etika, budi

faktor yang menjadi unsur yang dilihat pekerti begitu kuat dibandingkan dari belajar

dalam penggunaan sosial media, yakni; di luar melalui media massa atau media

Kesamaan Karakteristik, Informasi, Prestige, elektronik yang marak saat ini. Namun

Media Transaksi, Citizen Journalism, dalam hal moral siswa, pengawasan

Refreshing. Dari semua faktor tersebut orangtua serta kedudukan guru sebagai

|PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PELAJAR PANCASILA Rossy Erika Siregar


pengajar tentu sangat berpengaruh pada ilmu pengetahuan dan teknologi harus sesuai

kesehatan jasmani dan rohani pelajar di dengan kemanusiaan, layak tidaknya untuk

Indonesia. diterapkan dalam kehidupan. Pola hidup

masyarakat kota yang menganut sistem


Kaitan Pancasila sebagai paradigma
individual menyebabkan pelajar kota kurang
pembangunan IPTEK dengan fenomena
memiliki pergaulan yang luas di dunia nyata
pengaruh sosial media terhadap pelajar
dibanding pergaulan di dunia maya.
di Jakarta
3. Sila ketiga mengenai persatuan Indonesia.
1. Sila pertama mengenai hakikat ketuhanan.
Masuknya era globalisasi baik ilmu
Artinya ilmu pengetahuan dan teknologi
pengetahuan maupun teknologi jangan
tidak melampaui atau menyisihkan hakikat
sampai membuat kesenjangan kita untuk
Tuhan sebagai pencipta semesta. Kita hanya
hidup bermasyarakat, bersatu, dan berpadu
bertugas memelihara dan mengembangkan
dalam memperjuangkan kemerdekaan
apa yang telah disediakan oleh Tuhan.
bangsa. Contohnya, masuknya teknologi
Pendidikan budi pekerti yang ditanamkan
canggih seperti HP, laptop, internet yang
pengajar maupun orangtua yang baik
digunakan sebagai media komunikasi jarak
menjadikan pelajar di Jakarta memahami
jauh tanpa harus bertatap muka. Efek
bahwa media sosial tidak lebih baik daripada
globalisasi memiliki dampak positif dan
hikmat yang dikaruniakan Tuhan kepada
negatif. Dampak positifnya, kita diberi
manusia
kemudahan untuk mengakses informasi
2. Sila kedua mengenai kemanusiaan yang
secara cepat. Hal ini sedikit banyak memberi
adil dan beradab. Artinya, pengembangan

|PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PELAJAR PANCASILA Rossy Erika Siregar


ruang bagi kita untuk berkembang dan lebih bahwa; Tidak adanya pengaruh yang

maju. Namun negatifnya, hal ini juga dapat signifikan antara penggunaan sosial media

membuat kesenjangan sosial dalam terhadap tingkat kepercayaan bergaul di

masyarakat semakin jauh karena kemajuan kalangan siswa-siswi sekolahdisebuah

teknologi selalu dapat dirasakan lebih oleh sekolah menengah atas di Jakarta. Dengan

pihak-pihak yang lebih kaya. demikian, dapat dikatakan bahwa hal ini

4. Sila Keempat mengenai kerakyatan yang menghilangkan dan meruntuhkan anggapan

dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam bahwa sekolah menengah atas sosial bisa

permusyawaratan perwakilan, meminta kita mengubah perilaku dan keterbukaan mereka

membuka kesempatan yang sama bagi dalam bergaul dan bersosialisasi di

semua warga untuk dapat mengembangkan masyarakat. Sarana sosial media hanya

IPTEK dan mengenyam hasilnya sesuai digunakan sebagai wahana refreshing siswa-

kemampuan dan keperluan masing – siswi sekolah saja bukan menjadi rujukan

masing. dan panduan mereka berperilaku. Perilaku

PENUTUP siswa siswi di sekolah menengah atas

1. Kesimpulan ternyata tidak terbuka sepenuhnya karena

Berdasarkan dari temuan penelitian mereka menyadari bahwa sosial media

ini tentang pengaruh sekolah menengah atas bukan patokan utama mereka dalam bergaul.

sosial terhadap tingkat kepercayaan bergaul

siswa-siswa di sebuah sekolah menengah 2. Saran

atas di Jakarta, maka dapat disimpulkan, 2.1.1. Kepada Pengajar

|PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PELAJAR PANCASILA Rossy Erika Siregar


Semua pihak tidak terlalu berlebihan memberikan arah dan panduan yang jelas

menganggap bahwa biang permasalahan peserta didik dalam berperilaku

pergaulan menyimpang pada siswa dan siswi

di sekolah bukan disebabkan karena 2.1.2. Kepada Siswa-siswi

penggunaan sekolah menengah atas sosial Sebagai generasi bangsa kita dapat menjadi

atau sosial media yang ada. Bahkan dari tangan kanan negara dalam

pendidik dan kalangan sekolah ada yang mengimplementasikan paradigma Pancasila

sampai trauma dalam penggunaan sosial sebagai pembangunan IPTEK dengan cara

media alhasil banyak sekolah menjadi cerdas berteknologi. Melatih diri untuk tidak

gaptek (Gagap teknologi) dalam menyikapi terfokus pada pengembangan zaman yang

tata pergaulan yang ada dalam kehidupan merugikan namun focus pada

nyata. Kesadaran pada melek sosial media di pengembangan diri akan kematangan pelajar

sekolah menengah atas an internet menjadi dalam hal spiritual, intelektual serta

perlu dan kebanyakan masalah yang ada emosional.

dalam penggunaan media komunikasi

tersebut adalah tidak bisanya siswa dan


DAFTAR PUSTAKA
siswi memisahkan antara kebenaran dan

kepalsuan yang ada. Oleh sebab siswa dan Amir, S. 2013. Pancasila as Integration
Philosophy of Education and National
siswi tidak menjadikan sosial patokan Character. International Journal of
Scientific & Technology Research. 2
mereka bersikap, di sinilah titik letak peran
(1) : 54-57
guru dan pendidik untuk dominan dalam Sarjun dan Mawarni. 2019. Indonesian
Journal Of Educational Counseling

|PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PELAJAR PANCASILA Rossy Erika Siregar


Pengembangan Intervensi Konseling International Conference. ICCCI 2009.
Naratif Berbasis Digital Dalam Wroclaw (Poland).
Menjawab Tantangan Era Revolusi Rosengren., K. Erik dan P. Palmgreen. 1985.
Industri 4.0. Indonesian Journal Of Media Gratification Research: Current
Educational Counseling. 3(3) : 211– Perspectives. Beverly Hills: Sage
216. Publication.
Abdul A., dan A. A A. Baz. 2009. Bahaya
pamer aurat dan pergaulan Bebas bagi
wanita. Jakarta : Pustaka Sumayah.
Effendy., dan O. Uchjana. 2002. Dinamika
Komunikasi . Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sutaryo. 2005. Sosiologi Komunikasi :
Perspektif Teoritik. Yogyakarta: Bumi
Intaran.
Mulyana., dan Deddy. 2007. Ilmu
Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Rakhmat, Jalaluddin. (2000). Psikologi
Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Boyd., Danah M., Ellison., Nicole B. 2007.
Social Network Sites : Definition,
History, and Scholarship. Journal of
Computer-Mediarted Communication.
13(1) : article 11
Kaplan., Andreas., and M. Haenlein. 2014.
Collaborative projects (Social Media
Application) : About Wikipedia, The
Free Encyclopedia. Business
Horizons.
Levy, A. 2009. Toward a Self-referential
Collective Intelligence: Some
Philosophical Background of the
IEML Research Program, First

|PENGARUH MEDIA SOSIAL BAGI PELAJAR PANCASILA Rossy Erika Siregar

Anda mungkin juga menyukai