ABSTRAK
Pancasila adalah ideologi bangsa yang harus menjadi spirit bagi setiap nadi kehidupan dari masyarakat dan kegiatan
yang konstitusional karena Pancasila dipandang sebagai media akulturasi dari bermacam-macam pemikiran
mengenai agama, pendidikan, budaya, politik, sosial,dan bahkan ekonomi. Perkembangan revolusi industri 4.0
sudah dapat dirasakan diberbagai negara. Revolusi industri 4.0 ini dapat membawa peluang sekaligus tantangan
terutama bagi masyarakat .Kemajuan media yang semakin pesat terlihat dengan perubahan media analogi menjadi
digital melalui kemampuan konvergensi media massa saat ini. Alhasil merubah wajah dan peradaban manusia yang
semula lamban dan perlu proses yang lama menjadi begitu mudah dan cepat. Dipahami bahwa dunia saat ini sudah
masuk era 4.0 dari era 3.0 dan 2.0, dimana informasi sudah terbagi dan tersimpan di dalam sistem data besar yang
dinamakan awan . Di satu sisi Facebook bisa digunakan untuk menambah teman dan jaringan dengan orang lain,
namun di lain sisi malah ada banyak kasus kejahatan yang disinyalir berasal dari Facebook ini,seperti kasus-kasus
yang mencuat saat ini tentang kasus penculikan, pemerkosaan dan lain-lain, yang banyak berasal dari
keserampangan penggunaannya. Namun pada kenyataannya, pengguna Facebook bukan berkurang malah bertambah
dari waktu ke waktu untuk bersosialisasi, terutama di kalangan remaja dan anak muda saat ini. Pada banyak kasus
sosial media banyak digunakan remaja saat ini untuk pamer aurat dan perilaku tidak senonoh yang menuju
pergaulan bebas. Klaim menyebutkan interaktivitas adalah istilah samar-samar bahwa lebih berkaitan dengan
menemukan solusi untuk masalah, kebutuhan untuk mengembangkan cara-cara baru untuk mengamati, desain, dan
mengevaluasi metode komunikasi, daripada yang dilakukannya dengan mengidentifikasi, karakteristik unik
sederhana yang dapat diberikan ke sistem tertentu. Dalam penelitian ini terlihat bahwa ada beberapa faktor yang
menjadi unsur yang dilihat dalam penggunaan sosial media, yakni; Kesamaan Karakteristik, Informasi, Prestige,
Media Transaksi, Citizen Journalism, Refreshing. Dari semua faktor tersebut ternyata hanya refreshing yang
menjadi jawaban dari para siswa-siswi sekolah menengah atas di di Jakarta yang menjawab kegunaan sosial media
bagi mereka.
Pancasila adalah ideologi bangsa menjadi begitu mudah dan cepat. Dipahami
yang harus menjadi spirit bagi setiap nadi bahwa dunia saat ini sudah masuk era 4.0
kehidupan dari masyarakat dan kegiatan dari era 3.0 dan 2.0, dimana informasi sudah
yang konstitusional karena Pancasila terbagi dan tersimpan di dalam sistem data
dipandang sebagai media akulturasi dari besar yang dinamakan awan (cloud).
agama, pendidikan, budaya, politik, sosial, mungkin informasi tidak terbagi bagi orang
dan bahkan ekonomi (Amir, 2013). dengan sesama (share). Kondisi ini semakin
sudah dapat dirasakan diberbagai negara. sekolah menengah atas an sosial atau sosial
Revolusi industri 4.0 ini dapat membawa media (social media) yang semakin
peluang sekaligus tantangan terutama bagi membuat orang mudah berinteraksi dan
masyarakat (Sarjun dan Mawarni, berhubungan dengan orang lain satu dengan
2019) .Kemajuan media yang semakin pesat yang lain. Keberadaan sekolah menengah
terlihat dengan perubahan media analogi atas dan sosial sebagai wahana bersosialisasi
konvergensi media massa saat ini. Alhasil membuat orang semakin dekat dan akrab
merubah wajah dan peradaban manusia yang satu dengan yang lain. Sudah banyak
semula lamban dan perlu proses yang lama sekolah menengah atas an sosial yang
Facebook, Twitter, Instagram, dan lain-lain. Allamah as-Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah
yakni;menyampaikan informasi (to inform), beberapa konsep dan teori yang digunakan,
suatu pesan yang mungkin belum diketahui itu sendiri. Komunikasi sosial adalah suatu
seseorang. Dengan lengkap, maka fungsi proses interaksi dimana seseorang atau suatu
educate), maksudnya komunikasi berfungsi pihak lain supaya pihak lain itu dapat
membuat seseorang senang, suka, atau puas. komunikator yaitu pihak yang memulai
mobilitas orang di seluruh dunia saling ataupun pernah berinteraksi dalam kurun
ketergantungan ekonomi di banyak negara, waktu tertentu dan dalam tempat tertentu,
pemahaman atas kultur-kultur yang berbeda. wawasan dan atau pengetahuan dengan
(Mulyana dan Rakhmat, 2001: 24). sarana information sharing dan comment,
misalnya pengiriman draft harga barang, mengira bahwa sosial media untuk sesama
kesepakatan koalisi partai untuk publik, mahasiswa yang dia buat di sebuah kamar
eksplorasi dan orientasi adat daerah tertentu, asrama mahasiswa-siswi sekolah pada
dan e-learning untuk formal (universitas dan Februari 2004 menjadi sebuah fenomena.
pendapat Levy (2009:23) disebutkan bahwa jawaban dari para siswa-siswi sekolah
bersama sistem pengetahuan terdistribusi. kajian penelitian mikro efek media, bahwa
Klaim menyebutkan interaktivitas adalah pengguna media tidak serta merta mengikuti
istilah samar-samar bahwa lebih berkaitan apa yang diinformasikan dan dipaparkan di
dengan menemukan solusi untuk masalah, dalam isi media tersebut (Rosengren dan
baru untuk mengamati, desain, dan penelitian ini bisa membuktikan bahwa
yang dilakukannya dengan mengidentifikasi, Jakarta ini sudah memiliki dasar yang kuat
karakteristik unik sederhana yang dapat dari guru mereka akan bagaimana bergaul
diberikan ke sistem tertentu. Dalam dan bersosialisasi yang baik. Artinya bahwa
penelitian ini terlihat bahwa ada beberapa pendidikan dari guru tentang etika, budi
faktor yang menjadi unsur yang dilihat pekerti begitu kuat dibandingkan dari belajar
dalam penggunaan sosial media, yakni; di luar melalui media massa atau media
Kesamaan Karakteristik, Informasi, Prestige, elektronik yang marak saat ini. Namun
Refreshing. Dari semua faktor tersebut orangtua serta kedudukan guru sebagai
kesehatan jasmani dan rohani pelajar di dengan kemanusiaan, layak tidaknya untuk
maju. Namun negatifnya, hal ini juga dapat signifikan antara penggunaan sosial media
teknologi selalu dapat dirasakan lebih oleh sekolah menengah atas di Jakarta. Dengan
pihak-pihak yang lebih kaya. demikian, dapat dikatakan bahwa hal ini
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam bahwa sekolah menengah atas sosial bisa
semua warga untuk dapat mengembangkan masyarakat. Sarana sosial media hanya
IPTEK dan mengenyam hasilnya sesuai digunakan sebagai wahana refreshing siswa-
kemampuan dan keperluan masing – siswi sekolah saja bukan menjadi rujukan
ini tentang pengaruh sekolah menengah atas bukan patokan utama mereka dalam bergaul.
penggunaan sekolah menengah atas sosial Sebagai generasi bangsa kita dapat menjadi
atau sosial media yang ada. Bahkan dari tangan kanan negara dalam
sampai trauma dalam penggunaan sosial sebagai pembangunan IPTEK dengan cara
media alhasil banyak sekolah menjadi cerdas berteknologi. Melatih diri untuk tidak
gaptek (Gagap teknologi) dalam menyikapi terfokus pada pengembangan zaman yang
tata pergaulan yang ada dalam kehidupan merugikan namun focus pada
nyata. Kesadaran pada melek sosial media di pengembangan diri akan kematangan pelajar
sekolah menengah atas an internet menjadi dalam hal spiritual, intelektual serta
kepalsuan yang ada. Oleh sebab siswa dan Amir, S. 2013. Pancasila as Integration
Philosophy of Education and National
siswi tidak menjadikan sosial patokan Character. International Journal of
Scientific & Technology Research. 2
mereka bersikap, di sinilah titik letak peran
(1) : 54-57
guru dan pendidik untuk dominan dalam Sarjun dan Mawarni. 2019. Indonesian
Journal Of Educational Counseling