Anda di halaman 1dari 4

Nama: Delia Nurusyifa

NPM: 210310200037
Humas Multi Budaya A

Tugas 2: Gap Between SubCulture and DomCulture

Kasus Rasisme Ras Asia di Negeri Paman Sam

Kasus rasisme terhadap orang-orang keturunan Asia di Amerika Serikat sudah terjadi sejak
dahulu dan beberapa diantaranya dipicu karena kejadian 9/11, perang dagang China, dan juga
yang sekarang ini sedang terjadi yaitu pandemi Covid-19.

Sejak adanya pandemi Covid-19 pada bulan Maret 2020 lalu, kasus rasisme dan serangan
yang dialami orang berketurunan Asia semakin meningkat. Wajah-wajah berkarakter Asia
Timur dijadikan sasaran amukan warga yang berasumsi liar bahwa mereka pantas disalahkan
atas penyebaran Covid-19. Orang Asia yang berada di sekolah, tempat kerja, transportasi
umum, hingga di lingkungan tempat tinggalnya pun mengalami beragam bentuk persekusi:
dilecehkan, dimaki-maki, dipukul, ditendang, diludahi, dan tindakan kekereasan lainnya.
Perlakuan rasis ini juga berdampak pada keberlangsungan bisnis di kawasan pecinan dan
kompleks pasar Asia, yang harus bertahan dari pengucilan oleh warga, di samping
menanggung kerugian ekonomi karena pemasukan merosot drastis.

Beberapa contoh nyata dari rasisme ini dialami oleh Rania seorang remaja asal Indonesia
yang sering dicemooh saat naik angkutan umum dengan perkataan “kembali ke negaramu!”,
“pembuat susah”, “pembawa virus”, dan perkataan ejekan lainnya. Lalu, terdapat juga
seorang imigran Thailand berusia 84 tahun di San Francisco, California yang meninggal
setelah didorong dengan kasar hingga jatuh saat jalan pagi. Pada Juli 2020, Crisanna Tang
yang sedang naik kereta bawah tanah di New York City diludahi dan diteriaki bahwa ‘orang
China telah menyebabkan virus’ oleh seorang pria bermasker. Dan masih banyak lagi
tindakan rasisme yang dialami oleh orang Asia khususnya pada masa pandemi Covid-19.

Situasi pandemi yang penuh dengan ketidakstabilan ini tidak bisa dipisahkan dari retorika
politis oleh Presiden AS kala itu, Donald Trump, yang seringkali menyudutkan otoritas China
atas penyebaran virus ke penjuru dunia. Sejak Maret 2020, Trump sudah mulai
mempopulerkan Covid-19 sebagai “virus Cina”, istilah yang dianggapnya “sama sekali tak
rasis” karena “asalnya memang dari Cina”. Di lain kesempatan, Trump mengejeknya dengan
nama “kungflu”. Sampai menjelang akhir jabatan, Trump masih menyerukan, “Ini salah
Cina”. Dengan menyebarkan persepsi tersebut, para pejabat telah memicu sentimental rasial
dengan mengobarkan rasisme serta tindakan pelecehan dan kekerasan secara terbuka terhadap
masyarakat Amerika keturunan Asia.

Kelompok advokasi Stop AAPI (Asian American Pacific Islander) Hate sudah menerima
sekiranya 3.800 aduan insiden kebencian terhadap warga Amerika keturunan Asia sejak awal
pandemi. Hampir 70 persennya adalah pelecehan verbal, sedangkan serangan fisik mencakup
11 persen. Pihak advokasi memperingatkan, statistik tersebut hanyalah sepotong kecil
penindasan yang dialami warga Amerika keturunan Asia, tetapi sudah cukup membuktikan
betapa rentannya keseharian etnis minoritas tersebut selama pandemi.

Dengan adanya masalah ini, pemerintah dan beberapa komunitas dari berbagai wilayah di AS
telah mengambil tindakan diantaranya adalah:

- Pemerintah dan Dewan Kota Philadelpia merilis pernyataan keprihatinan yang bertujuan
untuk mengecam retorika rasis dan xenofobia terhadap komunitas Asia dan Asia-Amerika di
tengan munculnya Covid-19 serta mengeluarkan selebaran yang berbunyi “Tindakan rasial
dan diskriminasi terhadap komunitas apapun adalah ilegal dan tidak dibiarkan di kota
Philadelphia.”

- Komunitas Asia dan ras lainnya menggelar kampanye anti kebencian terhadap Asia di Kota
New York yang dihadiri ribuan orang serta dihadiri pula oleh calon kandidat presiden AS saat
itu yang merupakan keturunan Asia, Andrew Yang.

- Selama pekan pertamanya menjabat, Presiden Joe Biden menandatangani tindakan eksekutif
yang pada dasarnya melarang penggunaan bahasa berbau rasisme di dalam pemerintah
federal.

- Anggota parlemen dan aktivis seperti Judy Chu, ketua Kaukus Asia Pasifik Amerika,
menyerukan lebih banyak perhatian dan sumber daya yang ditujukan untuk masalah ini serta
mendorong Departemen Kehakiman AS untuk memperluas upaya untuk melaporkan,
melacak, dan menuntut kejahatan rasial.
Menurut saya, tindakan pemerintah yang lebih menegaskan pelarangan tindakan rasisme
dalam lingkup pemerintahan sudah sangat tepat, karena pemerintah merupakan pusat
pandangan publik yang dapat memengaruhi opini publik terhadap suatu isu seperti rasisme.
Bila pemerintah mendukung tindakan anti kebencian dan rasisme terhadap berbagai ras, maka
otomatis masyarakat pun akan memandang dan menjadikan tindakan tersebut sebagai acuan
untuk bersikap terhadap isu yang terjadi.

Selain itu, sebaiknya pemerintah maupun pihak lainnya lebih menekankan kampanye anti
rasisme ini dengan cara personal approach kepada seluruh masyarakat Amerika dengan
memberikan pengertian dan edukasi tentang multikultural dan pentingnya untuk menegakkan
nilai moral serta menjaga kerukunan antar masyarakat di suatu negara agar saling merasa
nyaman ketika hidup berdampingan. Disamping itu, dengan menegakkan hukum serta lebih
memperketat peraturan tentang aksi rasisme ini juga dapat menjadi solusi untuk menekan
angka tindakan rasisme yang terjadi pada komunitas Asia dan ras lainnya.

Masyarakat berketurunan Asia yang tinggal di Amerika Serikat pun harus membuktikan
kepada masyarakat lainnya bahwa orang Asia tidak seperti apa yang digambarkan oleh
persepsi negatif yang tersebar. Tunjukkanlah bahwa orang Asia merupakan orang-orang yang
ramah, tidak membeda-bedakan ras, dan memiliki self-potential yang tinggi. Saran lainnya,
agar lebih aman untuk beraktivitas, masyarakat dianjurkan untuk mengindari kerumunan bila
merasa tidak nyaman, tidak berpergian seorang diri, membawa barang dan uang tunai
secukupnya agar tidak menarik perhatian oknum untuk berbuat kejahatan, dan tetap waspada
akan lingkungan sekitar. Bila warga menjadi korban kejahatan apapun termasuk tindak
kekerasan yang berhubungan dengan rasisme, diharapkan untuk langsung melaporkannya ke
pihak berwajib atau ke Komisi Hubungan Masyarakat yang terdapat di kota tempat
tinggalnya masing-masing.
REFERENSI

Bbc.com. 2021. Kejahatan kebencian terhadap orang Asia-Amerika di AS meningkat: Dari


penghinaan hingga pembunuhan. Artikel Berita. Diakses pada 30 Maret 2021 dari
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-56249817

Sabiila, Syahidah. 2021. Miris! Ini Rentetan Serangan Terhadap Orang Asia di Amerika
Serikat. Artikel Berita. Diakses pada 30 Maret 2021 dari
https://news.detik.com/internasional/d-5490833/miris-ini-rentetan-serangan-terhadap-
orang-asia-di-amerika-serikat?single=1

Kinasih, Sekar. 2021. Sentimen Anti-Asia Terkait Erat Agresifnya Kebijakan Luar Negeri
AS. Artikel Berita. Diakses pada 30 Maret 2021 dari https://tirto.id/sentimen-anti-
asia-terkait-erat-agresifnya-kebijakan-luar-negeri-as-gbkK

Manan, Abdul. 2020. Badai Kebencian di Negeri Abang Sam. Artikel Berita. Diakses pada
30 Maret 2021 dari https://majalah.tempo.co/read/internasional/160209/rasisme-
terhadap-orang-asia-di-amerika-serikat-subur-di-masa-corona

Anda mungkin juga menyukai