Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

“Norma”

Oleh:

Nama : Firyal Qonita. AR


Kelas : VII F
No. Absen : 09
Guru Pengampu : Saerun, S.Pd

SMP NEGERI 1 MUARA BADAK


KALIMANTAN TIMUR
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya. Atas berkat rahmat dan hidayat-Nya serta berbagai
upaya, tugas makalah mata pelajara Pendidikan Kewarganegaran yang membahas
tentang Norma dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini, ditulis berdasarkan berbagai referensi


bacaan yang berkaitan dengan Norma. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih kurang sempurna. Untuk itu diharapkan berbagai masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaannya makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membawa manfaat untuk para
pembaca sekalian

Muara Badak, 2 Desember 2020

Firyal Qonita. AR
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...........................................................................................4
C. Tujuan dan Manfaat........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Pengertian Norma...........................................................................................6
D. Fungsi Norma..................................................................................................7
E. Ciri-ciri Norma................................................................................................7
F. Klasifikasi Norma...........................................................................................8
G. Upaya Mengatasi Pelanggaran terhadap Norma.......................................14
H. Penerapan Norma.........................................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................17
A. Kesimpulan....................................................................................................17
I. Saran...............................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan terlahir sebagai makhluk


individu. Namun, seiring dengan pertumbuhannya, kodrat manusia bergeser
menjadi makhluk sosial. Hal ini disebabkan manusia senantiasa
membutuhkan pertolongan dan bantuan manusia lainnya (Simanjuntak,
2007). Sebagai makhluk sosial dan hidup berkelompok dalam kehidupan
sehari-hari tentu tidak luput dari interaksi (Inah, 2013 ) dan bergaul dengan
manusia lainnya.

Dalam pergaulan dengan manusia lainnya, tiap-tiap manusia


mempunyai keinginan atau kepentingan sendir-sendiri. Ada manusia yang
mempunyai kepentingan yang sama, dan ada pula yang mempunyai
kepentingan yang berbeda. Bahkan, ada pula kepentingan yang bertentangan
satu sama lainnya. Pertentangan antara kepentingan manusia itu dapat
menimbulkan kekacauan masyarakar apabila dalam masyarakat tidak ada tata
tertib yang dapat menyeimbangkan usaha-usaha yang dilakukan masing-
masing pihak supaya memenuhi kepentingan mereka yang bertentangan itu
(Inah, 2013 ).

Oleh karena itu diperlukannya norma sebagai petunjuk hidup atau


aturan agar pemenuhan kebutuhan setiap manusia itu berjalan secara teratur,
tidak terjadi benturan-benturan antara kepentingan manusia yang satu dengan
kepentingan sesamanya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang akan dibahas


dalam makalah ini diantaranya sebagai berikut
1. Apa yang dimaksud dengan norma ?
2. Bagaimanakah ciri-ciri norma ?
3. Norma apa saja yang berlaku di masyarakat ?

C. Tujuan dan Manfaat

Adapun manfaat karya tulis ini, adalah dapat memberikan kajian yang
menarik dan dapat menambah wawasan keilmuan bagi para pembaca, serta
dapat berguna bagi banyak pihak sebagai tambahan referensi atau
perbandingan bagi studi-studi yang akan dating
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Norma

Norma adalah suatu ukuran yang harus dipatuhi seseorang dalam


hubungannya dengan sesama ataupun dengan lingkungan, istilah norma
berasal dari bahasa latin, atau kaidah dalam bahasa arab, dan sering juga
disebut dengan pedoman, patokan, atau aturan dalam bahasa Indonesia.
Dalam perkembangannya norma itu di artikan sebagai suatu ukuran atau
patokan bagi seseorang dalam bertindak atau bertingkah laku dalam
masyarakat. Jadi, inti suatu norma adalah segala aturan yang harus dipatuhi
(Farida, 2006).
Sementara menurut Burhan (2014) bahwa norma adalah serangkaian
sanksi bagi para pelanggarnya dan larangan yang dilengkapi sanksi bagi para
pelanggarnya kita sudah membahas mengenai nilai. Nilai umumnya
dijabarkan lebih lanjut menjadi norma. Dengan demikian, nilai menjadi
landasan pembentukan dan pembenar bagi norma.
Adapunpengertian norma menurut beberapa ahli sebagai berikut
(Burhan, 2014).
a. Norma adalah aturan-aturan dan harapan-harapan masyarakat yang
memandu perilaku anggota anggotanya (John J. Macionis, 1997).
b. Norma adalah standar perilaku yang mapan yang dipelihara oleh
masyarakat (Richard T. Schaefer & Robert P. Lamm, 1998).
c. Norma adalah aturan atau pedoman yang tentang bagaimana menyatakan
seseorang seharusnya bertindak dalam situasi tertentu (Craig Calhoun,
1997).
d. Norma adalah rancangan ideal perilaku manusia memberikan batas-batas
bagi anggota masyarakat dalam mencapai tujuan hidupnya yang (Broom
& Selznic).
e. Norma adalah prinsip atau aturan yang konkret, yang seharusnya
diperhatikan oleh warga masyarakat (Antony Giddens, 1994).

B. Fungsi Norma

Berikut adalah fungsi norma menurut (Burhan, 2014)


a. Mengatur tingkah laku masyarakat agar sesuai dengan nilai yang berlaku
b. Menciptakan ketertiban dan keadilan dalam masyarakat.
c. Membantu mencapai tujuan bersama masyarakat
d. Menjadi dasar untuk memberikan sanksi kepada warga masyarakat yang
melanggar norma

C. Ciri-ciri Norma

Norma menjadi peraturan dasar dalam kehidupan masyarakat. Norma


ada karena masyarakat. Dapat juga dikatakan masyarakat merupakan
pembentuk norma. Norma selalu dilaksanakan oleh individu atau kelompok
untuk mencapai ketertiban. Adapun ciri-ciri norma dalam masyarakat sebagai
berikut (kurniawati & Nuridha, 2020).
a) Hasil Kesepakatan Bersama
Norma merupakan hasil kesepakatan anggota masyarakat
Kesepakatan tersebut dapat berupa norma tertulis dan tidak tertulis. Oleh
karena hasil kesepakatan masyarakat, norma harus ditaati dan
dilaksanakan.
b) Tertulis dan Tidak Tertulis
Norma yang telah disepakati dapat berupa norma tertulis dan
tidak tertulis. Norma tertulis bersifat resmi seperti norma hukum. Adapun
norma tidak tertulis bersifat tidak resmi seper norma kebiasaan, tata
kelakuan, cara, dan adat istiadat
c) Adanya Sanksi
Salah satu ciri khusus norma adalah terdapat sanksi yang bersifat
mengikat. Daya ikat sanksi dalam norma berbeda-beda. Biasanya norma
tertulis memiliki sanksi lebih kuat daripada norma tidak tertulis.
d) Bersifat Dinamis
Norma bersifat dinamis menyesuaikan kebutuhan masyarakat
Oleh karena itu, norma selalu berubah menyesuaikan perubahan dalam
masyarakat. Perubahan norma menyebabkan perubahan pola perilaku
anggota masyarakat

D. Klasifikasi Norma

Ada berbagai macam norma dalam masyarakat yang wajib kita patuhi
agar tercipta kehidupan bersama yang tertib, teratur, aman, dan tenteram.
Macam-macam norma berlaku dalam masyarakat yaitu norma-norma
kesusilaan, kesopanan, agama, dan hukum. Bermacam-macam norma dalam
masyarakat tersebut tidak bertentangan satu sama lain, tetapi saling
melengkapi dan saling menguatkan dalam mewujudkan keadilan.

a. Norma Agama

Norma agama merupakan sekumpulan kaidah atau peraturan


hidup yang sumbernya dari wahyu ilahi. Norma agama ialah aturan hidup
yang harus diterima manusia sebagai perintahperintah, larangan-larangan
dan ajaran-ajaran yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa. Norma
Agama merupakan tuntunan hidup kearah jalan yang benar. Setiap
manusia harus melaksanakan perintah Tuhan dan meninggalkan apa yang
dilarang-Nya.Contoh pelaksanaan norma agama yaitu perintah untuk
melaksanakan ibadah sesuai dengan ajaran agamanya. Melanggar norma
agama sanksinya adalah dosa (Iskandar, 2017).

Norma agama bersifat abadi dan universal. Abadi berarti norma


agama berlaku selama manusia hidup di dunia, sedang universal berarti
norma agama berlaku untuk semua umat beragama (Faridy, 2009).
Norma agama tidak hanya mengatur peribadatan yaitu kehidupan
keagamaan yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha
Esa, tetapi juga memuat peraturan-peraturan hidup yang bersifat
kemasyarakatan. Peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dan
memberi perlindungan terhadap kepentingan diri, maupun harta
bendanya. Berikut ini adalah contoh norma agama (Iskandar, 2017)
 Melaksanakan ketentuan agama, seperti: membantu sesama manusia,
menghormati orang lain, tidak semena-mena terhadap orang yang
lemah.
 Menjauhi larangan agama, seperti: melakukan perjudian, minuman-
minuman keras, mencuri, berbuat fi tnah, membunuh, berbuat zina,
berbuat riba;
 Melaksanakan shalat/sembahyang, ibadah tepat pada waktunya.

Norma agama bagi pemeluk Agama Islam bersumber pada Al-


Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Umat Kristen dan Katolik
berpegang pada Alkitab. Umat Hindu berpegang pada Kitab Veda, umat
Budha berpegang pada Kitab Tripitaka. Kitan suci Agama Khonghucu
adalah Wu Jing (Kitab Suci yang Lima), Si Shu (Kitab yang Empat), dan
Xiao Jing (Kitab Bakti) (Iskandar, 2017).

Sebagai makhluk ciptaan-Nya yang sempurna, manusia


dilengkapi dengan akal dan pikiran. Manusia dapat memanfaatkan alam,
tetapi sekaligus bertanggungjawab untuk memelihara dan
melestarikannya. Manusia juga dituntut untuk menciptakan kebaikan dan
kebahagiaan dengan sesama manusia. Oleh karena itu, dengan
pelaksanaan norma-norma agama, akan tercipta kepatuhan manusia
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan keserasian antara manusia dengan
sesama maupun lingkungannya (Iskandar, 2017)

b. Norma Kesusilaan

Norma kesusilaan adalah peraturan hidup yang dianggap sebagai


suara hati sanubari manusia. Norma ini juga merupakan aturan hidup
tentang perilaku baik dan buruk. Aturan hidup ini berupa bisikan kalbu
atau suara batin yang diakui dan disadari oleh setiap orang sebagai
pedoman dalam berperilaku. Pedoman berperilaku ini dilakukan
berdasarkan kebenaran dan keadilan. Oleh karena itu, kita harus menaati
norma kesusilaan (Faridy, 2009).

Norma kesusilaan memberikan peraturan-peraturan kepada ma


nusia agar menjadi manusia yang sempurna. Dalam norma ke susilaan,
terdapat pula peraturan hidup seperti dalam norma agama. Norma
kesusilaan juga menetapkan baik buruknya per buatan manusia dalam
masyarakat karena sifatnya universal dan dapat diterima semua orang.
Norma kesusilaan merupakan norma yang pelak sanaannya erat sekali
dengan norma agama dan nilai-nilai lokal yang di anut suatu masyarakat.
Pelanggaran terhadap norma ini akan mendapatkan sanksi sosial, seperti
cibiran atau cemoohan masyarakat sampai diasingkan dari lingkungan
masyarakat (Faridy, 2009).

Contoh norma kesusilaan antara lain adalah berikut ini (Iskandar,


2017).
a. Hendaklah engkau bertutur kata dan bertindak jujur.
b. Berbuat baiklah terhadap sesama manusia
c. Janganlah engkau menyakiti perasaan sesamamu/
d. Janganlah membunuh sesamamu.

c. Norma Kesopanan

Norma kesopanan adalah norma yang bersumber dari masyarakat.


Norma kesopanan, yaitu aturan-aturan yang disepakati bersama, tentang
hal-hal yang pantas dan yang tidak pantas, sopan dan yang tidak sopan
dalam tata pergaulan sehari-hari suatu kelompok masyarakat. Norma
kesopanan terkait erat dengan tata kehidupan, budaya, adat istiadat, dan
kebiasaan-kebiasaan suatu kelompok masyarakat sehingga bersifat lokal
(berlaku setempat), tidak berlaku umum untuk seluruh dunia (Iskandar,
2017).
Oleh karena itu ada kemungkinan suatu tindakan tertentu
dipandang pantas dalam suatu kelompok masyarakat, namun dianggap
kurang pantas atau kurang sopan dalam lingkungan masyarakat yang
lain. Hal ini sesuai dengan peribahasa “Lain ladang lain belalang lain
lubuk lain ikannya”. Norma kesopanan yang memuat aturan tentang
pergaulan manusia dalam masyarakat tersebut, terlihat dalam tata cara
berpakaian, tata cara berbicara, tata cara berperilaku, tata cara bertamu,
tata cara menyapa orang lain, tata cara makan, dan sebagainya (Iskandar,
2017).

Sanksi bagi seseorang yang melanggar norma kesopanan adalah


tidak disukai, dicela atau dicemooh oleh masyarakat, bahkan bisa juga
dikucilkan (Iskandar, 2017). Contoh norma kesopanan antara lain:
1) Mengucapkan salam ketika bertamu.
2) Mencium tangan orang tua saat berpamitan.
3) Orang muda harus menghormati orang yang lebih tua
4) Berpakaian sopan
5) Bertutur kata sopan
6) Tidak berbicara sambil mengunyah makanan
7) Tidak meludah di sembarang tempat
8) Tidak menyela pembicaraan orang

d. Norma Hukum

Norma hukum adalah peraturan-peraturan yang dibuat oleh


negara, melalui badan-badan resmi negara yaitu lembaga-lembaga
negara. Isinya mengikat setiap orang warga negara untuk menaati. Jika
dilanggar maka akan dikenai sanksi oleh negara. Norma hukum berisi
larangan-larangan, dan perintah-perintah yang harus dipatuhi (Iskandar,
2017).
Menurut Kansil, norma hukum memiliki unsur-unsur sebagai
berikut (Faridy, 2009).
1) Aturan tentang perilaku manusia dalam pergaulan masyarakat.
2) Aturan dibuat oleh badan atau lembaga berwenang.
3) Aturan bersifat memaksa.
4) Sanksi bersifat tegas.
5) Aturan berisi perintah dan larangan.
6) Perintah harus ditaati dan larangan dijauhi setiap orang.

Contoh norma hukum:


1) Bersifat perintah: “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan
bermotor di jalan yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM)
sebagaimana dimaksud dalam pasal 77 ayat (1) dipidana kurungan
paling lama 4 (empat) bulan atau denda paling banyak Rp.
1.000.000,00 (satu juta rupiah)”
2) Bersifat larangan: “Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 28 ayat (1) dipidana dengan pidana penjara
paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”

Norma hukum dibuat untuk menciptakan ketertiban, keteraturan,


dan keadilan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Apabila seseorang melakukan pelanggaran norma hukum, ia akan
mendapatkan sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sesuai Pasal
1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945, Negara Indonesia adalah negara hukum. Dengan demikian norma-
norma hukum harus dijunjung tinggi dan ditaati agar tercipta kehidupan
bersama yang tertib, teratur, aman, dan damai. Norma hukum memiliki
sifat memaksa serta sanksi yang jelas dan tegas. Untuk melaksanakan
norma-norma hukum, negara memiliki aparat penegak hukum seperti
polisi, jaksa, dan hakim yang dapat memaksa seseorang agar menaati
hukum dan memberi sanksi bagi pelanggar hukum (Iskandar, 2017).

Maria Farida (2012) mengemukakan ada beberapa kategori norma


hukum dengan melihat bentuk dan sifatnya, yaitu:

a. Norma hukum umum dan norma hukum individual.

Norma hukum umum adalah suatu norma hukum yang


ditujukan untuk orang banyak (addressatnya) umum dan tidak
tertentu. Sedangkan norma hukum individual adalah norma hukum
yang ditujukan pada seseorang, beberapa orang atau banyak orang
yang telah tertentu.

b. Norma hukum abstrak dan norma hukum konkret.

Norma hukum abstrak adalah suatu norma hukum yang


melihat pada perbuatan seseorang yang tidak ada batasnya dalam arti
tidak konkret. Sedangkan norma hukum konkret adalah suatu norma
hukum yang melihat perbuatan seseorang itu secara lebih nyata
(konkret).

c. Norma hukum yang terus-menerus dan norma hukum yang sekali-


selesai.

Norma hukum yang berlaku terus menerus (dauerhaftig)


adalah norma hukum yang berlakunya tidak dibatasi oleh waktu, jadi
dapat berlaku kapan saja secara terus menerus, sampai peraturan itu
dicabut atau diganti dengan peraturan yang baru. Sedangkan norma
hukum yang berlaku sekali-selesai (einmalig) adalah norma hukum
yang berlakunya hanya satu kali saja dan setelah itu selesai, jadi
sifatnya hanya menetapkan saja sehingga dengan adanya penetapan
itu norma hukum tersebut selesai.
d. Norma hukum tunggal dan norma hukum berpasangan.

Norma hukum tunggal adalah norma hukum yang berdiri


sendiri dan tidak diikuti oleh suatu norma hukum lainnya, jadi isinya
hanya merupakan suatu suruhan tentang bagaimana seseorang
hendaknya bertindak atau bertingkah laku. Sedangkan norma hukum
berpasangan terbagi menjadi dua yaitu norma hukum primer yang
berisi aturan/patokan bagaimana cara seseorang harus berperilaku di
dalam masyarakat dan norma hukum sekunder yang berisi tata cara
penanggulangannya apabila norma hukum primer tidak dipenuhi
atau tidak dipatuhi.

E. Upaya Mengatasi Pelanggaran terhadap Norma

Penerapan norma merupakan upaya individu dalam menaati


peraturan yang berlaku dalam kehidupan masyarakat. Penerapan norma
kebiasaan, tata kelakuan, dan adat istiadat yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat dapat dilakukan melalui beberapa cara. Menurut
Koentjaraningrat, beberapa usaha yang harus dilakukan agar masyarakat
menaati aturan-aturan yang ada dalam lingkungan masyarakat sebagai berikut
(kurniawati & Nuridha, 2020).

a) Meyakinkan Masyarakat Pentingnya Norma

Setiap anggota masyarakat harus meyakini bahwa penerapan


norma memiliki tujuan baik. Terlebih dalam kebudayaan masyarakat
Indonesia yang masih memegang teguh adat istiadat. Apabila masyarakat
telah yakin pada kelebihan yang terkandung dalam norma, masyarakat
akan mematuhinya.

b) Memberi Ganjaran/Penghargaan kepada Warga yang Taat

Pemberian ganjaran/penghargaan berupa hadiah atau pujian dapat


memotivasi individu untuk tetap berperilaku sesuai nilai dan norma.
Sementara itu, pemberian hukuman dapat mengendalikan individu untuk
tidak melanggar aturan.

c) Mengembangkan Rasa Malu ketika Melakukan Pelanggaran

Pernahkah kalian berbuat salah ketika melakukan sesuatu?


Apakah kalian merasa malu setelah melakukannya? Rasa malu masih
menjadi bagian dari budaya masyarakat kita. Apabila seseorang masih
memiliki rasa malu, besar kemungkinan ia tidak akan mengulangi
perbuatan yang me langgar aturan. la akan jera dan tidak akan
mengulangi perbuatan yang menyimpang.

d) Mengembangkan Rasa Takut untuk Menyeleweng karena Adanya


Ancaman

Rasa takut tidak selalu bersifat negatif. Rasa takut terhadap sanksi
hukum merupakan sikap positif. Rasa takut terhadap sanksi dapat
menjauhkan seseorang dari pelanggaran nilai dan norma sosial Sebagai
contoh, rasa takut terkena denda tilang ketika tidak mengenakan helm
SNI. Contoh tersebut dapat menjadi alat pengendalian sosial

F. Penerapan Norma

Ada berbagai bentuk dan contoh penerapan norma-norma dalam


masyarakat. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Penerapan norma agama dapat dilakukan antara lain dengan hal-hal
berikut (Faridy, 2009)
 Rajin berdoa, msalnya Shalat lima waktu bagai yang beragama
Islam, rajin ke gereja pada hari Minggu bagi yang beragama Kristen
Protestan dan Katolik, rajin ke wihara bagi yang beragama Buddha,
dan rajin ke pura bagi yang beragama Hindu. Contoh lain, berdoa
sebelum dan setelah makan, sebelum tidur dan sesudah bangun tidur.
 Menghindari perbuatan yang dilarang oleh Tuhan seperti mencuri,
memfitnah, mendendam, melecehkan atau menghina orang lain,
melawan orang tua, berkelahi, dan mengadu domba.
2. Penerapan norma kesusilaan atau moral dapat dilakukan antara lain
dengan hal-hal berikut (Faridy, 2009).
 Memiliki sifat sabar, tidak cemburu, iri hati, dengk, dan egois.
 Memiliki sifat menghormati dan menolong sesama
3. Penerapan norma kesopanan dapat dilakukan antara lain dengan hal-hal
berikut (Farida, 2006).
 Berpakain sopan
 Berbicara dengan meggunakan bahaa yang sopan dan tidakr kasar.
 Tidak membunyikan klakson atau bel saat melintas sebuah kegiatan
keagamaan.
 Mengucapkan selamat pagi, siang, atau malam ssat mulai bertelepon.
4. Penerapan norma kebiasaan dapat dilakukan antara lain dengan hal-hal
berikut (Farida, 2006).
 Mengucapkan terima kasih saat menerima sesuatu dari orang lain.
 Menerima sesuatu dengan tangan kanan
 Mengucapkan kata permisi saat melintas diantara orang yang sedang
sedang berkumpul
5. Penerapan norma hukum dapat dilakukan antara lain dengan hal-hal
berikut (Faridy, 2009).
 Mematuhi peraturan-peraturan disekolah, rumah, dan lingkungan
sekitar
 Tidak bermain dijalan raya atau kebut-kebutan
 Meyebrang jalan melalui jembatan penyebrangan atau saat lampu
merah
 Memakai alat pengaman seperti helm saat berkendaraan
 Melaporkan ke pihak yang berwajib ketika mengetahui sesuatu
tindakan criminal, tidak main hakim sendiri.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Norma itu di artikan sebagai suatu ukuran atau patokan bagi seseorang
dalam bertindak atau bertingkah laku dalam masyarakat. Ciri-ciri norma
diantaranya yaitu hasil kesepakatan bersama, tertulis dan tidak tertulis,
adanya sanksi dan bersifat dinamis.

Ada berbagai macam norma dalam masyarakat yang wajib kita patuhi
agar tercipta kehidupan bersama yang tertib, teratur, aman, dan tenteram.
Macam-macam norma berlaku dalam masyarakat yaitu norma-norma
kesusilaan, kesopanan, agama, dan hukum. Bermacam-macam norma dalam
masyarakat tersebut tidak bertentangan satu sama lain, tetapi saling
melengkapi dan saling menguatkan dalam mewujudkan keadilan.

B. Saran

Seharusnya masyarakat kian menyadari pentingnya menaati norma


dalam kehidupan sehari-hari agar terciptanya kehidupan aman dan damai.
Juga perlunya menanamkan norma sejak dini agar jika dewasa nanti telah
terbiasa untuk menaati norma dan tidak terseretnya di dalam derasnya arus
globalisasi.
DAFTAR PUSTAKA

Burhan, A., 2014. Buku Ajar Etika Hukum. Yogyakarta: Deepublish.

Farida, M., 2006. Ilmu Perundang-Undangan Dasar-Dasar dan Pembentukannya.


Yogyakarta: Kanikus,.

Faridy, 2009. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:


Departemen Pendidikan Nasional.

Inah, E. N., 2013 . Peranan Komunikasi Dalam Pendidikan. Jurnal Al-Ta’dib,


Vol. 6 (No. 1), pp. 176-188.

Indrati S, M. F., 2012. Ilmu Perundang-undangan : Jenis,Fungsi, dan Materi


Muatan,. Yogyakarta: Kansius.

Iskandar, H., 2017. Tata Norma, Ketertiban Tercipta Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn) Paket B Setara SMP/MTs. Jakarta: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan.

Kurniawati, A. & Nuridha, S., 2020. Pendidikan Pancasila dan


Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas VII. Yogyakarta: Intan Pariwara.

Simanjuntak, P., 2007. Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMP/MTs Kelas VII.


Jakarta: Grasindo.

Anda mungkin juga menyukai