Sztompka, Bab 5; Fukuyama, The Modernization; Fukuyama, Trust; Fukuyama, The Great Distruption; Gidden, The Third Way and Its Critique. Perspektif Teori Modern
Asumsi Teori Modern
Aspek-aspek Modernitas Beberapa Tokoh Teoritisi Modern Anthony Giddens Francis Fukuyama Asumsi Teori Modern Beberapa definisi Modern: Menurut Giddens: “Modernitas mengacu pada mode kehidupan masyarakat atau organisasi yang lahir di Eropa pada Abad ke-17 dan sejak itu pengaruhnya makin menjalar ke seluruh dunia (dalam Sztompka, 2007: 82). Menurut Kumar: “Modernitas muncul antara abad ke-16 dan ke-18 dimulai di negara Eropa Barat- Laut, terutama Inggeris, Belanda, Perancis Utara dan Jerman Utara (Kumar, dalam Sztompka, 2007: 82) Perbedaan Tipe Masyarakat Menurut Weber: CIRI MASYARAKAT MASYARAKAT KAPITALIS AGRARIS TRADISIONAL Pemilikan Terikat pada status Pemilikan pribadi semua alat sosial turun temurun produksi dan pemusatan kekayaan berada di bawah kontrol usahawan Mekanisme Belum ada Mekanisme pekerjaan dengan Pekerjaan memanfaatkan teknologi. Proses produksi berdasarkan prinsip organisasi yang efektif, produktif & rasional Ciri Tidak bebas Tenaga kerja bebas bergerak dan (hubungan bebas menjual tenaganya sebagai Tenaga komoditi untuk mendapatkan upah perbudakan atau Kerja hamba pengolah dari pasar terbuka Perbedaan . . . Pasar Sangat dibatasi oleh rintangan pajak, Pedagan di pasar bebas tidak dibatasi oleh hambatan perampokan, terbatasnya tradisio-nal; pasar mengatur lembaga keuangan, & prinsip distribusi dan konsumsi transportasi yang buruk
Hukum Bersifat khusus,
penerapannya berbeda Penerapannya bersifat univer- sal. Hukum yang dapat diper- yang untuk kelompok sosial yang hitungkan memungkinkan berbeda. Penerapan meramalkan konsekwensi berlaku keputusan hukum bersifat kontrak dan pelaksanaan patrimonial hukum. Motivasi Untuk memuaskan Untuk mencapai keuntungan kebutuhan sehari-hari. maksimal. Motivasi pelaku utama Menrt Weber, kesempatan ekonomi adalah untuk untuk mendapatkan mencapai keuntungan penghasilah yang masik tertinggi. besar masih kurang menarik Aspek-aspek Modernitas
Kumar (dalam Sztompka, 2007: 85-86)
menyebutkan beberapa ciri modernitas: 1. Individualisme. John Nisbit dan Patricia Aburdance (1990) membicarakan “kemenangan individual” sebagai ciri utama era modern. 2. Diferensiasi. Munculnya spesialiasasi, penyempitan definisi pekerjaan akan memerlukan berbagai kecakapan, keterampilan,dan latihan Aspek . . . 3. Rasionalitas, artinya memiliki perhitungan 4. Ekonomisme, seluruh aspek kehidupan sosial didomunasi oleh aktivitas ekonomi, tujuan ekonomi, dan prestasi ekonomi. 5. Perkembangan. Modernitas cenderung memperluas jangkauan dan ruang, dan inilah yang dimaksud dengan proses globalisasi Beberapa Perubahan : Perubahan di Bidang Ekonomi
Perubahan yang terjadi di bidang
ekonomi, adalah: 1. Perubahan ekonomi yang sangat cepat; 2. Terjadinya pergeseran dari produksi agraris ke industri 3. Konsentrasi produksi ekonomi di kota & kawasan urban. 4. Penggunaan sumber daya tak bernyawa sebagai pengganti tenaga kerja manusia dan hewan Perubahan . . .
5. Penyebaran temuan teknologi ke seluruh
aspek kehidupan sosial. 6. Terbukanya pasar tenaga kerja berkompetisi bebas 7. Terkonsentrasinya tenaga kerja di pabrik dan perusahaan raksasa. 8. Pentingnya peran pengusaha, manajer dalam mengendalikan produksi. Perubahan di Bidang Politik 1. Peran negara makin besar, dalam mengatur dan mengordinir produksi, distribusi kekayaan, melindungi kedaulatan ekonomi, dll. 2. Mengembangkan pemerintahan berdasar- kan hukum yang mengikat pemerintah maupun warga negara; 3. Berkembangnya penggolongan warga negara; 4. Berkembangnya “organisasi birokrasi nasional” Fenomena di Bidang Kultur
1. Sekularisasi 2. Peran sentral ilmu melahirkan teknologi yang produktif; 3. Demokratisasi pendidikan 4. Munculnya kultur massa Fenomena dalam kehidupan sehari- hari:
1. Perluasan bidang pekerjaan dan
pemisahan dari kehidupan keluarga; 2. Pertumbuhan kemandirian dan pemisahannya dari kontrol sosial komunitas; 3. Pemisahan antara waktu untuk bekerja dan waktu untuk santai Teori-Teori Pergerakan Sosial Modern (dalam Haferkamp, 1994: 23-280)
Kriteria Konsep Sebab- Stabilis Efek Hub. Perbed Model
Perban asi Modern aan dingan moder sebab dari Proses nitas Pergerak pergera Pergera itas antara kan dgm Pergera an Sosial kan sosial Pergera kan Pendek baru sosial kan Sosial atan Baru Sosial Lama & Teori Baru
Tourni Moder Produksi Produksi Subyektifi Pergera- Pergerakan
sosial para industri & diri yang tas yang kan sosial aktor ne nitas distribusi menghan baru lama; memprod perma- mengejar = barang nen curkan memajuk kekuatan & uksi buda=anca individuali an mo- perubaha Masy. man bagi sasi, dernisasi otonomi, pergerakan n sosia yg Produ subyektifita pembatas sosial baru dipengaru mengejar ksi s an subyektifita hi kekuasaa olehnya s n negara Beberapa . . . yer Pokok 1. Ekspansi Kelanjuta Pasca Modernit pergerakan sosial lama Pasca Modernita negara; n dan modern man modernit as = dihubungkn s 2. Pengemb pengertia pergera mempro as dgn proses i perger 1.Terstruk industri n intensif kan kerja turisasi; pengetahu industrial, sosial ba dari ke- gerakan 2.Paroki-al an; pergeakan tiga sosial baru mencipt dalam 3. Media alasan dihubungkn pasca bentuk massa dgn proses tsb. modern baru pasca industri di luar kerja
irya Modernita Kekecewaan Tekanan
permanen Modernits Pergeraka Perbedaan Kekecew s= masy ekstrim, komperhe n sosial antara (rasiona an yg rasionalisasi atas kontra- nsif, tdk sep. pergerakan diferens pembanguna didiferensi & diferen- n-pengaruh dipengaru romantis lama & baru menuju asikan, siasi magis & hi magis, me & tdk menjadi modern dirasionali menge- diferensiasi rasional & eksotism masalah yg sasikan, & sampingkan yg diproduksi irasional, e membaw tdk beberapa oleh didiferens pada dipengaru kelompok rasionalisasi, iasi pengaru diferensiasi, hi magis magis pengaruh magis & (dedifer i). Toeri Modernitas & Ketidak adilan Sosial: Kriteria UNIT DIMENSI SEBAB PEMBAWA & DASAR PENGARUH & Perbandin ANALISI SOSIAL KETIDAK PERTUMBUHA KONSEKWEN gan S& KETIDAK- DIAGNOSA ADILAN N SOSIAL/ IS BARU SOSIAL KETIDAK KETIDAK PERIOD ADILAN ADILAM DLM MODERNITAS ADILAN E MODERNIS SOSIAL DLM Pendekat ANALISI ASI MODERNITAS n Teori S Goldthrop “Masyara Posisi Kelas Persistensi Trend dlm Aktor- - e kat dari sistem tindakan Barat” ketidak- ekonomi, sejak adilan sosial peningkatn akhir yang Perang berbeda Dunia II berbanding dengan penganggu ran Toeri Modernitas . . . Haferka Amerika Penerimaan Reduksi yg Aktor Aktor, Konflik- Serikat & sumber lebih besar tunggal tindakan & konflik mp Jerman daya, struktural atas ketidak dan Barat kekuatan adilan sumber massa, sejak Revolusi daya, mobilisasi Perancis penerimaan & sumber kekuatan di daya, Jerman Barat nilai & dari pada USA negosiasi Munch Masy. Komunal, Reduksi dari Alasan/ Aktor, Masyara AS sejak politik, ketidak-adilan ketidak- maksud, kat US Revolusi ekonomi, sosial, di adilan struktura terpecah Amerika subsistem Amerika, tetapi dlm l belah budaya ketidak adilan sistem dlm masih ada tradisiona kelompo l k sosial yang berbeda Anthony Giddens
Anthony Giddens, merupakan salah
seorang teoritisi modern yang awalnya banyak menulis secara kritis beberapa teoritisi sebelumnya. Pemikiran Anthony Giddens
Pemikiran yang mengemuka dari
Anthony Giddens adalah “The Third Way” atau “Jalan Ketiga”, studi politik dunia yang dipublikasikan pada tahun 1998. Konsep ini merupakan wacana politik global-kontemporer, yang mencuat ketika eskalasi politik mencuat ke permukaan dengan sangat pesat sekaligus kontroversial. Pemikiran . . . Wacana ini berangkat dari kerisauan Giddens menyaksikan kegagalan sosialisme di satu sisi dan keangkuhan kapitalisme di satu sisi dalam memperjuangkan peradaban. Menurut Giddens, baik sosialisme maupun kapitalisme justru berkembang dalam kerangka politik dunia yang saling menjatuhkan. Keduanya berakhir dengan pudarnya nilai kemanusiaan di tangan kaum proletar & borjuis Pemikiran . . . Untuk mengantarai konflik kegagalan tersebut, Giddens memformulasi “titik temu”. Konsep ini meneguhkan kembali wacana kemanusiaan sebagai mainstream masing-masing peradaban. “Jalan Ketiga” merupakan jalan terbaik menurut Giddens bagi konflik antar- peradaban demi lahirnya suatu tatanan politik dunia yang humanis-pluralis. Francis Fukuyama
Francis Fukuyama, lahir di Illionis,
Chicago pada 27 Oktober 1952. Terlahir dari etnis Jepang-Amerika. Ia seorang profesor, filosof dan juga pengarang. Saat ini sebagai Direktur Pengembangan Program Internasional di Paul H Nitze School of Advanced International Studies pada Universitas John Hopkins. Konsep Pemikiran Francis Fukuyama Pemikirannya dituangkan dalam berbagai karyanya, antaranya The End of History and The Last Man & Trust. Dalam The End of History and The Last Man, Fukuyama hendak menandaskan bahwa sesudah Perang Dingin, tidak akan ada lagi pertarungan antara ideologi besar. Bagi Fukuyama, sejarah telah berakhir dengan kemenangan kapitalisme dan demokrasi liberal Konsep . . . Fukuyama beranggapan, bahwa demokrasi liberal merupakan titik akhir evolusi ideologi manusia, sekaligus bentuk final pemerintahan manusia. Dalam bukunya Trust, The Social Virtues and Creation of Prosperity, Fukuyama menggambarkan permasalahan yang ada dalam analisis lintas budaya. Orang-orang digolongkan mengikuti Braithwaite (1998) sebagai Teoritisi Persamaan Identitas (Share Identity Teorist) Konsep . . . Elemen pertama tesis Fukuyama dari Trust termuat dalam definisi; bahwa Trust bermanfaat untuk ekonomi karena menekan biaya. Untuk mendukung hipotesisnya, Fukuyama mengajukan kategori masyarakat yang dikotomis: masyarakat high-trust dan masyarakat low-trust Contoh masyatakat high-trust antaranya: Jepang, Jerman, Amerika Serikat Contoh masyarakat low-trust adalah: China, Korea, Perancis dan Italia. Masyarakat low-trust dianggap lebih inferior dalam perilaku ekonomi.