Anda di halaman 1dari 2

Deanira Chikita Edelweis

21040113120034

KOTA PRA-INDUSTRI
Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan perkotaan.
Kekotaan menyangkut sifat-sifat yang melekat pada kota dalam artian fisikal, sosial,
ekonomi, budaya. Perkotaan mengacu pada areal yang memiliki suasana penghidupan dan
kehidupan modern dan menjadi wewenang pemerintah kota.Kawasan perkotaan adalah
kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan keegiatan
ekonomi. Kota adalah suatu wadah yang memiliki batasaan administrasi wilayah seperti
kotamadia dan kota administratif. Kota juga berarati suatu lingkungan kehidupan perkotaan
yang mempunyai ciri non agraris , misalnya ibukota kabupaen, ibukota kecamatan yang
berfungsi sebagai pusat pertumbuhan.

Menurut
Bintarto

dari segi

geografis

kota

diartikan

sebagai

suatu

sistim

jaringan

kehidupan yang ditandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan
strata ekonomi yang heterogen dan bercorak materialistis atau dapat pula diartikan sebagai
bentang budaya yang ditimbulkan oleh unsur-unsur alami dan non alami dengan gejalagejala pemusatan penduduk yang cukup besar dengan corak kehidupan yang bersifat
heterogen dan materialistis dibandingkan dengan daerah dibelakangnya. Sedangkan
menurut Max Weber kota adalah suatu tempat yang penghuninya dapat memenuhi
sebagian besar kebutuhan ekonominya di pasar lokalPerkembangan perkotaan terjadi dari
masa ke masa sesuai dengan peradabannya. Selama proses perkembangannya, kota
melewati beberapa tahapan yaitu masa pra-industri, masa industri, dan masa pasca-industri.
Masa Pra-Industri adalah suatu masa dimana organisasi sosial, politik dan budayanya
mencirikan keadaan asli belum tersentuh industri. Semua masih serba primitif dan sangat
menggantungkan kehidupan kepada alam. Hal ini disebabkan karena belum masuknya
teknologi ke dalam masyarakat. Keadaan di daerah perkotaan belum terlalu berkembang

Deanira Chikita Edelweis


21040113120034
karena masyarakat masih terpusat di pedesaan dan belum memiliki keinginan untuk hijrah
ke perkotaan. Di daerah perkotaan itu sendiri belum terdapat kemajuan-kemajuan teknologi
seperti sekarang ini. Pada jaman itu, daerah perkotaan hanya diartikan sebagai suatu
daerah yang merupakan pusat perdagangan dan pusat perekonomian daerah, tapi belum
memiliki kemajuan teknologi seperti saat ini. Masyarakat desa ke kota hanya untuk menjual
hasil pertanian dan peternakannya saja.
Masyarakat pada masa Pra-Industri ini biasanya bermata pencaharian utama di
bidang pertanian dan peternakan. Selain itu pembagian kerja relatif sederhana karena
belum adanya spesialisasi pekerjaan. Komunikasi antar komunitas juga sangat terbatas, hal
ini disebabkan sangat sedikitnya masyarakat desa yang ingin ke kota karena merasa di kota
tidak ada mata pencaharian yang menjanjikan dan tidak adanya perbedaan yang signifikan
dari keadaan di desa. Hal ini menyebabkan masyarakat lebih memilih tinggal di pedesaan
daripada di perkotaan. Hingga akhirnya terbentuklah masa dimana kota pada maa PraIndustri.
Kota Pra-Industri merupakan kota yang lebih berkembang dari kota kuno dimana
kota ini telah memiliki ciri seperti tahap agrikultural yang menonjol sehingga penduduk mulai
mengenal teknik bertanam yang baik. Perpindahan penduduk juga mulai terlihat, kebutuhan
di kota semakin beragam dengan berdatangannya kelompok masyarakat ke kota maka
pemukiman dikota semakin menonjol serta pembangunan fisik dan prasarana kota pada
kota ini menjadi lebih teratur dan meluas. Pola perkotaan di kota pra-industri memiliki gejala
yang biasa ditemui 4 pusat kegiatan seperti pusat pemerintahan, ruang publik (tempat
masyarakat berinteraksi), tempat beribadah, pasar tradisional (tempat distribusi barang dari
desa ke kota atau sebaliknya), dan tempat pemenuhan barang-barang kebutuhan seharihari bagi masyarakat desa dan kota. Keempat pusat kegiatan ini letaknya relatif berdekatan
dan itu merupakan kegiatan pokok dari suatu kota praindustri. Pada masa ini status
seseorang didasarkan pada keturunan/ascribed status, seseorang yang dilahirkan dari
kelompok bangsawan, serta merta ia memiliki status sebagai bangsawan. Dikarenakan
status dan strata sangat kuat dipertahankan oleh masing-masing kelompok strata maka pola
pemukiman

masyarakat

kota

pra-industri

ini

cenderung

berkelompok-kelompok

(pengelompokan berdasarkan status, etnis/suku bangsa, dan ragam pekerjaan).

Anda mungkin juga menyukai