Disusun Oleh :
KELOMPOK 5
DAFTAR ISI......................................................................................................................
A. Kesimpulan ......................................................................................................
B. Saran.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang kaya akan bahan galian (tambang). Bahan galian itu,
meliputi emas, perak, tembaga, minyak dan gas bumi, batu bara dan lain-lain. Bahan galian
ini dikuasasi oleh negara. Hak Penguasaan Negara berisi wewenang untuk mengatur,
mengurus dan mengawasi pengelolaan atau pengusahaan bahan galian, serta berisi kewajiban
untuk mempergunakannya sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penguasaan oleh negara
diselenggarakan oleh pemerintah.
Dalam pengusahaan bahan galian (tambang), pemerintah dapat melakukan sendiri
dan/atau menunjuk kontraktor apabila diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
yang tidak atau belum dapat dilaksanakan sendiri oleh instansi pemerintah.
Keberadaan perusahaan tambang di Indonesia kini banyak dipersoalkan oleh berbagai
kalangan. Ini disebabkan keberadaan perusahaan tambang itu telah menimbulkan dampak
negatif di dalam pengusahaan bahan galian. Dampak negatif dari keberadaan perusahaan
tambang adalah meliputi :
1. Rusaknya hutan yang berada di daerah lingkar tambang;
2. Tercemarnya laut;
3. Terjangkitnya penyakit bagi masyarakat yang bermukim di daerah lingkar tambang;
dan
4. Konflik antara masyarakat lingkar tambang dengan perusahaan tambang.
Walaupun keberadaan perusahaan tambang menimbulkan dampak negatif, akan tetapi
keberadaan perusahaan tambang juga menimbulkan dampak positif dalam pembangunan
nasional. Dampak positif dari keberadaan perusahaan tambang adalah :
1. Meningkatkan devisa negara;
2. Meningkatkan pendapatan asli daerah;
3. Menampung tenaga kerja; dan
4. Meningkatnya kondisi sosial ekonomi, kesehatan dan budaya masyarakat yang
bermukim di lingkar tamang.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan hukum petambangan dan lingkungan?
2. Apakah hubungan antara hukum pertambangan dan lingkungan?
3. Apakah dampak pertambangan bagi lingkungan fisik dan lingkungan sosial?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hukum pertambangan dan lingkungan
2. Untuk mengetahui hubungan antara hukum pertambangan dan lingkungan
3. Untuk mengetahui dampak pertambangan bagi lingkungan fisik dan lingkungan
sosial
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hukum Pertambangan dan Hukum Lingkungan
Pertambangan adalah kegiatan untuk mendapatkan logam dan mineral dengan cara
membongkar tanah.
Istilah hukum pertambangan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu mining
law. Hukum pertambangan adalah :
“hukum yang mengatur tentang penggalian atau pertambangan bijih-bijih dan mineral-
mineral dalam tanah” (Ensiklopedia Indonesia, tt : 1349).
Definisi ini hanya difokuskan pada aktivitas penggalian atau pertambangan bijih-bijih.
Penggalian atau pertambangan merupakan usaha untuk menggali berbagai potensi-potensi
yang terkandung dalam perut bumi. Di dalam deinisi ini juga tidak terlihat bagaimana
hubungan antara pemerintah dengan subjek hukum. Padahal untuk menggali bahan tambang
itu diperlukan perusahaan atau badan hukum yang megelolahnya. Definisi ini dapat kita baca
dalam Blacklaw Dictionary. Mining law adalah :
“the act of appropriating a mining claim (parcel of land containing precious metal in its
soil or rock) according to certain estabilished rule” (Blacklaw Dictionary, 1982 : 847).
Artinya, hukum pertambangan adalah ketentuan yang khusus yang mengatur hak
menambang (bagian dari tanah yang mengandung logam berharga di dalam tanah atau
bebatuan) menurut aturan-aturan yang telah ditetapkan.
Sedangkan lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan
nakhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan
perikehidupan dan kesejahteraan serta makhluk hidup yang lain.
Hukum lingkungan dalam literatur bahasa asing seperti Inggris : Environmental Law,
bahasa Belanda : Milieurecht, Jerman : Umweltrecht, Prancis : Droit de I’environment.
Hukum lingkungan dapat diartikan sebagai seperangkat aturan yang diajukan kepada
kegiatan-kegiatan yang yang memengaruhi kualitas lingkungan, baik secara alami maupun
buatan manusia.
Hukum pertambangan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan hukum lingkungan
karena setiap usaha pertambangan, apakah itu berkaitan dengan pertambangan umum
maupun pertambangan minyak dan gas bumi diwajibkan untuk memelihara kelangsungan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Hal ini, lazim disebut dengan pelestarian
fungsi lingkungan hidup (Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap perusahaan yang bergerak
dalam berbagai bidang kegiatan, khususnya di bidang pertambangan diwajibkan untuk
melakukan hal-hal berikut ini :
a. Melanggar baku mutu dan kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; dan
b. Melakukan impor limbah berbahaya dan beracun (Pasal 14 ayat (1) dan Pasal 21
Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Semua kewajiban itu harus dipenuhi oleh perusahaan dan larangan itu harus
diindahkannya. Seperti kita ketahui bahwa perusahaan pertambangan umum maupun
pertambangan minyak dan gas bumi pasti menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan
hidup, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Pertambangan minyak dan gas bumi pasti menimbulkan dampak penting terhadap
lingkungan hidup, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Kajian Risiko dan Keselamatan
Lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) UI disimpulkan
sebagai berikut.
“ keempat warga buyat tersebut positif mengandung merkuri di atas batas normal. Darah
keempat warga itu mengandung 9.51 sampai dengan 23.90 miligram merkuri per liter darah.
Jumlah ini melebihi ambang normal yang ditetapkan WHO pada tahun 1990, yaitu 5 sampai
dengan 10 miligram per liter”.
Pemeriksaan juga dilakukan oleh Pusat Laboratorium Forensik Polri. Hasil pemeriksaan
menunjukkan sebagai berikut.
“telah terjadi pencemaran lingkungan yang kadarnya melebihi ambang batas yang
ditetapkan oleh Menteri Lingkungan Hidup”.
Sebagai konsekuensi yuridis terhadap hasil pemeriksaan itu, Mabes Polri, yang
dinyatakan oleh Kabarekstrim Mabes Polri, Komjen Pol. Suyinto Landung Sudjono, meminta
PT. Newmont Minahasa Raya (NMR) untuk sementara menghentikan kegiatan pertambangan
di Desa Ratatotok, Teluk Buyat, Minahasa Sulawesi Utara. Ini telah ditemukan bahwa
perairan disekitar lokasi pertambangan emas itu telah terbukti telah mencemari lingkungan
sehingga menyebabkan banyak warga menderita gatal-gatal, pusing dan benjol-benjol di
bagian kepala. Disamping itu, pihak Mabes Polri telah menetapkan enam orang tersangka
dari PT. Newmont Minahasa Raya. Keenam tersangka itu adalah :
Pencemaran itu dilakukan dengan sengaja dan karena kealpaannya. Pencemaran yang
dilakukan dengan sengaja hukumannya lebih berat, sedangkan karena kealpaannya disajikan
dalam Tabel 1 dan 2.
Apabila tindak pidana dilakukan oleh atau atas nama suatu badan hukum, perseroan,
perserikatan, yayasan atau organisasi lain, ancaman pidana denda diperberat dengan sepertiga
(Pasal 45 Undang-Undang No. 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Ekonomi dibagi menjadi kegiatan Produksi, Distribusi dan Konsumsi. Daya rusak
tambang pada ekonomi setempat, merupakan penghancuran pada tata produksi, distribusi
dan konsumsi lokal.
Operasi pertambangan membutuhkan lahan yang luas, dipenuhi dengan cara menggusur
tanah milik dan wilayah kelola rakyat. Kehilangan sumber produksi tanah dan kekayaan
alam
c. Rusaknya tata distribusi, kegiatan distribusi setempat semakin didominasi oleh arus
masuknya barang dan jasa dalam komunitas.
Dibangun opini publik bahwa pertambangan akan membawa kesejateraan dengan
meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat setempat. Tetapi yang terjadi seperti
yang dikemukakan di atas, maka janji investor dan pemkab adalah peningkatan
ekonomi rakyat akan berubah roman menjadi kuli di negeri sendiri.
Tawaran akan pertambangan perlu dikaji secara cermat dengan melihat fakta-takta
yang sudah ada. Bukan dengan pragramtis lalu pertambangan disetujui, setelah itu
baru diakhiri dengan kekesalan.
Hukum pertambangan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan hukum lingkungan
karena setiap usaha pertambangan, apakah itu berkaitan dengan pertambangan umum
maupun pertambangan minyak dan gas bumi diwajibkan untuk memelihara kelangsungan
daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup. Hal ini, lazim disebut dengan pelestarian
fungsi lingkungan hidup (Pasal 1 angka 5 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup).
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurnah, karena masih
banyak kekurangan yang perlu kami perbaiki. Oleh karenanya, untuk memperbaiki dan
menyempurnakan makalah ini, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
sangat kami butuhkan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya untuk para
mahasiswa serta menjadi referensi.
DAFTAR PUSTAKA
Walhintt.wordpress.com