Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH HUKUM PERTAMBANGAN

“KAJIAN YURIDIS TENTANG MINERAL DAN BATUBARA”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Hukum Pertambangan”

DOSEN PENGAMPU:
RIFQI FEBRIAN, S.H., M.H

DISUSUN OLEH :
WULANDARI

213004010006

PROGRAM STUDI HUKUM


FAKULTAS HUKUM DAN EKONOMI BISNIS
UNIVERSITAS ADIWANGSA JAMBI
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi ALLAH SWT yang telah
memberikan keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kajian Yuridis Tentang
Mineral dan Batubara”tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan Makalah ini, penulis memiliki tantangan dan hambatan


dalam waktu bekerja dan kuliah akan tetapi dengan atas izin Allah penulis bisa
menyelesaikan Makalah ini. Oleh karena itu saya mengucapkan terima kasih
kepada pihak yang telah mendukung dalam pembuatan Makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan


Makalah ini. Maka dari itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan dari pembaca. Penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat
bagi siapa saja yang membacanya.

Jambi, 13 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3
A. Prinsip Hukum dan Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara
............................................................................................................................. 3
B. Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara Berorientasi Kerakyatan
yang Adil dan Makmur........................................................................................ 6
C. Tindak Pidana di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara..................... 8
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10
A. Kesimpulan .................................................................................................. 10
B. Saran ............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasal 33 Ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


menegaskan bahwa Negara memiliki kendali atas sumber daya alam, termasuk
tanah, air, dan kekayaan alam yang terdapat di dalamnya, dengan tujuan utama
untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, pemerintah berperan
sebagai pelaksana kebijakan negara dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber
daya alam guna memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi rakyat. Ini berarti
bahwa pemerintah adalah pemegang utama hak atas sumber daya alam dan
bertanggung jawab dalam mengoptimalkan pengusahaan dan pemanfaatan potensi
sumber daya alam. Konsep ini berbeda dengan negara-negara lain di mana individu
bisa memiliki hak atas sumber daya alam yang ditemukan di wilayah mereka,
sedangkan di Indonesia, sumber daya alam umumnya menjadi milik Negara.
Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam, seperti tambang emas, perak,
tembaga, minyak, gas bumi, batu bara, dan lainnya.1

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan


Batubara (UU Minerba) sebagai salah satu undang-undang yang terkait dengan
pengelolaan sumber daya alam. Sistem penguasaan dan pengelolaan terhadap
mineral dan batubara mengacu pada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945. Kekayaan alam
berupa mineral dan batubara dikuasai dan dikelola oleh negara untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.2 Mineral dan batubara adalah dua sumber daya alam
yang memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi dan industri sebuah
negara. Kedua bahan tambang ini memiliki dampak yang signifikan terhadap sektor
energi, lingkungan, serta kebijakan hukum dan regulasi yang mengaturnya. Kajian

1
Widowati, D.Y., Yurista, A.P., Rafael Edy Bosko, R.E. 2019. “Hak Penguasaan Atas Sumber
Daya Alam Dalam Konsepsi Dan Penjabarannya Dalam Peraturan Perundang-Undangan.” Journal
LEGISLASI INDONESIA 16 (2): hlm 148.
2
Pratama, Muhammad Reza Fadhil, Lego Karjoko, and Sapto Hermawan. 2023. “Analisis Yuridis
Pengaturan Reklamasi Pertambangan Batubara Pasca Perubahan Undang-Undang Mineral Dan
Batubara.” Jurnal Discretie 4 (1): hlm 203.

1
yuridis tentang mineral dan batubara menjadi esensial untuk memahami
kompleksitas permasalahan yang terkait.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka adapun rumusan masalah


pada penulisan makalah ini yakni:

1. Bagaimana prinsip hukum dan tujuan pengelolaan sumber daya mineral


dan batubara?
2. Bagaimana pengelolaan sumber daya mineral dan batubara berorientasi
kerakyatan yang adil dan makmur?
3. Apa saja tindak pidana di bidang pertambangan mineral dan batubara?

C. Tujuan

Berdasarkan uraian rumusan masalah diatas, maka adapun tujuan dari


penulisan makalah ini yakni:

1. Untuk mengetahui prinsip hukum dan tujuan pengelolaan sumber daya


mineral dan batubara
2. Untuk mengetahui pengelolaan sumber daya mineral dan batubara
berorientasi kerakyatan yang adil dan makmur
3. Untuk mengetahui tindak pidana di bidang pertambangan mineral dan
batubara

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsip Hukum dan Tujuan Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan


Batubara

Prinsip dan tujuan dari undang-undang pertambangan mineral dan batubara


sebagimana disebutkan Pasal 2 UU Minerba bahwa:3

“Pertambangan mineral dan/:atau batubara dikelola berasaskan:

a. manfaat, keadilan, dan keseimbangan;


b. keberpihakan kepada kepentingan bangsa;
c. partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas;
d. berkelanjutan dan berwawasan lingkungan”

Pengelolaan sumber daya mineral dan batubara, yang merupakan sumber


daya alam yang tidak dapat diperbaharui, harus dilakukan secara efisien,
berkelanjutan, dan adil. Prinsip manfaat adalah prinsip utama yang menekankan
bahwa pengelolaan sumber daya ini harus memberikan manfaat yang signifikan
untuk kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Prinsip ini mirip dengan
konsep utilitarianisme yang menempatkan kemanfaatan sebagai tujuan utama
hukum, dengan fokus pada kebahagiaan manusia sebagai tolak ukur, bukan sekadar
keadilan atau kebaikan hukum.4

Pengelolaan sumber daya mineral dan batubara harus berkontribusi nyata


terhadap pertumbuhan ekonomi, dan manfaatnya tidak boleh hanya dinikmati oleh
pelaku usaha dan pejabat terkait pertambangan, tetapi juga harus memberikan
manfaat yang maksimal bagi masyarakat pribumi (MHA) sebagai pengakuan atas
hak-hak mereka terhadap sumber daya tersebut. Prinsip keadilan mencakup
berbagai aspek seperti pemerataan, pengakuan kepemilikan MHA, pluralisme

3
B. Salinding, Marthen. 2019. “Prinsip Hukum Pertambangan Mineral Dan Batubara Yang
Berpihak Kepada Masyarakat Hukum Adat.” Jurnal Konstitusi 16 (1): hlm 149.
4
Erwin, Muhammad. 2011. Filsafat Hukum Refleksi Kritis Terhadap Hukum. Jakarta: Rajawali
Pers, hlm 179.

3
hukum, dan prinsip "siapa yang merusak membayar." Tujuannya adalah untuk
memastikan adanya keadilan antara generasi saat ini dan masa depan dalam
pengelolaan sumber daya mineral dan batubara, serta untuk melindungi hak hukum
MHA dan komunitas lainnya.5

Prinsip keseimbangan dalam pengelolaan sumber daya mineral dan


batubara menekankan pentingnya menjaga keseimbangan lingkungan yang
mendukung pembangunan berkelanjutan demi kesejahteraan manusia. Prinsip ini
juga mengharuskan pemberi izin dan pemegang izin memiliki hak dan kewajiban
yang setara, sehingga keduanya dapat saling menuntut hak dan kewajiban mereka,
termasuk dalam hal izin pengelolaan sumber daya mineral dan batubara. Hal ini
mencerminkan pentingnya keseimbangan dalam hak dan kewajiban dalam konteks
pengelolaan sumber daya ini.6

Prinsip transparansi, yaitu prinsip bahwa dalam pelaksanaan pertambangan


mineral dan batubara harus dilaksanakan secara terbuka. Artinya setiap informasi
yang disampaikan kepada masyarakat oleh pemberi dan pemegang izin harus
disosialisasikan secara jelas dan terbuka kepada masyarakat. Misalnya, tentang
tahap-tahap kegiatan pertambangan, kebutuhan tenaga kerja, dan lainnya.Jika
terjadi dampak negatif dari pertambangan harus disampaikan secara terbuka kepada
masyarakat termasuk MHA di sekitar wilayah pertambangan. Prinsip transparan
pengelolaan yang terbuka terkait dengan informasi pengelolaan pertambangan yang
dapat diakses secara umum sehingga lembaga negara dan anggota masyarakat
seperti lembaga swadaya.7

Prinsip akuntabilitas berarti bahwa setiap pertambangan mineral dan


batubara harus dapat dipertanggung jawabkan kepada rakyat dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan. Prinsip akuntabilitas ini erat kaitannya
dengan hak-hak yang akan diterima oleh pemerintah, baik pemerintah pusat

5
Ibid
6
Liyus, Herry, Sri Rahayu, and Dheny Wahyudhi. 2019. “Analisis Yuridis Terhadap Tindak Pidana
Pertambangan Dalam Perspektif Perundang-Undangan Indonesia.” Jurnal Inovatif XII (1): hlm 45.
7
Sompie, Evie. 2017. “Tinjauan Yuridis Terhadap Penghentian Sementara Izin Usaha
Pertambangan Dan Izin Usaha Pertambangan Khusus.” Jurnal Hukum Unsrat 23 (9): hlm 30.

4
maupun pemerintah daerah yang bersumber dari kegiatan pertambangan mineral
dan batubara. Terkait dengan prinsip akuntabilitas pengelolaan pertambangan
mineral dan batubara pada tanah ulayat, maka hak-hak MHA atas sumber daya
mineral antara fee, ganti rugi atas lahan, ganti rugi atas dampak langsung dari
pertambangan, CSR perusahaan dan lain sebagainya harus direalisasikan oleh
perusahaan pertambangan.

Prinsip berkelanjutan dan berwawasan lingkungan pengelolaan sumber


daya mineral dan batubara adalah prinsip yang secara terencana mengintegrasikan
dimensi ekonomi, lingkungan, dan sosial budaya dalam keseluruhan usaha
pertambangan mineral dan batubara untuk mewujudkan kesejahteraan masa kini
dan masa yang akan Prinsip ini berkaitan dengan kelangsungan hidup dan
kelestarian lingkungan saat ini dan di masa yang akan datang. Di satu sisi
pengelolaan pertambangan dimaksudkan untuk menggali sumber-sumber kekayaan
alam guna memperoleh nilai tambah perekonomian, di sisi yang lain pengelolaan
pertambangan yang objeknya tidak dapat dibarui dan dapat merusak lingkungan
yang pada akhirnya merusak ekosistem. Sementara semua makhluk termasuk
manusia hanya dapat hidup pada lingkungan dengan ekosistem yang baik dan layak.
Oleh karena itu, dalam perencanaan pengelolaan pertambangan mengintegrasikan
dimensi ekonomi, lingkungan dan sosial budaya.8

Dari beberapa prinsip diatas, maka adapun pengelolaan sumber daya


mineral dan batubara memiliki sejumlah tujuan kunci. Pertama, pemanfaatan
sumber daya energi seperti batubara bertujuan untuk memenuhi kebutuhan energi
yang stabil dan terjangkau. Sumber daya ini juga merupakan kontributor penting
dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan lapangan kerja dan
menyumbangkan penerimaan negara. Selain itu, pengelolaan ini bertujuan untuk
melindungi lingkungan dengan mengurangi dampak negatif eksploitasi mineral dan
batubara melalui praktik-praktik yang lebih berkelanjutan dan teknologi yang lebih

8
Nofrizal, Hayatul Ismi, and Almadison. 2022. “Arah Kebijakan Pertambangan Untuk
Pembangunan Berkelanjutan (Studi Kasus Perizinan Usaha Tambang Batuan Pasca Undang
Undang Nomor 23 Tahun 2014 Di Kabupaten Rokan Hulu Riau).” Jurnal Ilmu Hukum 11 (2): hlm
75.

5
ramah lingkungan. Kepatuhan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku adalah
hal penting untuk memastikan bahwa eksploitasi berlangsung sesuai aturan,
sementara distribusi manfaat yang adil membantu mengurangi kesenjangan
ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan ini juga
mendorong inovasi teknologi dan mempromosikan keberlanjutan dengan tujuan
tidak menguras stok mineral dan batubara secara berlebihan. Pemberdayaan
masyarakat lokal adalah tujuan penting lainnya, yang melibatkan partisipasi mereka
dalam pengambilan keputusan dan mendapatkan manfaat dari sumber daya alam di
wilayah mereka. Mencapai semua tujuan ini memerlukan kerjasama yang baik
antara pemerintah, industri, dan masyarakat serta kemungkinan perubahan dalam
kebijakan dan praktik industri.

B. Pengelolaan Sumber Daya Mineral dan Batubara Berorientasi Kerakyatan


yang Adil dan Makmur

Kontribusi sektor pertambangan mineral dan batubara dalam meningkatkan


kesejahteraan rakyat berhubungan dengan tujuan pemerintah mengendalikan
kekayaan alam nasional, sebagaimana yang dinyatakan dalam prinsip "sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat." Pengukuran kesejahteraan masyarakat didasarkan
pada kemampuan ekonomi mereka dalam mencukupi kebutuhan hidup.

Dalam konteks kesejahteraan, Bung Hatta pernah menyatakan bahwa


kemerdekaan tidak memiliki makna jika rakyat terus menderita. Oleh karena itu,
tujuan negara adalah melindungi seluruh warganya dan meningkatkan
kesejahteraan mereka, sesuai dengan amanat Pembukaan UUD 1945. Indonesia,
sebagai negara yang kaya akan sumber daya mineral dan batubara, seharusnya
memiliki kemampuan untuk mengelola sumber daya alam yang tidak dapat
diperbaharui dengan bijaksana dan berkelanjutan. Kegiatan pertambangan selalu
melibatkan dua aspek penting, yakni memenuhi kebutuhan akan sumber daya alam

6
dan mengatasi dampak kerusakan lingkungan. Oleh karena itu, pengelolaan yang
bijaksana dan berkelanjutan sangat penting.9

Di satu sisi, pemanfaatan mineral dan batubara adalah langkah yang tidak
dapat dihindari untuk memenuhi kebutuhan akan komoditas tersebut, sehingga
eksploitasi sumber daya ini diperlukan. Namun, di sisi lain, kegiatan pertambangan
juga berdampak negatif pada lingkungan, yang dirasakan secara langsung oleh
masyarakat di sekitar lokasi pertambangan. Pengelolaan sumber daya mineral dan
batubara yang tidak bijaksana dapat menyebabkan konflik antara masyarakat
pribumi dengan perusahaan pertambangan. Masalah seperti blokade wilayah
tambang, isu lingkungan, kompensasi lahan, perbedaan budaya antara pendatang
dan masyarakat pribumi, dan masalah lainnya muncul akibat pengelolaan yang
kurang efektif.10

Masalah lainnya termasuk kurangnya prioritas dalam sektor pembangunan


oleh pemerintah daerah, persiapan sumber daya manusia yang kompeten belum
dilakukan, dan regulasi yang belum siap untuk mendukung pengelolaan sumber
daya mineral dan batubara. Semua ini berkontribusi pada masalah yang muncul
dalam pengelolaan sumber daya ini. Pemikiran dalam Pasal 33 UUD NRI 1945
sejalan dengan konsep bahwa kesejahteraan masyarakat harus dikedepankan
daripada kesejahteraan individu. Ini memungkinkan pencapaian kemakmuran
sesuai dengan prinsip kekeluargaan dalam pengelolaan oleh negara terhadap
cabang-cabang produksi yang vital bagi kepentingan umum dan ekonomi
masyarakat serta pengamanan hak rakyat atas sumber daya alam bumi, air, dan
kekayaan alam di dalamnya.

9
Risal, Samuel, DB Paranoan, and Suarta Djaja. 2017. “Analisis Dampak Kebijakan
Pertambangan Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di Kelurahan Makroman.” Jurnal
Administrative Reform (JAR) 1 (3): hlm 517-518.
10
Reynold Ronny Nahuway, Hugo Warami, & Ichwan Tjolly. 2018. “Eksternalitas, Persepsi, Dan
Harapan Masyarakat Terhadap Kehadiran Perusahaan Pertambangan Pt. Megapura Prima Industri
Di Kampung Klasari Distrik Moi Sigen Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat.” Jurnal Ilmu
Sosial Dan Humaniora 7 (2): hlm 116.

7
C. Tindak Pidana di Bidang Pertambangan Mineral dan Batubara

Tindak pidana dalam sektor pertambangan merujuk pada perbuatan yang


bertentangan dengan peraturan dan diberi sanksi sebagai perlindungan terhadap
kegiatan dan usaha pertambangan mineral dan batu bara. Salah satu latar belakang
terbentuknya Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral
dan Batu Bara adalah pentingnya peran usaha pertambangan mineral dan batubara
dalam meningkatkan ekonomi nasional dan pembangunan daerah secara
berkelanjutan.11

Dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009, pasal-pasal dari 158 hingga


165 mengatur berbagai ketentuan tindak pidana sebagai berikut:

• Pasal 158: Mengatur sanksi bagi mereka yang melakukan penambangan


tanpa izin yang sesuai, dengan ancaman hukuman penjara maksimal 10
tahun dan denda maksimal Rp 10 miliar.

• Pasal 159: Menyatakan bahwa pemegang izin yang dengan sengaja


memberikan laporan palsu dapat dihukum dengan penjara maksimal 10
tahun dan denda maksimal Rp 10 miliar.

• Pasal 160: Mengatur sanksi bagi mereka yang melakukan eksplorasi tanpa
izin, dengan ancaman kurungan maksimal 1 tahun atau denda maksimal Rp
200 juta. Selain itu, pemegang izin eksplorasi yang melakukan kegiatan
operasi produksi dapat dihukum dengan penjara maksimal 5 tahun dan
denda maksimal Rp 10 miliar.

• Pasal 161: Menyatakan bahwa orang atau pemegang izin operasi produksi
yang menampung, memanfaatkan, atau menjual mineral dan batubara yang
tidak sesuai izin dapat dihukum dengan penjara maksimal 10 tahun dan
denda maksimal Rp 10 miliar.

11
Liyus, Herry, Sri Rahayu, and Dheny Wahyudhi. 2019. “Analisis Yuridis Terhadap Tindak
Pidana Pertambangan Dalam Perspektif Perundang-Undangan Indonesia.” Jurnal Inovatif XII
(1):hlm 47.

8
• Pasal 162: Mengatur sanksi bagi mereka yang menghalangi kegiatan
pertambangan yang memenuhi syarat, dengan ancaman kurungan maksimal
1 tahun atau denda maksimal Rp 100 juta.

• Pasal 163: Menjelaskan bahwa jika tindak pidana dilakukan oleh badan
hukum, selain sanksi kepada pengurusnya, badan hukum itu sendiri dapat
dikenakan denda tambahan dan sanksi seperti pencabutan izin usaha atau
pencabutan status badan hukum.

• Pasal 164: Menyatakan bahwa pelaku tindak pidana dapat dikenai sanksi
tambahan seperti perampasan barang yang digunakan dalam tindak pidana,
perampasan keuntungan yang diperoleh, atau kewajiban membayar biaya
yang timbul akibat tindak pidana.

• Pasal 165: Mengatur sanksi untuk mereka yang mengeluarkan izin yang
bertentangan dengan undang-undang dan menyalahgunakan
kewenangannya, dengan ancaman penjara maksimal 2 tahun dan denda
maksimal Rp 200 juta.

Dari segi hukum, tindak pidana di bidang pertambangan mencakup


penambangan ilegal, pelaporan palsu, eksplorasi ilegal, penghalangan kegiatan
pertambangan yang sah, dan penyalahgunaan izin. Hukuman yang diterapkan
mencakup hukuman penjara, denda, pencabutan izin usaha, dan sanksi tambahan
seperti perampasan barang atau keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengelolaan sumber daya mineral dan batubara di Indonesia didasarkan


pada sejumlah prinsip penting, seperti manfaat, keadilan, keseimbangan,
keberpihakan kepada kepentingan bangsa, partisipatif, transparansi, akuntabilitas,
dan berkelanjutan berwawasan lingkungan. Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk
memastikan bahwa pengelolaan sumber daya ini memberikan manfaat nyata bagi
kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan, melindungi hak-hak masyarakat
pribumi, dan menjaga keseimbangan lingkungan. Pentingnya pengelolaan sumber
daya mineral dan batubara terkait erat dengan tujuan pemerintah untuk
meningkatkan kesejahteraan rakyat, sebagaimana yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945. Pengelolaan yang bijaksana harus mencapai keseimbangan
antara manfaat ekonomi, lingkungan, dan sosial. Meskipun penambangan sumber
daya ini penting untuk memenuhi kebutuhan energi dan mendukung pertumbuhan
ekonomi, perlu ada tindakan untuk memitigasi dampak negatif, melibatkan
masyarakat setempat dalam pengambilan keputusan, dan memastikan distribusi
manfaat yang adil. Terakhir, hukum dan peraturan yang mengatur sektor
pertambangan menciptakan kerangka kerja hukum yang mengatur tindak pidana di
bidang ini. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral
dan Batu Bara mengatur berbagai tindak pidana yang berkaitan dengan
pertambangan, dengan sanksi berupa hukuman penjara dan denda bagi
pelanggarnya.

B. Saran

Perkuat pelaksanaan prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya mineral dan


batubara untuk memastikan manfaat maksimal bagi kesejahteraan masyarakat dan
perlindungan lingkungan.

10
DAFTAR PUSTAKA

B. Salinding, Marthen. 2019. “Prinsip Hukum Pertambangan Mineral Dan Batubara


Yang Berpihak Kepada Masyarakat Hukum Adat.” Jurnal Konstitusi 16 (1):
148. https://doi.org/10.31078/jk1618.

Erwin, Muhammad. 2011. Filsafat Hukum Refleksi Kritis Terhadap Hukum. Jakarta:
Rajawali Pers.

Liyus, Herry, Sri Rahayu, and Dheny Wahyudhi. 2019. “Analisis Yuridis Terhadap
Tindak Pidana Pertambangan Dalam Perspektif Perundang-Undangan
Indonesia.” Jurnal Inovatif XII (1): 42–60.

Nofrizal, Hayatul Ismi, and Almadison. 2022. “Arah Kebijakan Pertambangan


Untuk Pembangunan Berkelanjutan (Studi Kasus Perizinan Usaha Tambang
Batuan Pasca Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 Di Kabupaten Rokan
Hulu Riau).” Jurnal Ilmu Hukum 11 (2): 73.
https://doi.org/10.30652/jih.v11i2.8308.

Pratama, Muhammad Reza Fadhil, Lego Karjoko, and Sapto Hermawan. 2023.
“Analisis Yuridis Pengaturan Reklamasi Pertambangan Batubara Pasca
Perubahan Undang-Undang Mineral Dan Batubara.” Jurnal Discretie 4 (1):
201. https://doi.org/10.20961/jd.v4i1.73965.

Reynold Ronny Nahuway, Hugo Warami, & Ichwan Tjolly. 2018. “Eksternalitas,
Persepsi, Dan Harapan Masyarakat Terhadap Kehadiran Perusahaan
Pertambangan Pt. Megapura Prima Industri Di Kampung Klasari Distrik Moi
Sigen Kabupaten Sorong Provinsi Papua Barat.” Jurnal Ilmu Sosial Dan
Humaniora 7 (2): 115–25.

Risal, Samuel, DB Paranoan, and Suarta Djaja. 2017. “Analisis Dampak Kebijakan
Pertambangan Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Di
Kelurahan Makroman.” Jurnal Administrative Reform (JAR) 1 (3): 516–30.
https://doi.org/10.30872/JAR.V1I3.482.

Sompie, Evie. 2017. “Tinjauan Yuridis Terhadap Penghentian Sementara Izin


Usaha Pertambangan Dan Izin Usaha Pertambangan Khusus.” Jurnal Hukum
Unsrat 23 (9): 29–37. http://rachmatrisejet.blogspot.co.id/2013/06/izin-
pertambangan-iup.html.

Widowati, D.Y., Yurista, A.P., Rafael Edy Bosko, R.E. 2019. “Hak Penguasaan
Atas Sumber Daya Alam Dalam Konsepsi Dan Penjabarannya Dalam
Peraturan Perundang-Undangan.” Journal LEGISLASI INDONESIA 16 (2):
147–59.

11

Anda mungkin juga menyukai