KATA PENGANTAR
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Dede Rohmat, M.T., selaku dosen mata kuliah
Meteorologi dan Klimatologi.
4. Bapak Iwan Setiawan, S.Pd., M.Si., selaku dosen mata kuliah Meteorologi
dan Klimatologi
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
Gambar I .................................................................................................... 6
Gambar II .................................................................................................... 8
Gambar III .................................................................................................... 9
Gambar IV .................................................................................................... 9
Gambar V .................................................................................................... 11
Gambar VI .................................................................................................... 11
Gambar VII .................................................................................................... 14
Gambar VIII .................................................................................................... 15
Gambar IX .................................................................................................... 28
Gambar X .................................................................................................... 29
Gambar XI .................................................................................................... 29
DAFTAR TABEL
Tabel I .................................................................................................... 15
Tabel II .................................................................................................... 16
Tabel III .................................................................................................... 34
Tabel IV .................................................................................................... 35
Tabel V .................................................................................................... 36
Table VI .................................................................................................... 37
Tabel VII .................................................................................................... 39
Tabel VIII .................................................................................................... 40
Tabel IX .................................................................................................... 41
BAB I
PENDAHULUAN
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka terdapat perumusan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana unsur cuaca dan iklim?
2. Bagaimana dinamika unsur cuaca dan iklim?
3. Bagaimana hubungan antar unsur cuaca dan iklim?
4. Bagaimana faktor-faktor yang memengaruhi unsur cuaca dan iklim di suatu
wilayah?
5. Bagaimana lokasi praktikum dan metode penentuan plot?
6. Bagaimana variabel atau unsur cuaca dan iklim yang diukur?
7. Bagaimana alat dan bahan praktikum?
8. Bagaimana kondisi penyinaran matahari?
C. TUJUAN
Adapun tujuan dalam praktikum ini yaitu.
1. Mengidentifikasi unsur cuaca dan iklim.
2. Mengidentifikasi dinamika unsur cuaca dan iklim.
3. Mengidentifikasi hubungan antar unsur cuaca dan iklim.
4. Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi unsur cuaca dan iklim di suatu
wilayah.
5. Megidentifikasi lokasi praktikum dan metode penentuan plot.
6. Mengidentifikasi variabel atau unsur cuaca dan iklim yang diukur.
7. Mengidentifikasi alat dan bahan praktikum.
8. Mengidentifikasi kondisi penyinaran matahari.
D. MANFAAT
Adapun manfaat yang diharapkan dalam praktikum ini yaitu.
1. Mengetahui unsur cuaca dan iklim.
2. Mengetahui dinamika unsur cuaca dan iklim.
3. Mengetahui hubungan antar unsur cuaca dan iklim.
4. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi unsur cuaca dan iklim di suatu
wilayah.
5. Mengetahui lokasi praktikum dan metode penentuan plot.
6. Mengetahui variabel atau unsur cuaca dan iklim yang diukur.
7. Mengetahui alat dan bahan praktikum.
8. Mengetahui kondisi penyinaran matahari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sebelum kita mengkaji mengenai cuaca dan iklim secara rinci, kita
harus memahami definisi dari meteorologi dan klimatologi tersebut terlebih
dahulu.
Meteorologi berasal dari kata Yunani, yaitu meteoros, yang artinya
benda yang ada di dalam udara dan logos artinya ilmu atau kajian. Jadi,
meteorologi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari proses fisis dan gejala
cuaca yang terjadi di dalam atmosfer terutama pada lapisan bawah yaitu troposfer.
Adapun karakteristik dari cuaca yaitu cepat berubah, meliputi daerah yang sempit
dan perubahan waktu yang cepat.
Sedangkan klimatologi, berasal dari kombinasi dua kata Yunani
yaituklima diartikan sebagai kemiringan (slope) bumi yang mengarah pada
pengertian lintang tempat, dan logos diartikan sebagai ilmu. Jadi, klimatologi
didefinisikan sebagai ilmu yang mencari gambaran dan penjelasan sifat iklim.
Klimatologi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari jenis iklim
dimuka bumi dan faktor penyebabnya. Adapun karakteristik dari iklim yaitu,
kondisinya tetap, meliputi daerah yang luas dan perubahan waktu yang lambat.
Adapun unsur-unsur dari cuaca dan iklim yaitu.
1. Suhu Udara
Suhu/temperatur adalah keadaan panas atau dinginnya suatu udara. Di
dalam kamus Webster, temperature adalah ukuran relatif tentang panas dan
dinginnya suatu benda. Kata relatif menunjukkan kebutuhan dan skala yang
diperlukan untuk menyatakan temperature. Biasanya pengukuran suhu atau
temperature udara dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan
Fahrenheit (F).
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi perbedaan suhu di berbagai
wilayah permukaan bumi adalah sebagai berikut.
a. Lama penyinaran matahari
b. Sudut datang sianar matahari
c. Relief dan bentuk permukaan bumi
d. Ketinggian tempat
e. Banyak sedikitnya awan
f. Perbedaan letak lintang
Gambar 1
Letak Lintang
Faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh kriteria pemanasan yaitu pemanasan
secara langsung dan pemanasan tidak langsung. Pemanasan langsung merupakan
akibat dari proses kontak langsung antara sinar matahari dengan permukaan bumi.
Pemanasan ini dapat melaui proses:
a. Absorbsi, yaitu penyerapan unsur-unsur radiasi matahari.
b. Refleksi, yaitu pemanasan dari matahari ke udara, tetapi melalui pantulan oleh
partikel uap air, awan, dan aprtikel lain di atmosfer.
c. Difusi, yaitu penghamburan sinar dan gelombang pendek.
Adapun pemanasan tidak langsung yaitu proses perpindahan energi kalor
matahari dengan melalui perantara tertentu. Pemanasan tidak langsung ini dapat
melalui proses:
a. Konduksi, yaitu pemberian panas oleh maatahari yang benda penghantarnya tidak
ikut bergerak/diam. Contohnya logam.
b. Konveksi, yaitu pemberian panas karena pergerakan udara yang vertical ke atas
dan benda penghantarnya iktu bergerak. Contohnya, gas atau benda cair.
c. Adveksi, yaitu pemberian udara oleh gerak horizontal (mendatar).
d. Turbulensi, yaitu pemberian panas karena gerak udara yang tidak teratur dan
berputar-putar.
2. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa
udara dalam setiap satuan luas tertentu. (Dede Rohmat:2009)
Tekanan udara adalah suatu gaya yang timbul akibat adanya berat dari
lapisan udara karena beratnya kepada setiap bidang datar pada permukaan bumi
seluas I meter kubik sampai batas atmosfer.
Alat untuk mengukur tekanan udara adalah barometer. Satuan dari
barometer yaitu sat 1 (bar)=1000 milibar. Torri Celli adalah orang yang pertama
mengukur tekanan udara dengan menggunakan barometer raksa.
Isobar adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang tekana
udaranya sama.
Gambar II
Barometer
3. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari udara yang bertekanan tinggi ke
udara yang bertekanan rendah. Sebab utama dari gerakan massa udara adalah
perbedaan suhu yang mengakibatkan perbedaan tekanan udara.
Arah angin menurut Buys Ballot yaitu, angin bertiup dari tekanan tinggi atau
maximum ke tekanan rendah atau minimum. Dan angin di Belahan Bumi Utara
(BBU) berbelok ke kanan, di Belahan Bumi Selatan (BBS) berbelok ke kiri.
4. Kelembapan
Kelembapan udara adalah jumlah air yang dikandung oleh udara. Alat
untuk mengukur kelembapan udara dinamakan Higrometer. Psikometer Assman
merupakan alat pengukuran kelembapan dengan membandingkan antara suhu bola
basah dan suhu bola kering pada psikometer tersebut.
Kelembapan udara dibagi tiga, yaitu.
a. Kelembapan spesifik
Kelmbapan spesifik adalah berat uap air yang terkandung dalam satu unit berat
udara yang dinyatakan dalam gram atau gram per kilogram.Kelembapan spesifik
hanya memperhatikan kuantitas aktual (jumlah uap menurut kenyataan adanya)
yang terdapata dalam massa udara pada suhu tertentu.
Kelembapan spesifik sering digunakan untuk melukiskan sifat-sifat suatu massa
udara yang luas.
b. Kelembapan mutlak
Kelembapan mutlak yaitu massa jenis uap (massa air yang terkandung dalam satu
satuan volume udara lengas) yang didefinisikan oleh persamaan:
v = e
RvT
5. Curah Hujan
Hujan adalah peristiwa jatuhnya titik-titik air ke permukaan bumi. Adapun
syarat turunnya hujan yaitu, adanya uap air, inti kondensasi (partikel yang ada di
atmosfer/higroskopis) dan bobot massa yang besar. Alat penakar curah hujan
dinamakan ombrometer. Sedangkan rain gouge adalah alat ukur curah
hujan. Isohyet yaitu garis yang menghubungkan tempat-tempat yang curah
hujannya sama.
Gambar V Gambar VI
Ombrometer Rain Gouge
c. Presisi
Presisi adalah pembalikan musim. Waktu yang dibutuhkan untuk sekali berpresisi
yaitu 13.000 tahun sekali. Adapun akibat dari presisi yaitu kembali pada musim
semula.
2. Pergerakan Unsur dan Kontrol Cuaca Iklim
Pergerakan unsur dan control cuaca iklim memang sangat
berpengaruh terhadapa dinamika cuaca dan iklim.
Adapun unsur cuaca dan iklim sendiri telah dibahas pada penjelasan Bab II, yakni
unsur cuaca dan iklim meliputi, suhu udara, tekanan udara, angin, kelembapan,
curah hujan dan penyinaran matahari.
Sedangkan control iklim cuaca diantaranya:
a. Altitude/ketinggian tempat
Ketinggian tempat atau elevasi ditentukan berdasarkan elevasi lahan daratan dari
permukaan air laut, dimana permukaan air laut dianggap mempunyai elevasi 0
meter. Ketinggian tempat dibagi menjadi 4 kelas ketinggian dan hubungan kelas
ketinggian dengan luas sebarannya dapat dilihat pada tabel hubungan kelas
ketinggian dengan luas penyebaran.
No Kelas Ketinggian (dpl m) Luas(Ha) ( % )
1. 0-7 3.228 6.37
2. 7 25 13.823 27.21
Tabel II
Hubungan kelas ketinggian dengan luas penyebaran
Salah satu metode yang digunakan untuk dapat mengerti data cuaca dan
iklim adalah dengan menggunakan suatu teknik perhitungan regresi dan
korelasi.Regresi dapat menginterpretasikan data cuaca karena regresi diperoleh
dari perhitungan variabel bebas dan variabel terikat yang merupakan unsur data
cuaca.Begitu pula dengan korelasi juga dapat menginterpretasikan data cuaca.
Misalnya variabel bebasnya radiasi sedangkan variabel terikatnya adalah
temperatur maka kita bisa menghitung regresinya, dari hasil regresi kita dapat
menyimpulkan bahwa radiasi akan mempengaruhi temperatur. Dari data tersebut
kita dapat menghitung korelasinya. Apabila thitung lebih kecil dari ttabel maka tidak
ada korelasi. Dan sebaliknya apabila thitung lebih besar dari t tabel maka ada korelasi.
Banyak sekali manfaat yang kita peroleh dalam mempelajari unsur-unsur
iklim, yaitu kita dapat mengetahui tanaman apa saja yang cocok untuk ditanam di
musim penghujan maupun musim kemarau. Kita bisa mensiasati bahayanya angin
yang besar dengan cara membuat pematah angin. Selain itu kita juga dapat
mengantisipasi hama dan penyakit yang dapat menyerang tanaman yang kita
usahakan karena serangan hama dan penyakit sangat dipengaruhi oleh iklim dan
cuaca pada saat itu. Iklim juga sangat mempengaruhi hasil produktivitas pertanian
yang nantinya akan dimanfaatkan oleh manusia dalam menunjang kehidupannya.
Misalnya pertanian dibidang tanaman pangan, karena semua manusia yang hidup
pasti memerlukan makanan untuk keberlanjutan hidupnya.
BAB III
METODE PRAKTIKUM
1. Lokasi
Lokasi praktikum yang dituju yakni tepatnya di Gunung Puntang yang terletak di
Desa Cimaung, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung.
2. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan praktikum meteorologi dan klimatologi dilaksanakan pada
tanggal 19 Oktober 2013.
3. Metode Penentuan Plot
Dalam praktikum kali ini kami menggunakan dua metode plotting untuk
menentukan lokasi praktikum.
a. Menggunakan GPS
Sistem Pemosisi Global (bahasa Inggris: Global Positioning System (GPS))
adalah sistem untuk menentukan letak di permukaan bumi dengan bantuan
penyelarasan (synchronization) sinyal satelit. Sistem ini menggunakan 24 satelit
yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat
penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan letak, kecepatan, arah,
dan waktu. GPS juga digunakan untuk menentukan koordinat sebuah obyek, lalu
menerjemahkannya dalam bentuk peta digital.
Adapun beberapa variabel yang diukur dalam praktikum tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Suhu udara
2. Kelembapan
3. Derajat keawanan
4. Ketinggian tempat
5. Intensitas penyinaran matahari
Alat dan bahan praktikum yang digunakan selama praktikum antara lain:
1. Termometer
Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Ada dua jenis termometer yang
digunakan yaitu:
a. Termometer minima atau yang sering kita sebut termometer kayu digunakan
untuk mengukur suhu terendah dalam satu jangka periode pengamatan. Alat ini
diisi dengan alkohol yang peka akan penurunan suhu. Di dalamnya ada logam
pointer untuk menunjukkan suhu terendah saat tertentu.
Gambar IX
Termometer minima
Gambar X
Termometer maksima
2. Psychrometer Assman
Psychkometer Assman terdiri dari sebuah thermometer kering dan thermometer
bola basah. Kedua buah thermometer ini memakai skala centigrade. Prinsip kerja
dari alat ini didasarkan pada proses fisika, bahwa kelembapan nisbi itu adalah
fungsi daripada suhu dan tekanan udara dan uap air.
Gambar XI
Psychmeter Assman
Cara menentukan lengas nisbi dengan mempergunakana psychrometer Assman.
a. Buka silinder pelindung thermometer bola basah (WBT), hingga nampak bola
thermometer itu terbalut oleh kain.
b. Basahi kain pembalut thermometer tersebut dengan air suling (air tawar jernih),
kemudian pasang kembali silinder pelindung.
c. Usahakan agar kedua bagian sumber air raksa thermometer tidak kena tangan,
badan, atau penyinaran langsung matahari. Kemudian putar perbaling-baling
dengan arah berlawanan dengan arah jarum jam.
d. Apabila baling-baling telah berputar, gantungkan psychrometer itu pada alat
gantungan, kemudian perhatikan gerakan air raksa pada thermometer bola basah
(turun atau tidak)
e. Biarkan baling-baling berputar beberapa menit, hingga air raksa pada
thermometer bola basah itu tidak turun lagi. Catatan : ini berarti bahwa air yang
terkandung dalam kain thermometer tersebut tidak lagi mau menguap, atau
dengan perkataan lain udara dilingkungan yang bersangkutan sudah membatasi
penerimaan uap (karena telah sampai kepada keadaan kerapatan uap tertentu pada
suhu tersebut). Dengan demikian suhu yang tertera dalam kedua thermometer itu
adalah indikator untuk menentukan lengas nisbi.
f. Perhatikan dan catat selisih antara suhu thermometer bola kering dan suhu
thermometer bola basah.
3. Kompas
Kompas adalah alat navigasi untuk menentukan arah berupa sebuah panah
penunjuk magnetis yang bebas menyelaraskan dirinya dengan medan magnet
bumi secara akurat. Kompas memberikan rujukan arah tertentu, sehingga sangat
membantu dalam bidang navigasi.Arah mata angin yang ditunjuknya adalah utara,
selatan, timur, dan barat. Apabila digunakan bersama-sama dengan jam dan
sekstan, maka kompas akan lebih akurat dalam menunjukkan arah.
Kompas ini sangat diperlukan untuk melakukan praktikum tepatnya untuk
menentukan arah mata angin ketika di lokasi praktikum.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
A. SEBARAN PLOT PENGUKURAN
Plot 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Elevasi 1186 1213 1242 1262 1282 1288 1294 1300 1315
(meter)
Plot 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Elevasi 1341 1335 1382 1396 1401 1413 1421 1442 1443
(meter)
Tabel III
Tabel V
Berdasarkan table dan diagram tersebut menunjukkan bahwa kondisi cuaca pada
tengah malam anatara pukul 23.00-00.00 WIB relatif dingin, sehingga mencapai
kelembapan relatif 100%.
Berdasarka data tersebut, bahwa kondisi keawanan pada plot 15 relatif ada. Dan
didominasi oleh awan cumulus yang tidak begitu menimbulkan hujan lebat.
BAB V
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil pelaksanaan praktikum yang telah dilaksanakan
oleh praktikan di Gunung Puntang Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut.
1. Kondisi suhu di masing-masing wilayah sangat bervariasi. Hal tersebut
didasarkan atas kondisi tempat masing-masing wilayah/plot, ketinggian, vegetasi,
dan sebagainya.
2. Kondisi suhu yang bervariasi berdasarkan elevasi (ketinggian), menunjukkan
berlakunya gradient thermometric bahwa setiap kenaikan 100 m suhu berkurang
0,5 C.
3. Hubungan antara suhu dengan kelembapan menunjukkan bahwa pada saat suhu
mengalami kenaikkan, kelembapan nisbi akan mengalami keturunan.
4. Hubungan antara waktu dengan suhu menunjukkan bahwa suhu menurun pada
saat malam dan dini hari.
5. Kelembapan nisbi mencapai 100% ketika tengah malam, dan suhu menurun.
Sehingga cuaca di Gunung Puntang terasa semakin dingin.
6. Hubungan antara keawanan dengan suhu menunjukkan bahwa saat kondisi awan
mencapai persentase tertinggi menutupi langit, suhu semakin naik. Hal ini
disebabkan karena pantulan radiasi matahari oleh permukaan bumi terhalang oleh
awan, sehingga menyebabkan suhu naik.
7. Kondisi penyinaran matahari di Gunung Puntang khususnya plot 15 relatif ada.
Namun sinarnya tidak terlalu menyengat karena cahaya matahari tertutup oleh
vegetasi atau pohon-pohon yang ada di sekitar plot 15.
B. SARAN
Berdasarkan pengalaman-pengalaman yang ditemui praktikan di
lokasi praktikum, maka praktikan memberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Berdasarkan data yang diperoleh, para praktikan harus mengimplementasikannya
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Melakukan kegiatan praktikum harus benar-benar dipersiapkan secara matang.
3. Sebagai umat manusia kita harus mengkaji setiap fenomena yang terjadi di sekitar
kita supaya tumbuh kesadaran kekuasaan Tuhan sehingga tumbuh kepedulian
untuk menjaganya
4. Dewasa ini kondisi cuaca dan iklim yang mulai tak beraturan dan banyak
menimbulkan bencana adalah tanggung jawab kita bersama untuk
mengatasinya,kita harus menjaga keseimbangan iklim kita dan menjauhi segala
sesuatu yang dapat ,merusak kondisinya.
5. Sebagai umat manusia kita diberikan kesempatan untuk memanfaatkan berbagai
sumberdaya yang ada secara optimal namun tidak boleh berlebihan yang akan
mengganggu ekosistem yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Kamil Pasya, Gurniawan. 2006. Geografi Pemahaman Konsep dan Metodologi.Bandung: Buana
Nusantara
Rafii, Suryatna. 1995. Meteorologi dan Klimatologi. Bandung: Angkasa
Rodji, Rusyani. 2003. Sepuluh Kejadian Alam dan Dzikrullah. Jakarta: C.V. Citraunggul
Laksana
Rohmat, Dede, dkk. 2009. Meteorologi. Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi.
Tjasyono, Bayong. 2004. Klimatologi. Bandung: ITB
Prasetio, Bayu, dkk. 2011. Contoh Laporan Praktikum Meteorologi dan Klimatologi di Desa
Kertasari Bandung: Jurusan Pendidikan Geografi
http://agung4.wordpress.com/
Just another WordPress.com weblog
http://www.oocities.org/h_artono/bantul/geografi
http://www.frozpedia.com/2013/07/pengertian-letak-astronomis.html