Anda di halaman 1dari 19

3.

Proses Pelaksanaan Pondasi Dalam

3.1 Pondasi Tiang Pancang

Urutan kerja pekerjaan tiang pancang

1. Pekerjaan persiapan awal meliputi :

– Pengadaan tiang pancang

– Pengukuran lokasi / posisi tiang pancang

– Memeriksa Bench Mark yang diberikan

– Menentukan Grid line serta pemberian label grid

– Set up equipment

– Pengiriman dan Penyimpanan Tiang Pancang

– Pengaturan lokasi material pancang

2. Pekerjaan persiapan pemancangan :

 Buat skala pada tiang pancang menurut kedalamannya


 Check posisi titik / koordinat pancang.
 Pengangkatan tiang pancang.
 Pengangkatan pile dilakukan dengan menggunakan sling baja
yang diikatkan ke pile di dua lokasi yang berjarak 0.6 panjang
pile.
 Perlu dibuat penandaan oleh fabrikan untuk menentukan dimana
lokasi. pengangkatan yang diizinkan.
 Tiang pancang berada di dalam topi pancang
 Check ketegakkan tiang pancang terhadap 2 sumbu yang saling
tegak lurus
 Pembuatan Cushion, berfungsi untuk menjaga agar kepala tiang
tidak rusak akibat pemukulan, bertempat di antara anvil dan
kepala tiang

16
3. Pekerjaan Pemancangan :

 Tiang pancang ini digunakan hanya untuk mendukung


bangunan/konstruksi ringan dengan kedalaman maksimal 12 m,
penggunaan tiang pancang mini lebih dalam dari 12 m sebaiknya tidak
dilakukan dengan alasan menghindari terjadinya bahaya tekukan.
 Selama pemancangan pastikan posisi tiang pancang tetap tegak lurus
terhadap 2 sumbu horizontal yang saling tegak lurus.
 Penghentian pemancangan hanya diijinkan setelah mendapat ijin dari
pengawas
 Membuat pile record + data hasil kalendering
 Membuat sambungan jika diperlukan

3.2 Pondasi Bor

Urutan kerja pekerjaan Pondasi Bor

1. Marking dan setting out posisi pile

Sebelum memulai pengeboran, kontraktor harus mengajukan


aproval shop drawing terlebih dahulu untuk mendapat persetujuan
oleh direksi pekerjaan. Proses aproval shop drawing ini bertujuan
untuk memastikan agar jangan sampai terjadi kesalahan pada denah
posisi titik-titik bore pile yang akan dibor. Setelah aproval shop
drawing mendapat persetujuan oleh direksi pekerjaan maka surveyor
melakukan pengukuran , marking dan setting out titik pile yang akan
dibor.

17
2. Pemasangan casing temporary

Setelah pekerjaan marking dan setting out titik bore selesai


dilakukan oleh surveyor lalu dilanjutkan dengan pekerjaan
pemasangan casing temporary. Pemasangan casing temporary ini
bertujuan agar pada saat pekerjaan pengeboran dilakukan jangan
sampai terjadi keruntuhan pada permukaan tanah yang akan dibor
tersebut.

3. Boring Operation / Pekerjaan Pengeboran

Sebelum memulai pekerjaan pengeboran , alat bor disetting pada


titik bore pile yg sudah di marking dan dipasang casing temporary
tersebut. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan auger, diameter
auger dan panjang kedalaman titik pile disesuaikan dengan gambar
rencana atau shop drawing.

18
4. Cleaning

Setelah mencapai kedalaman design toe level ,alat bor auger


diganti alat bor dengan dasar yang flat (Cleaning Bucket). Cleaning
bucket berfungsi untuk membersikan dasar lubang bor.

5. Measuring tape / pengecekan kedalaman dasar pengeboran

Pengukuran kedalaman lubang Bor dilakukan dengan


menurunkan measuring tape sampai ke dasar lubang bor. Di ujung
measuring tape di pasang plum dengan berat yang cukup agar
memastikan measuring tape sampai ke dasar bore hole.

19
6. Reinforcement Steel Cage

Steel Cage (tulangan besi) di pabrikasi di lokasi proyek. Steel


cage yang sudah di pabrikasi kemudian di turunkan ke lubang bor
yang sudah selesai di bor sampai kedalaman desain toe level. Steel
cage disambung dengan alat las.

7. Setting tremi pipe

Setelah tulangan besi (steel cage) diturunkan ke dasar


lubang ,lalu dilanjutkan dengan setting pipa tremi untuk persiapan
pekerjaan pengecoran.Pemasangan pipa tremi ini bertujuan agar di
saat pengecoran beton segar tidak bercampur dengan tanah.

8. Casting / pengecoran
Metode casting / pengecoran adalah dengan menggunakan pipa
tremi. Ready mix dituang melalui bucket yang berbentuk pipa corong.
Panjang pipa tremi disesuaikan dengan kedalaman dasar lubang bor.
Sebelum ready mix dituang terlebih dahulu air di tuang ke dalam
corong untuk melancarkan aliran ready mix dalam pipa tremi. Casting
akan dihentikan jika concrete sudah 1 m diatas cut off level. Selama
pengecoran pipa tremi akan dipotong secara bertahap, tetapi tetap di
jaga agar pipa tremi minimal 2 m tertanam di bawah concrete level .

20
3.3 Pondasi Franki

Tiang pancang Franki adalah salah satu jenis pondasi tiang pancang
dari beton yang dicor ditempat pengerjaan (cast in place pile) dengan
bagian ujung bawahnya yang diperbesar sehingga daya dukung tiang
semakin besar.

Tiang pancang Franki sangat cocok digunakan pada kondisi dengan


kedalaman tanah keras yang bervariasi dan juga pada tanah dengan
lapisan lensa pasir karena pada pelaksanaannya kepadatan lensa akan
meningkat.

Urutan kerja pekerjaan Pondasi Franki

a. Isi bagian bawah pipa baja dengan beton secara vertikal atau tegak
lurus dengan tanah dan biarkan mengeras (kering).
b. Beton tersebut ditumbuk dengan menggunakan alat drop hammer
hingga masuk kedalam tanah. Penggunaan alat drop hammer akan
menimbulkan getaran yang dapat mengganggu lingkungan sekitar,
untuk menghindari hal ini pemancangan tiang franki dapat dilakukan
dengan alat pemancangan dengan metode tekan. Pipa baja juga akan
masuk ke dalam tanah akibat adanya friksi antara beton dengan pipa
baja tersebut.
c. Setelah pipa mencapai kedalaman yang diinginkan atau sesuai dengan
rencana, pipa baja diisi dengan beton sambil terus ditumbuk.
Pipa baja ditarik keluar sehingga bagian ujung bawah akan membesar

21
membentuk seperti jamur. Dengan bentuk bagian bawah yang membesar
seperti ini akan membuat tahanan ujung tiang akan semakin besar.
Karena permukaan tiang yang kasar akibat dicabutnya pipa baja, tahanan
lekat atau friksi pada tiang juga akan semakin besar.

4. PROSES PEKERJAAN CETAKAN BETON

 Rancangan perancah dan cetakan sedemikian untuk kemudahan


pembongkaran untuk mengeliminasi kerusakan pada beton apabila cetakan
& perancah dibongkar.
 Aturlah cetakan untuk dapat membongkar tanpa memindahkan penunjang
utama dimana diperlukan untuk disisakan pada waktu pengecoran.
 Perancah dan cetakan harus sesuai dengan dimensi, kelurusan dan
kemiringan dari beton, seperti yang ditunjukkan pada gambar; dilengkapi
untuk bukaan (openings), celah-celah, pengunduran (recesses), chamfers
dan proyeksi-proyeksi seperti diperlukan.
 Cetakan-cetakan harus dibuat dari bahan dengan kelembaban rendah,
kedap air dan dikencangkan secukupnya dan diperkuat untuk
mempertahankan posisi dan kemiringan serta mencegah tekuk dan
lendutan antara penunjang-penunjang cetakan.
 Pekerjaan denah harus tepat sesuai dengan gambar dan “Kontraktor”
bertanggung jawab untuk lokasi yang benar. Garis bantu yang
diperlukan untuk menentukan lokasi yang tepat dari cetakan, haruslah jelas,
sehingga memudahkan untuk pemeriksaan.

22
 Semua sambungan/pertemuan beton ekspose harus selaras dan segaris baik
pada arah mendatar maupun tegak, termasuk sambungan-sambungan
konstruksi kecuali seperti diperlihatkan lain pada gambar.
 Toleransi untuk beton secara umum harus sesuai ACI 117 Standard
Specification for Tolerances for Concrete Construction and Material.
 Cetakan harus menghasilkan jaringan permukaan yang seragam pada
permukaan beton yang diekspose.
 Pembuatan cetakan haruslah sedemikian rupa sehingga pada waktu
pembongkaran tidak mengalami kerusakan pada permukaan.
 Kolom-kolom sudah boleh dipasang cetakannya dan dicor (hanya sampai
tepi bawah dari balok diatasnya) segera setelah penunjang dari pelat lantai
mencapai kekuatannya sendiri.
 Pengikat cetakan harus dipasang pada jarak tertentu untuk ketepatannya
memegang/menahan cetakan selama pengecoran beton dan untuk menahan
berat serta tekanan dari beton basah. 5.untuk beton pada umumnya
(termasuk cetakan untuk permukaan terlindung dari beton yang dicat).
Lengkapi dengan lubang-lubang untuk pembersihan secukupnya pada
bagian bawah dari cetakan-cetakan dinding dan pada titik-titik lain dimana
diperlukan untuk fasilitas pembersihan
dan pemeriksaan dari bagian dalam dari cetakan utama untuk pengecoran
beton.harus disiapkan cetakan yang bagian-bagiannya dapat dilepas
sepenuhnya

23
5 Jenis-Jenis Perancah

a. Perancah Andang

Perancah atau andang ini biasa digunakan pada pekerjaan yang


tingginya 2,5 sampai 3 meter. Jika pekerjaan lebih tinggi maka sudah
tidak perlu menggunakan andang lagi. Macam-macam perancah
andang adalah sebagai berikut.

 Perancah andang kayu cara membuatnya cepat dan bisa di


pindah-pindahkan. Namun untuk tinggi perancah tidak bisa
disetel. Umumnya digunakan pada pekerjaan yang tingginya
kurang dari 3 m, sedangkan untuk pekerjaan yang lebih tinggi
dari 3 m biasanya menggunakan perancah tiang.
 Perancah andang bambu bisa dipindah-pindahkan dan sebagai
pengikatnya biasa menggunakan tali ijuk, sebab tali ijuk tahan
terhadap air dan panas. Pada perancah andang bambu ini
umumnya sudah disetel terlebih dahulu, sehingga nantinya tinggi
dan panjangnya tidak bisa disetel kembali. Biasanya perancah
andang bambu bisa digunakan pada ketinggian pekerjaan kurang
dari, sedangkan untuk kaki anda bambu ini ada yang pakai 2
pasang dan ada pula yang 3 pasang.

Perancah besi cukup praktis dan efisien, ini karena pemasangannya


mudah dan bisa dipindah-pindahkan. Tinggi perancah besi ini bisa
disetel untuk jarak antara kaki perancah yang satu dengan yang lainnya
sampai 180 cm dengan tebal papan 3 cm.

24
b. Perancah Tiang

Perancah tiang akan digunakan jika pekerjaan sudah mencapai


lebih dari 3 m, perancah ini bisa dibuat hingga 10 m lebih tergantung
pada kebutuhan. Perancah tiang terdiri dari 3 macam, yaitu :

 Perancah tiang dari bambu

Biasanya perancah bambu banyak digunakan oleh pekerja di


lapangan, baik itu pada bangunan bertingkat ataupun tidak.

 Perancah tiang besi atau pipa

Pada perancah tiang dari besi atau alat penyambungnya


menggunakan kopling, untuk penyetelannya jauh lebih cepat
daripada perancah tiang bambu.

 Perancah Besi Beroda

Perancah besi beroda dibuat dari pipa galvanis. Perancah ini


biasa dipasang di lapangan atau didalam ruangan. Fungsi roda para

25
perancah ini adalah untuk dapat memindahkan perancah. Pada
peracah besi beroda ini sedikit berbeda dengan perancah lainnya,
sebab bagian-bagian dari tiangnya sudah berbentu kusen, sehingga
penyetelan atau pemasangannya jauh lebih mudah dan praktis.

 Perancah Besi Tanpa Roda

Perancah besi tanpa roda ini terdiri dari beberapa komponen;


Kaki pipa berulir, kusen bangunan, penguat vertikal, tiang sandaran,
sambungan pasak, papan panggung, panggung datar, papan
pengaman, tiang sandaran, penutup sandaran, konsol penyambung,
penopang, konsol keluar, tiang sandaran tangga, pinggiran tangga,
anak tangga, sandaran tangga, dan sandaran dobel.

c. Perancah Menggantung

26
Perancah menggantung ini biasa digunakan pada pekerjaan
pemasangan eternit, pekerjaan finishing pengecatan eternit, plat beton,
dan sebagainya. Jadi bisa disimpulkan bahwa perancah menggantung
ini dapat digunakan pada pekerjaan bagian atas saja dan untuk
pelaksanaannya perancah ini digantungkan pada bagian atas bangunan
dengan menggunakan tali atau rantai besi.

d. Perancah Frame

Perancah frame ini umumnya dibuat dari pipa atau tabung logam.
Perancah ini bisa disusun hingga sedemikian rupa menjadi satu
kesatuan perancah yang tinggi untuk dapat menyangga pekerja
dalam kegiatan konstruksi berlokasi tinggi.

e. Perancah Dolken

Perancah ini terbuat dari bahan kayu dolken. Kayu bulat atau
dolken umumnya digunakan untuk tiang-tiang perancah, ukuran
yang biasa digunakan adalah berdiameter 6 sampai 10 cm.

27
g. Two Point Adjustable Suspension Scaffold

h. Strip Board One Side Scaffold

i. Auxiliary Fixtures For Pipe Scaffolding

28
j. Bracket One Side Scaffold

k. Independent Scaffold

29
 Sebuah perancah dengan dua baris standar jarak 1.2 m
 Memiliki daya dukung sendiri
 Satu baris mendukung bagian luar dan bagian dalam dari deck dengan
jarak antara 1.2 m sampai 2.4 m.
 Balok lintang tidak dapat dipasang ke dinding dari gedung
 Tidak berdiri sendiri, namun di topang oleh struktur gedung
 Independent scaffold ini membutuhkan ties untuk stabilitas lateral
 Tanpa beban vertikal yang dialihkan ke gedung
 Pasangan standars yang disambungkan dengan gedung
 Sejajar horizontal dengan horizontal tubes called ledgers
 Ledgers memiliki jarak vertikal pada the working height og 2 m
 Bagian dalam dan juga luar dari standar (tiang) disambungkan dengan
transoms
 Transoms pada umumnya disambungkan dengan standar di atas ledgers
 Transoms bisa berjarak dari tiang 250 mm untuk dapat menyesuaikan
panjang papan

l. Birdcage Scaffold

 Terdiri atas dua baris tiang yang keduanya dihubungkan dengan Ledgers,
Transoms dan Braces
 Pada umumnya digunakan pada pemasangan plafon dan pengecatan
 Hand rail and toe boards dipasang pada bagian luar dari perimeter dai
scaffold platfrom

30
m. Acces Tower Scaffold

 Scaffold yang hanya dapat digunakan untuk access,


 Biasa digunakan untuk menimbun material dan juga peralatan yang tidak
diperbolehkan.
 Dibangun dengan pipa-pipa dan fittings atau yang berupa modul-modul
A-Frames
 Digunakan untuk safee access to elevated areas
 Acces memakai tangga ataupun papan-papan
 Aluminium steps setiap level
 Tidak diperbolehkan sebagai papan kerja
 Tergantung pada tingginya acces tower pada umumnya ringan dan
digunakan untuk medium duty
 Apabila lebih dari 15 m maka harus diperhitungkan dan di setujui oleh
penanggung jawab
 Handrail, mid-rails and kick boards wajib dipasang pada setiap level
 Tower wajib dikencangkan (secured) dengan gedung atau structure setiap
dua lift
 Tower tidak bisa berdiri sendiri

31
 Pembebanan peralatan atau material menggunakan tower ini kurang
praktis
 Ladders harus berstandar di sudut 1 sampai 4 lean, not vertical
 Ladders juga harus dikencangkan pada top and bottom

n. Cantilever Scaffold

 Cantilever scaffold ditopangkan atau disangga pada salah satu ujungnya


 Cantilever scaffold umumnya dibangun dengan pipa (tubular) dan fittings,
tetapi sistem lain dari scaffod dapat digunakan juga.

o. Putlog Scaffold

 Ditumpu oleh jajaran tiang sebelah dan yang sebelah ditopang oleh gedung,
berbeda dari independent scaffold.

32
 Jajaran tiang berjarak from 1.5 to 2.1m apart.
 Scaffold didirikan 1.2 m dari dinding structure
 Ledgers dipasang pada tiang
 Ketinggian Lift 1.8 to 2m.
 Putlog tubes dipasang (ditempelkan) pada tiang.
 Panjang pipa (Transoms) 1.5m

p. Suspended Scaffold

 Suspended scaffold ditopang dari atas


 Tidak ada penyangga dari bawah
 Digunakan pada bukaan yang tinggi
 Panjang suspended scaffold tidak boleh lebih dari 6m
 Semua suspended tubes perlu selalu diperiksa safety fittings
 Digunakan terutama pada tempat di atas air dimana scaffolding tidak dapat
dibangunan di atas tanah

q. Mobile Scaffold

 Mobile work platform digunakan pekerjaan yang pindah dari satu tempat
ke tempat lain

33
 Alasnya harus 2 kali lipat tingginya untuk yang lebih tinggi lebih dari 3
m
 Tiang-tiangnya dipasang dengan roda
 Penggunaan ban (berisi angin) tidak diperkenankan
 Caster wheels harus mempunyai manual brake untuk lock wheels in place.
 Biasanya menggunakan concrete floors atau hard surfaces untuk
mempermudah moveability
 Castor wheels (roda) harus mempunyai locking brakeJumlah roda tidak
dibatasi sesuai kebutuhan

34

Anda mungkin juga menyukai