Anda di halaman 1dari 3

Mengamati proses pekerjaan Pedestal pada pekerjaan PLTA poso 2 extensen

Sebelum lanjut Pekerjaan anchor block terlebih dahulu harus menunggu selesainya
pekerjaan bored pile, jumlah pondasi pada Pedestal berjumlah 12 lubang, berdiameter
1 m dengan kedalaman 33 m disetiap lubang untuk pondasi bored pile.

1. Tahap pembentukan lahan


Setelah pengerjaan bored pile selesai tahap pertama yang harus dilakukan yaitu
pembentukan lahan, pembentukan lahan menggunakan alart berat berupa exkafator
untuk meratakan permukaan lahan sesuai dengan elevasi yang di rencanakan, untuk
mengetahui elevasi yang di rencanakan dilakukan Marking menggunakan alat
Theodolit/waterpass setelah semua suda di rapikan/di bentuk dan sudah di ketahui
tinggi elevasi untuk pengecoran LC lanjut dengan tahap selanjutnya yaitu tahap
pengecoran LC (Lean Concrete).
2. Proses pengecoran LC (Lean Concrete)

Proses pekerjaan ini dibantu dengan alat truck mixer dan concrete pump, kegunaan
concrete pump yaitu membantu untuk menghamparkan campuran beton ke tempat
yang akan di cor sedangkan kegunaan dari truck mixer yaitu membantu untuk
mengangkut beton dari batching plant ke lokasi yang akan di cor. Mutu beton pada LC
yaitu K 120 dengan ketebalan 10 cm, untuk mengetahui ketebalan LC apakah sudah
benar-benar rata akan dilakukan marking LC, setelah LC tercor dengan rata dan rapi
lanjut dengan tahapan selajutnya yaitu proses pembesian.
3. Proses pembesian/pemasangan tulangan
Proses pembesian di kerjakan di atas LC (Lean Concrete). proses pembesian atau
rangkaian tulangan ini harus benar-benar di awasi jangan sampai pekerja salah dalam
pemasangan tulangan, pemasangan tulangan harus sesuai dengan gambar
perencanaan. pada lokasi SS 4 proses pembesian di mulai dengan merangkai tulangan
bottom layer setelah itu di lanjukan dengan pembesian tulangan top layer dan tulangan
pedestal. Diameter tulangan yang digunakan di SS 4 ada 2 jenis yaitu D 23 dan D 19,
untuk D 23 digunakan sebagai tulangan pokok sedangkan D 19 digunakan untuk
tulangan sengkang. Pada proses pengamatan penulangan untuk di lokasi ss 4 terlebih
dahulu diletakan tulangan searah vertikal dengan jarak 2-3 m untuk menjaga agar
tulangan horizontal yang dipasang tidak rapat dengan LC dan agar tulangan terikat
seluruhnya dengan campuran beton, setelah tulangan penyangga terpasang lanjut di
pemasangan tulangan arah horizontal terlebih dahulu kemudian barulah di pasang
tualangan arah vertical, untuk pengikat tulangan yang di gunakan besi bedrat sebagai
pengikat tulangan agar tidak bergeser. setelah tulangan horizontal, vertical dan tulangan
sengkang terpasang dengan benar sesuai dengan gambar perencanaan, lanjut dengan
proses berikutnya yaitu proses pembersihan tulangan.
4. Proses Pembersihan tulangan
Proses Pembersiahan tulangan dilakukan setelah proses pembesian selesai
dilakukan. Pembershian tulangan di lakukan menggunakan semprotan air dengan
kekuatan yang sangat tinggi sehingga lumpur dan korosi hilang, Pembersiahan tulangan
bertujuan untuk menghilangkan lumpur, karat atau korosi yang menempel pada
tulangan sebelum melakukan pengecoran. Apabila terdapat korosi pada tulangan, maka
campuran beton hanya akan menempel pada korosi yang mudah terkelupas dan tidak
akan mengikat pada tulangannya.
Pembersihan lokasi pekerjaan yang tergenang air dan apa bila terdapat genangan air di
lokasi pekerjaan, maka air tersebuat akan di kuras hingga kering mengunakan pompa air
dengan daya hisap yang kuat agar air yang ada pada lokasi pekerja cepat terkuras habis,
lanjut dengan proses berikutnya yaitu pemasangan bekisting

5. Proses pemasangan bekisting


Bekisting yaitu cetakan atau konstuksi yang bersifat sementara yang di gunakan
untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang
di rencanakan, pekerjaan bekisting di laksanakan setelah pekerjaan penulangan selesai
di kerjakan. Adapun bahan yang perlu di siapkan yaitu bekisting, balok kayu 8/12, join
pin, long drat, pin penahan, mesin las dan beberapa tulangan digunakan untuk penahan
dan penjempit bekisting dari dalam maupun luar dengan cara di las. Proses pemasangan
bekisting pertama-tama yaitu letakan balok kayu 8/12 di bawah cetakan bekisting guna
sebagai dudukan dan untuk merataka susunan bekisting, setelah itu barulah dapat di
susun dan disambung antara bekisting satu dengan yang lainnya menggunakan join pin,
fungsi dari join pin yaitu untuk penyambungan antara bekisting yang satu dengan yang
lain, sedangkan fungsii dari long drat yaitu untuk pegangan bekisting dengan tulangan
didalam guna agar bekisting tidak roboh, dengan cara memasukan long drat kelubang
yang ada di bekisting kemudian dilas dengan tulangan sebagai penyangga untuk bagian
dalam dan untuk bagian luar dari long drat di beri dua pasang tulangan dan di jepit
menggunakan pin penjepit sebagai penjepit bekisting agar tidak bergeser saat dilakukan
pengecoran.

6. Preoses pengecoran
Setelah bekisting terpasang tahap pengecoran di mulai, pengecoran di bantu dengan
alat concrete pump untuk membantu menghaparkan campuran beton yang di bawa
truck mixer. Sebelum campuran beton di hamparkan terlebih dahulu concrete pump
menghamparkan campuran mortar gunanya agar pada saat dilakukan penghamparan
campuran beton tidak ada material campuran yang tersangkut di dalam pipa concrete
pump atau bisa dibilang mortar sebagai pelicin atau pelumas di dalam pipa. Setelah
mortat di hamparkan selanjutnya campuran beton di hamparkan, untuk mutu beton
yang digunakan yaitu K 300. Pada saat tahap pengecoran dilakukan untuk mencegah
material kasar pada campuran beton tidak tertumpuk di satu tempat digunakan alat
vibrator yang juga berfungsi untukmengeluarkan kandungan udara yang terjebak dalam
air campuran beton sehingga dengan getaran yang dihasilkan oleh vibrator maka beton
akan mengeluarkan gelembung udara dari beton sehingga beton yang dihasilkan akan
mendapatkan kekuatan yang merata dan juga untuk menhindari adanya keropos atau
sarang lebah pada beton. Teknik pengecoran yang di terapkan pada lokasi SS 4 yaitu di
lakukan pengecoran pertrap di karenakan lokasi SS 4 miring agar campuran betonnya
tidak ter tumpuk di tempat yang rendah.

7. Pemasangan anchor pedestal


Anchor pedestal yang di gunakan yaitu anchor pabrikasi yang di pesan dari cina. Untuk
pemasangan anchor ke tulangan pedestal menggunakan tenaga manual untuk mengangkat dan
memasukan anchor kedalam tulangan pedestal. Kemudian anchor ditahan dengan
menggunakan alat katrol agar anchor tidak rapat dengan beton dan tidak bergerak saat
disambung dengan tulangan pedestal. Setelah anchor telah masuk kedalam tulangan pedestal,
anchor disambung dengan tulangan pedestal menggunakan las dan benrat kemudian bagian
atas anchor juga di beri tulangan dan di sambung dengan menggunakan las dan benrat.

8. Pemasangan bekisting pedestal


Bekisting yaitu cetakan atau konstruksi yang bersifat sementara yang di gunakan
untuk menahan beton selama beton dituang dan dibentuk sesuai dengan bentuk yang
di rencanakan, pekerjaan bekisting di laksanakan setelah pekerjaan penulangan selesai
di kerjakan. Adapun bahan yang perlu di siapkan yaitu bekisting berjenis benolit yang
memiliki permukaan yang halus, pin penahan, besi holo, tirot dan beberapa tulangan
digunakan untuk penahan bekisting dari luar. Proses pemasangan bekisting pertama-
tama yaitu atur posisi bekisting mengelilingi tulangan pedestal setelah itu beberapa
tulangan ditancapkan tepat dibawah bekisting untuk menjaga posisi bekisting tidak
berubah, kemudian dua pasang besi holo di atur di bagian luar bekisting yang di ikat
menggunakan pin penahan dan tirot gunanya untuk menjaga agar bekisting tetap rapat
saat dimasukan campuran beton.
Setelah pemasangan bekisting selesai terlebih dahulu di lakukan pengujian anchor
apakah kemiringan anchor sesuai dengan yang di rencanakan atau tidak. Setelah itu
lanjut dengan proses pengecoran.

9. Proses pengecoran
Setelah bekisting terpasang tahap pengecoran di mulai, pengecoran di bantu dengan
exavator untuk membantu menghaparkan campuran beton yang di bawa truck mixer.
Campuran yang telah dibawa truck mixer kemudian di masukan ke bucket exavator
sedikit demi sedikit hingga penuh. Pada saat tahap pengecoran di masukan alat vibrator
yang berfungsi untuk mengeluarkan kandungan udara yang terjebak dalam air
campuran beton sehingga dengan getaran yang dihasilkan oleh vibrator maka beton
akan mengeluarkan gelembung udara dari beton sehingga beton yang dihasilkan akan
mendapatkan kekuatan yang merata dan juga untuk menhindari adanya keropos atau
sarang lebah pada beton.

Anda mungkin juga menyukai