Anda di halaman 1dari 30

1

Metode Konstruksi- Pekerjaan Bored Piling

9 July 2010 by Wijaya99

Metode kerja dari  Bored Piling work (wet hole method) ini   di review  selama pekerjaan
Bored Pile berlangsung  dan jika perlu akan di sesuaikan  atau di ubah menurut kondisi  
lapangan. Jika ada perubahan dari metode kerja  terlebih dahulu harus di setujui oleh
Pengawas Lapangan.

1.1 Urutan

Prosedur urutan pekerjaan Bored adalah sebagai berikut :

1. Marking Posisi Pile oleh surveyor


2. Instal  casing sementara (Temporary casing)
3. Mulai melakukan  Pengeboran (Boring)
4. Jika Lubang Bor  tidak stabil,  Boring  harus dilakukan dengan bentonite
5. Setelah  Pengeboran sudah mencapai Toe Level, lakukan  inpeksi Lapangan  untuk
konfirmasi  toe level
6. Lowering Steel Cage ke dalam lubang Bor
7. Casting   bored pile dengan  pipa tremi
8. Cabut (extract ) casing

1.2 Metodologi

1.2.1  Setting Out

Kontraktor   harus menyediakan license  surveyor dalam  membuat setting out  poin /titik
Bored pile yang akan di bor.  Kemudian 4 poin  sebagai referensi  yang dipasang /offset
tidak kurang dari 1 m  dari titik  posisi pile.

Peg-Pile point

1.2.2   Temporary Casing


2

Cara  pemasangan casing sementara yaitu  dengan  menggunakan Vibrator  (Vibro-


hammer)  yang di pukul ke dalam tanah. Verticality di check dengan menggunakan 2
plum  yang di letakkan secara ortogonal atau  spirit level jika casing kurang dari 4 m.

Install casing sementara dengan Vibro hammer

1.2.3  Boring

Soil auger dan soil bucket  dipakai  untuk pengeboran tanah  yang halus (soft), pasir (sand)
sampai tanah keras (hard layer). Apabila  dalam pengeboran di temukan  batu (rock) bisa
di pakai Rock Auger atau Core Barrel.  Chisel tidak diijinkan dalam pengeboran  jika 
tidak di setujui oleh pengawas lapangan.

Verticality Kelly Bar Mesin Bor dapat di Check dengan menggunakan 2  benang yang
diposisikan sebagai  Plum line secara tegak lurus sebelum pengeboran di mulai.

Verticality dari Lubang bor dapat di check dengan melihat posisi dari Kelly bar terhadap
casing. Lubang bor dalam posisi vertikal jika Kelly Bar di tengah (center)  casing.

Selama proses  pengeboran, akan d ipakai  adukan bentonite  untuk menjaga agar lubang
bor tidak runtuh (collpase).  Disini Bentonite berperan untuk menstabilkan lubang bor
dengan  memastikan tekanan  di dalam Borehole lebih  besar daripada tekanan horizontal
dari  tanah dan air tanah.

Parameter dari Bentonite akan di check dan di test  setiap pile setelah proses de-sanding
selesai  di lakukan dengan mengambil sampel  dari pile.  Properti dari  caran bentonite
akan di check sebelum proses casting  di mulai.

Sampel tanah di ambil setiap 5 m  dan akan di simpan  di dalam plastik dan di ditulis 
(marking)  untuk referensi jika  dibutuhkan.  Setelah mencapai  design level alat Bor akan
diganti  alat bor dengan  dasar yang flat (Cleaning Bucket).  Cleaning  bucket berfungsi
untuk membersikan dasar lubang Bor.

Pengukuran kedalaman lubang Bor dilakukan dengan  menurukan measuring tape sampai
ke dasar lubang bor. Di ujung measuring tape di pasang plum dengan berat yang cukup
agar  memastikan measuring tape sampai ke dasar Borehole.
3

Proses Boring (sumber: Platinum Park Phase-3, Kuala Lumpur)

Bentonite loss

Jika terjadi kehilangan bentonite secara tiba-tiba, langkah –langkah yang perlu diambil :

1. Adukan Bentonite ditambah ke Lubang bor  untuk menjaga  bentonite  tetap di


ketinggian level yang  cukup. Jika hanya  minor loss proses  boring  tetap di lanjutkan
dengan memperhatikan  bentonite level  apakah masih mengalami penurunan atau tidak.
2. Lubang bor akan diurug (backfill) dengan tanah untuk  mencegah  kehilangan
bentonite,  kemudian  dipadatkan (compact) dengan Chisel .
3. Setelah kehilangan bentonite (Bentonite loss) dapat di kontrol, baru boring dapat di
lanjutkan.  Dalam kasus kehilangan bentonite ini  apabila tidak dapat di atasi dengan usaha
diatas maka Borehole dapat di backfill kembali dan  masalah ini lebih baik  didiskusikan
dan di review dengan konsultan dan kontraktor.

1.2.4   Reinforcement (Steel Cage)

Steel Cage akan di pabrikasi di tempat Fabrication Yard.  Lokasi pabrikasi ini sudah di
tentukan di dalam logistic plan kontraktor.  Helical Link akan di las  pada  Tulangan utama
(main reinforcement), demikian juga laping akan di las secukupnya jika steel lebih dari 12
m sehingga memungkinkan steel cage akan di bagi menjadi 2 section. Hal ini  untuk
menjaga agar main reinforcement tetap  tersambung bila steel cage akan di pindahkan

Steel cage yang sudah di pabrikasi kemudian di turunkan ke lubang bor yang sudah selesai
di bor sampai disain toe level.  Steel cage akan di topang sementara dengan 2 (dua)  besi
hook  sampai proses casting selesai. kapasitas  besi hook  harus di dihitung apakah
mencukupi atau tidak. Pengangkatan (Lifting)  harus di usahakan agar tidak  terjadi
buckling pada steel cage.
4

Proses memasukkan Steel cage ke Bored Hole

Mengukur Bored Length dengan Measuring tape

1.2.5 Casting

Metode casting  adalah dengan menggunakan pipa tremi.  Ready mix dituang melalui 
bucket yang berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi 2m, 3m, dan 1 m yang disambung.
Sebelum  ready mix dituang terlebih dahulu sterofom di tuang ke dalam corong untuk
melancarkan aliran ready mix dalam pipa tremi.  Casting  akan dihentikan jika  concrete
sudah mencapai  minimum 300 mm diatas cut off level.  Over Cast di lakukan untuk
menghindari  concrete yang bercampur dengan tanah /unsound concrete sewaktu
pencabutan casing.

Pipa tremi akan dibuka secara continu, tetapi tetap di jaga agar pipa tremi minimal 2 m
tertanam di bawah concrete level .

Selama Casting,  Bored log dan concrete record  harus dipersiapkan yang berisi data 
delivery time, Volume concrete, Concrete level (diukur tiap satu lori concrete selesai
dituang).  Satu Sampel  kubus atau Silinder diambil   setiap 30 m3 atau  sesuai dengan
spesifikasi teknis dari konsultan.

Casing harus di cabut  2 jam setelah proses casting selesai. Jika ada plunge column (I-
beam) yang akan dipasang ke dalam Bored Pile, setelah casting selesai dilakukan, casing
terlebih dahulu dicabut sampai  toe level casing sedikit diatas concrete level. Dan Casing
5

dicabut seutuhnya setelah 24 jam.Setelah Casting selesai, lubang juga harus di tutup
(backfill) kembali dengan pasir atau tanah setidaknya 4 jam setelah casting.

1.2.6  Bentonite

Bubuk Bentonite  dicampur dengan air dalam  digestor dengan kapasitas  2 m / per satu
kali batching.

Adukan bentonite (Bentonite Slurry) di simpan di dalam Silo dengan total kapasitas 2,5 x
Volume total borehole yang ukurannya terbesar.  Adukan (slurry) di daur ulang  dengan
menggunkan  mesin desanding.

Bentonite Plant

Properti Bentonite Slurry

Pada dasarnya, adukan tediri dari campuran yang seragam dalam  air.  Tempat pengujian
bentonite slurry (laboratorium)  harus di sediakan di lapangan dan pengujian bentonite
slurry di lakukan bila proses casting Bored Pile  akan di mulai.

Proses pencatatan laporan Lab hasil pengujian Bentonite Slurry  di simpan dan kemudian
di lampirkan dengan Bore Log.

Peralatan Pengujian Bentonite Slurry terdiri dari :

1)      1 Mud Balance  (Density test)

2)      1 March Cone (Viscocity test)

3)      1 Sand Screen Set (Sand Content test)

4)      PH paper (mengukur PH)

Mud Balance
6

PH paper

Marsh Cone

Sand Filter

Semua pengujian wajib di lakukan sesuai dengan spesifikasi dengan di saksikan oleh
pengawas lapan gan. Hasil pengujian  harus di tanda tangani dan di approve oleh pengawas
lapangan.
Like
Be the first to like this.
7

Pelaksanaan Pondasi Bore Pile

Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek. Oleh karena itu
langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan terlebih dahulu. Inilah gunanya ilmu ukur
tanah. Umumnya yang ngerjain adalah alumni STM geodesi dan pertanahan. Proses ini
sebaiknya  dilakukan sebelum alat- alat proyek masuk, karena jika sesudahnya wah susah
itu untuk ‘nembak’-nya. Dan dari pemetaan ini dapat diperoleh suatu patokan yang tepat
antara koordinat pada gambar kerja dan kondisi lapangan. Bayangin…!! jika salah kerja di
tempat orang lain. Bisa kacau itu..!!
Berikut ini adalah tahapan- tahapan awal pekerjaan :

 Foto 1 : Excavator mempersiapkan areal proyek agar alat-alat berat yang lain bisa masuk.

Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat- alat berat dalam suatu proyek . Disebut alat-
alat berat memang karena bobotnya yang berat, makanya manajer proyek harus dapat
memastikan perkerjaan persiapaan apa yang diperlukan agar alat yang berat tersebut dapat
masuk ke areal dengan baik. Jika tidak disiapkan dengan baik, bisa saja alat berat tersebut
ambles karena daya dukung tanahnya yang jelek.
8

 
Foto 2 : Bahkan bila perlu, dipasang juga pelat- pelat baja.
Pelat baja tersebut dimaksudkan agar alat- alat berat tidak ambles jika kekuatan tanahnya
diragukan. Jika sampai ambles, untuk ‘ngangkat’ kembali biayanya lebih besar dibanding
biaya yang diperlukan untuk mengadakan pelat- pelat tersebut. Perlu tidaknya pelat-pelat
tersebut tentu didasarkan dari pengalaman- pengalaman sebelumnya, nggak ada itu di buku
teks. Itu yang saya maksud dengan ‘seni’ agar pekerjaan lancar. Coba, di buku mana itu
ada..!?

Foto 3 : Pekerjaan penulangan pondasi tiang bor.

Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan tiang bor telah dapat
dilakukan. Ini penting, karena jangan sampai sudah dibor, eh ternyata tulangannya belum
9

siap. Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak (mungkin karena hujan atau
lainnya). Bisa- bisa perlu dilakukan pengerjaan bor lagi. Pemilihan tempat untuk merakit
tulangan juga penting, tidak boleh terlalu jauh, masih terjangkau oleh alat- alat berat tetapi
tidak boleh sampai mengganggu manuver alat- alat berat itu sendiri. Ini gambar detail
strukturnya, biasanya digambarkan seperti ini. Ini fondasi franki yang terkenal itu, yang
dibagian bawahnya membesar. Itu khas-nya Franky. Ada yang diameternya lebih dari 1 m,
tapi prinsipnya hampir sama. Kedalaman pondasi adalah sampai tanah keras (SPT 50)
dalam hal ini adalah 17-18 m (lokasi di Bogor).

Gambar 4 Detail Pondasi Franki


Jika alat-alat berat sudah siap, juga tulangan- tulangannya, serta pihak ready mix concrete-
nya sudah siap, maka dimulailah proses pengeboran. Skema alat- alat bornya adalah.
10

Gambar diatas bisa menggambarkan secara skematik alat- alat yang digunakan untuk
mengebor. Dalam prakteknya, mesin bor-nya terpisah sehingga perlu crane atau excavator
tersendiri seperti ini.
11

Foto 5 : Persiapan Alat Bor


Perhatikan mesin bor warna kuning belum dipasangkan dengan mata bornya yang dibawah
itu. Saat ini difoto, alat bor sedang mempersiapkan diri untuk memulai.
12

Foto 6. tahapan Awal Pengeboran


Kecuali alat bor dengan crane terpisah, pada proyek tersebut juga dijumpai alat bor yang
terintegrasi dan sangat mobile. Mungkin ini yang lebih modern, tetapi kelihatannya
jangkauan kedalamannya lebih terbatas dibanding yang sistem terpisah. Mungkin juga,
karena diproyek tersebut ada beberapa ukuran diameter tiang bor yang dipakai. Jadi pada
gambar- gambar nanti, fotonya gabungan dari dua alat tersebut.

Pengeboran
13

Ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor, kedalaman dan
diameter tiang bor menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat bor. Juga terdapatnya
batuan atau material dibawah permukaan tanah. Ini perlu diantisipasi sehingga bisa
disediakan metode, dan peralatan yang cocok. Kalau asal ngebor, bisa-bisa mata bor-nya
stack di bawah. Biaya itu. Ini contoh mesin bor dan auger dengan berbagai ukuran siap
ngebor.

Foto 7. Mesin Bor dan Auger

Setelah mencapai suatu kedalaman yang ‘mencukupi’ untuk menghindari tanah di tepi
lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran
diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor.
14

Foto 8. Persiapan Pemasangan casing

Perhatikan mesin bor-nya beda, tetapi pada prinsipnya cara pemasangan casing sama:
diangkat dan dimasukkan pada lubang bor. Tentu saja kedalaman lubang belum sampai
bawah, secukupnya. Kalau nunggu sampai kebawah, maka bisa-bisa tanah berguguran
semua. Lubang tertutup lagi. Jadi pemasangan casing penting.

Foto 9. Casing yang telah tertanam di dalam tanah

Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan. Gambar di atas, mata auger
sudah diganti dng Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di dasar
lubang.
15

Foto 8. Pembersihan lumpur dan tanah di dalam lubang


Jika pekerjaan pengeboran dan pembersihan tanah hasil pengeboran dan akhirnya sudah
menjadi kondisi tanah keras. Maka untuk sistem pondasi Franky Pile maka bagian bawah
pondasi yang bekerja dengan mekanisme bearing dapat dilakukan pembesaran. Untuk itu
dipakai mata bor khusus, Belling Tools sebagai berikut.

Foto 10. Penggunaan mata bor Belling Tool


untuk pengeboran tanah keras.
16

Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai kedalaman rencana
maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi,
yaitu melalui pemeriksaan manual.

 
 Foto 11. Pemeriksaan kedalaman manual pondasi

Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga dichek dengan data hasil
penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang diperkirakan dalam
menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Ini perlu karena sampel tanah sebelumnya
umumnya diambil dari satu dua tempat yang dianggap mewakili. Tetapi dengan proses
pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat,
satu persatu pada titik yang dibor. Apabila kedalaman dan juga lubang bor telah ‘siap’,
maka selanjutnya adalah penempatan tulangan rebar.
17

Foto 12. Pengangkatan tulangan


Jika perlu, mungkin karena terlalu dalam maka penulangan harus disambung di lapangan.
Ngangkatnya bertahap.

Foto 13. Penyambungan tulangan pondasi

Ini kondisi lubang tiang bor yang siap di cor.


18

Gambar 14. Kondisi lubang pondasi yang telah siap di cor

Pengecoran beton :

Setelah proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah pengecoran
beton. Ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu
pondasi. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi pada tahapan ini
gagal maka gagal pula pondasi tersebut secara keseluruhan.
Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi benar dengan beton,
misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air, tanah longsor
sehingga beton mengisi bagian yang tidak tepat.

Adanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus,
yaitu pipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan
kedalaman lubang yang dibor.
19

Foto 14.
Pipa Tremi untuk pengecoran
20

Cukup panjang kan..? Inilah yang disebut pipa tremi. Foto ini cukup menarik karena bisa
mengambil gambar mulai dari ujung bawah sampai ujung atas. Ujung di bagian bawah
agak khusus lho, nggak berlubang biasa tetapi ada detail khusus sehingga lumpur tidak
masuk kedalam tetapi beton di dalam pipa bisa mendorong keluar. Mau tahu detailnya..?

Foto 15. Pengecoran dengan pipa tremi

Yang teronggok di bawah adalah corong beton yang akan dipasang di ujung atas pipa
tremi, tempat memasukkan beton segar. Yang di bawah ini pekerjaan pengecoran pondasi
tiang bor di bagian lain, terlihat mesin bor (warna kuning) yang difungsikan crane-nya
(mata bor nya nggak dipasang, mesin bor non-aktif).
21

Posisi sama seperti yang diatas, yaitu pipa tremi siap dimasukkan dalam lobang bor.

Pipa tremi sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan ujung atas yang ditahan
sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh. Corong beton
dipasang. Pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap. Truk readymix siap
mendekat.
22

Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymixed dapat menuangkan langsung ke
corong pipa tremi seperti kasus di atas. Pada tahap ini, mulailah pengalaman seorang
supervisor menentukan.
Kenapa ?

Karena pipa tremi tadi perlu dicabut lagi. Jadi kalau beton yang dituang terlalu banyak
maka jelas mencabut pipa yang tertanam menjadi susah. Sedangkan jika terlalu dini
mencabut pipa tremi, sedangkan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan
baik, maka bisa-bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah. Padahal proses itu semua
kejadiannya di bawah, di dalam lobang, nggak kelihatan sama sekali. Jadi pengalaman
supervisi atau operator yang mengangkat pipa tadi memegang peran sangat penting.
Sarjana baru lulus pasti kesulitan mengerjakan hal tersebut. Pada kasus ini, tidak hanya
teori, lha itu seninya di lapangan. Perlu feeling yang tepat. Ingat kalau salah, pondasi
gagal, cost-nya besar lho.
23

Jangan sepelekan aba-aba seperti di atas. Belum tentu seorang sarjana teknik sipil yang
baru lulus dengan IP 4.0 bisa mengangkat tangan ke atas secara tepat. Karena untuk itu
perlu pengalaman. Jadi menjadi seorang engineer tidak cukup hanya ijazah sekolah formil,
perlu yang lain yaitu pengalaman yang membentuk mental engineer yang handal. 
24

Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka pipa
tremi harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan bagian pipa tremi yang basah dan kering.
Untuk kasus ini karena pengecoran beton masih diteruskan maka diperlukan bucket karena
beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut.
25

Adanya pipa tremi tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung
dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena BJ beton lebih besar
dari BJ lumpur maka beton makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas.
Jadi pada tahapan ini tidak perlu takut dengan air atau lumpur sehingga perlu dewatering
segala. Gambar foto di atas menunjukkan air / lumpur mulai terdorong ke atas, lubang
mulai digantikan dengan beton segar tadi. 

Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang continuous, bayangkan saja bila ada
keterlambatan beberapa jam. Jika sampai terjadi setting maka pipa treminya bisa tertanam
lho dibawah dan nggak bisa dicabut. Sedangkan kalau keburu di cabut maka tiang beton
bisa tidak continue. Jadi bagian logistik / pengadaan beton harus memperhatikan itu.
26

Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada akhirnya beton
dapat muncul dari kedalaman lobang. Jadi pemasangan tremi mensyaratkan bahwa selama
pengecoran dan penarikan maka pipa tremi tersebut harus selalu tertanam pada beton
segar. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi
segresi atau kecampuran dengan lumpur.
Sampai tahap ini pekerjaan tiang bor selesai.

Sumber : www.wiryanto.wordpress.com

METODE PEKERJAAN BORE PILE


Dalam melaksanakan pekerjaan bore pile hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

1. Jenis tanah

Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah
pada lokasi yang berpasir atau tanah basah maka akan sangat mudah longsor sehingga
sangat sulit dalam proses pengangkatan mata bor setelah pengeboran. Salah sedikit bisa
mengakibatkan kelongsoran pada lubang yang telah dibuat.

2. Level muka air tanah

Level muka air tanah sangat menentukan tekanan terhadap mata bor dan dinding
sumuran.

Jika level air tanah sangat dangkal maka sumuran yang dibuat akan sering mengalami
kebanjiran yang akan berakibat sumuran akan mudah longsor dan mata bor sulit menekan
akibat tekanan air menuju arah keatas.
27

3. Kondisi area pengeboran


   
       Untuk area yang tergenang air, sangat tidak disarankan untuk menggunakan pondasi
sistem bore pile. Hal tersebut diakibatkan karena berpengaruh terhadap faktor air semen
pondasi bore pile. Penempatan mesin bor juga sangat sulit pada posisi genangan.

Proses pelaksanaan pengeboran :

1. Pek.Persiapan

            a. Marking dan penomeran pengeboran

         b. Pembuatan bak penampungan yang berfungsi sebagai tepat penyimpanan


sementara air buangan dan tempat pencampuran air dengan tanah liat sebagai media
pembantu dalam proses pengeboran.

            c. Pompa air kotor.

            d. Material pendukung (tanah liat dan beton readymix).

            e. Perakitan tulangan baja. 

2. Pengeboran

            Berdasarkan kondisi tanah, system pengeboran basah diusulkan untuk pekerjaan
pengeboran dalam proyek ini. Air digunakan untuk menghancurkan material tanah dan
mengurangi gesekan dalam lubang.

Langkah – langkah pengeboran dijelaskan sebagai berikut :

I.       Pekerjaan Pengeboran.


    Pengeboran menggunakan cross drill dibantu dengan semprotan air (air berlumpur)
yang mengalir   melalui lubang batang yang difungsikan untuk menghancurkan tanah
sehingga tanah dapat diangkut keluar lubang.

           Pembersihan tahap pertama dilakukan dengan penyemprotan air selama±10 menit


setelah kedalaman perencanaan tercapai.

     Untuk memastikan kondisi lubang telah bersih digunakan bor spiral yang berfungsi
untuk membawa dan memotong tanah sisa yang tidak dibawa oleh air. Dengan system ini,
28

diharapkan bahwa semua sisa pengeboran bias terangkat. Tahap ini adalah langkah
terakhir dari pengeboran.

II.    Pekerjaan Pasangan


a.      Pemasangan pipa trime sesuai dengan kedalaman lubang yang dibor
b.      Pasang baja tulangan yang dirakit
c.   Pembersihan akhir dengan menyemprotkan air bertekanan selama ± 10 menit melalui
pipa trime untuk membersihkan lubang dari endapan lumpur.
III. Pekerjaan Cor
    Sistem pengecoran bore pile setelah pekerjaan pembersihan terakhir dilakukan,
mengikuti langkah – langkah sebagaiberikut :
a.     Langkah pertama dilakukan dengan kantong plastik yang diisi dengan campuran
beton untuk memisahkan campuran beton dari endapan lumpur di dalam pipa trime.
b.   Kantong plastic dimasukkan pada kedalaman 1 meter dari corong trime sampai tenaga
pengecoran siap untuk melakukan pengecoran secara konstan.
c.  Setelah tenaga pengecoran siap, campuran beton diisi kedalam lubang pipa sampai
kepermukaan saluran dan kemudian tas plastic bias dilepas. Pada saat yang sama,
campuran beton yang dimasukkan mendorong air lumpur di luar pipa trime keluar.

d.  Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu aliran campuran beton
kedalam lubang agar tidak ada udara yang terjebak dalam campuran beton.

e.    Jika campuran tidak bias turun lebih jauh, dengan kata lain permukaan campuran
beton di dalam lubang bor telah meningkat cukup jauh. Maka pipa trime bias ditarik
perlahan-lahan sambil terus menuangkan campuran beton.

f.    Penarikan pipa trime harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap terendam 1 meter
di dalam campuran beton. Pipa trime bias diangkat jika campuran beton telah naik lebih
dari 3 meter di bawah pipa trime. Pengecoran dapat dihentikan jika campuran beton
sampai kepermukaan lubang (meluap) dan benar-benar bersih dari lumpur atau kotoran
lainnya.

g.      Tahap-tahap pengeboran diatas dilanjutkan ke titik-titik pengeboran yang lain sesuai
dengan nomor pengeboran yang telah ditentukan.

IV. Pekerjaan Pembersihaan Dan Bobokan Pile Cap


29

        Bak penampungan limbah khusus harus disiapkan untuk bahan lumpur yang
dihasilkan dari pengeboran, sehingga tidak menumpuk / membanjiri area kerja dan tidak
mengganggu pekerjaan pengeboran berikutnya.

Bahan lumpur kental yang mengisi bak penampungan harus diambil di luar wilayah
pengeboran.

        Setelah umur beton 7 hari dilanjutkan dengan bobokan  pile cap, sampai level atau
batas yang telah ditentukan sesuai dengan hasil uji try mix.

Bagan Metode Pelaksanaan Bore Pile

Foto-foto pelaksanaan :
30

Foto pengangkatan mata bor

 Foto proses pengeboran.

Anda mungkin juga menyukai