Metode kerja dari Bored Piling work (wet hole method) ini di review selama pekerjaan
Bored Pile berlangsung dan jika perlu akan di sesuaikan atau di ubah menurut kondisi
lapangan. Jika ada perubahan dari metode kerja terlebih dahulu harus di setujui oleh
Pengawas Lapangan.
1.1 Urutan
1.2 Metodologi
Kontraktor harus menyediakan license surveyor dalam membuat setting out poin /titik
Bored pile yang akan di bor. Kemudian 4 poin sebagai referensi yang dipasang /offset
tidak kurang dari 1 m dari titik posisi pile.
Peg-Pile point
1.2.3 Boring
Soil auger dan soil bucket dipakai untuk pengeboran tanah yang halus (soft), pasir (sand)
sampai tanah keras (hard layer). Apabila dalam pengeboran di temukan batu (rock) bisa
di pakai Rock Auger atau Core Barrel. Chisel tidak diijinkan dalam pengeboran jika
tidak di setujui oleh pengawas lapangan.
Verticality Kelly Bar Mesin Bor dapat di Check dengan menggunakan 2 benang yang
diposisikan sebagai Plum line secara tegak lurus sebelum pengeboran di mulai.
Verticality dari Lubang bor dapat di check dengan melihat posisi dari Kelly bar terhadap
casing. Lubang bor dalam posisi vertikal jika Kelly Bar di tengah (center) casing.
Selama proses pengeboran, akan d ipakai adukan bentonite untuk menjaga agar lubang
bor tidak runtuh (collpase). Disini Bentonite berperan untuk menstabilkan lubang bor
dengan memastikan tekanan di dalam Borehole lebih besar daripada tekanan horizontal
dari tanah dan air tanah.
Parameter dari Bentonite akan di check dan di test setiap pile setelah proses de-sanding
selesai di lakukan dengan mengambil sampel dari pile. Properti dari caran bentonite
akan di check sebelum proses casting di mulai.
Sampel tanah di ambil setiap 5 m dan akan di simpan di dalam plastik dan di ditulis
(marking) untuk referensi jika dibutuhkan. Setelah mencapai design level alat Bor akan
diganti alat bor dengan dasar yang flat (Cleaning Bucket). Cleaning bucket berfungsi
untuk membersikan dasar lubang Bor.
Pengukuran kedalaman lubang Bor dilakukan dengan menurukan measuring tape sampai
ke dasar lubang bor. Di ujung measuring tape di pasang plum dengan berat yang cukup
agar memastikan measuring tape sampai ke dasar Borehole.
3
Bentonite loss
Jika terjadi kehilangan bentonite secara tiba-tiba, langkah –langkah yang perlu diambil :
Steel Cage akan di pabrikasi di tempat Fabrication Yard. Lokasi pabrikasi ini sudah di
tentukan di dalam logistic plan kontraktor. Helical Link akan di las pada Tulangan utama
(main reinforcement), demikian juga laping akan di las secukupnya jika steel lebih dari 12
m sehingga memungkinkan steel cage akan di bagi menjadi 2 section. Hal ini untuk
menjaga agar main reinforcement tetap tersambung bila steel cage akan di pindahkan
Steel cage yang sudah di pabrikasi kemudian di turunkan ke lubang bor yang sudah selesai
di bor sampai disain toe level. Steel cage akan di topang sementara dengan 2 (dua) besi
hook sampai proses casting selesai. kapasitas besi hook harus di dihitung apakah
mencukupi atau tidak. Pengangkatan (Lifting) harus di usahakan agar tidak terjadi
buckling pada steel cage.
4
1.2.5 Casting
Metode casting adalah dengan menggunakan pipa tremi. Ready mix dituang melalui
bucket yang berbentuk pipa corong. Panjang pipa tremi 2m, 3m, dan 1 m yang disambung.
Sebelum ready mix dituang terlebih dahulu sterofom di tuang ke dalam corong untuk
melancarkan aliran ready mix dalam pipa tremi. Casting akan dihentikan jika concrete
sudah mencapai minimum 300 mm diatas cut off level. Over Cast di lakukan untuk
menghindari concrete yang bercampur dengan tanah /unsound concrete sewaktu
pencabutan casing.
Pipa tremi akan dibuka secara continu, tetapi tetap di jaga agar pipa tremi minimal 2 m
tertanam di bawah concrete level .
Selama Casting, Bored log dan concrete record harus dipersiapkan yang berisi data
delivery time, Volume concrete, Concrete level (diukur tiap satu lori concrete selesai
dituang). Satu Sampel kubus atau Silinder diambil setiap 30 m3 atau sesuai dengan
spesifikasi teknis dari konsultan.
Casing harus di cabut 2 jam setelah proses casting selesai. Jika ada plunge column (I-
beam) yang akan dipasang ke dalam Bored Pile, setelah casting selesai dilakukan, casing
terlebih dahulu dicabut sampai toe level casing sedikit diatas concrete level. Dan Casing
5
dicabut seutuhnya setelah 24 jam.Setelah Casting selesai, lubang juga harus di tutup
(backfill) kembali dengan pasir atau tanah setidaknya 4 jam setelah casting.
1.2.6 Bentonite
Bubuk Bentonite dicampur dengan air dalam digestor dengan kapasitas 2 m / per satu
kali batching.
Adukan bentonite (Bentonite Slurry) di simpan di dalam Silo dengan total kapasitas 2,5 x
Volume total borehole yang ukurannya terbesar. Adukan (slurry) di daur ulang dengan
menggunkan mesin desanding.
Bentonite Plant
Pada dasarnya, adukan tediri dari campuran yang seragam dalam air. Tempat pengujian
bentonite slurry (laboratorium) harus di sediakan di lapangan dan pengujian bentonite
slurry di lakukan bila proses casting Bored Pile akan di mulai.
Proses pencatatan laporan Lab hasil pengujian Bentonite Slurry di simpan dan kemudian
di lampirkan dengan Bore Log.
Mud Balance
6
PH paper
Marsh Cone
Sand Filter
Semua pengujian wajib di lakukan sesuai dengan spesifikasi dengan di saksikan oleh
pengawas lapan gan. Hasil pengujian harus di tanda tangani dan di approve oleh pengawas
lapangan.
Like
Be the first to like this.
7
Pekerjaan pondasi umumnya merupakan pekerjaan awal dari suatu proyek. Oleh karena itu
langkah awal yang dilakukan adalah pemetaan terlebih dahulu. Inilah gunanya ilmu ukur
tanah. Umumnya yang ngerjain adalah alumni STM geodesi dan pertanahan. Proses ini
sebaiknya dilakukan sebelum alat- alat proyek masuk, karena jika sesudahnya wah susah
itu untuk ‘nembak’-nya. Dan dari pemetaan ini dapat diperoleh suatu patokan yang tepat
antara koordinat pada gambar kerja dan kondisi lapangan. Bayangin…!! jika salah kerja di
tempat orang lain. Bisa kacau itu..!!
Berikut ini adalah tahapan- tahapan awal pekerjaan :
Foto 1 : Excavator mempersiapkan areal proyek agar alat-alat berat yang lain bisa masuk.
Pekerjaan pondasi tiang bor memerlukan alat- alat berat dalam suatu proyek . Disebut alat-
alat berat memang karena bobotnya yang berat, makanya manajer proyek harus dapat
memastikan perkerjaan persiapaan apa yang diperlukan agar alat yang berat tersebut dapat
masuk ke areal dengan baik. Jika tidak disiapkan dengan baik, bisa saja alat berat tersebut
ambles karena daya dukung tanahnya yang jelek.
8
Foto 2 : Bahkan bila perlu, dipasang juga pelat- pelat baja.
Pelat baja tersebut dimaksudkan agar alat- alat berat tidak ambles jika kekuatan tanahnya
diragukan. Jika sampai ambles, untuk ‘ngangkat’ kembali biayanya lebih besar dibanding
biaya yang diperlukan untuk mengadakan pelat- pelat tersebut. Perlu tidaknya pelat-pelat
tersebut tentu didasarkan dari pengalaman- pengalaman sebelumnya, nggak ada itu di buku
teks. Itu yang saya maksud dengan ‘seni’ agar pekerjaan lancar. Coba, di buku mana itu
ada..!?
Paralel dengan pekerjaan persiapan, maka pembuatan penulangan tiang bor telah dapat
dilakukan. Ini penting, karena jangan sampai sudah dibor, eh ternyata tulangannya belum
9
siap. Jika tertunda lama, tanah pada lubang bor bisa rusak (mungkin karena hujan atau
lainnya). Bisa- bisa perlu dilakukan pengerjaan bor lagi. Pemilihan tempat untuk merakit
tulangan juga penting, tidak boleh terlalu jauh, masih terjangkau oleh alat- alat berat tetapi
tidak boleh sampai mengganggu manuver alat- alat berat itu sendiri. Ini gambar detail
strukturnya, biasanya digambarkan seperti ini. Ini fondasi franki yang terkenal itu, yang
dibagian bawahnya membesar. Itu khas-nya Franky. Ada yang diameternya lebih dari 1 m,
tapi prinsipnya hampir sama. Kedalaman pondasi adalah sampai tanah keras (SPT 50)
dalam hal ini adalah 17-18 m (lokasi di Bogor).
Gambar diatas bisa menggambarkan secara skematik alat- alat yang digunakan untuk
mengebor. Dalam prakteknya, mesin bor-nya terpisah sehingga perlu crane atau excavator
tersendiri seperti ini.
11
Pengeboran
13
Ini merupakan proses awal dimulainya pengerjaan pondasi tiang bor, kedalaman dan
diameter tiang bor menjadi parameter utama dipilihnya alat-alat bor. Juga terdapatnya
batuan atau material dibawah permukaan tanah. Ini perlu diantisipasi sehingga bisa
disediakan metode, dan peralatan yang cocok. Kalau asal ngebor, bisa-bisa mata bor-nya
stack di bawah. Biaya itu. Ini contoh mesin bor dan auger dengan berbagai ukuran siap
ngebor.
Setelah mencapai suatu kedalaman yang ‘mencukupi’ untuk menghindari tanah di tepi
lubang berguguran maka perlu di pasang casing, yaitu pipa yang mempunyai ukuran
diameter dalam kurang lebih sama dengan diameter lubang bor.
14
Perhatikan mesin bor-nya beda, tetapi pada prinsipnya cara pemasangan casing sama:
diangkat dan dimasukkan pada lubang bor. Tentu saja kedalaman lubang belum sampai
bawah, secukupnya. Kalau nunggu sampai kebawah, maka bisa-bisa tanah berguguran
semua. Lubang tertutup lagi. Jadi pemasangan casing penting.
Setelah casing terpasang, maka pengeboran dapat dilanjutkan. Gambar di atas, mata auger
sudah diganti dng Cleaning Bucket yaitu untuk membuang tanah atau lumpur di dasar
lubang.
15
Akhirnya setelah beberapa lama dan diperkirakan sudah mencapai kedalaman rencana
maka perlu dipastikan terlebih dahulu apakah kedalaman lubang bor sudah mencukupi,
yaitu melalui pemeriksaan manual.
Foto 11. Pemeriksaan kedalaman manual pondasi
Perlu juga diperhatikan bahwa tanah hasil pemboran perlu juga dichek dengan data hasil
penyelidikan terdahulu. Apakah jenis tanah adalah sama seperti yang diperkirakan dalam
menentukan kedalaman tiang bor tersebut. Ini perlu karena sampel tanah sebelumnya
umumnya diambil dari satu dua tempat yang dianggap mewakili. Tetapi dengan proses
pengeboran ini maka secara otomatis dapat dilakukan prediksi kondisi tanah secara tepat,
satu persatu pada titik yang dibor. Apabila kedalaman dan juga lubang bor telah ‘siap’,
maka selanjutnya adalah penempatan tulangan rebar.
17
Pengecoran beton :
Setelah proses pemasangan tulangan baja maka proses selanjutnya adalah pengecoran
beton. Ini merupakan bagian yang paling kritis yang menentukan berfungsi tidaknya suatu
pondasi. Meskipun proses pekerjaan sebelumnya sudah benar, tetapi pada tahapan ini
gagal maka gagal pula pondasi tersebut secara keseluruhan.
Pengecoran disebut gagal jika lubang pondasi tersebut tidak terisi benar dengan beton,
misalnya ada yang bercampur dengan galian tanah atau segresi dengan air, tanah longsor
sehingga beton mengisi bagian yang tidak tepat.
Adanya air pada lobang bor menyebabkan pengecoran memerlukan alat bantu khusus,
yaitu pipa tremi. Pipa tersebut mempunyai panjang yang sama atau lebih besar dengan
kedalaman lubang yang dibor.
19
Foto 14.
Pipa Tremi untuk pengecoran
20
Cukup panjang kan..? Inilah yang disebut pipa tremi. Foto ini cukup menarik karena bisa
mengambil gambar mulai dari ujung bawah sampai ujung atas. Ujung di bagian bawah
agak khusus lho, nggak berlubang biasa tetapi ada detail khusus sehingga lumpur tidak
masuk kedalam tetapi beton di dalam pipa bisa mendorong keluar. Mau tahu detailnya..?
Yang teronggok di bawah adalah corong beton yang akan dipasang di ujung atas pipa
tremi, tempat memasukkan beton segar. Yang di bawah ini pekerjaan pengecoran pondasi
tiang bor di bagian lain, terlihat mesin bor (warna kuning) yang difungsikan crane-nya
(mata bor nya nggak dipasang, mesin bor non-aktif).
21
Posisi sama seperti yang diatas, yaitu pipa tremi siap dimasukkan dalam lobang bor.
Pipa tremi sudah berhasil dimasukkan ke lubang bor. Perhatikan ujung atas yang ditahan
sedemikian sehingga posisinya terkontrol (dipegang) dan tidak jatuh. Corong beton
dipasang. Pada kondisi pipa seperti ini maka pengecoran beton siap. Truk readymix siap
mendekat.
22
Pada tahap pengecoran pertama kali, truk readymixed dapat menuangkan langsung ke
corong pipa tremi seperti kasus di atas. Pada tahap ini, mulailah pengalaman seorang
supervisor menentukan.
Kenapa ?
Karena pipa tremi tadi perlu dicabut lagi. Jadi kalau beton yang dituang terlalu banyak
maka jelas mencabut pipa yang tertanam menjadi susah. Sedangkan jika terlalu dini
mencabut pipa tremi, sedangkan beton pada bagian bawah belum terkonsolidasi dengan
baik, maka bisa-bisa terjadi segresi, tercampur dengan tanah. Padahal proses itu semua
kejadiannya di bawah, di dalam lobang, nggak kelihatan sama sekali. Jadi pengalaman
supervisi atau operator yang mengangkat pipa tadi memegang peran sangat penting.
Sarjana baru lulus pasti kesulitan mengerjakan hal tersebut. Pada kasus ini, tidak hanya
teori, lha itu seninya di lapangan. Perlu feeling yang tepat. Ingat kalau salah, pondasi
gagal, cost-nya besar lho.
23
Jangan sepelekan aba-aba seperti di atas. Belum tentu seorang sarjana teknik sipil yang
baru lulus dengan IP 4.0 bisa mengangkat tangan ke atas secara tepat. Karena untuk itu
perlu pengalaman. Jadi menjadi seorang engineer tidak cukup hanya ijazah sekolah formil,
perlu yang lain yaitu pengalaman yang membentuk mental engineer yang handal.
24
Jika beton yang di cor sudah semakin ke atas (volumenya semakin banyak) maka pipa
tremi harus mulai ditarik ke atas. Perhatikan bagian pipa tremi yang basah dan kering.
Untuk kasus ini karena pengecoran beton masih diteruskan maka diperlukan bucket karena
beton tidak bisa langsung dituang ke corong pipa tremi tersebut.
25
Adanya pipa tremi tersebut menyebabkan beton dapat disalurkan ke dasar lubang langsung
dan tanpa mengalami pencampuran dengan air atau lumpur. Karena BJ beton lebih besar
dari BJ lumpur maka beton makin lama-makin kuat untuk mendesak lumpur naik ke atas.
Jadi pada tahapan ini tidak perlu takut dengan air atau lumpur sehingga perlu dewatering
segala. Gambar foto di atas menunjukkan air / lumpur mulai terdorong ke atas, lubang
mulai digantikan dengan beton segar tadi.
Proses pengecoran ini memerlukan supply beton yang continuous, bayangkan saja bila ada
keterlambatan beberapa jam. Jika sampai terjadi setting maka pipa treminya bisa tertanam
lho dibawah dan nggak bisa dicabut. Sedangkan kalau keburu di cabut maka tiang beton
bisa tidak continue. Jadi bagian logistik / pengadaan beton harus memperhatikan itu.
26
Jika pengerjaan pengecoran dapat berlangsung dengan baik, maka pada akhirnya beton
dapat muncul dari kedalaman lobang. Jadi pemasangan tremi mensyaratkan bahwa selama
pengecoran dan penarikan maka pipa tremi tersebut harus selalu tertanam pada beton
segar. Jadi kondisi tersebut fungsinya sebagai penyumbat atau penahan agar tidak terjadi
segresi atau kecampuran dengan lumpur.
Sampai tahap ini pekerjaan tiang bor selesai.
Sumber : www.wiryanto.wordpress.com
1. Jenis tanah
Jenis tanah sangat berpengaruh terhadap kecepatan dalam pengeboran. Jika tipe tanah
pada lokasi yang berpasir atau tanah basah maka akan sangat mudah longsor sehingga
sangat sulit dalam proses pengangkatan mata bor setelah pengeboran. Salah sedikit bisa
mengakibatkan kelongsoran pada lubang yang telah dibuat.
Level muka air tanah sangat menentukan tekanan terhadap mata bor dan dinding
sumuran.
Jika level air tanah sangat dangkal maka sumuran yang dibuat akan sering mengalami
kebanjiran yang akan berakibat sumuran akan mudah longsor dan mata bor sulit menekan
akibat tekanan air menuju arah keatas.
27
1. Pek.Persiapan
2. Pengeboran
Berdasarkan kondisi tanah, system pengeboran basah diusulkan untuk pekerjaan
pengeboran dalam proyek ini. Air digunakan untuk menghancurkan material tanah dan
mengurangi gesekan dalam lubang.
Untuk memastikan kondisi lubang telah bersih digunakan bor spiral yang berfungsi
untuk membawa dan memotong tanah sisa yang tidak dibawa oleh air. Dengan system ini,
28
diharapkan bahwa semua sisa pengeboran bias terangkat. Tahap ini adalah langkah
terakhir dari pengeboran.
d. Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu aliran campuran beton
kedalam lubang agar tidak ada udara yang terjebak dalam campuran beton.
e. Jika campuran tidak bias turun lebih jauh, dengan kata lain permukaan campuran
beton di dalam lubang bor telah meningkat cukup jauh. Maka pipa trime bias ditarik
perlahan-lahan sambil terus menuangkan campuran beton.
f. Penarikan pipa trime harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap terendam 1 meter
di dalam campuran beton. Pipa trime bias diangkat jika campuran beton telah naik lebih
dari 3 meter di bawah pipa trime. Pengecoran dapat dihentikan jika campuran beton
sampai kepermukaan lubang (meluap) dan benar-benar bersih dari lumpur atau kotoran
lainnya.
g. Tahap-tahap pengeboran diatas dilanjutkan ke titik-titik pengeboran yang lain sesuai
dengan nomor pengeboran yang telah ditentukan.
Bak penampungan limbah khusus harus disiapkan untuk bahan lumpur yang
dihasilkan dari pengeboran, sehingga tidak menumpuk / membanjiri area kerja dan tidak
mengganggu pekerjaan pengeboran berikutnya.
Bahan lumpur kental yang mengisi bak penampungan harus diambil di luar wilayah
pengeboran.
Setelah umur beton 7 hari dilanjutkan dengan bobokan pile cap, sampai level atau
batas yang telah ditentukan sesuai dengan hasil uji try mix.
Foto-foto pelaksanaan :
30