BUKU INFORMASI
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
DAFTAR ISI
BAB II
PENGANTAR .................................................................................................... 2
1.1.
1.2.
1.3.
1.4.
2.2.
2.3.
3.2.
3.3.
Umum ..................................................................................................... 24
4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
5.2.
5.3.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
BAB I
PENGANTAR
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Kegiatan-kegiatan
yang
akan
membantu
peserta
pelatihan
untuk
c) Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
Kegiatan-kegiatan
yang
dilakukan
oleh
peserta
pelatihan
sebagai
pernyataan keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
Menggunakan
Buku
Informasi
sebagai
sumber
utama
dalam
penyelenggaraan pelatihan.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
pengalaman
lainnya
yang
mengajarkan
pengetahuan
dan
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
1.4.4 Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan
belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang
dipelajari.
1.4.5 Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.
1.4.6 Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
KKNI
adalah
kerangka
penjenjangan
kualifikasi
kompetensi
yang
dapat
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Menyakinkan, bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah
dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
2.3.4
Deskripsi Unit
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang
diperlukan dalam Melaksanakan Pekerjaan Perkerasan Aspal.
2.3.5
Elemen Kompetensi
KODE UNIT
JUDUL UNIT
DESKRIPSI UNIT
ELEMEN KOMPETENSI
1.
Edisi : I - 2012
1.2
1.3
1.4
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
ELEMEN KOMPETENSI
2.
3.
4.
4.1
4.2
4.3
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel.
1.1
Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok,
pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan jalan.
1.2
Unit kompetensi ini berlaku untuk melakukan persiapan, menerapkan metoda kerja,
dan melakukan perhitungan kuantitas pekerjaan Perkerasan Aspal.
1.3
Unit kompetensi ini juga untuk menyiapkan, menerapkan dan menegakkan tanggung
jawab dalam pelaksanaan pekerjaan jalan.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
2.4. Peralatan utama (Aspahlt Mixing Plant, Air Compressor, Asphalt Spayer, Dump Truck,
Asphalt Finsher, Pemadat Roda Baja dan Karet) dan penunjang untuk pelaksanaan
pekerjaan.
2.5. Material (agregat kasar dan halus, pasir, filler, aspal, additive bila diperlukan).
3. Tugas yang harus dilakukan
3.1. Melakukan persiapan pekerjaan Perkerasan Aspal
3.2. Menerapkan tahapan perkerjaan Perkerasan Aspal
3.3. Melakukan perhitungan kuantitas hasil pekerjaan Perkerasan Aspal
3.4. Mengompilasi formulir hasil pekerjaan Perkerasan Aspal
4. Peraturan-peraturan yang diperlukan :
4.1
4.2
4.3
4.4
PANDUAN PENILAIAN
1. Penjelasan Prosedur Penilaian :
Unit kompetensi ini dapat dinilai didalam maupun diluar tempat kerja,unit ini harus didukung
oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang
ditetapkan dalam materi uji kompetensi (MUK)
1.1
1.2
: Melaksanakan
Pekerjaan
Perkerasan
Beton
Semen
1.2.1 F45 PLPJ 02 006 02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
2. Kondisi Pengujian
Kompetensi yang tercakup dalam unit ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh
elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya ditempat kerja
menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan,keterampilan dan
sikap kerja sesuai standar.
Metode uji kompetensi yang digunakan, antara lain :
2.1
Tes tertulis
2.2
Tes lisan/wawancara
2.3
2.4
2.5
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
6. Kompetensi Kunci
NO
TINGKAT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Memecahkan masalah
7.
Menggunakan teknologi
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Elemen Kompetensi 1
No
1
1.1
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator Unjuk
Kerja
2
Gambar kerja dan
spesifikasi teknik
dijabarkan.
Tujuan
Pembelajaran
3
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini,
peserta
diharapkan
mampu
gambar kerja
dan spesifikasi
teknik
dijabarkan.
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
4
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
1) Dapat
menjelaskan
spesifikasi teknik
yang digunakan
dalam pekerjaan
perkerasan aspal.
2) Mampu
mengidentifikasi
spesifikasi teknik
pekerjaan
perkerasan aspal.
1.2
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
6
1) Pedoman
pelaksanaan
K3L
2) SOP
perusahaan
terkait
3) Spesifikasi
teknik/Instruk
si kerja
4) Gambar
Kerja
5) Schedule
harian
/mingguan
7
30 menit
3) Mampu
mengidentifikasi
gambar kerja
pekerjaan
perkerasan jalan
aspal
4) Harus mampu
bersikap cermat,
teliti dan taat
terhadap ketentuan
yang terdapat
dalam gambar kerja
dan spesifikasi
teknis.
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini,
peserta
diharapkan
mampu hasil
pemilihan
sumber daya
(manusia,
material, alat)
pekerjaan
perkerasan
aspal disiapkan
dengan tepat
sesuai
kebutuhan.
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
5
1) Dapat menjelaskan
spesifikasi teknik
yang digunakan
dalam pekerjaan
perkerasan aspal.
2) Mampu
mengidentifikasi
spesifikasi teknik
pekerjaan
perkerasan aspal.
3) Mampu
mengidentifikasi
gambar kerja
pekerjaan
perkerasan jalan
aspal
4) Harus mampu
bersikap cermat,
teliti dan taat
terhadap
ketentuan yang
terdapat dalam
gambar kerja dan
spesifikasi teknis.
Hasil pemilihan sumber
daya (manusia,
material, alat)
pekerjaan perkerasan
aspal disiapkan
dengan tepat sesuai
kebutuhan.
Tahapan
Pembelajaran
Edisi : I - 2012
1.3
2
1) Dapat
menjelaskan cara
menetapkan
kebutuhan
sumber daya
(manusia,
material, alat)
untuk pekerjaan
perkerasan aspal.
2) Mampu
mengidentifikasi
dan menghitung
kebutuhan tenaga
kerja pada
pekerjaan
perkerasan aspal.
3) Mampu
mengidentifikasi
dan menghitung
kebutuhan
material yang
digunakan pada
pekerjaan
perkerasan aspal.
4) Mampu
mengidentifikasi
dan menghitung
kebutuhan
peralatan pada
pekerjaan
perkerasan aspal.
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
memilih sumber
daya.
Hasil survei lapangan
pekerjaan perkerasan
aspal diperiksa
dengan tepat sesuai
kebutuhan.
5
2) Mampu
mengidentifikasi
dan menghitung
kebutuhan tenaga
kerja pada
pekerjaan
perkerasan aspal.
3) Mampu
mengidentifikasi
dan menghitung
kebutuhan material
yang digunakan
pada pekerjaan
perkerasan aspal.
4) Mampu
mengidentifikasi
dan menghitung
kebutuhan
peralatan pada
pekerjaan
perkerasan aspal.
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
memilih sumber
daya.
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini,
peserta
diharapkan
mampu hasil
survei
lapangan
pekerjaan
perkerasan
aspal diperiksa
dengan tepat
sesuai
kebutuhan.
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
1) Dapat
menjelaskan data
lapangan yang
diperoleh dari
hasil survei
lapangan terkait
dengan pekerjaan
perkerasan aspal.
2) Mampu
membandingkan
kondisi lapangan
hasil survei
dengan kondisi
topografi pada
gambar
pelaksanaan
3) Harus mampu
bersikap cermat dalam
memeriksa data hasil
survei lapangan.
30 menit
3) Harus mampu
bersikap cermat
dalam memeriksa
data hasil survei
lapangan.
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
2
Pelaksanaan
pekerjaan perkerasan
aspal diinstruksi kan
kepada bawahan
mengacu pada
metode kerja secara
rinci dan jelas.
3
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini,
peserta
diharapkan
mampu
pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan
aspal
diinstruksikan
kepada
bawahan
mengacu pada
metode kerja
secara rinci
dan jelas.
4
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
1) Dapat
menjelaskan
metode
pelaksanaan yang
digunakan pada
pekerjaan
perkerasan aspal.
5
1) Dapat menjelaskan
metode
pelaksanaan yang
digunakan pada
pekerjaan
perkerasan aspal.
6
1) Pedoman
pelaksanaan
K3L
2) SOP
perusahaan
terkait
3) Spesifikasi
teknik/Instruk
si kerja
4) Gambar
Kerja
5) Schedule
harian
/mingguan
7
30 menit
2) Mampu
menginstruksi kan
pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal
sesuai metoda
pelaksanaan aspal
dengan rinci dan
jelas.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan rinci dalam
menjelaskan
metode
pelaksanaan
perkerasan aspal.
2) Mampu
menginstruksi kan
pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal
sesuai metoda
pelaksanaan
aspal dengan rinci
dan jelas.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan rinci dalam
menjelaskan
metode
pelaksanaan
perkerasan aspal.
Pelaksanaan praktik:
.
.
.
.
.
.
.
.
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Elemen Kompetensi 2
No
1
2.1
2.2
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator Unjuk
Kerja
2
Patok-patok garis dan
ketinggian pekerjaan
perkerasan aspal
dipasang berdasarkan
gambar kerja.
1) Dapat
menjelaskan cara
memasang patokpatok garis dan
ketinggian
berdasarkan
gambar kerja.
2) Mampu
mengawasi
pemasangan
patok-patok garis
dan ketinggian
sesuai gambar
kerja
3) Harus mampu
bersikap cermat
dalam memasang
patok garis dan
ketinggian pada
pekerjaan
perkerasan aspal.
Pekerjaan
perkerasan aspal
dilaksana kan
berdasarkan gambar
kerja, spesifikasi
teknik dan jadwal
pelaksanaan
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
4
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
6
1) Pedoman
pelaksanaan
K3L
2) SOP
perusahaan
terkait
3) Spesifikasi
teknik/Instruk
si kerja
4) Gambar
Kerja
5) Schedule
2) Mampu mengawasi
harian
pemasangan patok/mingguan
patok garis dan
ketinggian sesuai
gambar kerja
7
15 menit
Tahapan
Pembelajaran
5
1) Dapat menjelaskan
cara memasang
patok-patok garis
dan ketinggian
berdasarkan
gambar kerja.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dalam memasang
patok garis dan
ketinggian pada
pekerjaan
perkerasan aspal.
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini,
peserta
diharapkan
mampu
pekerjaan
perkerasan
aspal
dilaksana kan
berdasarkan
gambar kerja,
spesifikasi
teknik dan
jadwal
pelaksanaan
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
1) Dapat
menjelaskan
metoda
pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal.
2) Dapat
menjelaskan
spesifikasi teknik
dan Instruksi Kerja
yang digunakan
dalam
pelaksanaan
perkerasan aspal.
1) Dapat menjelaskan
metoda
pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal.
1) Pedoman
pelaksanaan
K3L
2) SOP
perusahaan
terkait
3) Spesifikasi
teknik/Instruk
si kerja
4) Gambar
Kerja
5) Schedule
harian
/mingguan
135
menit
2) Dapat menjelaskan
spesifikasi teknik
dan Instruksi Kerja
yang digunakan
dalam pelaksanaan
perkerasan aspal.
3) Dapat menjelaskan
jadwal kerja secara
rinci pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal.
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
2.3
2
3) Dapat
menjelaskan
jadwal kerja
secara rinci
pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal.
4) Mampu
menerapkan
gambar kerja ,
spesifikasi teknik ,
metoda
pelaksanaan dan
Instruksi Kerja
dalam
pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal.
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan taat terhadap
ketentuan yang
terdapat pada
gambar kerja,
spesifikasi teknik
dan jadwal
pelaksanaan
Pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal
diawasi dengan
cermat sesuai
instruksi kerja.
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
5
4) Mampu
menerapkan
gambar kerja ,
spesifikasi teknik ,
metoda
pelaksanaan dan
Instruksi Kerja
dalam pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal.
5) Harus mampu
bersikap cermat
dan taat terhadap
ketentuan yang
terdapat pada
gambar kerja,
spesifikasi teknik
dan jadwal
pelaksanaan
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini,
peserta
diharapkan
mampu
Pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan
aspal diawasi
dengan cermat
sesuai
instruksi kerja.
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
1) Dapat menjelaskan
pengawasan
pelaksanaan
pekerjaan aspal.
1) Pedoman
pelaksanaan
K3L
2) SOP
perusahaan
terkait
3) Spesifikasi
teknik/Instruk
si kerja
4) Gambar
Kerja
5) Schedule
harian
/mingguan
30 menit
1) Dapat
menjelaskan
pengawasan
pelaksanaan
pekerjaan aspal.
2) Mampu mengawasi
hasil pekerjaan dan
kesesuaian jadwal
kerja pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
melakukan
pengawasan
pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal.
2) Mampu
mengawasi hasil
pekerjaan dan
kesesuaian jadwal
kerja pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
melakukan
pengawasan
pelaksanaan
pekerjaan
perkerasan aspal.
Edisi : I - 2012
2
Pekerjaan
perkerasan aspal
yang diluar ketentuan
toleransi diperbaiki
sesuai prosedur.
3
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini,
peserta
diharapkan
mampu
pekerjaan
perkerasan
aspal yang
diluar
ketentuan
toleransi
diperbaiki
sesuai
prosedur.
4
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
1) Dapat
menjelaskan
ketentuan
toleransi pada
perkerasan aspal.
5
1) Dapat menjelaskan
ketentuan toleransi
pada perkerasan
aspal.
6
1) Pedoman
pelaksanaan
K3L
2) SOP
perusahaan
terkait
3) Spesifikasi
teknik/Instruk
si kerja
4) Gambar
Kerja
5) Schedule
harian
/mingguan
7
45 menit
2) Mampu
mengidentifikasi
adanya pekerjaan
perkerasan aspal
yang di luar
ketentuan toleransi
dan menunjukkan
cara perbaikannya.
3) Harus mampu
bersikap cermat,
teliti dan taat
terhadap ketentuan
toleransi dan
prosedur pekerjaan.
2) Mampu
mengidentifikasi
adanya pekerjaan
perkerasan aspal
yang di luar
ketentuan
toleransi dan
menunjukkan cara
perbaikannya.
3) Harus mampu
bersikap cermat,
teliti dan taat
terhadap
ketentuan
toleransi dan
prosedur
pekerjaan.
Pelaksanaan praktik:
.
.
.
.
.
.
.
.
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Elemen Kompetensi 3
No
1
3.1
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator Unjuk
Kerja
2
Data hasil uji mutu
dan dimensi
pekerjaan perkerasan
aspal diperiksa
sebagai bahan untuk
menghitung kuantitas
pekerjaan.
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
4
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
1) Dapat
menjelaskan jenis
uji mutu dan
dimensi pada
pekerjaan
perkerasan aspal.
3.2
2) Mampu
mengidentifikasi
kesesuaian data
hasil uji mutu dan
dimensi pekerjaan
perkerasan aspal
dengan gambar
kerja dan
spesifikasi teknik.
3) Harus mampu
bersikap cermat,
teliti dan taat
terhadap
ketentuan mutu
yang telah
ditetapkan.
Kuantitas pekerjaan
perkerasan aspal
dihitung dengan
cermat.
Tahapan
Pembelajaran
5
1) Dapat menjelaskan
jenis uji mutu dan
dimensi pada
pekerjaan
perkerasan aspal.
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
Jam
Pelajaran
Indikatif
6
1) Pedoman
pelaksanaan
K3L
2) SOP
perusahaan
terkait
3) Spesifikasi
teknik/Instruk
si kerja
4) Gambar
Kerja
5) Schedule
harian
/mingguan
7
30 menit
1) Pedoman
pelaksanaan
K3L
2) SOP
perusahaan
terkait
3) Spesifikasi
teknik/Instruk
si kerja
4) Gambar
Kerja
5) Schedule
harian
/mingguan
30 menit
2) Mampu
mengidentifikasi
kesesuaian data
hasil uji mutu dan
dimensi pekerjaan
perkerasan aspal
dengan gambar
kerja dan spesifikasi
teknik.
3) Harus mampu
bersikap cermat,
teliti dan taat
terhadap ketentuan
mutu yang telah
ditetapkan.
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini,
peserta
diharapkan
mampu
kuantitas
pekerjaan
perkerasan
aspal dihitung
dengan
cermat.
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
1) Dapat
menjelaskan cara
menghitung
kuantitas
pekerjaan
perkerasan aspal.
1) Dapat menjelaskan
cara menghitung
kuantitas pekerjaan
perkerasan aspal.
2) Mampu
menerapkan
metode perhitungan
kuantitas pekerjaan
perkerasan aspal
dengan cermat.
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
3.3
2
2) Mampu
menerapkan
metode
perhitungan
kuantitas
pekerjaan
perkerasan aspal
dengan cermat.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menghitung
kuantitas
pekerjaan.
Kemajuan pekerjaan
perkerasan aspal
dicatat pada formulir
yang sudah
disiapkan.
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini,
peserta
diharapkan
mampu
kemajuan
pekerjaan
perkerasan
aspal dicatat
pada formulir
yang sudah
disiapkan.
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
1) Dapat
menjelaskan cara
menilai kemajuan
pekerjaan
perkerasan aspal.
2) Mampu memilih
formulir yang
digunakan untuk
mencatat
kemajuan
pekerjaan
perkerasan aspal.
3) Mampu mengisi
formulir kemajuan
pekerjaan
perkerasan aspal.
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
5
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
menghitung
kuantitas
pekerjaan.
30 menit
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
mencatat kemajuan
pekerjaan.
4) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
mencatat
kemajuan
pekerjaan.
Pelaksanaan praktik:
.
.
.
.
.
.
.
.
Edisi : I - 2012
Elemen Kompetensi 4
No
1
4.1
Kriteria Unjuk
Kerja/Indikator Unjuk
Kerja
2
Formulir hasil
pekerjaan perkerasan
aspal diperiksa
dengan cermat.
Metode
Pelatihan
yang
Disarankan
4
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
1) Dapat
menjelaskan
format standar
yang digunakan
dalam melakukan
rekapitulasi
pekerjaan.
2) Mampu merinci
hasil pekerjaan
perkerasan aspal
dengan cermat.
4.2
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
memeriksa
formulir hasil
pekerjaan
perkerasan aspal.
Daftar rekapitulasi
dibuat dengan
menggunakan format
standar.
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Tahapan
Pembelajaran
Sumber/
Referensi yang
Disarankan
5
6
1) Dapat menjelaskan 1) Pedoman
format standar yang
pelaksanaan
digunakan dalam
K3L
melakukan
2) SOP
rekapitulasi
perusahaan
pekerjaan.
terkait
3) Spesifikasi
teknik/Instruk
si kerja
4) Gambar
Kerja
5) Schedule
harian
2) Mampu merinci
/mingguan
hasil pekerjaan
perkerasan aspal
dengan cermat.
Jam
Pelajaran
Indikatif
7
-
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan teliti dalam
memeriksa formulir
hasil pekerjaan
perkerasan aspal.
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini,
peserta
diharapkan
mampu daftar
rekapitulasi
dibuat dengan
menggunakan
format standar.
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
1) Dapat
menjelaskan datadata yang
dibutuhkan untuk
mengisi daftar
rekapitulasi hasil
pekerjaan.
2) Mampu menyusun
daftar rekapitulasi
hasil pekerjaan.
1) Dapat menjelaskan
data-data yang
dibutuhkan untuk
mengisi daftar
rekapitulasi hasil
pekerjaan.
2) Mampu menyusun
daftar rekapitulasi
hasil pekerjaan.
1) Pedoman
pelaksanaan
K3L
2) SOP
perusahaan
terkait
3) Spesifikasi
teknik/Instruk
si kerja
4) Gambar
Kerja
5) Schedule
harian
/mingguan
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan taat dalam
mengguna kan
format standar.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dan taat dalam
mengguna kan
format standar.
Edisi : I - 2012
2
Hasil rekapitulasi
pekerjaan
perkerasan aspal
dirangkum sebagai
data pendukung
laporan .
3
Pada akhir
pembelajaran
sesi ini,
peserta
diharapkan
mampu hasil
rekapitulasi
pekerjaan
perkerasan
aspal
dirangkum
sebagai data
pendukung
laporan .
4
1. Ceramah
2. Diskusi/
diskusi
kelompok
3. Peragaan
4. Praktik
1) Dapat
menjelaskan cara
merangkum hasil
rekapitulasi
pekerjaan
perkerasan.
2) Mampu menyusun
hasil rekapitulasi
pekerjaan
perkerasan aspal
dalam bentuk
rangkuman.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dalam merangkum
hasil pekerjaan
perkerasan aspal.
Pelaksanaan praktik:
.
.
.
.
.
.
.
.
5
1) Dapat menjelaskan
cara merangkum
hasil rekapitulasi
pekerjaan
perkerasan.
6
1) Pedoman
pelaksanaan
K3L
2) SOP
perusahaan
terkait
3) Spesifikasi
teknik/Instruk
si kerja
4) Gambar
Kerja
5) Schedule
harian
/mingguan
7
-
2) Mampu menyusun
hasil rekapitulasi
pekerjaan
perkerasan aspal
dalam bentuk
rangkuman.
3) Harus mampu
bersikap cermat
dalam merangkum
hasil pekerjaan
perkerasan aspal.
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
BAB IV
PEKERJAAN PERKERASAN ASPAL
4.1 Umum
Pekerjaan Perkerasan Aspal meliputi pembuatan hotmix dilokasi AMP, transport,
penghamparan dan pemadatan dilokasi pekerjaan.
Bahan hotmix terdiri dari aspal dan agregat. Aspal harus memenuhi spec yang disyaratkan,
sedangkan agregat terutama menyangkut gradasinya
Pelaksana pekerjaan didahului dengan pembuatan jobmix formula, dimana ditetapkan
presentasi aspal yang dipakai, jumlah dan gradasi agregat yang dipakai dan standar
stabilitas yang harus dicapai.
Dilanjutkan dengan persyaratan mengenai transport material hotmix, penghamparan dan
pemadatan dilapangan.
4.2 Pesiapan Pekerjaan Perkerasan Aspal
Persiapan pekerjaan Perkerasan Aspal merupakan urutan pelaksanaan pekerjaan yang
sangat penting didalam menentukan sukses tidaknya suatu pelaksana proyek. Apabila
persiapan pekerjaan dilakukan tepat waktu, maka pekerjaan selanjutnya dapat diatur tepat
waktu pula.
4.2.1 Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknik
Didalam melaksanakan pekerjaan dilapangan, pelaksana lapangan berpedoman
pada gambar kerja dan spesifikasi teknik.
Gambar kerja merupakan gambar detail yang dibuat berdasarkan gambar kontrak
atau gambar tender dan sudah disesuaikan dengan kondisi lapangan serta hasil
pengukuran pada Mutual Check Awal (MC-0).
Spesifikasi teknik pekerjaan Perkerasan Aspal dapat dilihat pada dokumen kontrak
dan mengikat untuk pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Berikut contoh spesifikasi teknik untuk pekerjaan Perkerasan Aspal yang terdiri dari
pekerjaan tackcoat / prime coat dan pekerjaan aspal beton.
PELAKSANAAN PEKERJAAN LAPIS RESAP PEREKAT
1) Penyiapan Permukaan Yang Akan Disemprot Aspal
a) Apabila pekerjaan Lapis Serap Pengikat dan Lapis Perekat akan
dilaksanakan pada permukaan perkerasan jalan yang ada atau bahu
jalan yang ada, semua kerusakan perkerasan maupun bahu jalan harus
diperbaiki menurut Spesifikasi ini.
b) Apabila pekerjaan Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat akan
dilaksanakan pada perkerasan jalan bam atau bahu jalan baru,
perkerasan atau bahu itu hams telah selesai dikerjakan sepenuhnya,
menurut Spesifikasi ini yang sesuai dengan lokasi dan jenis permukaan
yang baru tersebut.
c) Permukaan yang akan disemprot itu harus dipelihara menurut standar
butir (a) dan butir (b) di atas sebelum pekerjaan pelaburan dilaksanakan.
d) Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan hams dibersihkan
dengan memakai sikat mekanis atau kompresor atau kombinasi
keduanya. Bilamana peralatan ini belum dapat memberikan permukaan
yang benar-benar bersih. Penyapuan tambahan harus dikerjakan
manual dengan sikat yang kaku.
e) Pembersihan harus dilaksankan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang
akan disemprot.
f)
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Lapis Perekat
: Sesuai
dengan jenis
permukaan
yang
penyemprotan
harus
sesuai
dengan
Tabel
4.2.2,
kecuali
Terekspos Cuaca
Aspal Cair
0,15
0,15-0,35
Aspal Emulsi
0,20
0,20-0,50
0,40
0,40-1,00*
diencerkan (1:1)
Catatan:
takaran pemakaian yang berlebih akan mengalir pada bidang permukaan
yang terjal. Lereng melintang yang besar atau permukaan yang tidak rata.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
11010 C
3010 C
Jenis Aspal
permukaan
yang
akan
disemprot
oleh
setiap
lintasan
sesuai
ketentuan
grafik
tersebut
sebelum
dan
selama
pelaksanaan penyemprotan.
Judul Modul : Pekerjaan Perkerasan Aspal
Buku Informasi
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Toleransi
takaran
pemakaian
berikutnya
dilaksanakan
dan
bila
perlu
diadakan
harus
segera
dihentikan
jika
ternyata
ada
mencegah
terjadinya
pemanasan
setempat
dan
mampu
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
temperatur yang merata setiap saat. Pada setiap hari sebelum proses
pencampuran dimulai, minimum harus terdapat 30.000 liter aspal panas
yang siap untuk dialirkan ke alat pencampur.
3) Penyiapan Agregat
a) Setiap fraksi agregat harus disalurkan ke instalasi pencampur aspal
melalui
pemasok
penampung
dingin
yang
terpisah.
Pra-
dan
dipanaskan
pada
alat
pengering
sebelum
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
pengendali
waktu
yang
handal.
Untuk
instalsi
PROSEDUR PELAKSANAAN
SUHU CAMPURAN
ASPAL (C)
Pen. 60/70
0,2
155 1
0,4
145 1
No.
PROSEDUR PELAKSANAAN
V1SKOS1TAS
ASPAL (PA.S)
Tidak diperlukan
VISKOSITAS
ASPAL (PA.S)
Edisi : I - 2012
SUHU CAMPURAN
ASPAL (C)
Pen. 60/70
165
145-155
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
135-150
0,5-1,0
130-150
1-2
125-145
2-20
100-125
<20
>95
Catatan :
1) Direksi Pekerjaan akan menyetujui atau memerintahkan setiap perubahan
yang dianggap perlu terhadap rentang suhu yang diberikan dalam tabel di
atas, berdasarkan data pengujian viskolitas aspal yang dipakai, untuk
menjamin agar rentang viskositas yang disyaratkan terpenuhi. Dengan
demikian kriteria batas-batas viskositas inilah yang diatur dalam Spesifikasi
ini, bukan kriteria suhu.
2) Bilamana campuran aspal sulit dipadatkan (retak atau sungkur) temperatur
campuran harus diturunkan lebih rendah dari yang ditunjukkan dalam tabel
ini. Hal ini terjadi sehubungan dengan jenis campuran aspal yang berbeda
(terlalu halus, atau kadar pasir terlalu tinggi).
b) Setiap truk yang telah dimuati harus ditimbang dan setiap muatan harus
dicatat berat kotor, berat kosong dan berat neto. Muatan campuran aspal tidak
boleh dikirim terlalu sore agar penghamparan dan pemadatan hanya
dilaksanakan pada saat masih terang terkecuali tersedia penerangan yang
dapat diterima oleh Direksi Pekerjaan.
PENGHAMPARAN CAMPURAN
1) Menyiapkan Permukaan Yang Akan Dilapisi
a) Bilamana permukaan yang akan dilapisi termasuk perataan setempat
dalam kondisi rusak, menunjukkan ketidakstabilan, atau permukaan
aspal lama telah berubah bentuk secara berlebihan atau tidak melekat
dengan baik dengan lapisan di bawahnya, harus dibongkar atau dengan
cara perataan kembali lainnya, semua bahan yang lepas atau lunak
harus dibuang, dan permukaannya dibersihkan dan/atau diperbaiki
dengan campuran aspal atau bahan lain yang disetujui oleh Direksi
pekerjaan. Bilamana permukaan yang akan dilapisi terdapat atau
mengandung sejumlah bahan dengan rongga dalam campuran yang
tidak
memadai,
Edisi : I - 2012
sebagaimana yang
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
vibrasi
pada
alat
penghampar
harus
dijalankan
selama
Edisi : I - 2012
f)
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Operasi
1.
0-10 menit
2.
5-15 menit
n J.
Penggilasan Aldiir/Penyelesaian
< 45 menit
Catatan:
Perkiraan waktu di atas hanyalah pedoman kasar. Bagaimanapun juga
aplikasi penggilasan harus berdasarkan viskositas aspal yang ditentukan
dalam tabel 4.2.3.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
pergerakan
campuran
aspal
akibat
penggilasan.
Bila
posisi
alat
pemadat
sedikit
demi
sedikit
melewati
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
kecepatan dan arah penggilasan tidak boleh diubah secara tiba-tiba atau
dengan cara yang menyebabkan terdorongnya campuran aspal.
i)
j)
Setiap produk minyak bumi yang tumpah atau tercecer dari kendaraan
atau perlengkapan yang digunakan oleh Kontraktor di atas perkerasan
yang
sedang
dikerjakan,
dapat
menjadi
alsan
dilakukannya
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Contoh
Pedoman survei lapangan
Pedoman ini diperlukan supaya dalam pelaksanaan survei lapangan dapat dilaksanakan dan
mendapatkan hasil yang optimal.
Pada peninjauan lapangan dapat dibedakan dari jenis proyek antara lain :
Irigasi
Jembatan
Jalan
A. Data umum survei lapangan
1. Nama proyek : ....................................................
2. Keadaan site :
- Rata / bergelombang
- Banyak pepohonan
- Ditumbuhi belukar
- Berbukit-bukit
- Rawa
- Bebas tumpukan barang
3. Jalan masuk ke site
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Proyek jalan
1. Keadaan site :
- untuk proyek jalan baru (rata, bergelombang, berbukit, rawa)
- untuk proyek perbaikan jalan (ramai / sepi oleh kendaraan, rusak berat / ringan)
2. Fasilitas alat-alat berat :
- ada / tidaknya alat berat yang dapat di sewa di sekitar site
3. Lokasi alat-alat berat :
- penempatan stone crusher
- penempatan asphalt mixing plant (dikaitkan dengan lokasi stone crusher dan tempat
pergelaran hotmix)
4. Lokasi keet :
- penempatan keet induk dan keet tambahan direncanakan seefisien mungkin
- jumlah keet yang dibutuhkan se efisien mungkin
5. Data geologi :
- jenis batuan
- sifat batuan
- kekerasan dari batuan
6. Sub kontraktor :
- daftar sub kontraktor setempat untuk jenis pekerjaan tertentu
Catatan :
Untuk survei pekerjaan perkerasan aspal perlu diperhatikan lokasi quarry dan AMP,
kapasitas produksi quarry dan AMP, cuaca dan jenis aspal (untuk hotmix memakai
AC 60-70, untuk tack cout dan prime coat memakai aspal emulsi atau aspal cair)
4.2.4 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Aspal
Metode pelaksanaan (construction methode) pekerjaan tersebut, sebenarnya telah
dibuat oleh kontraktor yang bersangkutan pada waktu membuat ataupun
mengajukan penawaran pekerjaan. Dengan demikian CM tersebut telah teruji saat
melakukan klarifikasi atas dokumen tendernya terutama construction methodnya,
namun demikian tidak tertutup kemungkinan bahwa pada waktu menjelang
pelaksanaan atau pada waktu pelaksanaan pekerjaan, CM perlu atau harus
dirubah.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
biasanya
pelaksanaannya
saja
cukup
tanpa
diberi
uraian
perhitungan
singkat
mengenai
kebutuhan
alat
dan
cara
tanpa
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
perubahan-perubahan
pada
keadaan
lapangan
maupun
pada
Method
Site plan
Kebutuhan alat/produktifitas
Kebutuhan tenaga kerja
Kebutuhan material
Urutan tahapan pekerjaan
Sketsa penjelasan
pelaksanaan
Analisa
harga satuan
Unit price :
- Ekonomis
- Wajar
- Efisien
Sesuai spec
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
manual
atau
menggunakan
alat
asphalt
sprayer,
dilakukan
penggilasan
awal
dilakukan
penggilasan
antara
dengan
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
2. Lapisan HRS
Pelaksanaan:
Lapisan HRS, merupakan lapisan aus yang berfungsi untuk menghindari
kerusakan pondasi jalan akibat resapan air.
Lapisan HRS dihampar setelah lapisan permukaan dipadatkan.
Suhu aspal saat pemadatan harus sesuai dengan spesifikasi, jika terlalu
lembek maka akan terjadi bleeding dan jika aspal terlalu keras maka
pemadatan akan sulit dilaksanakan, hasil pemadatan tidak sempurna jika
aspal terlalu lembek dan terlalu keras sehingga masih terdapat banyak
poro-pori yang dapat menyebabkan jalan cepat rusak.
Lapisan HRS juga merupakan lapisan yang memberikan kenyamanan
bagi pengendari.
Lapis permukaan diatas base course adalah material bitumen dan material
pengering dengan persyaratan material dan komposisi sesuai dengan
spesifikasi.
Sebelumnya base course sudah dibersihkan dari kotoran dengan
menggunakan compressor.
Pekerjaan persiapan, membuat guideline disisi dan dicenter line daari
rencana jalan
Penempatan aggregate penutup dilakukan secara manual setelah lapisan
perekat di atas base course selesai, waktu penghamparan paling lama 5
menit secara merata. Bila ada celah harus segara ditutup.
Aspal yang sudah dimasak sampai dengan suhu 120C , disiramkan
secara merata diatas permukaan lapisan peniutup. Perkiraan jumlah aspal
1 liter/ m2 bidang siraman. Penyiraman dilakukan secara manual.
Kurang dari 5 menit setelah penghamparan aspal, maka lapisan pengering
dari pasir harus dihamparkan dengan menggunakan sekop.
Selanjutnya dilakukan pemadatan dengan menggunakan macadam roller.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
diproduksi
di Asphalt
Mixing
Plant
dan
dibawa
ke
lokasi
dilakukan
menggunakan
Asphalt
Finisher.
Untuk
dengan
benang
referensi
yang
ketinggiannya
menyesuaikan
Penggilasan
kedua
dilaksanakan
sedekat
mungkin
dengan
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Kecepatan alat pemadat maksimum 4 km/jam untuk roda baja dan 10 km/jam
untuk roda karet. Semua operasi penggilasan dilakukan menerus untuk
memperoleh kepadatan yang merata. Roda alat pemadat dibasahi secara
terus menerus untuk mencegah pelekatan campuran aspal pada roda alat
pemadat, tetapi air yang berlebihan tidak diperkenankan. Roda karet sedikit
diminyaki untuk mencegah lengketnya campuran aspal pada roda.
Peralatan berat atau alat pemadat tidak diijinkan berada di atas permukaan
yang baru selesai dikerjakan, sampai seluruh permukaan tersebut dingin.
Untuk penghubung antar lokasi penghamparan dengan AMP digunakan radio
komunikasi (HT).
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Dari Dump Truck, material Lapis Aus Aspal Beton (AC-WC) di curahkan ke
mesin penghampar. Mesin penghampar yang dilengkapi dengan corong curah
dan ulir-ulir pendistribusian, menempatkan material secara merata di depan
batang perata yang dapat disetel.
Dalam penghamparan selalu diikuti tenaga surveior, agar dapat mengontrol
ketebalan dan kemiringan penghamparan.
Peralatan yang digunakan adalah sbb :
Aspalt Mixing Plant (AMP)
Aspalt Finisher
Dump Truck
Tandem roller
Pneumatic Tire roller
4.3 Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Aspal
4.3.1 Pemasangan Patok-Patok Garis Ketinggian Pekerjaan Perkerasan Aspal
Pekerjaan pengukuran ini dilakukan oleh juru ukur yang sudah berpengalaman.
Pelaksana lapangan hanya melakukan pemeriksaan agar hasil pengukuran dapat
dipakai untuk pedoman pelaksanaan pekerjaan.
Secara umum tahapan pelaksanaan pekerjaan pengukuran dilakukan juru ukur untuk
menghasilkan patok center line, pengukuran situasi, potongan memanjang dan
melintang (cross section dan long section), titik koordinat dan polygonnya dilanjutkan
dengan pemasangan patok-patok.
Contoh tahapan pengukuran adalah sebagai berikut :
Pengecekan benchmark dimulai dari cek fisik BM, dilanjutkan cek nilai BM dengan
ikatan BM yang lain.
Dilakukan pengukuran patok sementara dan diikat pada BM, selanjutnya
memasang BM baru dengan jarak sesuai kebutuhan.
Pelaksanaan pengukuran awal
Gambar kerja dipelajari
Disiapkan data untuk pengukuran situasi (staking out ) berupa jarak, sudut dan
elevasi
Dipasang identifikasi titik detail dan titik utama sesuai gambar
Dipasang titik control / BM sementara untuk mengontrol pekerjaan.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
dapat
memberikan
pedoman
pelaksanaan
kepada
mandor/
subkontraktor secara praktis dan ringkas, sesuai ISO 9001 dibuat checklist
yaitu Instruksi Kerja (IK). IK disusun berdasarkan spesifikasi teknis dan
gambar kerja.
Instruksi Kerja
Sebagaimana diketahui, pemerintah Indonesia c/q Menteri Pekerjaan
Umum sudah mensyaratkan kontraktor harus melaksanakan sistem
jaminan mutu atau Quality Assurance pada pelaksanaan proyek di
Indonesia.
Pelaksanaan Quality Assurance biasanya berupa system manajemen mutu
ISO 9000 (untuk kontraktor berupa seri ISO 9002) yang harus
dilaksanakan oleh seluruh personil pelaksanaan proyek termasuk juga
pelaksana lapangan beserta mandor dan sub kontraktor.
Salah satu prosedur mutu yang harus dilakukan adalah instruksi kerja atau
IK. Instruksi kerja menjelaskan proses kerja secara detail dan merupakan
petunjuk kerja bagi pelaksana dan mandor yang melaksanakan pekerjaan
tersebut.
Biasanya seorang mandor dalam melaksanakan pekerjaannya membuat
langkah-langkah kerja tertentu tetapi tidak tertulis sehingga sulit diketahui
apakah langkah kerja itu urutan dan isinya sudah benar dan apakah
langkah kerja itu betul-betul sudah dilaksanakan.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
biasanya
memerlukan
penambahan
filler
agar
memenuhi kebutuhan sifat-sifat yang disyaratkan. Campurancampuran ini khusus mempunyai ketahanan rutting yang
rendah oleh sebab itu tidak boleh digunakan dengan lapisan
yang tabal, pada jalan-jalan dengan lalu lintas berat dan pada
daerah tanjakan.
2) Lataston (HRS)
Hot Rolled Sheet setara dengan Lataston (Spesifikasi Bina
Marga 12/PT/B/1983) dan ditujukan untuk digunakan pada
jalan-jalan yang memikul lalu-lintas ringan atau sedang. Hal-hal
karakteristik yang paling penting adalah keawetan, frekbilitas
dan ketahan kelelahan yang tinggi, sedangkan pertimbangan
kekuatan hanya kepentingan kedua, asalkan batas-batas
terendah dari spesifikasi ini dilampaui.
3) LASTON yang direncanakan menurut spesifikasi ini setara
dengan Laston (Spesifikasi Bina Marga 13/PT/B/B/1983) dan
digunakan untuk jalan-jalan dengan lalu lintas berat, tanjakan,
pertemuan jalan-jalan dan daerah-daerah lainnya dimana
permukaan menanggung beban roda berat.
4) Asphalt Treated Base (ATB)
Asphalt Treated (ATB) adalah khusus diformulasi untuk
meningkatkan keawetan dan ketahanan kelelahan. Penting
diketahui bahwa setiap penyimpangan dari spesifikasi ini,
Judul Modul : Pekerjaan Perkerasan Aspal
Buku Informasi
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
berlakunya
rancangan
perkerasan
proyek
dan
Pada iklim panas, curah hujan tinggi dan beban berat/ berjalan
lambat, parameter titik lembek dan kelengketan menjadi
dominan, sehingga bila perlu harus ditambah aditif (polimer,
cellulose, lainnya).
dengan
aditif
untuk
meningkatkan
kinerjanya
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Polimer *)
Penetrasi dm
25 C
60-79
min 50
Titik lembek
48-58
min 54
Daktilitas
25 C cm
min 100
min 40
Titik nyala
min 220
min 220
Kehilangan berat
gr/ cc
max 1.0
max 1.0
Kelarutan
min 98
min 98
Sementara
disusun
itu
spesifikasi
aspal
modifikasi
sedang
dan
saturates
(minyak-minyak
yang
bersifat
pengawet).
Tergantung perbandingan masing-masing komponen tadi, sifat
aspal bisa berubah-ubah bisa lunak, gampang rapuh, getas
dsb.
permukaan
batuan
supaya
awet,
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
(mm)
(ASTM)
20
3/4
12.7
1 12
30-100
95-100
9.5
3/8
0-55
50-100
4.75
#4
0-10
0-50
0.075
#200
0-1
0-5
perbandingan
pasir
terhadap
abu
batu
dapat
dikendalikan.
UKURAN SARINGAN
(mm)
(ASTM)
JENIS CAMPURAN
LATASIR
LATASIR
KELAS A
KELAS B
9.5
3 /8
100
100
LATASTON,
LASTON, DAN
ATB
100
4.75
#4
98-100
72-100
90-100
2.36
#8
95-100
72-100
80-100
600 MICRON
# 30
76-100
25-100
25-100
75 MICRON
# 200
0-8
0-8
0-11
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
PERALATAN UTAMA
a) Peralatan untuk penyiapan bahan-aspal
Tangki untuk penyimpanan material aspal harus dilengkapi dengan
pemanas yang selalu dapat dikendalikari secara efektif dan positif
sanlpai pada temperatur dalam batas yang dipersyaratkan.
b) Pemasok Untuk Mesin Pengering (Feeder for Drier)
Harus disiapkan permasok untuk masing-masing agregat yang
akan dipakai pada pencampuran. Pemasok untuk agregat halus
harus dari tipe ban (belt conveyor). Seluruh pemasok (feeder)
harus dikalibrasi dan demikian pula untuk bukaan pintu den
pengatur kecepatan, untuk setiap campuran kerja yang telah
disetujui, dan harus jelas ditunjukkan pada pintu-pintu dan pada
panel mesin pengendalian. Sekali ditetapkan, kedudukan dari
permasok tak boleh dirubah sama sekali tanpa persetujuan dari
Direksi Teknik.
c) Alat Pengering (Dryer)
Alat pengering yang berputar dengan rancangan yang baik untuk
pengeringan dan pemanasan agregat harus disediakan. Alat
Pengering tersebut harus mampu mengeringkan dan memanaskan
agregat mineral sampai ke temperatur yang disyaratkan
d) Ayakan
Ayakan yang mampu menyaring seluruh agregat sampai ukuran
dan proporsi yang dipersyaratkan dan yang memiliki kapasitas
normal
sedikit
diatas
kapasitas
penuh
pencampur,
harus
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
dibuat
sedemikian
rupa
agar
membuang
atau
Edisi : I - 2012
i)
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
j)
kg
liter
aspal
panas
yang
slap
untuk
dialirkan
kepencampuran.
k) Penyiaan Agregat
Agregat untuk campuran harus dikeringkan dan dipanaskan pada
alat pengering sebelum dimasukkan kedalam alat pencampur. Api
yang digunakan untuk pengeringan dan pemanasan harus diatur
secara tepat untuk mencegah rusaknya agregat dan mencegah
Judul Modul : Pekerjaan Perkerasan Aspal
Buku Informasi
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Penyiapan Campuran
Agregat kering, yang disiapkan seperti yang dijelaskan diatas,
harus digabung diunit pengolah dalam proposi yang akan
menghasilkan fraksi agregat rancangan sesuai dengan yang
dipersyaratkan dalam rumusan campuran kerja.
Proposi takaran ini harus ditentukan dari penyaringan basah pada
contoh yang diambil dari penampung panas (hot bin) segera
sebelum diproduksi campuran dimulai dan pada selang waktu
tertentu sesudahnya, sebagaimana ditentukan oleh Direksi Teknik,
untuk menjamin mutu dari penakaran campuran. Material aspal
harus ditimbang atau diukur dan dimasukkan kedalam alat
pencampur dengan jumlah yang ditetapkan oleh Direksi Teknik.
Bila digunakan alat pencampur batch, agregat harus dicampur
secara menyeluruh dalam keadaan kering, baru sesudah itu aspal
dengan jumlah yang tepat ditambahkan kedalam agregat tersebut
dan keseluruhannya diaduk selama paling sedikit 45 detik, atau
lebih lama lagi jika diperlukan, untuk menghasilkan campuran yang
merata dan seluruh butir agregat tersebut terselaput secara
merata. Total waktu pencampuran harus ditetapkan oleh Direksi
Teknik dan diatur dengan alat pengatur waktu yang sesuai. Untuk
itu pencampur menerus, waktu pencampuran yang dibutuhkan
harus juga paling sedikit 45 detik dan dapat diatur dengan
menetapkan alat pengukur minimum dalam unit pencampur dan
atau
dengan
Edisi : I - 2012
setelan
unit
pencampuran
lainnya.
Sewaktu
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Buku Informasi
Pasir
Baru (1)
Proses
Pemecahan
Timbunan
Agregat
Pemanasa
n
Gambar 4.3.4
Penampung dingin
& pemasokpemasok
Pengayaka
n
Aspal
dingin
Penyimpanan
agregat panas
Pemanasa
n
Penyimpanan
bahan pengisi
mineral
Pengukura
n
Penyimpanan aspal
panas
Pengukura
n
Pencampura
n
Pengukura
n
Campuran
panas
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Gambar 4.3.5
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
dikirim
ketempat
pekerjaan
pada
temperatur
yang
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
tergantung
perbedaannya
hanya
desain
pada
perkerasan
jenis
yang
dipakai,
campurannya
(gradasi,
mesin kompresor
(untuk
membersihkan permukaan
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
telah
disetujui,
mempunyai
mesin
sendiri
mampu
campuran
tanpa
menggusur
atau
merusak
akhir
dengan
kerataan
atau
tekstur
yang
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
yang
disyaratkan.
Mesin
penghampar
harus
Penggilasan
Waktu setelah
Penghamparan
0-10 menit
10 - 20 menit
20 - 40 menit
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
permukaan
sedang
dipadatkan
dan
diselesaikan
pemadatan
tidak
boleh
terlalu
jauh
dibelakang
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
ATB
Tgl.Edisi Pertama
No.Kopi
No.Edisi
Tg.Revisi
Kode Dokumen
Ha.Ke
ALAT
BAHAN
LOKASI PEKERJAAN
ASPAL
BATU PECAH
BATU PECAH
ABU BATU
LANGKAH KERJA
KRITERIA BERTERIMA
Sesuai spek
Mengajukan request
Sesuai spek
Sesuai spek
Menyiapkan lahan
Sesuai spek
Sesuai spek
Sesuai spek
Sesuai spek
Sesuai spek
Sesuai spek
10
Sesuai spek
11
Sesuai spek
Edisi : I - 2012
STATUS
BAIK
TIDAK
No
LANGKAH KERJA
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
KRITERIA BERTERIMA
STATUS
BAIK
TIDAK
b.Volume Of Spiciment
c.Bulk SPG Combinator
d.Procentation Air Volt
e.Stabilitas sisa setelah perendaman
seama 24 jam pada suhu 50C
f.Flow (kelelahan)
g.Marshall Qiutent
h.Absroption Bitument of total mix
i.Bitument Film Of Total Mix
12
Sesuai spek
13
Sesuai spek
14
Sesuai spek
15
Sesuai spek
16
Sesuai spek
17
Sesuai spek
LAMPIRAN 1.
2.
Nama
Jabatan
Tanda tangan
Tanggal
Dibuat
Disetujui
Edisi : I - 2012
PAKET ATB
Tgl.Edisi Pertama
No.Kopi
No.Edisi
Tg.Revisi
Kode Dokumen
Ha.Ke
ALAT
BAHAN
ASPHALT FINISHER
COMBINE ROLLER 8 Ton
TIRE ROLLER
8 Ton
Dump truck
8 Ton
Tangki air
Whell Loader
AMP
Alat Bantu
No
A
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
LOKASI PEKERJAAN
Asphalt 60/70
M.Tanah AMP
Batu Pecah
-Abu batu
-Coarse Aggregat 5/10
-Coarse Aggregat 10/20
-Pasir
4.000 liter
3
2.20 m
60 T/h
LANGKAH KERJA
STATUS
KRITERIA BERTERIMA
BAIK
TIDAK
UMUM
Komunikasi lancar
Di AMP
Masing fraksi
-abu batu = 30
-Coarse Aggregate 5/10 = 27
-Coarse Aggregate 10/20 = 20
-Pasir = 23
-Aspal 60/70 = 6
4
Rapat
Di FINISHER / SITE
Rata
Edisi : I - 2012
sesuai target
No
LANGKAH KERJA
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
KRITERIA BERTERIMA
STATUS
BAIK
TIDAK
Sambungan Melintang
Rapih
Nama
Jabatan
Tanda tangan
Tanggal
Dibuat
Disetujui
Edisi : I - 2012
Lapis Resap
Pengikat
Tgl.Edisi Pertama
No.Kopi
No.Edisi
Tg.Revisi
Kode Dokumen
Ha.Ke
ALAT
BAHAN
1. Air Compresor
Asphalt AC 60/70
2. Asphalt Sprayer
Minyak tanah
3. Alat bantu
Kayu bakar
No
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
LANGKAH KERJA
LOKASI PEKERJAAN
STATUS
KRITERIA BERTERIMA
BAIK
Bersih
Nama
Jabatan
Tanda tangan
TIDAK
Tanggal
Dibuat
Disetujui
Edisi : I - 2012
Lapis Pengikat
Tgl.Edisi Pertama
No.Kopi
No.Edisi
Tg.Revisi
Kode Dokumen
Ha.Ke
ALAT
BAHAN
1. Air Compresor
2. Asphalt Sprayer
3, Alat bantu
No
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
LOKASI PEKERJAAN
Asphalt AC 60/70
Minyak tanah
Kayu bakar
LANGKAH KERJA
STATUS
KRITERIA BERTERIMA
bersih
Cair leleh
BAIK
TIDAK
Nama
Jabatan
Tanda tangan
Tanggal
Dibuat
Disetujui
Judul Modul : Pekerjaan Perkerasan Aspal
Buku Informasi
Edisi : I - 2012
Tgl.Edisi Pertama
No.Kopi
No.Edisi
Tg.Revisi
Kode Dokumen
Ha.Ke
ALAT
BAHAN
1. AMP
5. Water Tank Truck
2. Asphalt Finisher 6. Dump truck
3. Tandem Roller
7. Alat bantu
4. Tire Roller
No
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
LOKASI PEKERJAAN
Asphalt
Pasir
Batu Pecah 1/2
Abu Batu
LANGKAH KERJA
KRITERIA BERTERIMA
BAIK
TIDAK
Edisi : I - 2012
No
10
11
12
13
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
LANGKAH KERJA
tersiram air.
Perhatikan arah pemadatan dari Break Down
Rolling, Intermediate Rolling dan Finishing
Rolling dimulai dari tepi jalan ke tengah badan
jalan.
Pastikan kepadatan secara visual yaitu
pemadatan akhir tidak meninggalkan bekas
roda .
Open traffic (boleh dilewati kendaraan lalu
lintas) setelah nendapat persetujuan Direksi
Test kepadatan HRS Base dengan Core Drill
Test
Nama
STATUS
KRITERIA BERTERIMA
BAIK
TIDAK
persetujuan
Direksi Jelas dan Center Tebal 4 cm
Kepadatan 100% lab
Jelas dan Center DT ditutup terpal
untuk menjaga suhu terutama pada
musim
hujan. Hotmix tidak tercecer dijalan
sesuai kapasitas
125 - 145-C tebal gembur sesuai
rencana suhu Break Down Rolling 125
- 145-C suhu Break Down Rolling 110 125" C suhu Finishing Rolling > 95'C
membentuk kemiringan top surface
sesuai gambar clear, mulus sesuai
persetujuan
Jabatan
Tanda tangan
Tanggal
Dibuat
Disetujui
Edisi : I - 2012
Tgl.Edisi Pertama
No.Kopi
No.Edisi
Tg.Revisi
Kode Dokumen
Ha.Ke
ALAT
BAHAN
Aspal Finisher
Cornbana Roller 8 ton
Tire Roller 8 ton
Dump Truck 8 ton
Tangki air 4000 Itr
Wheel Loader 2,20 m3
AMP 60 T/h
Alat bantu
No
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
LOKASI PEKERJAAN
Aspal 60 \ 70
Minyak tanah AMP
Batu pecah
-Abu batu
- Coarse Agregat 5/10
-Coarse Agregat 10/20
- Pasir
LANGKAH KERJA
UMUM
Komunikasi Lancar
Masing-masing Fraksi
2
3
BAIK
TIDAK
STATUS
KRITERIA BERTERIMA
Edisi : I - 2012
Rata
No
LANGKAH KERJA
buangan sisa hotmix.
Pada sambungan aspal lama dan
aspal baru, tepinya supaya
dibersihkan dari sisa/kotoran ATB.
Di chek dengan kayu datar sehingga
beda tinggi lebih kecil 0,5 cm, lalu
digilas dengan Combine Roller 1 kali
kemudian dichek menggunakan
Straigh Eith 3 m, jika masih ada beda
tinggi lebih besar 0,5 cm dalam jarak 3
rn, harus ditambah material ayakan,
kemudian digilas dengan combine
Roller diikuti pemadatan dengan PTR
(Pneumatic Tile Roller).
KRITERIA BERTERIMA
STATUS
BAIK
TIDAK
Nama
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
rapi
Jabatan
Tanda tangan
Tanggal
Dibuat
Disetujui
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
3-4
98,1
5
98,3
6
98,5
97
3-4
97,1
5
97,3
6
97,5
3) Jumlah Pengambilan Benda Uji Campuran Aspal
i)
95
94,9
94,8
94
93,9
93,8
j)
Pengendalian Proses
Frekwensi minimum pengujian yang diperlukan dari Kontraktor untuk
maksud pengendalian proses harus seperti yang ditunjukkan dalam
Tabel 4.3.2 di bawah ini atau samapi dapat diterima oleh Direksi
Pekerjaan.
Contoh yang diambil dari penghamparan campuran aspal setiap hari
harus dengan cara yang diuraikan di atas dan dengan frekuensi yang
diperintahkan dalam spesifikasi ini. Enam cetakan Marshall harus
dibuat dari setiap contoh. Benda uji harus dipadatkan pada temperatur
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
yang disayaratkan dalam Tabel 4.2.3 dan dalam jumlah tumbukan yang
disyaratkan dalam Tabel 4.2.3 dan dalam jumlah tumbukan yang
disyaratkan dalam Tabel 4.3.1 Kepadatan benda uji rata-rata (Gmb)
dari semua cetakan marshall yang dibuat setiap hari akan menjadi
Kepadatan Marshall Harian.
Direksi Pekerjaan harus memerintahkan Kontraktor untuk mengulangi
proses campuran rancangan dengan biaya Kontraktor sendiri bilamana
Kepadatan Marshall Harian rata-rata dari setiap produksi selama empat
hari berturut-turut berbeda lebih 1% dari Kepadatan Standar Kerja
(JSD).
Untuk mengurangi kuantitas bahan terhadap resiko dari setiap
rangkaian pengujian, Kontraktor dapat memilih untuk mengambil contoh
di atas ras yang lebih panjang (yaitu, pada suatu frekuensi yang lebih
besar) dari yang diperlukan dalam Tabel 4.3.2
Tabel 4.3.2 Pengendalian Mutu Pengambilan Campuran
Pengujian
Agregat :
- Abrasi dengan mesin Los Angeles
- Gradasi
tumpukan
agrgat
yang
ditambahkan
5.000 m
ke 1.000 m/
250 nr'
Campuran :
- Suhu di AMP dan suhu saat sampai di
lapangan
Jam
3.000 ton
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Toleransi Pelaksanaan :
- Elevasi permukaan, untuk penampang
melintang dari setiap jalur lalu lintas
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Aspal emulsi tidak boleh disimpan terlalu lama (lebih dari 3 bulan) akan terjadi
pemisahan antara aspal dan airnya, juga tidak boleh ditambahkan air karena akan
mengganggu kestabilan colloidnya dan berakhir dengan "break" (memisah).
Permasalahan dan Penyimpangan Mutu di Lapangan Pada Pembuatan Job
Mix Formula
Stabilitas campuran tidak tercapai ( kurang dari 800 kg )
- Butiran halus dan kecil terlalu dominan
- Pengaruh penggunaan pasir sungai
- Batu mudah pecah, LA lebih dari 40 %
- Aspal yang dipakai aspal mudah melunak pada panas tinggi
- Filler kurang
Lelehan (Flow) terlalu tinggi (> 5 mm)
- Butiran halus dan kecil terlalu dominan
- Pengaruh penggunaan pasir sungai
- Batu mudah pecah, LA lebih dari 40 %
- Aspal yang dipakai aspal mudah melunak pada panas tinggi
- Filler kurang
MQ terlalu rendah ( <200)
- Butiran halus dan kecil terlalu dominan
- Pengaruh penggunaan pasir sungai
- Batu mudah pecah, LA lebih dari 40 %
- Aspal yang dipakai aspal mudah melunak pada panas tinggi
- Filler kurang terlalu tinggi
MQ terlalu tinggi (>400)
- Stabilitas terlalu tinggi, flow terlalu kecil, biasanya akibat dari aspal dengan TL
tinggi, batu tajam, pasir gunung
VIM terlalu tinggi (>5%)
Campuran cenderung bocor air, gradiasi diubah kearah butir kecil/halus, aspal
dinaikkan prosentasenya
VIM terlalu rendah (<3%)
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Campuran mudah deformasi, batu kasar harus diperbanyak, aspal pakai jenis
yang titik lembek tinggi
Kandungan aspal terlalu rendah/tinggi
Aspal content terlalu kecil (< 5%) lapisan mudah bocor air Aspal content terlalu
tinggi (6%) mudah timbul deformasi plastis
Cara Pencegahan dan Perbaikan Mutu
JMF hanus dikerjakan dengan sebaik-baiknya melihat kemungkinan variasi yang
mungkin timbul, usaha ini jauh lebih mewah dari pada mengubah formula pada
waktu tengah-tengahnya berproduksi
JMF menggunakan bahan-bahan terpilih untuk sekedar dinyatakan masuk
spesifikasi padahal kenyataannya menggunakan bahan lain adalah menipu diri
sendiri dan menyulitkan semua orang apabila hasil kerja harus dibongkar
Pilihlah JMF yang tidak rawan terhadap perubahan takaran bahan karena
kesalahan takaran sangat sering terjadi
Bila akan dipakai bahan baru maka terus dibuat JMF baru juga
Apabila stabilitas susah dicapai karena kuaiitas/ukuran batu tidak mendukung
maka bisa dicoba aspalnya diganti dengan aspal modifikasi dengan titik lembek
tinggi (>60C)
Permasalahan dan Penyimpangan Mutu di Lapangan di AMP
Hasil mix terlau panas/terlalu dingin maka gelaran tidak padat/gelaran terburai
- kontrol ketat temperature di pugmill dan di bitumen storage, panas di pugmill
harus < 180 C panas bitumen storage max 170 C; pa nas yang tinggi akan
menghanguskan aspal menjadi bubuk karbon tanpa daya ikat, pada panas yang
kurang aspal masih kental tidak mudah dicampur secara merata dengan batu.
Pada pencampuran yang pertama dan kedua biasanya masih dingin dan sulit
memenuhi syarat, biasanya dibuang.
Stok bahan mudah menjadi kotor karena debu, harus sering di semprot air agar
debu turun kebawah.
Cara Pencegahan dan Perbaikan Mutu
Batu-batuan sebaiknya batuan yang memenuhi syarat kekerasan ukuran dan
kebersihan. Biasanya dipecah dari batu gunung/sungai ukuran lebih besar dari
2,5 cm, yang kurang dari itu dibuang (karena cenderung permukaannya bulat
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
bila terjadi hal itu, bak truk harus diangkat tinggi agar sisa solar terbuang
menetes keluar
Terpal tidak menutup sempurna, temperatur turun dengan cepat terutama bila
terjadi hujan, udara dingin, angin keras, terlebih bila diangkut malam hari
-
terpal adalah usaha untuk menahan panas keluar bukan hanya penutup kalau
hujan
jarak angkut bukan ditentukan oleh jumlah kilometer tetapi lama perjalanan,
baik karena jauh, macet atau kecepatan Dump truck lambat/jalan berlubang.
Biasanya dibatasi maximum 2 jam waktu angkut dari AMP sampai lokasi
gelaran
Muatan Dump truck yang tidak memenuhi syarat harus segera dibuang ke tempat
lain
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Dump truck yang membawa material beton aspal yang tidak memenuhi syarat
pada saat tiba di lokasi (biasanya karena temperatur dibawah 120C atau
persyaratan minimum lain) harus segera di bawa keluar dari lokasi gelaran.
Hal ini untuk mencegah karena alpa akhirnya dipakai juga sehingga mutu
beton terpasang menjadi kurang baik, Manajemen AMP seharusnya
terencana sejak awal bila sampai terjadi ada barang yang direject akan
dibuang atau dikirim ketempat lain yang membutuhkan dan yang persyaratan
temperaturnya lebih rendah.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
temperatur
maupun
menerobos
rongga-rongga
campuran
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
permukaan
beton
aspal
tergelar
telah
mantap
yaitu
tidak
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
penghalus permukaan dengan 2-6 lintasan) Total lintasan biasanya antara 12 s/d
16 lintasan sebaiknya dicoba sebelumnya di AMP untuk mengetahui jumlah
lintasan yang tepat supaya efektif dan ekonomis.
Pemadatan awal adalah sambungan melintang dan memanjang, kemudian tepitepi jalur dimantapkan baru bergeser ketengah. Perubahan arah mesin pemadat
tidak boleh dilakukan diatas lapis baru tapi diluar lajur yang akan dipadatkan.
Sementara itu kru pemadat mengikuti gerakan mesin pemadat, membersihkan
tumpukan material yang dapat menganggu gerkan roda finisher atau rantainya
supaya ketebalan lapisan selalu terjaga dengan teliti. Pada dasarnya sisa-sisa
material dikiri-kanan hasil gelaran tidak boleh ditabur balik lagi ke lapis gelaran
karena dapat menimbulkan segregrasi dan temperaturnya sangat mungkin sudah
dingin jadi juga mengganggu proses pemadatan
Biarkan permukaan yang telah selesai dipadatkan memulai proses pendinginan
oleh udara bebas, akan lebih cepat bila banyak angin atau cuaca dingin, jadi yang
penting bukan lamanya proses pendinginan (memang biasanya setengah sampai
satu jam sejak selesai dipadatkan) tapi pencapaian temperatur dibawah 60C,
karena pada temperatur tersebut marshale stability menunjukkan kemampuan
menahan beban s/d 800 Kg. Namun lebih aman lagi bila mencapai 50C dengan
keyakinan bagian bawah dan tenagh lapisan sudah mencapai 60C.
Permukaan hasil gelaran akan mampu dilewati lalu-lintas namun dianjurkan untuk
kecepatan rendah hingga 2 s/d 3 jam setelah penggelaran beton aspal,
dikhawatirkan kalau ada yang mengerem dengan mendadak yang dapat melukai
permukaan beton aspal baru tersebut karena lapisan tadi dipadatkan secara
vertikal sedang gaya rem adalah horizontal
Permukaan beton aspal baru juga perlu waktu dua minggu untuk dapat dipasang
marka jalan, bukan karena stabiltitasnya kurang, tapi karena minyak-minyak
ringan yang dikandung aspal masih akan keluar dan dapat mengotori marka jalan
tersebut.
Pelapisan ulang terhadap permukaan baru tersebut, (bila diperlukan) dianjurkan
dilakukan setelah 6 bulan, waktu yang diperlukan agar minyak-minyak ringan
yang melunakkan aspal telah seluruhnya menguap sehingga membentuk
permukaan yang kokoh dengan sedikit kemungkinan gerakan akibat aspal
melunak.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Kuantitas dari bahan aspal yang diukur untuk pembayaran adalah nilai
terkecil di antara berikut ini : jumlah lietr pada 15 C menurut takaran yang
diperlukan sesuai dengan Spesifikasi dan ketentuan Direksi Pekerjaan, atau
jumlah liter aktual pada 15 C yang terhampar dan d iterima. Pengukuran
volume harus diambil saat bahan berada pada temperatur keseluruhan yang
merata dan bebas dari gelembung udara. Kuantitas dari aspal yang
digunkan harus diukur setelah setiap lintasan penyemprotan.
b)
c)
Edisi : I - 2012
d)
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
dari
Uraian
Lapis Resap Pengikat Lapis Perekat
Satuan
Pengukuran
Liter Liter
campuran
aspal
haruslah
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
dihitung sebagai hasil perkalian dari panjang ruas yang diukur dan lebar
yang diterima.
ii. ii) Untuk bahan lapisan perkuatan (misalnya HRS-Base, AC-BC dan ACBase) jumlah meter kubik dari bahan yang telah dihampar dan diterima,
yang dihitung sebagai hasil perkalian luas lokasi dan tebal nominal
rancangan yang diterima.
b) Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak boleh meliputi lokasi dengan
tebal hamparan kurang dari tebal minimum yang dapat diterima ataisetiap
bagian yang terkelupas, terbelah, retak atau menipis (tapered) di sepanjang
tepi perkerasan atau di tempat lainnya. Lokasi dengan kadar aspal yang tidak
memenuhi Spesifikasi tidak akan dierima untuk pembayaran.
c) Campuran aspal yng dihampar langsung di atas permukaan aspal lama yang
dilaksanakan pada kontrak yang lalu, menurut pendapat Direksi Pekerjaan
memerlukan koreksi bentuk yang cukup besar, harus dihitung berdasarkan
tebal rata-rata yang diterima yang dihitung berdasarkan berat campuran aspal
yang diperoleh dari penimbangan muatan di rumah timbang dibagi dengan
pengujian benda uji inti (core), dan luas lokasi penghamparan yang diterima.
Bilamana tebal rata-rata campuran aspal yang telah diperhitungkan; melebihi
dari tebal aktual dibutuhkan (diperlukan untuk perbaikan bentuk), maka tebal
rata-rata yang ditentukan dan diterima oleh Direksi Pekerjaan harus
berdasarkan atas suatu perhitungan yang tidak berat sebelah dari tebal ratarata yang dibutuhkan.
d) Kecuali yang disebutkan dalam (c) di atas, maka tebal campuran aspal yang
diukur untuk pembayaran tidak boleh lebih besar dari tebal nominal rancangan
yang ditentukan dalam Gambar.
Direksi Pekerjaan dapat menyetujui atau menerima suatu ketebalan yang
kurang berdasarkan pertimbangan teknis atau ketebalan lebih untuk lapis
perata seperti yang diijinkan menurut
campuran aspal akan dihitung berdasrkan luas atau volume hamparan yang
dikoreksi menurut butir (h) di bawah dengan menggunakan faktor koreksi
berikut ini :
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Tidak ada penyesuaian luas atau volume hamparan seperti di atas yang dapat
ditetapkan untuk ketebalan yang melebihi tebal nominal rancangan bila
campuran aspal tersebut dihampar di atas permukaan yang juga dikerjakan
dalam kontrak ini, kecuali jika diperintahkan lain oleh Direksi Pekerjaan atau
ditunjukkan dalam Gambar.
e) Lebar hamparan campuran aspal yang akan dibayar harus seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar dan harus diukur dengan pita ukur oleh Kontraktor
di bawah pengawasan Direksi Pekerjaan. Pengukuran harus dilakukan tegak
lurus sumbu jalan dan tidak termasuk lokasi hamparan yang tipis atau tidak
memenuhi ketentuan sepanjang tepi hamparan. Interval jarak pengukuran
memanjang harus seperti yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan tetapi
harus selalu berjarak sama dan tidak kurang dari 25 meter. Lebar yang akan
digunakan
dalam
menghitung
luas
untuk
pembayaran
setiap
lokasi
perkerasan yang diukur, harus merupakan lebar rata-rata yang diuur dan
disetujui.
f) Pelapisan campuran aspal dalam arah memanjang harus diukur sepanjang
sumbu jalan dengan menggunakan prosedur pengukuran standar ilmu ukur
tanah.
g) Bilamana Direksi Pekerjaan menerima setiap campuran aspal dengan kadar
aspal yang ditetapkan dalam ramus perbandingan campuran. Pembayaran
campuran aspal akan dihitung berdasarkan luas atau volume hamparan yang
dikoreksi berikut ini. Tidak ada penyesuaian yang akan dibuat untuk kadar
aspal yang melampaui nilai yang disyaratkan dalam Rumus Perbandingan
Campuran.
Kadar aspal rata - rata yang diperoleh dari hasil ekstraksi
Cb = ----------------------------------------------------------------------------------------------Kadar aspal yang ditetapkan dalam Rumus Perbandingan Campuran
h) Luas atau volume yang digunakan untuk pembayaran adalah : Luas atau
volume seperti disebutkan pada butir (a) di atas x Ct x Cb
Bilamana tidak terdapat penyesuaian maka faktor koreksi Ct dan Cb diambil
satu.
i) Bilamana perbaikan pada campuran aspal yang tidak memenuhi ketentuan
telah diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan sesuai dengan Spesifikasi ini,
maka kuantitas yang diukur untuk pembayaran haruslah kuantitas yang akan
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Uraian
Pembayaran
Satuan
Pengukuran
6.3.(1)
Meter Persegi
6.3.(2)
Meter Persegi
6.3.(3)
Meter Persegi
6.3.(4)
Meter Persegi
6.3.(5)
Meter Persegi
6.3.(6)
Meter Kubik
6.3.(7)
Meter Persegi
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
Progres fisik tersebut sebagai bahan pengajuan termin. Pelaksana lapangan hanya
memberikan data saja, perhitungan progres fisik dilaksanakan oleh staf teknik
proyek.
4.5 Kompilasi Formulir Hasil Pekerjaan Perkerasan Aspal
Untuk sub bab ini, materi pelatihan dapat dilihat pada sub bab 4.5 pada modul pelatihan
pekerjaan drainase.
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
2.
- Finisher
- Asphalt Spryer
- Fire Roller
- Amp
- Tandem Roller
- Loader
- Water Tank
- Dump Truck
- Alat Bantu
Bahan-bahan :
- Aspal
- Batu Kali
- Batu Pecah
a). Bahan-bahan P3K
Edisi : I - 2012
Kode Modul
F45.PLPJ.02.004.02
DAFTAR PUSTAKA
1. Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Pengendalian Mutu Pekerjaan Jalan,
2009
2. Jasa Marga, Spesifikasi Teknik Pekerjaan Jalan, 2007
3. Ir.Ariyanto, MBA,IPM, Manajemen Produksi Untuk Jasa Konstruksi, PT.Pradnya
Paramita, 2005
4. Ir.Mahendra Sultan Syah, Manajemen Proyek, PT.Gramedia Pustaka Utama, 2004
5. Ir.Agus Iqbal Manu, Dipl.H.Eng, MIHT, Pelaksanaan Konstruksi Jalan Raya,
PT.Media Tama Sapta Karya (PT.Medisa) Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan
Umum, 1996, Cetakan Ke 2
6. Ir.Agus Iqbal Manu, Pengoperasian AMP pada pekerjaan kontruksi Jalan Raya,
PT.Medisa Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, 2005
7. Waskita Karya PT, Manual P4
8. Waskita Karya PT, Kumpulan Instuksi Kerja Pekerjaan Jalan
9. Waskita Karya PT, Instruksi Kerja K3
Edisi : I - 2012