Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
BAB I
PENGANTAR
Selain itu, sebelum penulisan Bab IV, Buku Informasi ini dilengkapi dengan 3 Bab yang
mendahuluinya yaitu berturut-turut Kata Pengantar, Standar Kompetensi, dan Strategi
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 1/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Buku Kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam pelatihan klasikal maupun pelatihan
individual /mandiri.
Buku diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi:
1) Kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan
memahami informasi.
2) Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memantau pencapaian keterampilan
peserta pelatihan .
3) Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktek kerja.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 2/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Anda mungkin telah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah:
1.3.1 Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan
yang sama,
1.3.2 Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama, atau
1.3.3 Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang
sama.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuik mencapai suatu kompetensi
tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus
pada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
Pelatihan Berbasis Kompetensi, yang dinilai memperoleh nilai hasil pelatihan sama atau melebihi
standar batas lulus yang disyaratkan dalam pelatihan dimaksud.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunukkan aspek sikap, pengetahuan dan
keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut di tempat kerja untuk mencapai unjuk
kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar Kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilahhasil serta memiliki
format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja,
ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Sertifikat Kompetensi adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu
kepada seseorang yang dinyatakan kompeten, yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Sertifikasi Kompetensi adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian/uji
kompetensi.
Judul Modul : Pelaksanaaan Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton Halaman: 3 dari 3
Buku Informasi Ver: 1.1.2011
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 3/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Untuk mempelajari materi latihan ini perlu membaca dan memahami ketentuan-
ketentuan atau peraturan perundang-undangan yang antara lain berkaitan dengan:
1. Pelaksanaan Konstruksi Bangunan Pengaman Pantai untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan.
2. Keselamatan dan Keselamatan Kerja.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 4/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
1. Menyiapkan peralatan yang 1.1. Peralatan peaksanaan perkerasan jalan beton semen
akan digunakan untuk diidentifikasi sesuai kebutuhan dan kapasitas yang
membuat perkerasan jalan diperlukan..
beton.
1.2. Peralatan pelaksanaan perkerasan jalan beton semen
dipilih sesuai kebutuhan dan kapasitas yang diperlukan.
3. Melaksanakan pengecoran, 3.1. Pengecoran beton untuk perkerasan jalan beton
1. Konteks variabel:
1) Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja secara mandiri.
2) Unit kompetensi ini berlaku untuk pelaksanaan pekerjaan perkerasan jalan beton.
2. Dalam pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan unit ini perlu tersedianya peralatan
dan sarana antara lain:
1) Peralatan pelaksanaan perkerasan jalan beton semen.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 5/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Kompetensi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten
pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di
tempat kerja atau secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan
menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan keterampilan dan
sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar. Penilaian harus mencakup kemampuan
memantau dan mengevaluasi secara professional. Penilaian harus didukung oleh
serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan keahlian yang ditetapkan dalam
Materi Uji Kompetensi (MUK).
2. Kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya atau kaitan dengan kompetensi lain:
SPL.KS21.223.00. Menerapkan Spesifikasi Teknik Untuk Pelaksanaan Perkerasan Jalan
Beton.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 6/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 7/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
Belajar dalam suatu sistem ”Berdasarkan Kompetensi” berbeda dengan yang sedang diajarkan di
kelas oleh pelatih. Pada sistem ini anda akan bertanggung jawab terhadap belajar anda sendiri,
artinya bahwa anda perlu merencanakan belajar anda dengan pelatih dan kemudian
melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
3.1.4 Implementasi
1. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
2. Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktek.
3. Mempraktekkan keterampilan baru yang telah anda peroleh.
3.1.5 Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untk penyelesaian belajar anda.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 8/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 9/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
BAB IV
PELAKSANAAN PEKERJAAN
PERKERASAN JALAN BETON
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 10/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Plat beton
Sambungan memanjang
Desain tebal
Sambungan melintang perkerasan
Tekstur permukaan
Tie Bar
Dowel
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 11/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
permukaan plat beton melalui retakan/celah sambungan pada plat beton tersebut
dan terus ke tanah dasar, yang kemudian dengan terjadinya lendutan plat beton
akibat dari beban lalu lintas berat mengakibatkan air dapat terpompa ke luar lagi
dengan membawa butir-butir halus material tanah dasar; akibatnya lambat laun
terjadi rongga di bawah plat beton sehingga plat beton kehilangan dukungan
sehingga akhirnya retak karena plat beton tidak didesain untuk menahan momen
lentur. Tahap awal terjadinya pumping dapat dilihat dari munculnya lumpur tanah
merah di permukaan perkerasan di daerah sambungan / retakan plat beton.
Untuk mengatasi pumping ini dapat digunakan material berbutir (granular
material / agregat) untuk memberikan fasilitas drainase bagi air yang masuk ke
bawah perkerasan untuk kemudian disalurkan melalui saluran pembuang di
bawah perkerasan (subdrain). Agar berfungsi baik sebagai drainase maupun
sebagai saringan agar material halus tanah dasar tidak bisa lewat, maka material
berbutir yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan agregat porous ( filter
material ).
Gradasi agregat subase harus bebas mengalirkan air dengan target permeabilitas
45 m/hari, tetapi tidak lebih dari 107 m/hari berdasarkan pengujian laboratorium.
Agregat subbase harus dipadatkan ≥ 95 % berdasarkan kepadatan AASHTO T99.
Pada umumnya gradasi agregat subbase memiliki indeks plastisitas (PI) ≤ 6 dan
terdapat maksimum 15 % dari partikel halus (lolos saringan No.200).
Alternatif lainnya, dapat dipergunakan lean concrete (yaitu beton kurus dengan
kekuatan kubus 1,0 MPa, atau dikenal juga sebagai beton B-0) sebagai lapis
pondasi bawah. Dalam hal ini lean concrete dimaksudkan sebagai material
penghambat (blocking) masuknya air ke bawah perkerasan (tanah dasar).
Secara teoritis, antara lapis pondasi bawah dengan plat beton di atasnya tidak
boleh ada ikatan (bonding) sehingga perlu dipasang bond breaker .
3). Bond Breaker
Bond breaker dipasang di atas subbase agar tidak ada kelekatan ( bonding) atau
gesekan ( friction) antara lapis pondasi bawah dengan plat beton. Dalam praktek
bond breaker dibuat dari plastik tebal (minimum 125 mikron).
Untuk mencegah gesekan, maka permukaan lapis pondasi bawah tidak boleh
dikasarkan (grooving atau (brushing).
Pada waktu pemasangan plastik harus dihindari terjadinya “air-trapped ” di bawah
plastik karena akan menyebabkan “irregular joint ” yang akan menimbulkan
gesekan antara lapis pondasi bawah dengan plat beton di atasnya.
Bila lapis pondasi bawah terdiri atas granular material, tidak diperlukan adanya
bond breaker , kecuali kalau ada kekhawatiran terjadinya “dewatering” campuran
beton.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 12/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4.1.(2)
Distribusi tegangan akibat beban lalu lintas pada permukaan Tanah Dasar (Subgrade) oleh Perkerasan
Kaku (Rigid Pavement).
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 13/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
prinsipnya retak-retak tersebut akan ditahan oleh besi tulangan dan gesekan
( friction) dari lapis pondasi bawah.
Dalam desain, biasanya jarak retakan yang ditoleransi adalah berkisar antara 1 –
3 m sehingga untuk ini pada umumnya diperlukan luas besi tulangan sebesar 0,5
– 0,7 % dari luas penampang plat beton.
Perlu benar-benar dipahami, meskipun tulangan ini relatif besar, namun
fungsinya adalah tetap untuk mengendalikan retak, dan bukan untuk menahan
momen lentur dari plat beton. Meskipun demikian, berdasarkan penelitian
tulangan memanjang yang relatif besar tersebut akan membantu menambah
kekuatan plat beton menahan gaya lintang. Luas tulangan pada CRCP jauh lebih
besar dibandingkan dengan luas tulangan pada JRCP.
4). Perkerasan beton semen pratekan (Prestressed Concrete Pavement / PCP).
Sepanjang pengetahuan penulis, sampai dengan saat ini perkerasan jenis PCP
masih dalam tahapan pengembangan di Amerika dan Jepang guna memecahkan
masalah waktu pelaksanaan di lapangan agar tidak terlalu lama menutup lalu
lintas.
Dalam perkerasan jenis PCP, plat beton perkerasan terdiri atas panel-panel
beton yang dibuat di tempat pracetak (precasting yard), kemudian disusun di
lapangan dan di-prategang (post-tensioning) dalam arah memanjang jalan.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 14/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Tegangan pratekan yang diperlukan berkisar antara 150 – 300 psi (arah
memanjang) dan 0 – 200 psi (arah melintang).
Setelah post-tensioning, kabel prategang di-grouting dan stressing pocket diisi
beton yang cepat mengeras. Sementara itu sealant di-injeksikan ke dalam
sambungan antara panel-panel beton.
Gambar 4.1.(3)
Jenis-jenis perkerasan beton semen (tampak atas)
2. Perkerasan komposit
Konstruksi beton semen dengan lapis permukaan aspal beton, yang
memperhitungkan lapis aspal beton sebagai bagian yang ikut memikul beban,
Judul Modul : Pelaksanaaan Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton Halaman: 15 dari 15
Buku Informasi Ver: 1.1.2011
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 15/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4.1.(4).
Konstruksi Perkerasan jalan beton di Proyek Pelebaran Jalan
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 16/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Kegiatan penakaran bahan-bahan pembentuk beton dalam bahasa asing disebut batching.
Penakaran dapat dilakukan berdasarkan berat maupun berdasarkan volume bahan
tersebut. Tetapi, penakaran berdasarkan berat lebih umum dilakukan karena dipandang
lebih praktis.
Batcher equipment adalah kontainer yang berfungsi sebagai penampung dan untuk
mengukur material beton sebelum dituangkan ke dalam Concrete Mixer . Untuk
menentukan batcher yang harus digunakan, kapasitas batcher tersebut minimal 3 (tiga)
kali kapasitas alat pencampur (concrete mixer ).
Peralatan pembuatan campuran beton yang ditempatkan secara terpusat dan biasanya
mempunyai kapasitas tinggi, sehingga cocok untuk pekerjaan-pekerjaan beton dengan
volume besar, disebut Batching Plant .
Gambar 4.2.(1)
Peralatan Batching Plant dengan alat pengangkut Dump Truck .
Peralatan Batching Plant dan alat pengangkut (Truck Mixer atau Agitator Truck Mixer )
harus sesuai dengan ketentuan mengenai peralatan dalam Spesifikasi Beton dari
Spesifikasi Umum Direktorat Jenderal Bina Marga.
Kapasitas Batching Plant harus cukup besar untuk dapat memasok kebutuhan alat
Slipform Concrete Paver sedemikian rupa sehingga alat penghampar tersebut dapat terus
bergerak tanpa berhenti akibat kekurangan atau keterlambatan pemasokan campuran
beton.
Judul Modul : Pelaksanaaan Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton Halaman: 17 dari 17
Buku Informasi Ver: 1.1.2011
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 17/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Karena alasan praktis di lapangan, sering terjadi satu proyek menggunakan beberapa
Batching Plant , bahkan dari beberapa perusahaan pemasok, untuk memenuhi kebutuhan
pasokan campuran betonnya. Apabila hal ini terjadi, maka diperlukan kecermatan yang
lebih tinggi dari Pelaksana Lapangan yang bersangkutan untuk dapat mengendalikan mutu
maupun jumlah campuran beton yang harus diterimanya agar tetap konsisten dengan
jadwal pelaksanaan pekerjaan.
Gambar 4.2.(2)
Batching Plant jenis pan mixer dengan Truk Ready Mix.
memberi arah dan mengatur elevasi sesuai kebutuhan dalam sekali gerak maju.
Mesin jenis acuan bergerak (Slipform Concrete Paver ) mempunyai lebar minimum 4.0
m yang bertumpu pada 4 (empat ) roda kelabang (crawler track ), dilengkapi sensor
arah gerak (steering sensors), sensor elevasi (level control sensors) masing-masing di
depan dan di belakang pada kedua sisi, dan sensor kelandaian – kemiringan (slope
sensor ). Semua sensor ini dikendalikan secara otomatis dengan komputer
(computerized control ).
Secara umum alat ini dilengkapi dengan :
1) auger yang dapat menyebarkan adukan beton secara merata ke seluruh bagian
lebar perkerasan;
2) screed yang mengatur masukan beton ke dalam mold (cetakan);
3) vibrator dengan jumlah cukup untuk menjamin keseragaman dan konsolidasi
seluruh campuran beton dan ditempatkan pada selebar mold dengan frekwensi
60 – 120 Hertz yang kedudukannya harus lentur agar tetap berfungsi walaupun
harus menyentuh tulangan;
4) mold (slipform pan / finishing pan) – pembentuk perkerasan terbuat dari baja
berkualitas sangat tinggi ,dan bentuknya menjamin campuran beton yang
dibentuk tidak terseret dan akan menghasilkan beton yang padat;
5) super smoother / float pan finisher – penempa akhir yang meratakan dan
menghaluskan permukaan akhir perkerasan dan bergerak secara oskilasi;
Judul Modul : Pelaksanaaan Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton Halaman: 18 dari 18
Buku Informasi Ver: 1.1.2011
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 18/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
6) tie bar inserter (penyisip tie bar ) secara otomatis pada jarak tertentu menyisipkan
tie bar pada sambungan memanjang;
7) dowel bar inserter (penyisip dowel ) untuk menyisipkan dowel secara otomatis ke
dalam perkerasan beton yang sedang dalam proses penghamparan dan
pemadatan pada interval/jarak yang diinginkan dan sejajar dengan arah
pergerakan mesin. Perlu diketahui bahwa dowel bar inserter (DBI) ini merupakan
perlengkapan optional, yang dipasang apabila memang diperlukan. Pada
umumnya concrete paver yang dipergunakan di Indonesia tidak dipasang dowel
bar inserter mengingat penggunaan alat ini akan memerlukan power yang lebih
besar bagi concrete paver yang bersangkutan.
Gambar 4.2.(1) dan Gambar 4.2.(2) memperlihatkan salah satu Mesin Penghampar
Jenis Acuan Bergerak (Slipform Concrete Paver ) yang banyak terdapat di Indonesia.
Gambar 4.2.(3)
Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak (Slipform Concrete Paver ) yang banyak dipergunakan di
Indonesia.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 19/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4.2.(4)
Potongan Melintang Tipikal Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak ( Slipform Concrete Paver )
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 20/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Acuan lurus terbuat dari logam dengan ketebalan tidak kurang dari 5 mm dan
disediakan dalam bentuk bagian-bagian dengan panjang tidak kurang dari 3 m. Acuan
ini sekurang-kurangnya mempunyai kedalaman sama dengan ketebalan plat beton
perkerasan tanpa sambungan horisontal dan lebar dasar acuan tidak kurang dari
kedalamannya.
Acuan yang mudah disesuaikan atau lengkung dengan radius yang memadai digunakan
untuk tikungan dengan radius 30,0 m atau kurang.
Acuan dilengkapi dengan sarana yang memadai untuk keperluan pemasangan sehingga
bila telah terpasang acuan tersebut dapat menahan, tanpa adanya lentingan atau
penurunan, segala benturan dan getaran dari alat penghampar dan penempa.
Batang flens (flange braces) harus melebihi keluar dari dasar tidak kurang dari 2/3
tinggi acuan.
Acuan yang permukaan atasnya miring, bengkok, terpuntir atau patah harus
diperbaiki terlebih dahulu.
Permukaan atas acuan tidak boleh berbeda lebih dari 3 mm sepanjang 3 m dari suatu
bidang datar sebenarnya dan bidang tegak tidak berbeda melebihi 6 mm. Acuan ini
juga harus dilengkapi pengunci pada ujung-ujung bagian yang bersambungan.
Gambar 4.2.(3) memperlihatkan salah satu Mesin Penghampar Jenis Acuan Tetap ( Fixform
Concrete Finisher ) yang banyak digunakan di Indonesia.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 21/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4.2.(6)
Penghamparan Beton Menggunakan Acuan Tetap Secara Manual
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 22/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4.2.(7)
Peralatan Pembuat Tekstur Permukaan Beton Secara Mekanis
Gambar 4.2.(8)
Peralatan Pembuat Tekstur Permukaan Beton Secara Manual
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 23/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4.2.(9)
Penemprotan Curing Compound Secara Manual
5. Gergaji beton
Bila ditentukan sambungan dibentuk dengan penggergajian (saw joints), maka harus
disediakan peralatan gergaji dalam jumlah dan kapasitas yang memadai untuk
membentuk sambungan,
Gergaji beton terdiri dari gergaji bermata intan dan berpendingin air atau dengan
abrasive wheel sesuai ukuran yang ditentukan, dan paling sedikit satu gergaji selalu
siap dioperasikan (standby ) dengan cadangan pisau gergaji secukupnya, serta fasilitas
penerangan untuk pekerjaan malam. (Lihat Gambar 4.2.(8).).
Gambar 4.2.(10)
Gergaji Beton
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 24/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 25/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
3. Uraian Analisa Harga Satuan untuk seluruh item pekerjaan yang ada dalam berkas
penawaran.
Yang dimaksud dengan owning cost adalah biaya kepemilikan alat yang harus
diperhitungkan selama alat yang bersangkutan dioperasikan, apabila alat tersebut
milik sendiri.
Sedangkan untuk menghitung owning cost , harus diperhitungkan:
1. Depresiasi,
2. Suku bunga,
3. Pajak,
4. Asuransi, dan
5. Biaya penyimpanan alat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya operating cost alat ialah:
1. Biaya bahan bakar,
2. Biaya pelumas,
3. Biaya perawatan,
4. Biaya perbaikan,
5. Biaya operator, dan
6. Biaya pembantu operator;
Hasil akhir dari uraian analisa alat-alat berat adalah biaya ”sewa” alat per jam kerja.
Untuk keperluan pemilihan alat yang akan digunakan (dalam pelaksanaan pekerjaan
perkerasan jalan beton), dari uraian analisa harga satuan dapat diperoleh data
kapasitas produksi alat;
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 26/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Sedangkan kerugian dari alternatif sewa alat untuk pelaksanaan perkerasan jalan
beton antara lain:
1. Belum tentu dapat memastikan bahwa penyewa dapat menguasai teknologi
peralatan yang disewanya.
2. Menyebabkan penyewa akan bergantung pada perusahaan sewa selama
pengoperasian alat.
3. Jika digunakan untuk jangka panjang akan menjadi mahal.
Keuntungan yang diperoleh oleh Kontraktor jika alternatif beli langsung yang dipilih
dalam penyediaan peralatan adalah:
1. Teknologi peralatan dapat dikuasai oleh Kontraktor.
2. Untuk proyek jangka panjang biaya alat menjadi murah.
3. Dapat memilih peralatan yang paling sesuai dengan rencana dan metode
pelaksanaan yang direncanakan.
Penyediaan peralatan dengan cara leasing mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pengeluaran (modal investasi) tidak dibayarkan sekaligus, namun secara bertahap
tergantung pada ketentuan dalam surat perjanjian.
2. Meskipun lokasi pekerjaan/proyek jauh dari lokasi pelaksana pembelian, dengan
cara leasing tidak perlu ada tambahan biaya untuk transportasi.
3. Pada akhir masa pembayaran, maka peralatan belum menjadi milik penyewa
karena masih harus diperhitungkan terlebih dahulu biaya-biaya pemeliharaan yang
dikeluarkan oleh pihak yang menyewakan.
gerakan susut dari plat beton; sedangkan fungsi sambungan pada arah memanjang adalah untuk
mengakomodasi gerakan lenting dari pelat beton akibat panas-dingin pada siang dan malam hari.
Pada umumnya, sambungan memanjang diperlukan apabila lebar plat beton ≥ 4,5 meter.
Pada konstruksi perkerasan kaku tanpa tulangan plat beton, tegangan-tegangan ini diminimalkan
dengan cara membuat jarak-jarak sambungan yang dekat. Pada perkerasan kaku dengan tulangan
(JRCP), dan bahkan pada perkerasan kaku dengan tulangan menerus (CRCP) dimana tidak
diperlukan sambungan susut, retak-retak susut akan terjadi tetapi lebarnya dibatasi dengan cara
dipegang oleh besi tulangan.
Pada setiap sambungan pada umumnya diperkuat dengan besi sebagai tulangan sambungan, yang
berfungsi sebagai penyambung plat beton yang sudah putus (akibat retak). Tulangan sambungan
melintang susut (contraction joint ), dan tulangan sambungan melintang pelaksanaan ( construction
joint ) disebut Dowel (Ruji); sedangkan tulangan sambungan memanjang disebut Tie Bar (Batang
Pengikat).
Semua sambungan didesain untuk dapat berfungsi menyalurkan beban ( load transfer ), yang dapat
diperoleh dari batang dowel , tie bar , sambungan lidah-alur, interlocking (saling mengunci) antar
batuan, atau kombinasi dari pada itu semua. Khusus pada sambungan melintang tanpa dowel ,
penyaluran beban juga dilakukan melalui tanah dasar yang diperkuat ( improved subgrade).
Pada umumnya, di Indonesia sambungan dibuat dengan saw cut , crack inducer , atau akhir
pentahapan pelaksanaan. Di luar negeri banyak juga yang menggunakan plat logam yang dibentuk
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 27/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
terlebih dahulu kemudian disisipkan ke dalam beton pada waktu beton masih bersifat cair, namun
cara ini tidak praktis karena dapat mengganggu operasi pelaksanaan.
Sambungan diupayakan sesuai dengan pola retak alami plat beton, dan pada setiap celah
sambungan (bekas penggergajian / saw cut ) harus diisi dengan joint sealant .
Dalam konstruksi perkerasan beton semen dikenal dua jenis tulangan sesuai dengan fungsinya,
yaitu Tulangan Sambungan dan Tulangan Plat Beton.
Gambar 4.3.(1).
Pola retak alami plat beton
Gambar 4.3.(2)
Jenis-jenis Sambungan
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 28/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Detail konstruksi ambungan memanjang dibuat tergantung pada cara bagaimana cara
plat beton yang bersangkutan dicor / dihampar.
1. Untuk plat yang dicor per lajur dibuat dengan cara memasang bekisting
memanjang dan tie bars.
2. Untuk plat yang dicor 2 lajur sekaligus dibuat dengan cara saw cutting untuk
bagian atas, dan memasang crack inducer (batang kayu berpenampang ) di bagian
bawah plat beton.
Gambar 4.3.(3).
Detail Sambungan Memanjang
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 29/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4.3.(4)
Sambungan memanjang dengan Tie Bar yang dicor per lajur
dalam selongsong baja yang sedikit lebih panjang dari pada dowel -nya agar dowel dapat
bergerak bebas maju-mundur akibat muai-susut slab beton.
Bahan pengisi (Filler) untuk sambungan ekspansi ( Expansion Joint Filler ) harus menerus
dari acuan ke acuan, dibentuk sampai tanah dasar (subgrade) dan sampai bertemu
sambungan memanjang. Bila menggunakan bahan pengisi sambungan pracetak ( Freform
Joint Filler ) harus disediakan dengan panjang yang sama dengan lebar jalan atau sama
dengan lebar satu lajur. Bahan pengisi yang rusak atau yang sudah diperbaiki tidak boleh
digunakan lagi.
Bahan pengisi sambungan ini harus ditempatkan pada posisi vertikal. Alat bantu atau
pemegang yang disetujui harus digunakan untuk menjaga agar bahan pengisi tetap pada
garis dan alinyemen yang semestinya, selama penghamparan dan finishing beton.
Perubahan posisi akhir sambungan tidak boleh lebih dari 5 mm pada alinyemen
horisontalnya menurut garis lurus. Bila bahan pengisi dipasang berupa bagian-bagian,
maka diantara unit-unit yang berdekatan tidak boleh ada celah. Pada sambungan ekspansi
itu tidak boleh ada sumbatan atau gumpalan beton.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 30/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar4.3.(5)
Detail Sambungan Ekspansi Melintang
Gambar4.3.(6)
Sambungan Ekspansi Melintang dalam pelaksanaan
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 31/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4.16.
Sambungan Kontraksi Melintang
Gambar 4.3.(7)
Sambungan Kontraksi Melintang
Gambar 4.3.(8)
Konstruksi Dudukan/Kursi Dowel yang banyak dipakai di Indonesia
Gambar 4.3.(8)a
Konstruksi Dudukan/Kursi Dowel yang banyak dipakai di Indonesia
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 32/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4.3.(9)
Dowel pada Sambungan Kontraksi Melintang yang dikerjakan menggunakan Mesin
Penghampar dengan Acuan Tetap
Pembuatan sambungan dapat dibuat dengan cara sisipan ( wet forming) pada waktu
beton masih lembek atau dengan cara digergaji (saw cut ). Di Indonesia lebih disukai
cara
saw cut mengingat beberapa keuntungan sebagai berikut:
1) Pengecoran beton dapat dilakukan secara monolit;
2) Kualitas beton di sekitar sambungan sama dengan daerah-daerah lainnya di
seluruh plat beton perkerasan;
3) Operasi saw cutting tidak mempengaruhi pelaksanaan pengecoran /
penghamparan beton;
4) Peggergajian / saw cut selalu tegaklurus terhadap permukaan plat beton
sehingga tidak akan ada perlemahan sudut atau tepi.
Penggergajian dilakukan sedalam tidak kurang dari 1/4 tebal plat beton dan tegak
lurus pada permukaan plat beton, di tempat-tempat yang telah ditentukan. Untuk
beton dengan perkuatan serat baja ( steel-fiber reinforcement ) kedalaman
penggergajian adalah 1/3 tebal plat beton.
Penggergajian harus dilakukan antara jam ke-4 sampai jam ke-18 setelah
pengecoran plat beton, maksimum sampai jam ke-24.
Kecepatan penggergajian tergantung pada kekerasan beton dan kualitas gergaji
(saw blade) yang dipergunakan. Biasanya sekitar 1 meter per menit untuk
penggergajian sampai dengan 50 mm.
Pada waktu penggergajian, perlu diperhatikan:
1) Harus tepat lokasi (diberi tanda sebelumnya pada bekisting);
2) Harus tepat kedalaman (1/4 tebal plat);
3) Harus tepat waktu (antara jam ke-4 sampai jam ke-24).
Penggergajian (saw cut ) yang terlambat dilakukan akan mengakibatkan retak
melintang di sekitar letak dowel . (Lihat Gambar 4.3.(10). dan 4.3.(11).).
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 33/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4.3.(10)
Sambungan Saw Cut Tepat Waktu. Retak terjadi di tempat yang diinginkan/direncanakan
Gambar 4.3.(11)
Saw Cut Terlambat. Retak terjadi di tempat sembarang / tidak dikehendaki
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 34/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
lainnya bebas, dan ditempatkan di tengah-tengah tebal plat dan sejajar sumbu jalan
baik arah vertikal maupun horizontal.
Dowel juga berfungsi mengurangi potensi faulting (gerakan vertikal antar slab),
pumping dan corner break pada perkerasan beton semen dengan sambungan.
Gambar 4.3.(12)
Pemasangan dowel menggunakan pinning dowel cages (ACPA)
(Pemasangan dowel cara manual)
Gambar 4.3.(13)
Dowel bar insertion equipment (ACPA)
(Pemasangan dowel cara mekanis)
Ukuran, panjang dan jarak dowel dan tie bar yang disarankan oleh Federal Highway
Administration, USA dapat dilihat pada Tabel 4.3.3.1.(1) berikut ini.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 35/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4.3.(14)
Detail Sambungan Pelaksanaan
Judul Modul : Pelaksanaaan Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton Halaman: 36 dari 36
Buku Informasi Ver: 1.1.2011
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 36/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 37/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4.4.(1)
Grafik untuk memperkirakan besarnya penguapan rata-rata.
Bilamana beton yang dicor bersambungan dengan lajur perkerasan yang telah selesai
terlebih dahulu, dan peralatan mekanis harus dioperasikan di atas lajur tersebut, kekuatan
beton pada lajur tersebut harus sudah mencapai sekurang-kurangnya 90 % dari kekuatan
yang ditentukan untuk beton 28 hari. Bilamana hanya peralatan penyelesaian yang akan
melewati lajur yang ada, penghamparan pada lajur yang bersebelahan dapat dilakukan
setelah umur beton tersebut mencapai 3 hari.
Pemadatan (konsolidasi) beton harus dilakukan secara merata pada tepi dan sepanjang
acuan, sepanjang dan pada kedua sisi setiap sambungan, dengan menggunakan vibrator
yang dicelupkan ke dalam beton. Vibrator untuk menggetarkan seluruh lebar perkerasan
dapat
spuds. berupa dapatsurface
Vibratorjenis pan
dipasang atau
pada jenis
mesi internal dengan
penghampar tabung
atau mesin celup atau
pembentuk multiple
atau dapat
juga dipasang pada kendaraan/peralatan khusus.
Frekwensi vibrator jenis surface pan tidak boleh kurang dari 3500 impuls per menit (58
Hz), dan frekwensi vibrator internal tidak boleh kurang dari 5000 impuls per menit (83 Hz)
untuk vibrator tabung dan tidak kurang dari 7000 impuls per menit (117 Hz) untuk vibrator
spud.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 38/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Vibrator celup yang digunakan secara manual tidak boleh menyentuh langsung
perlengkapan sambungan (dowel, tie bar ), tulangan plat beton atau sisi acuan. Vibrator
tidak boleh digunakan lebih dari 5 detik pada setiap titik. Sedangkan jarak titik-titik
penggetaran adalah antara 25 – 30 cm.
Gambar 4.4.(2)
Vibrator yang terpasang pada Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak
penghampar
penyelesaian yang
akhir,pada umumnyaatau
baik menyatu dilengkapi dengan
pun terpisah peralatan
dari pemadat, perata dan
alat penghampar.
1) String line yang berfungsi sebagai pemandu utama untuk arah dan elevasi harus
sudah terpasang sepanjang rencana produksi perkerasan, dan harus dipasang
pada kedudukan (elevasi dan posisi) yang sesuai untuk memberikan hasil akhir
ketebalan, elevasi dan arah perkerasan.
Gambar 4.4.(3)
Stringlines pada penghamparan dengan Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 39/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
2) Landasan track adalah jalur kerja untuk roda kelabang mesin penghampar
(crawler track ). Landasan harus disiapkan sepanjang rencana produksi dengan
permukaan yang rata, kokoh dan stabil untuk menopang berat mesin penghampar
( paver ) sehingga tidak boleh ambles.
3) Mesin penghampar harus beroperasi tanpa berhenti selama rencana produksi
yang direncanakan. Untuk itu harus dijamin kontinuitas pasokan (suplai)
campuran beton yang akan dihampar, dan tidak boleh terjadi keterlambatan
suplai campuran beton.
Gambar 4.4.(4)
Landasan track adalah jalur kerja untuk roda kelabang mesin penghampar ( crawler track )
Gambar 4.4.(5)
Prinsip kerja Mesin Penghampar Jenis Acuan Bergerak ( Slipform Paver ), dan komponen-komponen
tipikalnya.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 40/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 41/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4. 4.(6)
Penghamparan dan pemadatan secara mekanis dengan Slipform Paver (ACPA)
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 42/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
yang masih lembek setelah terhampar dengan menggunakan alat mekanis. Pada
sambungan antara anyaman kawat baja, kawat pertama dari anyaman itu harus terletak
di atas anyaman yang sebelumnya, dengan bagian yang saling tumpang tindih tidak
kurang dari 450 mm. Baja tulangan harus bersih dari kotoran, minyak, cat, lemak, karat
dsb., yang akan mengganggu kelekatan baja dengan beton.
4) Finishing dengan mesin dilakukan setelah campuran beton dituangkan, disebarkan,
dipadatkan dan diratakan. Mesin finishing harus melintasi setiap bagian permukaan
jalan beberapa kali dengan interval semestinya untuk menghasilkan kepadatan yang
memadai dan permukaan yang rata. Bagian atas acuan harus tetap bersih dan gerakan
mesin di atas acuan jangan sampai bergetar atau goyah sehingga mengganggu
kecermatan pekerjaan finishing. Pada lintasan pertama mesin finishing beton di depan
screed harus dibuat rata pada keseluruhan lajur yang dikerjakan.
5) Finishing dengan tangan dilakukan bila luas perkerasan beton relatif kecil atau
bentuknya tidak beraturan, atau bila tempat kerja sangat terbatas untuk dapat
dilaksanakan dengan mesin. Di sini pun beton harus dihampar dan diratakan dengan
tangan tanpa segregasi. Beton yang akan dipadatkan dengan balok vibrator harus
ditekan sampai level tertentu sehingga setelah kandungan udara dibuang melalui
pemadatan, permukaannya akan lebih tinggi dari pada acuan samping. Pemadatan
dilakukan dengan balok pemadat dari baja atau kayu keras beralas baja dengan lebar
tidak kurang dari 75 mm, dan tinggi tidak kurang dari 225 mm, serta daya
penggerakannya tidak kurang dari 250 Watt per meter lebar perkerasan beton. Balok
diangkat dan digerakkan maju sedikit demi sedikit dengan jarak tidak lebih dari lebar
balok.
Dapat juga dipakai pemadat vibrasi berbalok ganda dengan daya yang sama. Bila
ketebalan beton lebih dari 200 mm, untuk menyempurnakan pemadatan dapat
dilakukan vibrasi internal tambahan pada seluruh lebar perkerasan. Setelah setiap 1,5 m
panjang perkerasan beton dipadatkan, balok vibrasi harus mengulang lagi dengan
perlahan-lahan pada permukaan yang sudah dipadatkan itu untuk menghaluskan
permukaan.
Permukaan jalan harus diukur kerataannya dengan paling sedikit 2 kali lintasan mal
datar yang digeser-geserkan, dengan panjang tidak kurang dari 1,8 m. Bila permukaan
rusak karena mal datar, karena permukaan tidak rata, balok vibrasi harus digunakan lagi,
lalu diikuti dengan mal datar lagi.
Bila penghamparan perkerasan beton harus dilakukan dengan dua lapisan, lapisan
pertama harus dihamparkan dan dipadatkan sampai level tertentu sehingga baja
tulangan setelah terpasang mempunyai tebal pelindung yang cukup. Segera setelah itu
lapisan atas beton dituangkan dan di-finishing.
6) Setelah campuran beton ditempa dan dipadatkan (dikonsolidasikan), beton harus
diperhalus lagi dengan bantuan alat pelepa, dengan salah satu cara berikut ini:
(1) Cara manual
Untuk ini dapat digunakan alat pelepa longitudinal dengan panjang tidak kurang dari
350 mm dan lebar tidak kurang dari 150 mm, dilengkapi dengan pengaku agar tidak
melentur atau melengkung. Pelepa longitudinal dioperasikan dari atas jembatan yang
dipasang antara kedua sisi acuan tanpa menyentuh beton, dan digerakkan seperti
gerakan menggergaji. Pelepa selalu sejajar dengan sumbu jalan, dan bergerak
berangsur-angsur dari satu sisi perkerasan ke sisi yang lain. Gerakan maju sepanjang
garis sumbu jalan berangsur-angsur dengan pergeseran tidak lebih dari setengah
panjang pelepa, dan kelebihan air harus dibuang.
Judul Modul : Pelaksanaaan Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton Halaman: 43 dari 43
Buku Informasi Ver: 1.1.2011
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 43/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Bila penempaan dan pemadatan dikerjakan dengan tangan dan bentuk permukaan jalan
beton tidak memungkinkan digunakannya pelepa longitudinal, maka pelepaan
permukaan dilakukan secara melintang dengan pelepa bertangkai. Setelah pelepaan , air
dan sisa beton yang ada di permukaan harus dibuang dari permukaan jalan dengan mal-
datar sepanjang 3,0 m atau lebih. Setiap geseran harus dilintasi lagi dengan ukuran
setengah panjang mal-datar.
Setelah pelepaan selesai dan kelebihan air dibuang, sementara beton masih lembek,
bagian-bagian yang melesak harus segera diisi dengan beton baru, ditempa, dipadatkan
dan di-finishing lagi. Sambungan harus diperiksa dan dibetulkan sampai tak ada
perbedaan tinggi pada permukaan dan perkerasan beton sesuai dengan kelandaian dan
penampang melintang yang ditentukan. Perbedaan tinggi permukaan yang diukur
dengan pengujian mal-datar tidak boleh melebihi toleransi yang ditentukan dalam
Spesifikasi Teknik.
Setelah beton ditempa dan dipadatkan, tepi-tepi perkerasan beton sepanjang acuan dan
pada sambungan harus segera diselesaikan dengan alat khusus untuk membentuk
permukaan lengkung yang halus dengan radius tertentu, yaitu bila tidak ditentukan lain,
adalah 12 mm.
Gambar 4. 4.(7)
Penghamparan dan pemadatan secara manual menggunakan balok bergetar yang ditarik
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 44/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4. 4.(8)
Penghamparan dan pemadatan secara manual menggunakan balok silinder ( roller screed ) (ACPA)
masing-masing untaian terdiri dari 32 kawat. Sikat harus terdiri dari 2 baris untaian
kawat, yang diatur berselang-seling sehingga jarak masing-masing kawat untaian
maksimum 10 mm. Sikat harus diganti bila bulu terpendek panjangnya sampai 90 mm.
Kedalaman tekstur rata-rata tidak boleh kurang dari 1/16 inch (1,5 mm).
Cara grooving dilakukan dengan alat grooving manual atau mekanis yang mempunyai
batang-batang penggaruk setebal 3 mm dan masing-masing berjarak 15 sampai 20
mm.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 45/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Gambar 4. 4.(9)
Retak-retak plastis akibat dari perawatan yang kurang sempurna
Gambar 4. 4.(10)
Retak-retak tidak beraturan (crazy cracks) akibat dari penguapan yang berlebihan
Judul Modul : Pelaksanaaan Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton Halaman: 46 dari 46
Buku Informasi Ver: 1.1.2011
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 46/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
memulai pekerjaan kepada Direksi Teknik dengan mengajukan informasi rinci mengenai
jenis pekerjaan yang akan dikerjakannya, meliputi:
1. Jenis Pekerjaan
2. Nomor Mata Pembayaran
3. Nama Mata Pembayaran
4. Volume / Kuantitas Pekerjaan Lokasi Pekerjaan
5. Gambar Rencana / Gambar kerja yang terkait
6. Jenis dan Jumlah personil yang akan ditugaskan
7. Jenis dan kuantitas peralatan yang akan digunakan
8. Jenis dan kuantitas material yang akan dipakai.
Pembuatan catatan pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan mengikuti formulir-formulir
standar yang disetujui dan ditetapkan Pemberi Tugas, yang biasanya berisi informasi
mengenai:
1. Jenis Pekerjaan
2. Nomor Mata Pembayaran
3. Nama Mata Pembayaran
4. Tanggal pelaksanaan pekerjaan
5. Lokasi pekerjaan
6. Jenis Bagian / Komponen Pekerjaan
7. Tanggal dan jam kedatangan material
Judul Modul : Pelaksanaaan Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton Halaman: 47 dari 47
Buku Informasi Ver: 1.1.2011
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 47/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 48/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK
PENCAPAIAN KOMPETENSI
2) Membimbing
belajar. peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
3) Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk
menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
4) Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.
5) Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
6) Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 49/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 50/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Waktu : 5 menit.
kompetensi. penting.
Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Mengajukan
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 51/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
Waktu : 35 menit.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 52/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
5.1.2 Penilai
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja.
Penilai akan :
1. Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan peserta.
2. Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta.
3. Mencatat pencapaian/perolehan peserta dalam memahami substansi Buku
Informasi.
terkait dengan substansi-substansi Unit Kompetensi dan beberapa judul buku yang diharapkan
dapat menambah wawasan baik Pelatih maupun Peserta Pelatihan, sebagai berikut :
1. Yoder and Witczak, “Principles of Pavement Design”, John Wley & Sons, Inc. 1975.
2. Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota, “Petunjuk Pelaksanaan
Perkerasan Kaku (Beton Semen)" N0. 009/T/BNKT/1990.
3. AASHTO, “Guide for Design of Pavement Structures”, 1993.
4. UU No. 18/1999 tentang Jasa Konstruksi
5. PP No. 29/2000 tentang Penyelenggaraan Jasa Konstruksi sebagaimana diubah dengan PP
No. 4/2010.
6. Departemen Kimpraswil, Pedoman Konstruksi dan Bangunan, “Pelaksanaan Perkerasan Ja-
lan Beton Semen” (Pd T-05-2004B), 2004.
7. U.S. Department of Transportation, “Integrated Materials and Construction Practices for
Concrete Pavement: A State-of-the-Practice Manual”, FHWA Publication No. HIF - 07 – 004,
December 2006.
8. Departemen PU, Ditjen Bina Marga, “Konsep Perencanaan Perkerasan Jalan”, Desember
2007.
9. Badan Pengatur Jalan Tol, “Spesifikasi Standar Jalan Tol”, 2008.
10. Ir. Sukawan M., MSc., Universitas Tarumanagara Program Magister Teknik Sipil, “Perkera-
san Berbasis Semen”, Oktober 2009.
11. Direktorat Jenderal Bina Marga, “Spesifikasi Umum”, Edisi November 2010.
Judul Modul : Pelaksanaaan Pekerjaan Perkerasan Jalan Beton Halaman: 53 dari 53
Buku Informasi Ver: 1.1.2011
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 53/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
12. Kementerian PU, Rancangan dan Pedoman Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil:
Spesifikasi Khusus Bidang Jalan dan Jembatan Seksi 7.18 “Perkerasan Jalan Beton Semen
Pracetak dan Prategang”, Desember 2010.
13. PT. Jasa Marga (Persero), “Tata Cara Pelaksanaan Pekerjaan Perkerasan Beton Semen”,
2011.
14. Standar Nasional Indonesia (SNI), AASHTO dan ASTM yang bersangkutan.
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 54/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
LAMPIRAN
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 55/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 56/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 57/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 58/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 59/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 60/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 61/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 62/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 63/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 64/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 65/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 66/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 67/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 68/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 69/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 70/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 71/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 72/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 73/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 74/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 75/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 76/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 77/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 78/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 79/80
8/16/2019 Rks Jalan Beton
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton SPL.KS21,224.00
http://slidepdf.com/reader/full/rks-jalan-beton 80/80