TUJUAN PEMBEKALAN
MEMANTAPKAN PEMAHAMAN DAN PENGERTIAN
ATAS KANDUNGAN SPESIFIKASI, BAIK YANG
TERSURAT MAUPUN YANG TERSIRAT,
SEHINGGA DAPAT MENGHINDARI KESALAHAN
DALAM PENYIAPAN PENAWARAN DALAM
PELELANGAN (AHS, AKA, DLL), DAN
PELAKSANAAN KONSTRUKSI.
FILOSOFI SPESIFIKASI
DOKUMEN PELELANGAN
PADA UMUMNYA TERDIRI ATAS DOKUMENDOKUMEN BERIKUT:
Buku I
Buku II
Buku III
Buku IV
Buku V
HARGA
Buku VI
MAKSUD SPESIFIKASI :
Sebagai pedoman bagi Peserta Pelelangan dalam
mengajukan Penawaran.
Sebagai pedoman bagi Pelaksana / Kontraktor
(Penyedia Jasa) dalam melaksanakan Pekerjaan.
Sebagai pedoman bagi Pengawas dalam mengawasi
pelaksanaan Pekerjaan oleh Kontraktor (Penyedia
Jasa).
Sebagai pedoman bagi Pinpro /Kepala Satker yang
mewakili Pemilik Pekerjaan, dalam mempertanggungjawabkan proyek secara keseluruhan.
TUJUAN SPESIFIKASI :
Tercapainya produk akhir Pekerjaan yang memenuhi
keinginan Pemilik Pekerjaan (Owner / Pengguna Jasa).
JENIS-JENIS SPESIFIKASI
lain:
STRUKTUR UMUM SPESIFIKASI
DISKRIPSI / URAIAN
CARA MENGUKUR VOLUME HASIL KERJA
CARA PEMBAYARAN
KEGIATAN YANG TIDAK DIBAYAR
STATUS QUALITY CONTROL
TOLERANSI KETEBALAN DAN TOLERANSI MUTU
(misalnya dalam Perkerasan Beton Aspal dan
Perkerasan Beton Semen)
ILUSTRASI
CARA PENGUKURAN HASIL KERJA
GALIAN STRUKTUR
1.
2.
3.
4.
A+B
C
A
B
TITIK POTONG
TERRENDAH
= GALIAN STRUKTUR
= GALIAN NON STRUKTUR
= GALIAN STRUKTUR YANG TIDAK DIBAYAR
= GALIAN STRUKTUR YANG DIBAYAR
CARA PEMBAYARAN
3. BUTIR 2. DIANGGAP:
TERMASUK PADA BAGIAN PEKERJAAN UTAMANYA atau TERSEBAR KE DALAM PAY-ITEMS YANG
LAIN; atau CONTINGENCIES kalau ada; atau
KOEFISIEN YANG LAIN.
BEBERAPA CONTOH
KEGIATAN YANG TIDAK DIBAYAR
1 : Umum
2 : Drainase
3 : Pekerjaan Tanah
4 : Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan
5 : Perkerasan Berbutir dan Perkerasan Beton
Semen
6 : Perkerasan Aspal
7 : Struktur
8 : Pengembalian Kondisi dan Pekerjaan Minor
9 : Pekerjaan Harian
10 : Pekerjaan Pemeliharaan Rutin.
Pothole Patching
(Penambalan Lobang)
DPP - HPJI
Permukaan jalan yang rusak dibongkar dengan jack hammer setelah batasbatasnya dipotong dengan pavement cutter.
Kalau dasar galian lapis pertama masih menunjukkan retak-retak atau tidak
kokoh, perlu digali lebih dalam.
DPP - HPJI
Mengapa terjadi
kerusakan seperti ini ???
Terjadi kerusakan
pada bagian ujung
daerah filling
terlebih dahulu.
Kerusakan berupa
retakan dan
penurunan
Hasil penambalan tidak sempurna, kepadatan kurang, dan air masih bisa
masuk ke dalam material tambalan.
Bidang sisi ujung galian tidak tegak (hasil penggalian menggunakan Cold
Milling Machine), penyemprotan secara manual sulit rata, dan material
Tack Coat tergenang pada dasar alur-alur galian.
Pembasahan roda Tyre Roller tidak boleh berlebihan; cukup dengan lap basah,
tidak boleh dengan minyak/solar; kalau perlu, boleh dengan air ditambah
sedikit detergen. Roda Tyre Roller perlu dipasang keset agar campuran aspal
tidak menempel.
MASA KONSTRUKSI
PHO WARANTY PERIOD FHO
========================================================
MOBILISASI
PENINGKATAN
3-12 bulan
==========
TERGANTUNG
FASILITAS LAB.
SIFAT PROYEK
==========
SURVAI LAP. AWAL oleh KONTRAKTOR; (Artikel 1.9.2)
==== UNTUK
REVIEW DESAIN oleh DIREKSI PEKERJAAN
====
REINSTATEMENT
======
PEMBAYARAN
FASILITAS & PELAKSANAAN PENGUJIAN
1. FASILITAS PENGUJIAN :
- TIDAK DIBAYAR TERSENDIRI atau TERPISAH
- TERMASUK PADA MATA PEMBAYARAN MOBILISASI
2. PELAKSANAAN PENGUJIAN SESUAI SPESIFIKASI :
- TIDAK DIBAYAR TERSENDIRI atau TERPISAH
- SUDAH HARUS DIMASUKKAN KE DALAM PERHITUNGAN
BIAYA HARGA-HARGA SATUAN MATERIAL YANG
BERSANGKUTAN.
PENGENDALIAN MUTU
(QUALITY CONTROL)
STATUS HASIL
PENGENDALIAN MUTU
1. SEBAGAI PERANGKAT UNTUK DAPAT DILAKUKAN
PEMBAYARAN. BAGIAN PEKERJAAN YANG SUDAH
LOLOS QC.
2. SEBAGAI PERANGKAT UNTUK DAPAT DILAKSANAKAN BAGIAN PEKERJAAN BERIKUTNYA YG TERKAIT.
3. SEBAGAI BAGIAN DARI SISTEM QUALITY ASSURANCE.
4. MESKIPUN SECARA QC SUDAH DITERIMA; TIDAK
MELEPASKAN TANGGUNG JAWAB KONTRAKTOR
ATAS MUTU HASIL PEKERJAAN SECARA KESELURUHAN.
. MASIH ADA PHO; FHO dan PASAL KEGAGALAN BANGUNAN
DALAM UU No. 18/1999 (UUJK).
Q
C
Ag. I
CEK PROSES
QC
CEK PROSES
Q
C
Q
C
Ag.II
Ag. Kelas A
Q
C
Lapis Pondasi
Agregat
Tahap Bahan
Baku
Tahap
Bahan Olahan
Tahap
Produk Jadi
Dimensi : Gradasi
Dimensi : Gradasi
Dimensi : Tebal
Kualitas : Abrasi
Kualitas : CBR
Kualitas : CBR
DIMENSI
QC = CEK PRODUK
KUALITAS
CEK PROSES
PEKERJAAN TANAH
(Divisi 3)
TIMBUNAN
BAHAN
Timbunan
Biasa
TIMBUNAN (lanjutan)
Timbunan
Pilihan
- Berlaku persyaratan utk Timbunan Biasa,
dengan tambahan persyaratan.
- CBR 10 %, Kepadatan 100 %
- Bila pemadatan dalam keadaan jenuh air
tidak dapat dihindari, PI 6 %.
Timbunan
ACTIVITY 1.25
PERKERASAN BERBUTIR
(Divisi 5)
Tabel 5.1.2.(1)
Gradasi Lapis Pondasi Agregat
Ukuran Ayakan
ASTM
(mm)
Kelas A
Kelas B
Kelas S
50
37,5
100
25,0
79 - 85
70 - 85
89 - 100
3/8
9,50
44 - 58
30 - 65
55 - 90
No.4
4,75
29 - 44
25 - 55
40 - 75
No.10
2,0
17 - 30
15 - 40
26 - 59
No.40
0,425
7 - 17
8 - 20
12 - 33
No.200
0,075
2-8
2-8
4 - 22
100
88 - 95
Sifat sifat
Abrasi dari Agregat Kasar
Indeks Plastisitas
Hasil kali Indeks Plastisitas dengan %
Lolos Ayakan No.200
Batas Cair
Bagian Yang Lunak
CBR
Kelas A
Kelas B
Kelas S
0 - 40 %
0 - 40 %
0 - 40 %
0-6
0 - 10
4 15
maks. 25
0 - 25
0 - 35
0 35
0-5%
0-5%
min.90 %
min.60 %
0-5%
min.50 %
SPESIFIKASI BARU
CAMPURAN BERASPAL
(Divisi 6)
DPP - HPJI
Latasir Kelas A
SIMBOL
TEBAL
NOMINAL
MINIMUM (cm)
SS-A
1,5
TOLERANSI
TEBAL (mm)
2,0
Latasir Kelas B
Lapis Aus
SS-B
2,0
HRS-WC
3,0
Lataston
3,0
Lapis Pondasi
Laston
HRS-Base
3,5
Lapis Aus
AC-WC
4,0
3,0
Lapis Antara
AC-BC
5,0
4,0
Lapis Pondasi
AC-Base
6,0
5,0
STANDAR
NILAI
SNI 03-3407-1994
Maks 12 %
SNI 03-2417-1991
Maks 40 %
SNI 03-2439-1991
Min 95 %
<
DOTs Pennsylvania
Test Method No. 621
95/90
80/75
ASTM-4791
Maks 25 %
ASTM D-4791
Maks 10 %
SNI 03-4142-1996
Maks 1 %
*)
*) Catatan :
80/75 menunjukkan bahwa 80 % agregat kasar mempunyai muka bidang
pecah satu atau lebih dan 75 % agregat kasar mempunyai muka bidang
pecah dua atau lebih.
STANDAR
NILAI
SNI 03-4428-1997
Min 50 %
SNI 03-4428-1997
Maks 8 %
(mm)
37,5
25
19
12,5
3/8
9,5
No. 8
2,36
No. 16
1,18
No. 30
0,600
No. 200
0,075
Kelas B
Lataston (HRS)
WC
Base
Laston (AC)
WC
BC
Base
100
100
100
90-100
75-100
10-15
8-13
100
90-100
Maks 90
100
100
100
90-100
90-100
90-100
90-100
Maks 90
75-85
65-100
Maks 90
50-72
35-55
28-58
23-39
19-45
35-60
15-35
6-12
2-9
4-10
4-8
3-7
DAERAH LARANGAN
No. 4
4,75
39,5
No. 8
2,36
39,1
34,6
26,8-30,8
PERSYARATAN ASPAL
NO.
JENIS PENGUJIAN
METODE
PENGUJIAN
SNI
ASPAL
KERAS
PEN 60
ASPAL
POLYMER
ASPAL
MOD. DG
ASBUTON
ASPAL
MULTIGRADE
06-2456-1991
60-79
50-80
40-55
50-70
1.
Penetrasi, 0,1 mm
2.
Titik Lembek, 0C
06-2434-1991
48-58
Min 54
Min 55
Min 55
3.
Titik Nyala, 0C
06-2433-1991
Min 200
Min225
Min 225
Min 225
4.
Daktilitas, cm
06-2432-1991
Min 100
Min 50
Min 50
Min 100
5.
Berta Jenis
06-2441-1991
Min 1,0
Min 1,0
Min 1,0
Min 1,0
6.
06-2438-1991
Min 99
Min 99
Min 90
Min 99
7.
06-2440-1991
Maks 0,8
Maks 1,0
Maks 2,0
Maks 0,8
8.
06-2456-1991
Min 54
Min 55
Min 60
9.
06-2456-1991
Maks 40
10.
06-2432-1991
Min 50
Min 50
Min 50
11.
06-1968-1991
Min 90
12.
06-2456-1991
Maks 6,5
PERSYARATAN ASPAL
(lanjutan)
NO.
13.
JENIS PENGUJIAN
Stabilitas penyimpanan pada
163 0C selama 48 jam
- Perbedaan Titik Lembek, 0C
14.
15.
16.
METODE
PENGUJIAN
SNI
ASPAL
KERAS
PEN 60
ASPAL
POLYMER
ASPAL
MOD. DG
ASBUTON
ASPAL
MULTIGRADE
Maks 2
Min 30
AASHTO
T102
Negatif
06-6721-2002
300-2000
06-2434-1991
TIPE
5/20
TIPE
20/25
SNI 03-3640-1994
18 - 22
23 - 27
SIFAT-SIFAT
ASBUTON
Kadar Aspal, %
Ukuran Butir
Maksimum, mm
SNI 03-1968-1990
1,18
1,18
Kadar Air, %
SNI 03-2490-1991
Maks 2
Maks 2
Penetrasi Aspal
Asbuton, 0,1 mm
SNI 03-2456-1991
10
19 - 22
Catatan
Asbuton Butir Tipe 5/20
SIFAT-SIFAT CAMPURAN
Penyerapan Aspal, %
KELAS A & B
Maks
2,0
50
Min
3,0
Maks
6,0
Min
20
Min
75
Min
200
Maks
850
Min
Maks
Min
80
Min
75
Stabilitas Marshall, kg
Pelelehan, mm
SIFAT-SIFAT CAMPURAN
Penyerapan Aspal, %
Jumlah Tumbukan per Bidang
Rongga dalam Campuran, %
WC
HC
Maks
1,7
75
Min
3,0
Maks
6,0
Min
Min
68
Stabilitas Marshall, kg
Min
900
Pelelehan, mm
Min
Min
300
Min
75
Min
60 oC
Rongga dalam Campuran pada Kepadatan Membal
(Refusal), %
18
17
SIFAT-SIFAT CAMPURAN
Penyerapan Aspal, %
Jumlah Tumbukan per Bidang
Rongga dalam Campuran, %
WC
BC
Maks
Base
1,2
75
112
Min
3,5
Maks
5,5
Min
15
14
13
Min
65
63
60
Min
800
1500
Maks
Pelelehan, mm
Min
Min
250
300
Min
75
Min
2,5
Stabilitas Marshall, kg
Penyerapan Aspal, %
Jumlah Tumbukan per Bidang
Rongga dalam Campuran, %
WC Mod
BC Mod
Maks
Base Mod
1,7
75
112
Min
3,5
Maks
3,5
Min
15
14
13
Min
65
63
60
Stabilitas Marshall, kg
Min
1000
1800
Maks
Min
Maks
Min
300
350
Min
75
Min
2,5
Min
2500
Pelelehan, mm
LANJUTAN
Kecuali yang disebutkan dalam (c) di atas, maka tebal campuran
beraspal yang diukur untuk pembayaran tidak boleh lebih besar
dari tebal nominal rancangan yang ditunjukkan dalam Tabel 6.3.1.
(1) atau tebal rancangan yang ditentukan dalam Gambar Rencana.
Direksi Pekerjaan dapat menyetujui atau menerima suatu
ketebalan yang kurang berdasarkan pertimbangan teknis atau
suatu ketebalan lebih untuk lapis perata seperti yang diijinkan
menurut Pasal 6.3.8.(1).(c) dari Spesifikasi ini.
Tidak ada penyesuaian luas atau volume hamparan untuk
ketebalan yang melebihi tebal nominal rancangan bila campuran
beraspal tersebut dihampar di atas permukaan yang juga
dikerjakan dalam kontrak ini, kecuali jika diperintahlan lain oleh
Direksi Pekerjaan harus dihitung berdasarkan tebal ditunjukkan
dalam Gambar Rencana.
LANJUTAN
Bilamana Direksi Pekerjaan menerima campuran beraspal dengan
kadar aspal rata-rata yang lebih tinggi dari kadar aspal optimum
tetapi masih masuk dalam rentang kadar aspal yang diperoleh dari
kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF dan toleransi yang
disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.(2)), pembayaran aspal yang digunakan
pada campuran beraspal harus dihitung berdasarkan berat hamparan
dikalikan dengan kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF.
Bilamana Direksi Pekerjaan menerima setiap campuran beraspal
dengan kadar aspal rata-rata yang lebih rendah dari kadar aspal
optimum tetapi masih masuk dalam rentang kadar aspal yang
diperoleh dari kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam JMF dan
toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.(2)), pembayaran aspal
yang digunakan pada campuran beraspal harus dihitung berdasarkan
berat hamparan dikalikan dengan kadar aspal rata-rata tersebut.
Tidak ada pembayaran yang dapat dilakukan untuk campuran yang
kadar aspalnya di bawah kadar aspal minimum dari rentang kadar
aspal yang diperoleh dari kadar aspal optimum yang ditetapkan dalam
JMF dan toleransi yang disyaratkan dalam Tabel 6.3.3.(2)).
LANJUTAN
Kadar aspal aktual (kadar aspal efektif + penyerapan aspal) yang
digunakan Penyedia Jasa dalam menghitung harga satuan untuk
berbagai campuran beraspal yang termasuk dalam penawarannya
haruslah berdasarkan perkiraannya sendiri. Tidak ada
penyesuaian harga yang akan dibuat sehubungan dengan
perbedaan kadar aspal yang disetujui dalam JMF dan kadar
aspal dalam analisa harga satuan dalam penawaran
Pek. yang lebih besar dari Pengembalian Kondisi harus dibayar dengan
Peningkatan/Perbaikan (Divisi 2, 3, 5, atau 6).
Pek. Yang lebih kecil dari Pengembalian Kondisi harus dibayar dengan
Pemeliharaan Rutin (Divisi 10).
Rehabilitasi
Jalan:
Pencampuran Foamed
Bitumen dengan recycled
material dalam Mixing
Chamber
Urut-urutan peralatan:
- Recycling Machine
WR2500
- Smooth Drum Compactor
- Water Tank Truck
- Motor Grader
- Tyre Roller Compactor
Foamed Bitumen
HPJI
DPP - HPJI