Anda di halaman 1dari 24

PERTEMUAN 5-6

SISTEM KONSTRUKSI PERKERASAN JALAN


Istilah dan Definisi
• AC Asphaltic Concrete
• AC BC Asphaltic Concrete Binder Course
• AC WC Asphaltic Concrete Wearing Course
• AC Base Asphaltic Concrete Base Course
• CBR California Bearing Ratio
• CTB Cement Treated Base
• DCP Dynamic Cone Penetrometer
• ESA4 Equivalent Standard Axle – Pangkat 4
• ESA5 Equivalent Standard Axle for Asphalt (Pangkat 5)
• FWD Falling Weight Deflectometer
• IP Indeks Plastisitas
• IRI International Roughness Index
• IRMS Indonesian Road Management System
• LFA Lapis Fondasi Atas
TUGAS MAKALAH PERKERASAN JALAN

• ISI MAKALAH MENCAKUP:


• Jenis-jenis sistem perkerasan
• Kelebihan dan kekurangan sistem perkerasan
• Bahan perkerasan
• Karakteristiknya

Tugas Individu, H+7 ( 15 Oktober 2020) dalam format


word)
Istilah dan Definisi

• Capping Layer (lapis penopang)


Lapisan material berbutir atau lapis timbunan pilihan yang
digunakan sebagai lantai kerja dari lapis fondasi bawah, dan
berfungsi untuk meminimalkan efek dari tanah dasar yang lemah
kestruktur perkerasan.
• Cement Treated Base (CTB)
Campuran agregat berbutir dengan semen dan air dalam proporsi
tertentu, dan digunakan sebagai lapis fondasi.
• Drainase Bawah Permukaan (Sub Surface Drainage)
Sistem drainase yang dipasang di bawah perkerasan dengan
tujuan untuk menurunkan muka air tanah atau mengalirkan air yang
merembes melalui perkerasan.
• Discounted Life-cycle Cost
Biaya konstruksi, pemeliharaan dan pengoperasian jalan yang
dihitung ke nilai sekarang (present value) dengan nilai bunga
(discounted rate) yang disetujui.
Istilah dan Definisi
• Beton Kurus (Lean Mix Concrete, LMC)
Campuran material berbutir dan semen dengan kadar semen yang
rendah. Digunakan sebagai bagian dari lapis fondasi perkerasan beton.
• Tanah Dasar (Subgrade)
Permukaan tanah asli atau permukaan galian atau permukaan timbunan
yang dipadatkan dan merupakan dasar untuk perletakan struktur
perkerasan di atasnya.
• Segmen Seragam (Homogenious Section)
Bagian dari jalan dengan daya dukung tanah dasar atau lendutan yang
seragam, dibatasi dengan koefisien variasi 25% ~ 30%.
• Traffic Multiplier (TM)
Faktor yang digunakan untuk mengoreksi jumlah pengulangan beban
sumbu (ESA) pangkat empat menjadi nilai faktor pangkat lainnya yang
dibutuhkan untuk desain mekanistik dengan software. Contoh: untuk
mendapatkan ESA5 (kelelahan lapis aspal) dari nilai ESA4 gunakanESA5
= (TM) x ESA4.
KRITERIA DESAIN PERKERASAN
JALAN YANG BAIK

1. Menjamin Tercapainya Tingkat Layanan


Jalan Sesuai Umur Rencana;
2. Merupakan Discounted-life-cycle Cost
Yang Terendah;
3. Mempertimbangkan Kemudahan
Pelaksanaan Dan Pemeliharaan;
4. Menggunakan Material Secara Efisien
Dan Memanfaatkan Material Lokal
Semaksimal Mungkin;
5. Mempertimbangkan Faktor
Keselamatan Jalan;
6. Mempertimbangkan Kelestarian
Lingkungan.
JENIS STRUKTUR PERKERASAN JALAN BARU

Perkerasan pada permukaan


tanah asli

Perkerasan pada timbunan

Perkerasan pada galian


JENIS PERKERASAN JALAN

PERKERASAN LENTUR

PERKERASAN KAKU

PERKERASAN KOMPOSIT
Perkerasan lentur (flexible Pavement)

Konstruksi perkerasan lentur (flexible


pavement), yaitu perkerasan yang
menggunakan aspal sebagai bahan
pengikat. Disebut “lentur” karena
konstruksi ini mengijinkan terjadinya
deformasi vertikal akibat beban lalu
lintas dari permukaan sampai ke
tanah dasar.
Perkerasan Kaku (Rigid Pavement)

Perkerasan jalan beton semen atau secara


umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat
(slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan
lapis pondasi bawah (bisa juga tidak ada) di
atas tanah dasar. Perkerasan kaku atau
perkerasan beton semen adalah suatu
konstruksi (perkerasan) dengan bahan baku
agregat dan menggunakan semen sebagai
bahan ikatnya.

Beban lalu lintas yang bekerja di atas


konstruksi perkerasan meliputi:
a. Beban/gaya vertikal (berat kendaraan dan
berat muatannya)
b. Beban/gaya horisontal (gaya rem
kendaraan)
c. Getaran-getaran roda kendaraan.
PERKERASAN KOMPOSIT

Perkerasan komposit merupakan gabungan


konstruksi perkerasan kaku (rigid
pavement) dan lapisan perkerasan lentur
(flexible pavement) di atasnya, dimana
kedua jenis perkerasan ini bekerja sama
dalam memilkul beban lalu lintas. Untuk ini
maka perlua ada persyaratan ketebalan
perkerasan aspal agar mempunyai kekakuan
yang cukup serta dapat mencegah retak
refleksi dari perkerasan beton di
bawahnya. Perkerasan komposit adalah
kombinasi antara perkerasan kaku dengan
perkerasan lentur. Perkerasan lentur di atas
perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di
atas perkerasan lentur.
Perkerasan Lentur pada Permukaan
Tanah Asli (At Grade)
Perkerasan Lentur pada Timbunan
Perkerasan Lentur pada Galian
Perkerasan Kaku pada Permukaan
Tanah Asli (At Grade)
Perkerasan Kaku pada Timbunan
Perkerasan Kaku pada Galian
TAQWA
MANDIRI
CENDEKIA
DISTRIBUSI BEBAN
DISTRIBUSI BEBAN
PERATURAN PERENCANAAN
PERKERASAN

• PtT-01-2002-B Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan


Lentur
• Pd T-14-2003 Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Beton
Semen
• PdT-05-2005 Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan
Lentur dengan Metode Lendutan
• Austroads, Pavement Design, A Guide to the Structural Design
of Pavements, 2008
• AASHTO Guide for Design of Pavement Structure, 1993.
UMUR RENCANA
STRUKTUR PERKERASAN

Anda mungkin juga menyukai