Anda di halaman 1dari 8

BAB2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Proses Pengolahan Kelapa Sawit


Secara umum pengolahan kelapa sawit terbagi menjadi dua hasil akhir,
yaitu pengolahan minyak kelapa sawit (CPO) dan pengolahan inti sawit
(kernel). Pengolahan minyak kelapa sawit adalah untuk memperoleh
minyak sawit yang berasal dari daging buah (mesocarp) kelapa sawit,
sedangkan pengolahan inti sawit adalah untuk memperoleh inti sawit yang
berasal dari biji (nut) kelapa sawit.

Sebelum Tandan Buah Segar (TBS) masuk kedalam proses pengolahan,


TBS terlebih dahulu ditimbang dan disortir. Proses penimbangan
dilakukan di jembatan timbang (weight bridge) yang berfungsi untuk
mengetahui berat TBS tersebut. Setelah melakukan penimbangan,
selanjutnya TBS untuk dibawa ke loading ramp untuk dilakukan sortasi
TBS untuk menyortir buah masak normal, mentah maupun busuk. Setelah
disortir, TBS kemudian dibawa ke stasiun rebusan menggunakan lori
untuk horizontal sterilizer dan menggunakan scrapper jika menggunakan
vertical sterilizer. Setelah buah direbus didalam sterilizer, Tandan Buah
Rebus (TBR) kemudian dibawa menuju stasiun pemipilan (tresher) untuk
memisahkan antara tandan dengan berondolan. Tandan yang sudah terpipil
dari berondolannya kemudian akan dibawa menggunakan empty bunch
conveyor, yang kemudian akan menuju empty bunch hopper. Berondolan
yang telah terpipil tersebut akan menuju stasiun press. Berondolan tersebut
dilumat menggunakan mesin digester agar proses press berondolan akan
lebih mudah. Setelah pelumatan berondolan yang sudah dilumat kemudian
tersebut akan dipress menggunakan screw press.Di mesin screw press
berondolan akan diperas sehingga akan terpisah antara cake (campuran
antara serat dan nut sawit) dan crude oil (minyak kasar sawit). Cake yang
berasal dari screw press akan menuju Cake Breaker Conveyor (CBC).

4
Disini cake tersebut akan digemburkan sehingga serta yang lengket akan
terpisah dari nut. Kemudian nut yang sudah terpisah antara serabut dan nut
akan dipisahkan menggunakan depericarper, nut akan kebawah menuju
nut polishing drum dan serabut akan menuju boiler sebagai bahan bakar.
Nut yang di polishing drum akan dihaluskan kembali dari serat yang masih
melengket. Setelah dari nut polishing drum, maka nut tersebut akan
dipecahkan menggunakan Ripple Mill. Dari Ripple Mill akan terpisah
antara cangkang dan inti sawit. Cangkang akan dipisahkan kemudian akan
menjadi bahan bakar boiler sedangkan inti sawit yang telah dipisahkan
akan terpisah antara cangkang di Light Tenera Dust Separator dan
Claybath/ Hydricyclone dan dikeringkan di Kernel Dryer dan
dikumpulkan di Kernel Storage.

Crude Oil yang berasal dari screw press kemudian akan dibersihkan
pertama di sand trap tank, untuk memisahkan antara crude oil dan pasir-
pasir dengan proses sedimentasi. Kemudian crude oil tersebut akan
menuju ayakan getar (vibro separator) yang akan memisahkan antara
crude oil dengan sludge yang masih melekat pada crude oil. Setelah dari
ayakan getar, crude oil akan disedimentasikan kembali di crude oil tank
untuk memisahkan antara crude oil dengan kotoran. Dari crude oil tank,
minyak dipompakan menuju Continious Settling Tank (CST). Di alat ini
minyak akan disedimentasikan kembali sehingga akan terpisah antara
minyak, sludge dan non oil solid.

Minyak dari Continious Settling Tank kemudian menuju oil tank, pada alat
ini minyak akan dimurnikan kembali dengan cara sedimentasi. Setelah dari
oil tank, minyak sawit menuju oil purifier, untuk memisahkan minyak
sawit dengan air dengan cara sentrifugal. Kemudian minyak sawit dari oil
purifier akan dipompakan menuju vacuum dryer untuk meminimalisasi air
dalam minyak dengan cara kehampaan udara . Setelah dari vacuum dryer

5
maka minyak sawit tersebut akan dikumpulkan didalam tangki timbun
(storage tank)

Sedangkan sludge dari Continious Settling Tank (CST) akan menuju


sludge tank. Pada alat ini sludge akan terpisah antara minyak dan sludge,
minyak akan menuju Continious Setling Tank (CST) sedangkan sludge
akan dipisahkan lagi di sludge separator dengan cara sentrifugal, sehingga
akan terpisah antara minyak dan sludge. Minyak akan menuju Continious
Settling Tank (CST) sedangkan sludge akan menuju fatfit yang selanjutnya
akan menuju ke kolam limbah (Naibaho : 1996) .

2.2. Proses Dan Tujuan Pemurnian Minyak


Minyak kasar (crude oil) yang keluar dari Screw Press masih mengandung
kotoran, pasir, cairan dan benda kasar lainnya. Oleh karena itu harus
dilakukan pemurnian untuk mengurangi kandungan yang tidak sesuai
ketentuan norma. Stasiun pemurnian minyak berfungsi untuk memisahkan
minyak dengan kotoran serta unsur yang mengurangi kualitas minyak dan
mengupayakan agar kehilangan minyak seminimal mungkin. Proses
pemisahan ini dimaksudkan untuk memisahkan minyak, air dan kotoran
seperti pasir dan lumpur dengan sistem sentrifuse dan pengendapan. Maka
dengan proses ini akan dihasilkan minyak sawit mentah.

Proses penjernihan dilakukan untuk menurunkan kandungan kotoran


dalam minyak. Minyak sawit ini dapat ditampung dalam tangki-tangki
penampungan dan siap dipasarkan atau mengalami pengolahan lebih lanjut
sampai dihasilkan minyak sawit murni, dan hasil olahan lainnya.
Sedangkan sisa olahannya yang berupa lumpur masih dapat dimanfaatkan
dengan proses daur ulang untuk diambil minyak sawitnya.

Cairan memiliki beberapa partikel yang sulit dipisahkan dengan satu cara,
maka dilakukan pemisahan fase minyak, fase NOS dan fase air dengan
beberapa tahapan. Pemisahan minyak dari fraksi cairan lainnya dilakukan

6
dengan berdasarkan prinsip penyaringan, pengendapan, pemanasan,
putaran dan sebagainya.

Di Vertical Clarifier tank, minyak kasar terpisah menjadi minyak, air dan
sludge karena proses pengendapan. Minyak dari Vertical Clarifier Tank
selanjutnya dikirim ke oil tank, sedangkan sludge dikirim ke sludge tank.
Sludge merupakan fase campuran yang masih mengandung minyak. Di
pabrik kelapa sawit sludge diolah kembali untuk mendapatkan minyaknya
yang masih terkandung dalam sludge (Iyung Pahan,2006).

Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan akan disalurkan


menuju saringan getar (vibrating screen) untuk disaring, agar kotoran
berupa serabut kasar tersebut disalurkan ketangki penampungan minyak
kasar / Crude Oil Tank. Minyak kasar yang terkumpul di Crude Oil Tank
dipanaskan hingga 90°-95°c. Menaikkan temperatur minyak sangat
penting artinya, yaitu untuk memperbesar perbedaan berat jenis (BJ)
antara minyak, air dan lumpur (Sludge), sehingga sangat membantu dalam
proses pengendapan. Selanjutnya minyak dari Crude Oil Tank di kirim ke
Vertical Clarifier Tank.

Tujuan Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Minyak kasar yang diperoleh


dari hasil pengepresan perlu dibersihkan dari kotoran, baik yang berupa
solid, sludge, maupun air. Tujuan dari pembersihan/pemurnian minyak
kasar adalah agar mendapatkan minyak dengan kualitas yang sebaik
mungkin dan dapat dipasarkan dengan harga yang tinggi.

2.3. Alur Pemurnian Minyak Kelapa Sawit Pada Stasiun Klarifikasi


Minyak yang berasal dari hasil press masih banyak mengandung kotoran
yang berasal dari daging buah seperti sludge, serabut, pecahan cangkang
dan lain-lain. Untuk mendapatkan minyak yang memenuhi kualitas mutu
tinggi, maka perlu dilakukan pemurnian terhadap minyak tersebut. Stasiun
klarifikasi terdiri dari beberapa unit alat pengolahan untuk memurnikan

7
minyak produksi, yang meliputi : Sand Trap Tank, Vibrating Screen,
Crude Oil Tank, Vertical Clarifier Tank, Oil Tank, Oil Purifier, Vacum
Dryer, Sludge Tank, Sludge Centrifuge, Fat Pit, dan Storage Tank.

2.4. Alat-Alat Yang Berperan Dalam Proses Pemurnian Minyak

1. Sand Trap Tank berfungsi untuk mengendapkan pasir-pasir atau


kotoran.
2. Vibrating Screen berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran berupa
serat dan kotoran lainnya.
3. Crude Oil Tank berfungsi untuk penambahan panas dan juga untuk
pengendapan kotoran-kotoran.
4. Vertical Clarifier Tank berfungsi untuk pemisahan pertama dari
minyak kasar menjadi minyak dan sludge.
5. Oil Tank berfungsi untuk menampung minyak hasil dari pemisahan di
Vertical Clarifier Tank.
6. Oil Purifier berfungsi untuk mengurangi kadar kotoran Crude Palm
Oil.
7. Vacum Dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air Crude Palm Oil.
8. Sludge Tank brfungsi untuk menampung sludge hasil dari pemisahan
Vertical Clarifier Tank.
9. Sludge Centrifuge berfungsi untuk mengutip minyak yang masih
terkandung dalam sludge.
10. Fat Pit berfungsi untuk tempat penampungan sluge yang akan dikirim
ke kolam limbah.
11. Storage Tank berfungsi untuk tempat penyimpanan Crude Palm Oil
produksi.

Faktor-Faktor Pada Proses Pemurnian Minyak

Faktor-faktor pendukung yang berperan penting pada proses pemurnian


minyak kelapa sawit adalah :

8
1. Temperatur minyak untuk proses pemurnian harus dapat disesuaikan,
karena hal tersebut berhubungan erat dengan berat jenis dan viskositas
minyak yang akan diperoses. Oleh karena itu, temperatur minyak
sawit untuk proses pemurnian harus dipanaskan terlebih dahulu di
Crude Oil Tank dengan suhu 90°-95°c.
2. Berat jenis fluida pada proses pemurnian, berat jenis fluida yang
masuk sangat erat hubunganya dengan temperatur minyak yang
masuk. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi temperatur suatu zat,
maka akan semakin ringan pula berat jenis zat tersebut. Jadi pada saat
proses pemurnian berlangsung dengan suhu yang telah ditentukan,
maka akan sangat mendukung berlangsungnya proses pemurnian CPO
disamping akibat adanya gaya sentrifugal yang timbul.
3. Kapasitas olah yang dimaksud pada proses pemurnian minyak sawit
ini adalah pengaturan debit minyak yang masuk untuk proses
pemurnian CPO. Agar dapat diperoleh hasil proses pemurnian dengan
baik, maka pengaturan kapasitas minyak masuk harus selalu dilakukan
pada saat peralatan mulai operasi, pada saat operasi telah berlangsung
dan pada saat operasi peralatan akan selesai. Dengan penyesuaian
kapasitas minyak masuk akan dapat diperoleh hasil pemurnian yang
baik dan sesuai dengan jumlah dan mutu yang diinginkan.
4. Pengaruh gaya gravitasi terhadap seluruh pertikel. Gaya gravitasi ini
dipergunakan untuk memisahkan partikel padat dan juga kepada
pertikel cair. Semakin besar perbedaanya berat partikelnya, maka
semakin mudah memisahkannya.
5. Waktu sentrifugal adalah lamanya waktu proses sentrifugasi, dalam
hal ini terfokus pada proses dari pemurnian di Oil Purifier, dimana
didalam prosesnya tersebut menggunakan prinsip kerja dari gaya
sentrifugal.

9
2.5. Vertical Clarifier Tank
Vertical Clarifier Tank berfungsi untuk pemisahan pertama dari minyak
kasar menjadi minyak dan sludge dimana pemisahan ini dilakukan dengan
cara pengendapan. (Edy Bakti Bangun, 1991)

Minyak hasil dari pemisahan pengendapan pada Vertical Clarifier Tank


dialirkan kedalam oil tank, sedangkan sludge dialirkan kedalam sludge
tank. Untuk mengetahui bahwa performa kerja Vertical Clarifier Tank
tersebut masih bagus, maka dapat diketahui dengan cara mengecek
kandungan minyak pada sludge di under flow. Untuk mempertahankan
suhu pada Vertikal Clarifier Tank dilakukan pemanasan dengan uap. Pada
beberapa desain terdapat pemanasan dengan menggunakan pipa uap
tertutup dan pipa uap terbuka. (Ponten M. Naibaho, 1996)

Gambar 2.1 Vertical Clarifier Tank

Keterangan gambar :
1. Elektromotor
2. Skimmer oil
3. Agitator
4. Input crude oil
5. Skimmer sludge underflow
6. Pipa underflow
7. Pipa Blow down

10
2.6. Proses Pemisahan Dalam Vertical Clarifier Tank
Dimana pemisahan terjadi karena perbedaan berat jenis, secara berat jenis
yang lebih ringan yaitu minyak akan berada dibagian atas sedangkan berat
jenis yang berat yaitu pasir atau lumpur akan berada pada bagian bawah.

Proses pemisahan ini dipengaruhi oleh:


1. Tempratur yaitu 90-95ºC
2. Putaran Stirer atau Agitator
3. Blow down, dilakukan secara rutin. (Setiono, 2010)

2.7. Kondisi Operasi Pemisahan Vertical Clarifier Tank


Kondisi oprasi pemisahan Vertical Clarifier Tank adalah :
1. Pertahankan temperatur selama priode pemisahan minimal 90ºC.
2. Pengontrolan terhadap pengenceran (delution).
3. Gunakan alat pengaduk (steering device).
4. Waktu tahan (retention time) kurang lebih 4-5 jam.
5. Pengaturan oil skimmer (alat penangkap minyak)
6. Pembuangan (blow down) sludge pada tanki. (Mangoensoekarjo, S.
2003)

11

Anda mungkin juga menyukai