Anda di halaman 1dari 20

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sifat Dasar Fluida

Fluida merupakan suatu zat yang dalam keadaan setimbang tak dapat

menahan gaya atau tegangan geser (shear force). Definisi lain dari fluida adalah

zat yang dapat mengalir yang mempunyai partikel yang mudah bergerak dan

berubah bentuk tanpa pemisahan massa. Ketahanan fluida terhadap perubahan

bentuk sangat kecil sehingga fluida dapat dengan mudah mengikuti bentuk ruang.

Berdasarkan wujudnya, fluida dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1). Fluida gas, merupakan fluida dengan partikel yang renggang dimana gaya tarik

antara molekul sejenis relatif lemah dan sangat ringan sehingga dapat melayang

dengan bebas serta volumenya tidak menentu. (Munson dkk. 2003).

2). Fluida cair, merupakan fluida dengan partikel yang rapat dimana gaya tarik

antara molekul sejenisnya sangat kuat dan mempunyai permukaan bebas serta

cenderunguntuk mempertahankan volumenya. (Munson dkk. 2003).

1. Tekanan

Tekanan didefinisikan sebagai besarnya gaya (F) tiap satuan luas bidang

yang dikenainya (A). Apabila suatu zat (padat, cair, dan gas) menerima gaya yang

bekerja secara tegak lurus terhadap luas permukaan zat tersebut. (Munson dkk.

2003). Satuan SI (Satuan Internasional) untuk tekanan adalah Pa (Pascal) turunan

dari Newton/m2. Dalam teknik memang lebih banyak digunakan satuan tekanan

lain seperti psi (pound per square inch), bar, atm, kgf/m2 atau dalam ketinggian

kolom zat cair seperti cmHg. (Hutahaean, S, 2007).

5
Apabila suatu titik (benda) berada pada kedalaman h tertentu di bawah

permukaan cairan seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1, maka berat benda

membuat cairan tersebut mengeluarkan tekanan. Tekanan yang dipengaruhi oleh

kedalaman zat cair ini disebut dengan tekanan hidrostatis. (J. P. Holman. 1997).

Tekanan ini terjadi karena adanya berat air yang membuat cairan tersebut

mengeluarkan tekanan.

Gambar 1. Tekanan pada kedalaman h dalam cairan

B. Stasiun Pemurnian Minyak

Secara garis besar stasiun klarifikasi merupakan stasiun yang berfungsi

untuk mengolah dan memurnikan minyak kasar (crude palm oil) hasil ekstraksi

dari mesin press menjadi minyak yang standart dan sesuai dengan kualitas yang

ditentukan suatu pabrik kelapa sawit. Pada stasiun ini ada beberapa prinsip

metode pengolahan yang digunakan yaitu pengendapan, pemanasan, sentrifugal,

dan penyaringan. (PTPN IV. 2009)

Seperti yang kita ketahui cairan (fluida) yang berupa minyak kasar (crude

palm oil) yang keluar dari mesin screw press terdiri dari campuran minyak, air

6
dan padatan bukan minyak (non oil solid). Untuk memisahkan minyak dari bentuk

fase lainnya dilakukan dengan proses pemurnian yang disebut Klarifikasi. Minyak

kasar tersebut perlu segera dimurnikan agar tidak terjadi penurunan mutu akibat

adanya reaksi hidrolisis dan oksidasi. (Eka Yudi. 2013). Hidrolisis dapat terjadi

karena cairan bersuhu panas dan masih cukup banyak air, juga oksidasi akan

terjadi dengan adanya non oil solid yang berbentuk bahan organik dan anorganik

seperti Fe dan Cu yang berperan sebagai katalisator yang mempercepat terjadinya

reaksi. (White. 1994)

Clarification Station adalah lanjutan tahapan proses dari Press Station

dimana stasiun ini terdiri dari beberapa mesin pemisah dan pemurni minyak dari

sludge (lumpur), air, pasir, dan lain-lain yang terdapat pada DCO (Dillution Crude

Oil) hasil dari mesin press.

Tujuan utama dari proses klarifikasi pada stasiun pemisahan minyak ini

adalah untuk menghasilkan CPO (crude palm oil) sesuai dengan standar dan

mendapatkan ekstraksi yang maksimum dengan melaksanakan kontrol yang

optimal untuk memperkecil kehilangan minyak dan pemakaian biaya yang

serendah mungkin.

Losses pada stasiun klarifikasi:

- Oil loss pada water phase decanter, 1,5%

- Oil loss pada solid decanter, 3%

- Oil loss pada decantasi, 0,6 %

- Oil loss pada decanting, 0,3 %

- Oil loss pada drab akhir, maksimum 0,3 %

7
Tabel 1. Standar Mutu Minyak Sawit (maksimum)

No. Parameter Produksi Ekspor


(%) (%)

1 Free Fatty Acid (FFA) 2,30 5,00

2 Moisture 0,10 0,10

3 Impurities 0,05 0,05

4 Nilai Peroksida (Peroxide Value) - 5,00

5 Nilai Anisidine (Anisidine Value) - 6,00

6 Kandungan Besi (Iron Value) - 3,50

7 Kandungan Tembaga (Copper Content) - 0,05

8 DOBI - 2,50

9 Bilangan IOD - 5,10

10 Titik Cair - 3,9 – 4,1

(PTPN III. SEI SILAU. 2012)

C. Bagian- Bagian Pengutipan Minyak

Pengolahan sludge merupakan salah satu upaya untuk mengurangi

kandungan minyak yang hilang (Oil Losses) terikut pada sludge sebagai salah satu

limbah cair yang keluar dari pengolahan. Ada beberapa alat yang sering

digunakan untuk pengutipan minyak dari sludge pada pabrik kelapa sawit.

Alat tersebut dibagi menjadi dua bagian berdasarkan output keluaran yang

dihasilkan, yaitu :

1. Sludge separator (horizontal) dansludge centrifuges (vertical)

Kedua jenis alat ini akan berfungsi untuk mengutip minyak dari sludge

dengan cara pemusingan atau sentrifugal. Yang membedakan hanya pada bentuk

8
sentrifugal yang dihasilkan, pada sludge centrifuges secara vertical sedangkan

pada sludge separator secara horizontal. Namun kedua jenis alat ini memiliki

kesamaan pada hasil output pengeluarannya berupa cairan draft (heavy phase) dan

light phase (kandugan cairan yang banyak mengandung minyak).

Gambar 2. Sludge Centrifuge

Gambar 3. Sludge Separator

9
Tahapan-tahapan pada proses pengutipan minyak dari sludge hasil Vertical

Clarifier Tank (VCT) antara lain :

A. Vibro Separator

Fungsinya adalah untuk menyaring sludge yang berasal dari VCT untuk

memisahkan serabut– serabut yang dapat mengganggu proses selanjutnya. Jumlah

sludge vibro separator di stasiun klarifikasi ada 1 unit.

Dapat juga dikatakan unit ini berfungsi menyaring sludge yang keluar dari

clarifier tank melalui under flow, sehingga sludge yang akan diolah bebas dari

kotoran seperti fibre halus, dll. Alat ini sama dengan vibrating screen DCO, hanya

saja vibrating sludge hanya terdiri dari satu tingkat yang menggunakan screen 40

mesh. Ada sebagian pabrik yang tidak menggunakan vibrating sludge, tetapi

menggunakan brush strainer. Fungsinya sama, hanya penempatannya berbeda.

Kebersihan screen harus selalu diperhatikan. (PTPN III. SEI SILAU. 2012)

Gambar 4. Vibro separator

10
B. Sludge Tank

Fungsi dari sludge tank adalah sebagai tempat penampung sementara dari

sludge sebelum diolah di sludge separator.

Faktor –faktor yang mempengaruhi sludge tank adalah kebersihan

tanki,blowdown,temperatur pada 90 - 950C, kondisi umpan.Jumlah sludge tank

yang ada di stasiun klarifikasi ada 4 unit. (PTPN III. SEI SILAU. 2012)

Gambar 5. Sludge Tank

C. Brush Strainer

Fungsi dari brush strainer adalah menangkap serabut –serabut yang masih

terkandung di dalam sludge separator sehingga memudahkan di dalam proses

selanjutnya. Faktor –faktor yang mempengaruhi kinerja brush striner adalah

Kebersihan alat, kondisi umpan,blowdown. Jumlah brush strainer yang ada adalah

2 unit. (PTPN III. SEI SILAU. 2012)

Alat ini ditempatkan pada pipa aliran antara clarifier settling tank (CST)

dengan sludge separator yang berfungsi untuk mengurangi jumlah pasir dan

padatan kasar. Brush strainer berfungsi untuk menyaring kotoran fibre dan

11
lumpur. Dan fibre yang masih terikut pada sludge dengan cara tekanan pompa dan

penyaringan menggunakan strainer screen . Hal tersebut bertujuan agar

mengurangi dan mencegah terjadinya penyumbatan pada nozzle sludge

centrifuge dan memaksimalkan pengutipan minyak dari sludge.

Gambar 6.Brush Strainer

D. Sand Cyclone / Pre-cleaner

Fungsi dari sand cyclone adalah untuk menangkap pasir yang masih

terkandung dalam sludge, sehingga memudahkan proses selanjutnya. Kinerja sand

cyclone dapat diketahui dari selisih antara tekanan masuk dan tekanan keluar pada

pressure gauge. Untuk pre-cleaner aval laval selisih tekanan > 1,5 bar dan untuk

westfalia selisih tekanan > 2,5 bar. Endapan pasir di dalam sand cyclone akan

diblowdown secara otomatis melalui system pneumatic dengan setting interval

tertentu. (PTPN III. SEI SILAU. 2012)

Membuang pasir yang tertangkap pada sand cyclone dipergunakan sludge

pre cleaner. Alat ini pada bagian atas berbentuk silinder, dan bagian bawah

berbentuk konus terdapat tabung dari bahan keramik. Prinsip pemisahan pasir

12
pada sand cyclone adalah akibat gaya sentrifugal yang dihasilkan oleh cyclone

serta perbedaan berat jenis.

Gambar 7. Pre cleaner

E. Buffer Tank

Fungsi dari buffer tank adalah sebagai tempat penampung sludge sebelum

didistribusikan ke sludge separator.

Gambar 8. Buffer Tank

F. Sludge Separator

Fungsi dari sludge separator adalah untuk mengutip minyak yang masih

terkandung di dalam dengan cara centrifugal, dimana air dan NOS dengan berat

13
jenis yang lebih besar dari minyak akan terlempar keluar dan minyak akan masuk

kebagian dalam. Kapasitas sludge separator ditentukan oleh nozzle yang

digunakan yaitu : 1.45, 1.6, 1.8 dan 2.0 mm. Ukuran nozzle yang dipakai

diusahakan sekecil mungkin untuk meminimumkan kehilangan minyak pada drab

buang separator.

Pengoperasian sludge separator dengan cara membuka kran air penuh dan

mengatur kran umpan sludge. Hal ini dikontrol melalui sudut flap sigh glass air

membentuk 95. Proses pemisahan dalam sludge separator ini ditentukan dengan

adanya balance water dan minyak di pompakan keluar melalui paring disc

minyak.

Gambar 9.Sludge Separator

G. Decanter

Decanter merupakan alat pengolahan sludge yang sudah banyak di

terapkan pada pengolahan minyak di pabrik kelapa sawit. Pada decanter akan

menghasilkan 3 phase pengeluaran yaitu light phase, heavy phase, dan solid. Hal

ini lah yang menjadi perbedaan antara decanter dengan sludge centrifuges dan

14
sludge separator. Pengaplikasian decanter pun memiliki penempatan yang

bermacam-macam dengan fungsi yang bermacam-macam juga. Pengaplikasi

decanter dapat digunakan sebelum minyak masuk CST, atau pun sebelum minyak

masuk ke sludge tank, bisa juga sebagai pengganti sludge centrifuges, dan dapat

digunakan untuk pengolahan minyak keluaran oil tank untuk penganti oil purifier

dalam mengurangi kadar kotor pada minyak produksi.

Mengapa diperlukan pengolahan sludge pada stasiun klarifikasi, gambaran

nya sebagai berikut. Sludge yang masuk kedalam sludge tank terdiri dari bahan

mudah menguap (volatile material) 80 – 85%, bahan padatan bukan minyak

(NOS) 8 – 12% dan minyak 5 – 10%. Kandungan minyak 5 – 10% ini lah yang

ingin tetap bisa diambil, karena kehilangan 1 % minyak saja akan sangat tidak di

inginkan oleh pabrik kelapa sawit. Bisa dibilang akan mengakibatkan kerugian

pada pabrik kelapa sawit, karena pada setiap pabrik kelapa sawit memiliki

standart rendemen yang harus di capai. Dan hal pengolahan sludge ini lah sebagai

upaya untuk bisa mencapai standart rendemen dan memperkecilkehilangan

minyak selama pengolahan CPO (Crude Palm Oil).

Gambar 10. Decanter

15
H. Storage Tank

Fungsi dari storage tank adalah untuk tempat penyimpanan sementara

minyak produksi yang akan dihasilkan sebelum dikirim. Hal-hal yang harus

diperhatikan pada storage tank adalah kebersihannya, kondisi steam coil dan

temperatur. Storage tank harus dibersihkan secara terjadwal pada saat

pembersihan dan pemeriksaan kondisi steam coil harus dilakukan secara rutin,

karena apabila terjadi kebocoran pada pipa steam coil dapat mengakibatkan

naiknya kadar air pada CPO.

Gambar 11. Storage Tank

D. Jenis Pengutipan Minyak ( Pemisahan )

1. Pemisahan dengan cara Biologis

Pemisahan secara biologis yang dimaksudkan disini adalah pemisahan

(pengutipan minyak) yang dilakukan pada fat- pit (sludge oil recovery system).

Minyak yang di fat- pit tersebut umumnya berasal dari :

a. Pembuangan (blow down) dari stasiun rebusan.

16
b. Lumpur/air buangan stasiun clarification yaitu antara lain berasal dari

Decanter, Nozzle Separator dan Sand Tank.

c. Minyak-minyak yang terikut ke pembuangan pada saat pencucian, dll.

Minyak-minyak yang diperoleh di fat- pit sebagian adalah karena proses

pengendapan dan sebagian lagi adalah karena proses biologis, yaitu terjadinya

pemecahan molekul-molekul minyak sebagai akibat fermentasi. Minyak yang

diperoleh dari fat- pit tersebut selanjutnya dipompakan kembali ke crude oil tank

untuk diproses ulang sedangkan sisa lumpur (sludge) dan air dialirkan ke kolam

limbah (effluent treatment plant).Walaupun telah dilakukan upaya pengutipan

minyak semaksimal mungkin, namun pada lumpur/air buangan fat- pit masih saja

ada minyak yang terikut dan ini selanjutnya dihitung sebagai kerugian.Batasan

kerugian yang dapat ditolerir untuk ini adalah maksimum 1% terhadap kadar

basah (on wet basis).

2. Pemisahan dengan cara Centrifuge

a. Minyak dan Sludge yang diperoleh dari hasil pemisahan dengan cara

pengendapan kemudian dialirkan kedalam masing-masing tanki untuk

diproses lebih lanjut.

b. Seperti yang telah dijelaskan terdahulu bahwa didalam minyak hasil

pemisahan ini masih mengandung unsur-unsur:

1) Air : ± 0,75%

2) Zat padat : ± 0,25%

17
c. Minyak dengan kandungan tersebut diatas masih belum memenuhi

standard mutu jual, sehingga harus diproses lebih lanjut untuk menurunkan

kadar air dan zat padat yang terkandung didalamnya (proses penjernihan).

d. Proses lanjutan (penjernihan) ini sebenarnya masih dapat dilakukan

dengan cara pemanasan dan pengendapan tetapi akan memakan waktu

yang lebih lama dan dengan segala resikonya antara lain :

1) Perlu adanya penambahan tanki-tanki.

2) Sebagai akibat pemanasan yang berlebihan untuk waktu yang lama, maka

bilangan peroxida didalam minyak akan meningkat akibat oxidasi. Hal ini

sangat tidak diinginkan karena akan menurunkan harga jual minyak sawit.

3. Pemisahan Minyak dengan cara Pengendapan (Settling)

Minyak kasar yang diperoleh dari hasil pengempaan (Press) dialirkan ke

Saringan Getar (Vibrating Screen) untuk disaring, agar kotoran kasar berupa

serabut-serabut dan cangkang yang lolos dari Saringan Press (Press Cage) dapat

dipisahkan. Minyak kasar yang telah disaring selanjutnya dimasukkan kedalam

suatu bak penampung (Crude Oil Tank), sedangkan kotoran yang berupa Serabut

dan Cangkang dikembalikan ke Fruit Elevator untuk di proses ulang (Re-Cycle ke

Digester/Press). Minyak kasar atau Crude Oil yang telah terkumpul didalam

Crude Oil Tank kemudian dinaikkan temperaturnya hingga mencapai 95 s/d

100ºC untuk selanjutnya dipompakan ke Tanki Pengendap (Static Clarifier Tank).

18
Menaikkan temperatur Minyak kasar adalah sangat penting artinya yaitu

untuk memperbesar perbedaan berat jenis (BJ) antara Minyak, air dan Heavy

Sludge yang terkandung didalam minyak kasar tersebut agar pada proses

pengendapan minyak yang berat jenisnya lebih ringan akan mudah memisahkan

diri dan naik kepermukaan. Jika Minyak kasar dari pengempaan dibiarkan

sementara waktu, maka akan terbentuk lapisan minyak dipermukaan yang

semakin lama semakin tebal.

E. Draft Akhir ( bak fat- Pit )

Bak fat-pit berfungsi sebagai penampungan sludge waste sebelum

dipompakan ke instalasi pengolahan limbah cair. Apabila masih ada minyak yang

terikut dilakukan pengutipan menggunakan skimmer yang dipasang di permukaan

bak dan dipompakan ke oil recovery tank, selanjutnya dipompakan kembali ke

DCO tank. Tetapi pengutipan ini dilakukan dengan menggunakan alat rolldos

tanpa menggunakan motor tenaga listrik.Sludge waste di sludge pit diharapkan

sudah bersih dari kandungan minyak, maksimal 1% terhadap FFB yang digiling.

Hasil buangan dari sludge separator, air pencucian, serta blown down dari

unit klarifikasi masih mengandung minyak, dan seluruhnya ditampung di parit

dan dialirkan ke fat-pit. Didalam bak fat-pit, cairan tersebut dipanaskan dan akibat

perbedaan berat jenis maka terjadi pengendapan. Minyak yang berat jenisnya

lebih rendah akan berada pada permukaan bagian atas, sedangkan air dan lumpur

akan berada pada bagian bawah. Minyak yang ada pada bagian atas tersebut

19
dipompakan ke draft tank. Selanjutnya diteruskan ke vertical clarifier tank untuk

diproses kembali. Sedangkan air dan lumpur dialirkan ke unit pengolahan limbah.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :

a. Hindari sampah-sampah, biji, berondolan dan lain-lain agar tidak masuk

bak ini, agar pipa hisap pompa tidak tersumbat.

b. Hindari kebocoran pada pipa, kran dan pompa yang dapat menyebabkan

sebagian minyak terbuang dan pengotoran diareal bak tersebut.

Gambar 12. Bak Fat fit

F. Rolldos Mekanik

Rolldos mekanik adalah suatu alat yang berfungsi sebagai pengutip

minyak tanpa menggunakan tenaga listrik dengan cara memanfaatkan gaya

sentrifugasi pada roll drum yang berbahan plat besi,sehingga minyak yang

terkandung dalam drained sludge dapat terpisah dengan cara melekat pada

dinding luar roll tersebut. Rolldos dilengkapi dengan sekat pemisah minyak yang

berfungsi membantu memisahkan minyak yang melekat pada dinding roll dan

mengalirkan minyak pada bak pengutip.

20
Gambar 13. Rolldos Mekanik

G. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Rolldos Mekanik

a) Energi Potensial

Energi potensial adalah energi yang dimiliki suatu benda akibat adanya

pengaruh tempat atau kedudukan dari benda. Energi potensial disebut juga dengan

energi diam karena benda dalam keadaan diam dapat memiliki energi. Jika benda

tersebut bergerak, maka benda itu mengalami perubahan energi potensial menjadi

energi gerak.

Rumus energi potensial. (Zubaidi, A. Dkk. 2012).

𝐸𝑃 = 𝑚 × 𝑔 × ℎ…………………………………………………….……….[1]

Dimana :

m : massa (kg)

g : percepatan gravitasi (m/s2)

h : perubahan ketinggian (m)

21
b) Energi Kinetik.

Energi kinetik adalah suatu bentuk energi yang dimiliki oleh benda yang

sedang bergerak.

Rumus energi kinetik. (Zubaidi, A. Dkk. 2012).

1
𝐸𝐾 = 2 𝑚𝑣 2 …………………………………………………………………….….[2]

Dimana:

EK:Energi kinetik

M:Massa

V:Kecepatan

c) Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida

Besarnya kecepatan akan mempengaruhi besarnya fluida yang mengalir

dalam suatu bejana. (Sudarjo, 2008). Jumlah dari suatu aliran fluida mungkin

dinyatakan sebagai volume, berat atau massa fluida dengan masing – masing laju

aliran ditunjukkan sebagai laju aliran volume(m3/s) laju aliran berat (N/s), laju

aliran massa (kg/s).

d) Gaya Gesek

Gesekan akan terjadi bila antara dua buah permukaan benda saling

bersentuhan satu sama lain, baik itu terhadap udara, air ataupun benda padat.

22
Ketika sebuah benda bergerak, maka permukaan benda tersebut akan bersentuhan

dan terjadi gesekan antara kedua buah benda.

Tabel 2. koefisien gesek benda

Koefisien Gesekan benda


Koefisien Koefisien
Permukaan Gesekan Gesekan Kinetik, μk
Statik, μS
Kayu pada kayu 0,4 0,2
Es pada es 0,1 0,03
Logam pada logam (dilumasi) 0,15 0,07
Baja pada baja (tidak dilumasi) 0,7 0,6
Karet pada beton kering 1,0 0,8
Karet pada beton basah 0,7 0,5
Karet pada permukaan padat lainnya 1-4 1
Teflon pada teflon di udara 0,04 0,04
Teflon pada baja di udara 0,04 0,04
Bantalan peluru yang dilumasi <0,01 <0,01
Persendian tungkai (lengan manusia) 0,01 0,01
(Olson M Reuben. 1993)
Ketika sebuah benda bergerak, maka permukaan benda tersebut akan

bersentuhan dan terjadi gesekan antara kedua buah benda. Gaya gesekan juga

selalu terjadi antara permukaan benda padat yang bersentuhan, sekalipun benda

tersebut sangat licin.jika permukaaan suatu benda bergesekan dengan permukaan

benda lain, masing-masing benda akan melakukan gaya gesek antara satu dengan

yang lain.

e) Teorema Torriceli

Torriceli menyebutkan bahwa, kelajuan fluida menyembur keluar dari

lubang yang terletak pada jarak h dibawah permukaan atas fluida dalam tangki

23
sama seperti kelajuan yang akan diperolah sebuah benda yang jatuh bebas dari

ketinggian h.

Jika suatu wadah yang ujung atasnya terbuka ke atmosfer diisi fluida dan

terdapat lubang kebocoran pada kedalaman h dibawah permukaan fluida dalam

wadah, maka keajuan fluida menyembur keluar dari lubang akan sama dengan

kelajuan yang diperolah oleh suatu benda yang jatuh bebas dari ketingian h.

(Ginting, BR, Novriani.2013)

Gambar14. Keluaran Input.

24

Anda mungkin juga menyukai