Anda di halaman 1dari 86

Pelatihan Aspek Teknis Pengolahan Limbah

Domestik dan Industri

PENGOLAHAN FISIK DAN


KIMIA

Penyaji:
I Nyoman Widyatmika

Email: widyatmika@gmail.com
Skema pengolah limbah
influen
PRE PRIMARY SECONDARY ADVANCED efluen
TREATMENT TREATMENT TREATMENT TREATMENT

coarse materials sludge sludge sludge


and/or oil &
grease sludge
treatment

ke disposal
disposal

Proses fisika Proses fisika Proses kimia Proses kimia


-bar screen -sedimentation Proses biologi Proses biologi
-grit removal unit -straining Proses fisika
-flotation unit
-comminution
Padatan di dalam Air Limbah
• Floating & Settleable solid/materials
• Total Solid:
• Total Dissolved Solid (TDS):
• Fixed Dissolved Solid (FDS)
• Volatile Dissolved Solid (VDS)
• Total Suspended Solid (TSS):
• Fixed Suspended Solid (FSS)
• Volatile Suspended Solid (VSS)
• Colloidal solid: categorized as Suspended Solid but in
the laboratory classified as Dissolved Solid (size: 0.001
to 1.0 μm)
Pengolahan Air Limbah
• Pre-treatment (Primary Treatment)
Menghilangkan Suspended solid dan materi-materi kasar
-Screening, Grit Chamber, Primary Clarifier, FLotasi

• Secondary Treatment
Menghilangkan kandungan organik terlarut
- Biological treatment

• Tertiary Treatment (Advance Treatment)


Menghilangkan nutrien (N&P) atau bahan-bahan pencemar spesifik yang tidak
dapat dihilangkan pada pengolahan tingkat sebelumnya
- Biological treatment, AOP, Desinfection

• Sludge Handling
• Mengolah lumpur yang dihasilkan dalam proses sebelumnya sehingga siap
dibuang ke lingkungan atau dilakukan pemanfaatan
Pengolahan Fisika

• Prinsip dasar : Solid-liquid separation


• Presipitasi : Memisahkan padatan dari
larutan dengan berdasarkan karakteristik
fisik pencemar
• Bahasan :
• Pengendapan
• Pemisahan Minyak
• Flotasi
• Filtrasi Dalam & Filtrasi Membran
• Adsorpsi Fisik
Pengendapan dan Faktor- faktor yang
Mempengaruhi

Unit Operasi
Pengendapan partikel secara gravitasi
-massa jenis > massa jenis air
Aliran vertikal dan horizontal

Bentuk segiempat atau lingkaran


This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-ND

Waktu Detensi Beban Permukaan Kecepatan melimpah Kecepatan penggerusan


(surface loading) (overflow rate) (scour velocity)
Dasar-dasar
Perancangan Unit
Pengendap

PRIMARY -Td: 1,5-2 jam


SEDIMENTAT ION -Surface loading:
T ANK 800-1200
gal/ft2.day (40 –
60 m3/m2.day)

SECON DARY -Td: 4-6 jam


SEDIMENT ATION -Surface loading: 400-800
TANK/CLA RIFIER gal/ft2.day (20 – 40
m3/m2.day) This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-ND
HUBUNGAN
ANTARA WAKTU
TIN GG AL D AN
PENGENDAPAN

Source: Greeley, 1938


Oil Separator

API (American Tilted Plate CPI Separator


Petroleum Institute) Separator

Berdasarkan karakteristik minyak


Berdasarkan karakteristik minyak, oil separator dibagi menjadi tiga: free oil, terelmusi dan terlarut. Oil
separator dengan karakteristik minyak free oil dapat dilakukan dengan gravitasi
API Separator
Performance API Separator

Waktu tingggal:
10 menit – 1 jam
Konsentrasi COD: 15-80% kadang-kadang
terendah: 50 mg/l SS: 30-65% mencapai 10 jam

Hindari shock Efisiensi minyak:


API menyisihkan
loading 50 -90% free oil dengan  
0,015 cm
Tilted Separator

Corrugated atau
plate parallel dengan Efisiensi penyisihan Surface loading:
sudut 45 derajat minyak : 80-90% 0,5 m3/m2/jam

Meningkatkan Pemasangan seri Menyisihkan free


efisiensiAPI oil dengan  
atau parallelAPI
Separator Separator 0,006 cm
CPI Separator

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-SA


Flotasi
Pengapungan partikel yg tidak dapat
01 Unit Operasi 02 mengendap secara gravitasi (massa
jenisnya < massa jenis air)

03 Dengan cara injeksi udara 04 Ada penambahan zat kimia

Tiga Tipe Flotasi:


Air Flotation DAF Vacuum Flotation
Flotasi
• Instalasi pengolahan limbah minyak:
• Gravity Separator
• Flotasi tanpa pembubuhan zat kimia
• Flotasi dengan pembubuhan zat kimia
• Paling banyak digunakan : DAF
• Faktor perancangan Flotasi
• Konsentrasi pencemar
• Jumlah udara
• Kecepatan mengapung
• Laju pembebanan pencemar
Dissolved Air Flotasi
• Injeksi udara bertekanan tinggi (40 - 60 psi)
• Faktor utama : perbandingan A/S (air to
solid ratio)
• A/S ditentukan pada uji lab (lihat gambar 1)
• Hasil uji diplotkan (gambar 2)
• Nilai tipikal A/S adalah 0,005 - 0,060
• Konfigurasi DAF (lihat formula):
• tanpa recycle
• dengan recycle
Alat Uji
Flotasi
Skala Lab

Source: Metcalf & Eddy, 2014


Hasil Uji Perbandingan A/S
01
Tanpa Recycle

Konfigurasi
DAF
02
Dengan Recycle
DAF dengan Penambahan Bahan Kimia

Source: Metcalf & Eddy, 2014


Filtrasi
• Menyisihkan partikel yang lolos pada proses
Sedimentasi atau Flotasi
• Dalam Pengolahan Minyak:
• Pre-treatment untuk penyisihan minyak
• Mandiri atau tergabung dengan oil separator
• Menyisihkan free-oil dan emulsified oil
• Efisiensi tergantung jenis media,
(umumnya pasir silika)
• Media dengan afinitas tinggi terhadap minyak :
• Zeolit
• Bentonit
• Karbon aktif
• Wallnut
Filtrasi

• Secara konseptual filtrasi sama dengan


sedimentasi yaitu bagian dari “solid-fluids
separation”

• Filtrasi:
• Depth Filtration:
• Pressure filtration : 5 – 15 m3/m2/hr
• Rapid sand filtration: 2 – 5 m3/m2/hr
• Slow sand filtration: 0.15 – 0.35 m3/m2/hr
• Surface Filtration:
• Filter cloth
• Membrane
Depth Filtration
Pressure Filtration
• Kompak, ekonomis, dan mudah dalam
pengoperasian
• Pemampatan/clogging
• Efisiensi : 90 – 95 %
• Laju filtrasi : 5 – 15 m/h
• Head loss : 5 – 10 m
• Tebal media : 75 – 80 cm
•  Pasir : 1 – 5 mm
Filter Cleaning/backwash
• Menggunakan air bersih atau kombinasi
air dan udara
• Melepaskan padatan yang tertahan pada
filter
• Sequence :
• Udara = 0.9 m/h (2 min)
• Slow backwash = 12 – 15 m/h (8 min)
• Fast backwash = 20 – 30 m/h (7 min)
• Rinsing = filtering rate (5-10 min)
• https://www.youtube.com/watch?v=Pj
Source: Metcalf & Eddy, 2014
Source: Metcalf & Eddy, 2014
Source: http://www.elaguapotable.com/WT%20-%20Rapid%20Sand%20Filtration.htm
https://www.youtube.com/watch?v=PjLqYmjsIuk
Membran
• Menyisihkan partikel-partikel koloidal dan ion-ion
terlarut
• Selektivitas pemisahan berdasarkan ukuran pori:
• Mikrofiltrasi : 0,02 – 10 μm
• Ultrafiltrasi : 0,01 – 0,02 μm
• Membran dense : 0,0001 – 0,001 μm
• Reverse osmosis :  0,0001 μm

• Membran digunakan dalam proses pengolahan


air limbah dengan nilai recovery tinggi
Klasifikasi Membran

Source: Metcalf & Eddy, 2014


Klasifikasi Membran
• Microfiltration : Cartridge filter & Bag Filter

• Tekanan Kerja : up to 3 bar


• Maximum pressure drop 1 bar
• Cartridge elemen : single use
• Bag filter elemen: washable

• Ultrafiltration • Tekanan Kerja : up to 3 bar


• Maximum pressure drop 2.5 bar
• UF elemen : periodic backwash dan
chemical soaking
• MBR aplikasi UF dalam IPAL
Source: Metcalf & Eddy, 2014
Klasifikasi Membran
• NanoFiltration & RO :
• Memisahkan air murni dari air baku (permeate)
• Meningkatkan konsentrasi pengotor di sumber air baku (reject)
• Memisahkan secara selektif ion-ion dan molekul dari aliran air baku, termasuk
organisme mikrobiologi
• Tekanan Kerja : up to 60 bar
• Product drop 10% → flushing
• RO elemen : single use
Ilustration of
Osmosis

Source: Rodriguez, 2016


Pemilihan Jenis Membran
• Tipe spiral wound paling umum
• Specific surface area terbesar
• Lebih rentan clogging dibanding tipe hollow fiber
• Mampu menahan pressure drop lebih tinggi
• Secara komersil lebih efisien

• Lebih mudah dilakukan cleaning seperti flushing


• Lebih sulit clogging
• Untuk applikasi di IPAL tipe ini lebih preferable
utamanya karena kemudahan cleaning
Pemilihan Jenis Membran
CELULOSE ACETATE (CA)
 Tahan terhadap konsentrasi free-chlorine yang tinggi.
 Membran tidak bermuatan sehingga tidak terlalu menarik foulant ke permukaan
membrane.
 pH optimum operasi di sekitar 4.8. Tapi pH max 6.5 atau kurang dianjurkan untuk
menghindarkan laju kerusakan material membrane terlalu cepat akibat hydrolisis, untuk
paling tidak memiliki umur pakai 3 tahun.
 Pilihan yang tepat untuk aplikasi dengan potensi biofouling. Membrane ini lebih tahan
konsentrasi normal biocidal oxidator seperti free chlorine atau chloramine.
 Tidak direkomendasikan untuk aplikasi dengan tekanan tinggi. SWRO adalah contoh
aplikasi yang tidak dianjurkan.
Pemilihan Jenis Membran
POLYAMIDE (PA) = Thin Film Composite (TFC)
 Membrane ini memberikan flux lebih besar secara signifikan dibandingkan CA
membrane (100%), e.g PA dengan flux 40 lmh pada tekanan 15 bar maka membrane
CA membutuhkan tekanan 30 bar untuk flux yang sama. Sehingga membrane PA ini
bisa dioperasikan dengan tekanan yang lebih rendah namun tetap memberikan hasil
permeate yang setara dengan CA.
 Sangat sensitif terhadap oksidator seperti free chlorine (< 0.1 ppm).
 Bermuatan negative, sehingga hanya boleh dibersihkan dengan cleaner anionic.
Pemilihan Jenis Membran
POLYSULFONATE (PS)
Lebih tahan terhadap chlorine dibandingkan membran CA. Membran PS dapat menahan
free chlorine hingga 5 ppm.
Ketahan terhadap bahan kimia sama atau lebih baik dibandingkan membran PA. Dapat
dibersihkan dengan bahan kimia pembersih dengan pH antara 2 dan 12.
Permeate flux sebandng dengan PA membranes.
UF membrane menggunakan PS normal. Sedangkan untuk aplikasi RO, membran PS
harus di treatment dengan sulfonate agar memiliki kemampuan untuk me-reject garam.
Membrane RO untuk aplikasi air payau maupun air laut umumnya menggunakan
membrane dengan material ini
Pemilihan Jenis housing/PV
• Pressure rating
• Material : PVC, PE, SUS, FRP
• Ada yang untuk single elemen atau multiple elemen

• RO membrane PV

• PVC Cartridge filter housing


Adsoprsi
• Proses pengumpulan/pelekatan zat-zat
terlarut dalam air pada suatu
permukaan zat padat
• Zat padat yang umum digunakan:
karbon aktif
• Karbon aktif : arang yang diaktivasi
sehingga terbentuk pori-pori
• Ukuran pori tergantung dari bahan baku
dan proses peng-aktif-an
• Bentuk karbon aktif : granular dan
powder
Adsoprsi
• Solubility meningkat, adsorbability
menurun
• Adsorpsi branch organics umumnya lebih
mudah daripada yang straight chain
• Substituent grup mempengaruhi
adsorbability:
• Hydroxyl: menurun
• Amino: menurun
• Sulfonic: menurun
• Nitro: meningkat
• Molekul dengan polaritas tinggi lebih
tidak sorbable daripada yang non polar
Activated Carbon Property
• Terbuat dari berbagai material: wood, lignin,
bituminous coal, lignite dan residu minyak
bumi.
• AC dari bituminous coal: pori-pori yang kecil,
luas permukaan yg besar & bulk density yg
besar (kebalikan dengan lignite)
• Adsorptive capacity: kemampuan AC dalam
menyisihkan polutan
• Phenolic number: kemampuan menyisihkan
zat rasa dan bau
• Iodine number: kemampuan meng-adsorp
materi yang berat molekul nya rendah &
sebaliknya adalah molasses number
Activated Carbon Property
• Karbon aktif dapat diregenerasi
• Kehilangan akibat regenerasi 5 -
10%
• Kapasitas adsorpsi karbon aktif
yang telah di regenerasi lebih
rendah
• Jumlah karbon aktif yang
dibutuhkan dgn 2 pendekatan :
• Freundlich Isoterm
• Langmuir Isoterm
Kurva breakthrough proses adsorpsi

Source: Metcalf & Eddy, 2014


Reaktor adsorpsi
• Gravitasi dan bertekanan
• Down flow : 30 mesh
• Tebal media : 15 – 20 ft
• Laju filtrasi : 2 – 5 gpm/ft²
• Waktu kontak : 30 – 40 menit
• Penyisihan : 0,2 – 0,8 kg COD/kg
Carbon
Performance Reaktor Karbon Aktif

• Phenol : 99 %
• TOC : 92 %
• Exhaustion : 1,1 – 141 lb/1000 gal
Source: Metcalf & Eddy, 2014
Prinsip Dasar
Penyisihan Logam Berat
Koagulan
Penanggulangan Emulsi
Netralisasi
AOP

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY-NC-ND


Metoda Pengolahan Kimia
Pengolahan Kimia
Proses penambahan bahan-bahan kimia/zat additive dan merupakan alternative terakhir

Efisiensi
pengolahan
Kelebihan tinggi

Menambah beban Waktu retensi


pengolahan singkat

Biaya cukup
tinggi

Kelemahan
Pengolahan Kimia
• Prinsip dasar : Presipitasi (kecuali proses
desinfeksi)
• Presipitasi : Mengubah materi yang
terlarut menjadi bentuk yang lebih
manageable → solid state (presipitat)
• Bahasan :
• Penyisihan logam berat
• Koagulasi
Facts about heavy metals
1. Logam berat sebagai free 2. Logam berat yg berbahaya dlm
element: tdk berbahaya, bahkan bentuk cationic yang cenderung
dicari terlarut

3. Cationic heavy metals akan


berikatan dengan ikatan –SH
(sulfidril) yang akan mengganggu
fungsi ensim di dalam tubuh

6. Logam berat umumnya


diemisikan dari aktivitas industri
seperti pertambangan,
4. Logam berat akan mengalami
electroplating dan penyamakan
“biomagnification” dalam “food
kulit
chain” contoh pada oyster dan
mussels bisa mencapai 100.000
5. Logam berat umumnya akan kali lebih tinggi dibandingkan
jauh lebih tinggi di dalam food dengan konsentrasi di air tempat
dibandingkan dengan dalam hidupnya
drinking water
Penyisihan Logam Berat
• Presipitasi sebagai senyawa hidroksida atau sulfida
utk beberapa logam
• Proses penambahan asam atau basa hingga
kelarutan logam berat pada titik terendah
• Pre-treatment; untuk menyisihkan senyawa
pengganggu pembentuk senyawa kompleks :
• Sianida : dengan oksidasi atau alkaline khlorination
• Ammonia : ammonia stripping
• Beberapa logam berat : ko-presipitasi, misal arsen
dan cadmium
• Diperlukan tambahan unit filtrasi
Penyisihan Logam Berat

• Chromium hexavalen :
• reduksi Cr+6 menjadi Cr+3 pada pH dibawah 3
(uses FeSO4, Na2S2OO4 atau SO4)
• presipitasi menjadi Cr(OH)3 , pH neutral
(uses hidroksida, Ca(OH)2)
• Arsen :
• presipitasi sebagai senyawa sulfida
• ko-presipitasi bersama Fe(OH)3
• Barium :
• presipitasi sebagai sulfat
• alternatif : ion exchange dan electrodialysis
Penyisihan Logam Berat
• Kadmium :
• kehadiran sianida menghambat presipitasi Cd
• kombinasi oksidasi sianida dan presipitasi Cd
• ko-presipitasi dengan Fe(OH)3
• Merkuri :
• sulfida presipitasi
• alum dan besi ko-presipitasi
• Ion exchange
• karbon aktif
• Nikel :
• Presipitasi dengan hidroksida
• Presipitasi dengan karbonat atau sulfat
• Ion exchange : re-use
Logam Konsentrasi akhir Teknologi
(mg/L)
Ar 0,05 sulfida presipitasi dengan filtrasi
0,06 adsoprsi dengan karbon aktif
0,005 ferri-hidroksida presipitasi
Ba 0,5 sulfat presipitasi

Cd 0,05 hidroksida presipitasi pH 10 –11


0,05 presipitasi dengan ferri-hidroksida
0,008 sulfida presipitasi
Cu 0,02 – 0,07 hidroksida presipitasi
0,01 – 0,02 sulfida presipitasi
Hg 0,01 – 0,02 sulfida presipitasi
0,001 – 0,01 alum presipitasi
0,0005 – 0,005 ferri-hidroksida presipitasi
0,001 – 0,005 Ion exchange
Ni 0,12 hidroksida prespitasi pH 10

Se 0,05 sulfida presipitasi

Zn 0,1 hidroksida presipitasi pH 11


Source: Metcalf & Eddy, 2014

Source: Metcalf & Eddy, 2014


Koagulasi
• Penyisihan partikel koloid
• koloid :
• hydrophilic : protein,dll
• hydrophilic : clay, dll
• Faktor utama proses koagulasi : zeta
potensial
• menurunkan zeta potensial :
• pengadukan cepat
• penambahan ion bermuatan berlawanan
Koagulasi
• Koagulasi: suatu proses dimana terjadi penambahan
zat kimia (koagulan) ke dalam suatu larutan dimana
terdapat agregat/padatan yang sangat lambat atau
bahkan hampir tidak memliki kecepatan mengendap
sehingga penyisihan secara gravitasi tidak mungkin
dilakukan:
• Partikel diameter 10-3 mm, v = 1 mm/jam
• Partikel diameter 10-5 mm, v = 1 mm/tahun

• Umumnya ukuran partikel di badan air adalah: 10-7 mm


sampai dengan 10-1mm
Jenis Koloid
Medium Materi Nama Contoh

Liquid Solid Sol Clay turbidity

Liquid Liquid Emulsi Minyak

Liquid Gas Foam Foam/Cream

Gas Solid Aerosol Dust, smoke

Gas Liquid Aerosol Mist, fog

Solid Liquid Gel Jelly


Flokulasi Partikel Koloid

Source: http://www.eca-europe.com/index.php/eng/Products/ENVIFLOC-R-
consommable-multi-composant
Source: https://www.koshland-science-
museum.org/water/html/en/ImageView/00000292.html
Koagulasi
Koagulasi adalah destabilisasi partikel koloid.

Reduksi nilai zeta potensial


(elektrokinetik)

Ikatan antar partikel 3 Mekanisme


(orthokinetik) Dasar
Koagulasi
Pembentukan flok
Tahapan Elektrokinetik

04
03
Destabilisasi
02 partikel koloid
Reduksi Zeta
01 Potensial
Muatan larutan
akan sangat
Penambahan positif atau negatif
.Koagulan
Koagulasi
Untuk menambah gaya tarik antar partikel (gaya van der Waals) dilakukan pengadukan:

01 Koagulasi
rapid mixing (pengadukan
02 Flokulasi
slow mixing (pengadukan
cepat, 100 – 150 rpm) lambat, 25 – 75 rpm

Pengadukan merupakan mekanisme orthokinetic. Ada beberapa cara dalam pengadukan: (1)
Hidrolis biasanya menggunakan hydraulic jump (2) Mekanis dengan menggunakan blade (3)
Pneumatis dengan menggunakan aliran udara.
Prinsip Koagulasi

Source: Metcalf & Eddy, 2014


--
Colloids

c
.$!
E
c !jcc
8..,
2
·
..2

Coagulant dosage Time


lime 0.1- 30 s l a -30 min
mixing intensity Rapid, int ense 0.&--0.2 f t/s
mechan ism colloid dcstab11iiation Floe generation and growth
N o t : ftls = 30.48 emfs
Jenis Dosis pH Catatan
mg/L
Kapur 150 - 9 - 11 untuk proses koagulasi partikel koloid
500 Reaksi yang terjadi :
Ca(OH)3 + Ca(HCO)3 → 2CaCO3
+ 2H2 O MgCO3 + Ca(OH)2 →
Mg(OH)2 + CaCO3
Alum 75 – 250 4 – 7 untuk proses koagulasi partikel koloid

FeCl3 35 – 150 4 – 7 untuk proses koagulasi partikel koloid

FeSO4 .7H2 O 70 – 200 4 – 7 Air Buangan dengan alkalinitas tinggi


dibolehkannya terjadi leaching besi
mempunyai nilai ekonomis (3R)

Polymer cation 2–5 - untuk proses koagulasi partikel koloid dan


membantu proses koagulasi

Polimer anion 0,25 – 1 - untuk mempercepat proses flokulasi dan


memperkeras flok

Penambah 3 – 20 - digunakan untuk penyisihan kekeruhan


kekeruhan (clay) sangat rendah
Source: https://www.slideshare.net/reddyas/07-coagulationflocculationsettling
Penanggulangan Emulsi

Koagulasi A

Ion Adsorpsi B

Demulsifier C B C
Salting Out D
D E
Penurunan pH E
Limbah Mengandung Minyak
• Minyak:
– Non emulsi
– Emulsi
• Limbah minyak non emulsi: disisishkan secara fisik melalui
mekanisme pengapungan (flotasi): DAF
• Limbah Minyak Emulsi (umumnya diameter 10-4 mm) :

Droplet minyak

Salting out penurunan pH

Free Oil
Netralisasi
Pemecahan sifat emulsi

Menghindari Netralisasi untuk


presipitasi proses biologi

Efisiensi proses Mencegah korosi


koagulasi dan flokulasi
SIZING PRIMARY CLARIFIER
(Circular Clarifier)
• Vod = 40 – 60 m/day → menentukan Luas Area clarifier
• HRT = max 3 jam → menentukan ketinggian Clarifier (max 4 m)
• Weir Loading = up to 250 m3/d.m typical 150 m3/d.m
• Free Board = 0.5 – 0.7 m
• Slope dasar = up to 8%
• Scrapper tip speed = 3 m/min
Center Feed (feed well) design

• Kecepatan aliran dalam pipa feedwell : max 1.4 m/s


• Kecepatan aliran keluar dari feedwell: 0.7 m/min max
• Lubang keluaran dari pipa inlet ke feedwell 4 – 8
lubang dengan kecepatan aliran keluar dari lubang < 1
m/s
• Bagian atas feedwell > level air sedangkan bagian
bawah min 30 cm dibawah lubang keluaran pipa dan
maximal 50% ketinggian clarifier
Outlet Weir design

• Weir Overflow Rate : 250 m3/m.day


• V notch 90 dengan jarak 15 – 30 cm
• Kecepatan aliran keluar dari feedwell: 0.7 m/min max
Contoh Perhitungan
Design sebuah primary clarifier (circular) sebuah pengolahan IPAL
domestik dengan kapasitas rata-rata pengolahan sebesar 1000 m3/hari.

- Luas clarifier : A = 1000 m3/d = 25 m2


40 m/d
Diameter Clarifier = (4.A/3.14)^0.5
(4 x 25/3.14)^0.5
5.6 m
- Volume Clarifier : V = 1000 m3/d x 2 h (HRT) = 83.3 m3
24 h/d
Water level Clarifier: h = V/A = 83.3 m3/ 25 m2
= 3.3 m
Contoh Perhitungan
- Tinggi total clarifier : h + freeboard = 3.3 m + 0.5 m
= 3.8 m

- Panjang weir (Lw)= keliling clarifier = 3.14 x D


= 3.14 m x 5.6 m = 17.5 m

- Weir loading = V/Lw = 1000 m3/d / 17.5 m


= 57 m3/m.d << 150 m3/m.d
Contoh Perhitungan
- Luasan area Pipa Center feed Apipa: V/vpipa = 1000 m3/d / 1.4 m/s
= 0.008 m2
Diameter pipa = (4.Apipa/3.14)^0.5
= 0.102 m > 4inch pipe = 6 inch

- Diambil Feed well velocity = 0.5 m/min


Luasan feed well, Aw = 1000 m3/d / 0.5 m/min
= 1.38 m2
Diameter feed well = (4.Aw/3.14)^0.5
= 1.325 m
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai