b. Vibro Sparator
Vibro Sparator atau Vibrating Screen ialah Saringan Bergetar, fungsi dari Vibro
Sparator adalah untuk menyaring Crude Oil dari serabut – serabut halus yang dapat
mengganggu proses pemisahan minyak. Sistem kerja mesin penyaringan itu senfiri
dengan sistem getaran – getaran dari Vobro Kontrol melalui penyetelan pada bantul
yang diikat pada elektromotor. Getaran yang kurang mengakibatkan pemisahan tidak
efektif.
32
Gambar 3.26 : Vibro Separator
c. Oil Tank
Fungsi dari Oil Tank adalah untuk tempat sementara Oil dau sebagai tempat
pengendapan kotoran dan bak penampungan sebelum minyak dipompakan ke oil
storage tank. Di dalam oil tank minyak dipanaskan. Pemanasan dilakukan dengan
menggunakan Stream Coil untuk mendapatkan temperatur yang diinginkan yakni
95ºC. Kapasitas Oil Tank 10 Ton / Jam.
d. Vacuum Dryer
Fungsi dari Vacuum Dryer adalah untuk mengurangi kadar air dalam minyak produksi
sampai tingkat standar yang diinginkan. Standar kadar kotoran 0.02, kadar mutu air
produksi 0.2. sistem kerjanya sendiri adalam minyak disimpan kedalam bejana melalui
Nozel. Suatu jalur resirkulasi dihubungkan dengan suatu pengapung didalam bejana,
sehingga bilaman ketinggian permukaan minyak menurun pengapug akan membuka
dan mensirkulasi minyak kedalam bejana. Ujung pipa yang masuk kedalam vacuum
dryer dibuat hampir sempit berbentuk nozzle – nozzle sehingga akibat kevakuman
dalam tangki vacuum dryer minya tersedot dan mengabut didalam vacuum dryer.
Tekanan pada vakum dryer. Tekanan pada vakum dryer -650 mm/hg.
33
Gambar 3.29 : Vacuum Dryer
e. Sludge Tank
Fungsi dari Sludge Tank adalah tempat sementara sludge (bagian dari minyak
kasar yang terdiri dari padatan dan zat cair ). Sebelum diolah oleh sludge separator.
Pemanasan dilakukan dengan menggunakan sistem injeksi untuk mendapatkan
temperatur yang diinginkan yaitu 95ºC.
f. Sand Cyclone
Fungsi dari Sand Cyclone atau Pre-Cleaner adalah untuk menangkap pasir
yang terkandung dalam sludge dan utnuk memudahkan proses selanjutnya, yaitu pada
sludge separator. Positif pemisahan pasir pada sand cyclone adalah akibat gaya
centrifugal yang dihasilkan oleh cyclone serta perbedaan berat jenis. Sludge yang
bercampur pasir halus ditangkap oleh sand cyclone dibuang dengan menggunakan
waktu. Sludge oil dipompa precleaner menuju Tank USP dengan sistem gravitasi
kemudian menuju Sludge Separator.
34
Gambar 3.31 : Sand Cyclone
h. Sludge Separator
Fungsi dari sludge Separator adalah untuk mengambil minyak (light phase) yang
masih terkandung dalam sludge dengan cara sentrifugal. Dengan gaya sentrifugal,
minyak yang berat jenisnya lebih kecil akan bergerak menuju poros dan terdorong
35
keluar melalui sudut – sudut ruang tangki pisah. Sedangkan sludge (heavy phase) akan
bergerak ke tengah. Losses Minyak pada Sludge Separator 0.8%
Telah dijabarkan bahwasanya setelah pengepresan akan menghasilkan Crude Oil dan
fiber. Fiber tersebut akan masuk ke stasiun kernel dan akan dijabarkan proses pengolahannya.
Campuran ampas (fiber) dan biji (nut) yang keluar dari screw press diproses kembali di
stasiun kernel untuk menghasilkan :
36
Gambar 3.35 : Stasiun Kernel
B. Depericarper
Fungsi dari Depericarper adalah untuk memisahkan fiber dengan nut dan membawa
fiber untuk menjadi bahan bakar boiler. Fungsi kerjanya adalah tergantung pada berat
massa, yang massanya lebih ringan (fiber) akan terhisap oleh fan. Yang massanya lebih
berat (nut) akan masuk ke nut polishing drum.
D. Nut Silo
Fungsi dari Nut Silo adalah tempat penyimpanan sementara nut sebelum diolah pada
proses berikutnya (Ripple mill). Proses pemecahan nut dengan menggunakan ripple
mill.
E. Ripple Mill
Fungsi dari Ripple Mill adalah untuk memecahkan nut. Pada Ripple Mill terdapat
rotor bagian yang berputra pada Ripple mil bagian yang diam. Nut masuk diantara
rotor dan Ripple Plate sehingga berbenturan dan memecahkan cangkang dari nut.
38
Data Spesifikasi Ripple Mill
Jumlah : 8 Unit
Merek : Bima stork, eriez, Telda
Tahun : 2007,1989,1999,1999,2014,2005,2014,1999
Kapasitas : 6 Ton / Jam
F. LTDS
LTDS (Light Tenera Dust Separation) berfungsi untuk memisahkan cangkang dari inti
serta membawa cangkang untuk bahan bakar boiler. Sistem pemisahan yang dilakukan
disini adalah dengan menggunakan tenaga blower hisat dustseparator.
G. Hidrocyclone
Fungsi dari Hidrocyclone adalah untuk memisahkan cangkang dan inti sawit pecah
yang besar dan beratnya hampir sama. Proses pemisahan dilakukan dengan sistem
confrifugal pada connis, berdasarkan berat jenis dai cangkang dan inti tersebut, maka
untuk berat jenisnya yang lebih kecil dia akan jatuh ke sorting belt dan yang berat.
Jenisnya lebih akan tenggelam dan jatuh sebagai bahan bakar untuk boiler.
39
H. Kernel Silo
Fungsi dari Kernel Silo adalah untuk mengurangi kadar air yang terkandung dalam inti
produksi. Jika kandungan air tinggi pada inti akan mempengaruhi nilai penjualan,
karena jika kadar air tinggi maka ALB juga tinggi. Pada Kernel Silo ada 3 tingkatan
yaitu atas 60ºC, tengah 70ºC, bawah 80ºC. Pengeringan dilakukan di dalam kernel silo
selama 5-8 jam.
40
3.6. Stasiun Pengolahan Air (Water Treatment)
Proses pengolahan air bertujuan untuk meminjam kualitas air sebelum digunakan
agar memenuhi persyaratan yang ditentukan. Proses pengolahan air mencakup
pengoperasian, penjernihan, penyaringan dan pelunakan.
41
C. Penyaring Pasir (SandFilter)
Air dari water basin ke Sand Filter air ini masih mengandung padatan
tersuspensi, sehingga dalam Sand Filter, air disaring melalui pasir halus pada
permukaan pasir dan air mengalir melalui bagian bawah dan dipompakan ke Tower
Tank. Pada tower pertama air yang telah bersih dialirkan untuk keperluan pengolahan
air umpan boiler, keperluan proses, keperluan domestik dan sanitasi pabrik.
Sedangkan pada tower kedua airnya dialirkan ke kompleks perumahan karyawan.
Untuk membersihkan kotoran atau lumpur yang melekat pada permukaan pasir,
dilakukan Backwash setiap hari.
D. Tangki Kation
Untuk umpan boiler, air yang digunakan berasal dari Water Tower yang
dipompakan ke tangki penukar kation. Kation Tank berisi jenis Amberliter IRA
120 (berwarna kuning emas) yang bersifat asam. Adapun fungsi tangki kation
adalah :
1. Menghilangkan atau mengurangi kesadahan yang disebabkan oleh garam C
a 2+¿ dan M g2 +¿ dalam air.
2. Menghilangkan atau mengurangi alkalinitas dari garam – garam alkali.
42
3. Mengurangi zat – zat padatan terlarut yang menyebabkan kerak pada ketel.
Pada proses ini terjadi penukaran ion antara kation – kation Ca 2+¿ dan M g2 +¿
dan ion lain dalam air dengan Kation H+ alam resin. Pada suatu saat resin akan
jenuh, maka untuk di Regenerasi atau mengaktifkan kembali resin harus
diinjeksikan larutan ¿ ¿SO4) kedalam tangki berdasarkan analisa laboratorium.
E. Tangki Anlon
Tangki Anlon ini berisi resing Amberliter IRA 402 (berwarna coklat muda).
Fungsi tangki penukar ion adalah :
1. Menyerap asam – asam H2SO4, H2CO3, H2SiO2 yang terbentuk pada tangki
penukar kation yang menyebabkan pH menjadi tinggi.
2. Menghilangkan sebagian besar atau semua garam – garam mineral sehingga air
yang dihasilkan hampir tidak mengandung garam – gram mineral. Pada suatu
saat Resin Anion ini akan penuh, maka untuk meregenerasi kembali resin
tersebut kedalam tangki diinjeksikan larutan NaOH.
F. Dearator
Dearator bertujuan untuk menghilangkan CO2 dan O2 yang terlarut dalam air
yang dapat mengakibatkan korosi dan menimbulkan kerak pada pipa – pipa boiler.
Penghilangan gas – gas terlarut tersebut dilakukan dengan cara pemanasan dengan
menggunakan sistem yang diinjeksikan langsung kedalam air yang berlawanan
dengan arah aliran air. Temperatur didalam tangki juga dijaga konstan. Temperatur
air sekitar 80ºC - 90ºC. Air yang keluar dari Dearator sebelum masuk ke boiler
diinjeksikan bahan kimia yang berguna untuk menaikkan pH, mencegah terjadinya
korosi, mencegah pembentukan kerak pada ketel boiler. Jenis dreator ada dua
yaitu:
1. Pressure Dearator
43
Adalah suatu pressurer vessel dimana air dipompakan ke dalam vessel melalui
suatu sistem penyemprotan, membuat air menjadi partikel – partikel kecil,
sehingga bercampur dengan uap dan air menjadi panas. Proses ini membuat
gas dan cairan membesar dan lepas dari vacumm, keluar dengan sistem ejector.
Temperatur sebaiknya tinggi, diatas 100ºC, dan letak deserator berada di posisi
atas untuk mencegah kavitasi pada feed pump. Permukaan air pada daerator
sebaiknya dikendalikan secara otomatis termasuk aliran steamnya untuk
menjaga kontinuitas aliran dan steam.
A. Ruang Bakar
Sebagai tempat pembakaran bahan bakar atau dapur (fibre dan cangkang)
untuk menghasilkan gas panas. Yang memiliki lantai (fire gratee) berupa
susunan roter yang dibuka untuk tempat lewatnya udara pembakaran dari
Forced Draft Fan (FD Fan). Lubang tidak boleh tumpat agar pembakaran
44
dapat sempurna yang dilengkapi “firing door” pada bagian depan yang
berfungsi untuk :
Mengatur proeses pembakaran.
Pengeluaran abu, gumpalan kerak dan sisa – sisa pembakaran.
Jalan masuk untuk inspeksi dan perawatan.
Ruang bakar dikelilingi oleh tube – tube (water wall) yang akan menyerap
panas untuk produksi steam.
45
D. Header Air Umpan
Merupakan bejana baja berbentuk silinder dipasang disekeliling dapur dan
dibawah fire grade pada dinding depan boiler. Berfungsi untuk menampung air
umpan dan selanjutnya didistribusikan ke pipa air pembangkit uap (water
wall).
E. Header Uap
Header uap berfungsi sebagai penampung uap dari pipa air pembangkit uap
dan selanjutnya mendistribusikan ke drum uap (drum atas). Biasanya bejana
silinder, tetapi ada juga yang berbentuk persegi empat.
I. Turbin
Turbin merupakan alat untuk mengkonversikan energi dari steam menjadi
energi mekanisme (putaran) untuk membangkitkan energi listrik melalui
alternator. Semua turbin dilengkapi dengan katup keselamatan (safety valve)
untuk melindungi turbin dari kondisi pengoperasian. Dimana jika putaran
terlalu tinggi, maka Plunger akan memicu pada konsep tertutup. Uap yang
digunakan merupakan uap kering dan basah dari boiler yang bertekanan 16-21
kg/cm3 memiliki alternator turbin uap 3 unit, dengan 5500 Rpm kapasitas
terpasang perunit 1300 Kw yang digunakan ketika pabrik beroperasi dan juga
47
digunakan sebagai (Stand by) apabila terjadi kerusakan pada turbin yang
pertama.
48
3.9. Stasiun Pengutipan Minyak dan Pengolahan Limbah (Pat-Fit & IPAL)
Dalam setiap proses pengolahan dari bahan baku menjadi produk pada suatu pabrik
selain menghasilkan produk yang bernilai jual, terdapat juga produk samping yang berupa
limbah pabrik baik padat maupun cair dan udara. Limbah – limbah ini jika tidak dilakukan
proses penetrasi akan menyebabkan pencemaran lingkungan yang sangat berbahaya.
49
BAB IV
SISTEM PERAWATAN
Perawatan dan pemeliharaan (maintenance) ialah suatu kegiatan yang memelihara dan
memperbaiki alat atau mesin sehingga alat atau mesin tetap bisa dioperasikan sesuai dengan
rencana.
Tujuan perawatan (maintenance) adalah :
Menjamin mesin selalu siap pakai
Menjaga kapasitas optimum
Mencegah major repair
50
4.3 Thresser
4.3.1 perawatan thresser terdiri dari :
1. Pembersihan bagian luar drum antara body luar dengan srum agar tidak ada janjangan
ataupun kotoran yang lain yang mengakibatkan drum dan body sangkut, juga pembersihan
bagian dalam drum pada kisi – kisi dan spider arm terbebas dari janjangan yang melekat yang
nantinya bisa mengakibatkan threser tidak balance.
2. Cek elektromotor, gear box, fluid coupling, pin coupling + rubber, V=belt, plumer block
bearing dapat dipastikan kondisi peralatan tersebut dalam kondisi siap pakai.
3. Cek Bocdh spider arm apakah ada terjadi pergeseran atau keretakan pada las-lasan spider.
4.4. Digester
4.4.1 Perawatan Digester
1. Pengecekan Long arm dilakukan setelah pengoperasian lebih dari 600 jam, lebih baik lagi
dilakukan pengecekan setiap minggu secara virtual.
2. Pengecekan expeller arm dan Bottom plate dilakukan bersamaan dengan pengecekan long
arm dan short arm.
3. Pengecekan liner dilakukan secara periode setiap 4 bulan sekali, keausan liner ini juga
tergantung dari raw material yang masuk, kalau terlalu banyak pasir yang masuk, liner akan
cepat aus.
4. Pengecekan V-block dan bolt + nut dilakykan seiring pengecekan digester arm.
5. Pengecekan bearing swuare shaft digester dilakukan setiap minggu
6. Pengecekan rubber dilakukan baik untuk mengetahui center coupling dan juga untuk
mengetahui kondisi rubber coupling dan pengecekan ini dilakukan seminggu sekali.
7. Pengecekan square shaft dilakuakn minimal 3 bulan sekali terhadap kausan atau mungkin
ada keretakan pada square shaft.
Pengecekan elektro motor secara visual terhadap getaran, suara dan panas yang
berlebih. Sedangkan untuk kondisi gulungan kawat / spool elektromotor dilakukan minimal 6
bulan sekali dan dilakukan pelapisan sarlack ulang.
4.6. Klarifikasi
4.6.1 Vibrating Screen
- Perhatikan setiap proses kerja Vibrating Screen
Sudah disebutkan proses pemisahan atau penyaringan diperlukan suhu air di batas delapan
puluh hingga sembilan puluh derajat celcius. Suhu tersebut harus diperhatikan dan selalu
diikuti. Selain untuk mempermudah proses pemisahan, juga merawat vibrating screen agar
tidak rusak. Jika setiap kali proses sudah terbiasa menggunakan suhu air panas, jika tiba – tiba
suhu air digunakan jauh berbeda juga akan langsung mempengaruhi kondisi mesin itu sendiri.
52
- Perhatikan Bagian Sand Trap Tank
Memperhatikan terlebih dahulu bagian sand trap tank apakan aus atau tidak adalah
proses dari perawatan. Sehingga agar vibrating tidak cepat aus. Dengan selalu
memasang sand trap tank antara screw press, maka dapat mengurangi terjadinya
gesekan pada pasir yang terikat dalam minya. Pasir memiliki permukaan kasar dan
cepat membuat sebuah mesin mengalami aus.
- Perhatikan Arah kerja Vibrating Screen
Untuk tipe berupa rectangular vibrating screen, perhatikan arahnya. Bagian perawatan
untuk tipe berupa rectangular vibrating screenakan bergetar atas dan bawah. Jika arah
getaran berbeda maka anda perlu mengeceknya.
54
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Pabrik minyak kelapa sawit (PMKS) Kebun Teluk Dalam merupakan unit pelaksana
teknis di bidang pengolahan minyak kelapa sawit / Crude Palm Oil dan inti kelapa sawit yang
di bawah PT. Padasa Enam Utama.
Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Teluk Dalam memiliki 8 jenis stasiun utama, 6
stasiun pendukung dan 12 kolam pengolahan limbah. Adapun stasiun utama tersebut yaitu
Staiun penerimaan TBS (Tandan Buah Segar), Stasiun Penimbangan buah (TBS, Tankos dan
LCKS). Stasiun Sortasi buah (Loading Ram), Stasiun Perebusan (Sterilizer), Stasiun
pengempa (Presher), Stasiun Klarifikasi pemurnian minyak, stasiun pabrik biji (kernel).
Stasiun pendukung yaitu stasiun pembangkit tenaga (boiler dan kamar mesin), stasiun
laboratorium (laboratory), stasiun pengolahan air (water treatment), stasiun penyimpanan
minyak kelapa sawit dan kernel (bulking), stasiun bengkel (workshop) dan stasiun pengolahan
limbah.
Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) Kebun Teluk Dalam memiliki kapasitas oleh 45
ton TBS/jam, dengan Standar Rendeman CPO kebun 20.20% dan pihak ketiga 18.00%
sedangkan standar rendeman kernel TBS kebun 5 % dan pihak ketiga 4.70% . perawatan yang
dilakukan di PMKS Teluk Dalam ini pencegahan / perawatan (preventive maintenance).
Perbaikan kecil )minor repair) dan perbaikan besar (major repair).
5.2. Saran
Pabrik Minyak Kelapa Sawit atau PKS Perkebunan teluk Dalam PT. Perdasa Enam Utama
diharapkan dapat lebih memperhatikan kebersihan pabrik keselamatan dan kesehatan kerja
dengan mengharuskan pekerja menggunakan APD dan memperketat Kontrol Produksi di
setiap Lini untuk mencapai sasaran.
Memperhatikan dan meremajakan alat – alat pengolahan Kelapa Sawit berlangsung
terciptanya K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) saat proses pengolahan Kelapa Sawit
berlangsung.
Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) perkebunan Teluk dalam diharapkan lebih
memfasilitasi pelajar dan mahasiswa yang melakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ataupun
Magang Kerja.
55
DAFTAR PUSTAKA
Departemen perindustrian, 2007, Gambaran sekilas industri minyak kelapa sawit. Jakarta
pusat.data dan informasi perindustrian.
Hariadi, Prianto, 2014. Buku Mengenal Minyak Kelapa Sawit dengan beberapa karakter
Unggulnya. Institut Teknologi Medan
Harnawati, 2008. Panduan lengkap pengolahan kebun dan pabrik kelapa sawit, Agromedia
pustaka, jakarta
Ketaren, S. 2008. Pengantar telnologi Minyak dan Lemak Pangan. Penerbit Universitas
Indonesia, Jakarta
Pahan. I. 2007. Kajian Potensi rendeman untuk mencapai produktivitas CPO Tinggi di
perkebunan Kelapa Sawit, Indonesia Oil Palm Research Institut.
Silalahi, B.M dan Supijatno, 2017. Pengolahan Limbah Kelapa Sawit Sei Barulur PT.
Perkebunan Nusantara III untuk meningkatkan produksi. Fakultas Teknologi Industri
Universitas Admaja Yogyakarta,
56
57