Losses (oil & kernel) pada proses pengolahan kelapa sawit dipastikan akan selalu ada,
namun dibutuhkan pengendalian angka kehilangan pada batas yang ditetapkan.
A.Oil Losses
1. Air kondensat, Kandungan minyak pada contoh lebih kecil dari 0.4% (OLWB),
Kandungan minyak dalam zat kering lebih kecil dari 10.5% (NOS)
2. Tandan kosong, Kandungan minyak dalam tandan : 2.5—3 % (OLWB),
Kandungan minyak dalam zat kering : 4 - 5 % (NOS)
3. Tandan dengan USB, Brondolan dalam tandan : 2.3 - 2.5 %, Minyak dalam
brondolan : 0.5 - 1.2 % (Tandan)
4. Ampas serabut, Kandungan minyak dalam serabut lebih kecil dari 4.5 %
(OLWB), Kandungan minyak dalam zat kering lebih kecil dari 7 % (NOS)
5. Biji , Kandungan minyak pada kulit biji lebih kecil dari 0.8 % (contoh biji)
6. Sludge, Kandungan minyak pada sludge (SS) lebih kecil dari 0.7 % (OLWB),
Kandungan minyak dalam zat kering lebih kecil dari 14 % (NOS)
7. Sludge decanter, Kandungan minyak dalam solid lebih kecil dari 0.5 %
(OLWB), Kandungan minyak dalam zat kering lebih kecil 12 % (NOS)
Catatan : Total oil losses lebih kecil dari 1.65 % , EPM lebih besar dari 93 %
B. Kernel Losses
1. Kernel dalam Tandan (USB), Kandungan kernel lebih kecil dari 0.2 %
2. Kernel dalam ampas siklon, Kandungan kernel lebih kecil dari 2 % (contoh),
Kandungan kernel lebih kecil dari 0.18 % (TBS)
3. Kernel dalam LTDS 1, Kandungan kernel lebih kecil dari 2 % (contoh),
Kandungan kernel lebih kecil dari 0.15 % (TBS)
4. Kernel dalam LTDS 2, Kandungan kernel lebih kecil dari 2 % (contoh),
Kandungan kernel lebih kecil dari 0.15 % (TBS)
5. Kernel dalam cangkang basah CB atau HDC, Kandungan kernel lebih kecil
dari 1.5 % (contoh), Kandungan kernel lebih kecil 0.1 % (TBS)
Catatan : Total kernel losses lebih kecil dari 0.6 % (TBS), EPK lebih besar dari 90 %
Mengingat risiko oil losses selama pengolahan Tandan Buah Segar (TBS)
tidak dapat dihindari, perusahaan atau pabrik pengolah kelapa sawit telah
melakukan berbagai upaya untuk mengalami oil losses sekecil mungkin.
Salah satunya adalah dengan cara meningkatkan kinerja masing-masing
stasiun pengolahan dengan melakukan modifikasi alat. Berikut ini analisa
laboratorium pabrik kelapa sawit pada oil losses yang terjadi selama
pengolahan TBS:
Menghitung hilangnya minyak selama proses fibre press ini dalam rangka
mengetahui seberapa besar kehilangan minyak sekaligus persentase nut
pecah yang ada dalam fibre. Sampel harus diambil dengan jumlah yang sama
yang didapatkan dari 3 sudut cones keluaran press. Sampel harus diambil
setiap satu jam selama proses pengolahan sawit berlangsung.
Untuk mengukur oil losses, metode NIR telah banyak digunakan oleh pabrik
pengolah kelapa sawit. Metode ini akan membantu pabrik menetapkan
angka standar losses pabrik kelapa sawit. Dengan standar oil losses ini,
proses penghitungan dapat dilakukan dengan sangat mudah. Hasil oil losses
juga semakin akurat, karena nilai oil losses telah memiliki standar baku.
Sehingga pabrik dapat melihat seberapa besar oil losses yang telah terjadi.
Metode NIR atau Near Infra Red ini pada dasarnya bukanlah teknologi baru
penghitungan oil losses pabrik pengolah kelapa sawit. Tingkat akurasinya
yang sangat tinggi dengan waktu yang dibutuhkan untuk mengetahui hasil
sangat cepat membuat alat ini sangat membantu penghitungan oil losses.
Dengan alat laboratorium pabrik kelapa sawit yang lengkap, metode NIR
dapat dilakukan dengan sangat mudah untuk meminimalisasi oil losses.