Anda di halaman 1dari 17

TRIPLE BURDEN

MALNUTRITION
BY : MURNI ELPIDE
RAJAGUKGUK

NIM : 2102032005
Triple burden of malnutrition

atau tiga beban malnutrisi merupakan suatu kondisi yang mengacu


pada kekurangan, kelebihan, dan ketidakseimbangan asupan gizi.
Istilah malnutrisi mencakup kelompok kondisi yang luas
diantaranya yaitu kurang gizi yang mencakup stunting/kerdil (tinggi
badan rendah menurut usia), wasting/kurus (berat badan rendah
menurut tinggi badan), underweight/kekurangan berat badan
(berat badan rendah menurut usia) dan defisiensi atau insufisiensi
mikronutrien (kekurangan vitamin dan mineral penting)
Beban ganda malnutrisi dapat terjadi akibat konsumsi pangan yang tidak cukup dan kerawanan
pangan, beban penyakit, akses terhadap pelayanan kesehatan, dan lingkungan yang tidak
mendukung, praktik pemberian makan dan pengasuhan yang tidak adekuat, serta akar masalah
dan isu yang terkait seperti kemiskinan dan ketidakmerataan, tren demografi dan urbanisasi,
desentralisasi, gender, kepercayaan dan praktik budaya, dan keadaan darurat (Bappenas, 2019).
– Berikut penjelasan dari tiga masalah
gizi yang terjadi di Indonesia (triple
burden malnutrition)
STUNTING

– yaitu keadaan dimana anak berbadan lebih pendek untuk


anak seusianya. Stunting merupakan masalah gizi kronis
yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu
lama,umumnya karena asupan makan yang tidak sesuai
dengan kebutuhan gizinya. Faktanya, 30,8 % balita di
Indonesia mengalami stunting (Riskesdas, 2018) dan perlu
mendapat perhatian lebih karena akan menimbulkan
dampak jangka panjang dalam kehidupannya
Overweigt dan obesitas

– : Asupan energi yang berlebihan secara kronis akan


menimbulkan kenaikan berat badan, berat badan lebih
(overweight) dan obesitas. Overweight dan obesitas adalah
suatu kondisi dimana perbandingan berat badan dan tinggi
badan melebihi standar yang ditentukan secara universal
sedangkan obesitas adalah kelebihan akumulasi dalam lemak
tubuh.
Micronutrient Deficiency

– : yaitu kekurangan zat gizi mikro seperti vitamin


dan mineral (Vit A, Asam folat, Iodium,Zat Besi
dan Seng). Gangguan yang terjadi akibat
Micronutient defisiensi antara lain seperti
Anemia Gizi , KVA (Kekurangan Vitamin A) dan
GAKI
Faktor Penyebab Terjadinya Triple
Burden of Malnutrition
– Lingkungan Kesehatan dan Biologis : Pengaruh penyakit yaitu meningkatnya
usia harapan hidup yang berarti secara statistik akan meningkatkan pula
jumlah orang-orang yang mengalami penyakit menular ke penyakit tidak
menular.
– Lingkungan Ekonomi dan Pangan : Pengaruh ketersediaan dan kualitas pangan
di dekat rumah, akses ekonomi terhadap pangan yang mempengaruhi
konsumsi. Naiknya kekayaan nasional yang tidak diimbangi dengan ketahanan
pangan, tetapi masih banyak juga konsumsi makanan berlemak sehingga
membuat konsumsi lemak per kapita naik dua kali lipat. Konsumsi makanan
olahan juga terus meningkat , khususnya di wilayah perkotaan
– Lingkungan Fisik/ Bangun : Pengaruh perilaku kegiatan individu, yaitu banyak
kota tidak ramah bagi pejalan kaki sehingga tidak mendukung aktivitas fizik,
selain itu tempat tempat yang menyediakan makanan sehat terbatas. Mereka
yang bekerja dan sekolah tidak punya banyak pilihan selain makanan siap saji
di luar rumah
– Lingkungan Sosial Budaya : Pengaruh media pendidikan., tekanan teman
sebaya dan budaya. Budaya dan tradisi yang mempengaruhi gizi ibu hamil dan
ank-anak serta norma sosial membuat perempuan menikah saat masih muda.
Faktor-faktor ini berkontribusi terhadap naiknya kasus kelahiran dengan berat
badan kurang.
– Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada 3 faktor penyebab gizi
buruk pada balita yaitu : 1) Keluarga miskin, 2) Ketidaktahuan orang tua atas
pemberian gizi yang baik bagi anak, 3) Faktor penyakit bawaan pad anak
seperi jantung ,TBC, HIV/ AIDS, saluran pernapasan dan diare (Astaqualiyah,
2006)
– Namun menurut (Almatsier, 2001) masalah gizi kurang di Indonesia pada
umumnya disebabkan oleh kemiskinan, kurang tersedianya bahan pangan,
kurang baiknya lingkungan, kurangnya pengetahuan masyarakat tentang gizi,
menu seimbang dan kesehatan dan adanya daerah miskin gizi. Sedangkan
masalah gizi lebih disebabkan oleh kemajuan ekonomi pada lapisan
masyarakat tertentu disertai dengan kurangnya pengetahuan gzi, menu
seimbang dan kesehatan.
C. Dampak Triple Burden of Malnutrition

1. Dampak jangka pendek dari TBM


– a. Sistem kekebalan tubuh menurun
– b. Pertumbuhan anak terganggu
– c. Peningkatan kejadian kesakitan dan kematian
– d. Perkembangan kognitif, motorik dan verbal pada anak tidak optimal
2. Dampak jangka panjang
– a. Postur tubuh yang tidak optimal saat dewasa atau lebih pendek pada
umumnya)
– b. Meningkatkan resiko obesitas dan penyakit lainnya
– c. Produktivitas dan kapasitas kerja yang tidak optimal
– d. Kualitas SDM yang tidak bisa bersaing di masa depan
D. Penanggulangan Triple Burden of
Malnutrition

– Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengurangi masalah


gizi di Indonesia:

– 1000 HPK dan ASI Ekslusif’
– Suplementasi Tablet Tambah Darah dan Vit A
– PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
– Pedoman Gizi Seimbang
– Fortifikasi Makanan
– Meningkatkan Kesadaran
Ancaman Pandemi terhadap Peningkatan
Prevalensi Triple Burden of Malnutrition

– Pandemi COVID-19 berpotensi meningkatkan kejadian triple burden of


malnutrition. Hal ini dapat disebabkan akibat beberapa kondisi seperti:
– Terjadi goncangan ekonomi masyarakat (tingginya angka PHK, meningkatnya
jumlah pengangguran, dan angka kemiskinan) yang dapat menurunkan akses
masyarakat terhadap pangan
– Pembatasan layanan kesehatan.
– Kurangnya pendidikan, informasi dan kepedulian terhadap pemenuhan gizi
seimbang
– Faktor lain seperti minimnya ketersediaan air bersih, meningkatnya angka
urbanisasi, terjadinya bencana alam, dll (Pkemensos.go.id, 2021).
KESIMPULAN
– Triple Burden of Malnutrition adalah tiga beban
masalah gizi yang meliputi undernutrition,
overnutrition dan micronutrient deficiency yang terjadi
dalam satu waktu di suatu wilayah. Triple Burden
Malnutrition di Indonesia sendiri yaitu Stunting,
Overweigt/ Obesitas dan Kekurangan Zat Gizi Mikro.
Faktor yang mempengaruhi yaitu lingkungan kesehatan,
biologis, ekonomi, pangan, fisik dan sosial budaya.
Tindakan penanggulangan dilakukan dengan 1000 HPK,
PGS, Pemberian Makanan Tambahan, Pemberian Tablet
Vitamin A & Zat Besi dan Fortifikasi Pangan.
SARAN...

– Gizi merupakan pondasi kuat untuk


pertumbuhan agar generasi muda saat ini aman
akan masa depannya dan masa depan generasi
penerus selanjutnya. Jika kita ikut dalam
pemecahan masalah tersebut, mulailah dari hal
kecil dengan menjadi relawan dalam program
terkait, seperti penyuluhan, pemberian makanan
bergizi ataupun bidang gizi lainnya.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai