Anda di halaman 1dari 36

PEMERINTAH KABUPATEN LANGKAT

PUSKESMAS STABAT LAMA


Jln. Gohor Lama Desa Stabat Lama
Kec. Wampu

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah atas Rahmat dan Hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan Profil Puskesmas Stabat Lama Kecamatan Wampu Tahun 2018 ini.

Penyusunan profil ini dimaksudkan untuk: menghimpun, melengkapi, dan


mengoreksi seluruh data kesehatan di Kecamatan Wampu yang dikeluarkan selama
tahun 2018, yang disajikan dalam bentuk narasi dengan kombinasi tabel sehingga
diharapkan akan lebih mudah dipahami oleh pembaca. Dengan demikian data-data
kesehatan Kecamatan Wampu yang telah tertuang dalam berbagai bentuk sebelumnya,
diharapkan terkoreksi oleh data yang ada dalam Profil Kesehatan Kecamatan Wampu ini,
Atau dengan kata lain data yang ada dalam Profil Kesehatan inilah yang menjadi
acuan dalam pelaksanaan pembangunan Kesehatan Kecamatan Wampu tahun yang
akan datang.
Dengan demikian proses evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas Stabat
Lama dapat berjalan dengan baik dan dapat memberikan suatu bentuk informasi yang tak
lain dari hasil evaluasi tersebut, maka data yang lengkap dan akurat menjadi suatu
keharusan yang tidak bisa dielakkan. Oleh karena itu berbagai upaya dan usaha telah
dilakukan oleh Puskesmas Stabat Lama untuk dapat menyediakan data dimaksud, salah
satunya profil kesehatan Kecamatan Wampu yang berada di tangan anda ini. diharapkan
juga dengan adanya profil ini, Puskesmas Stabat Lama dapat memeperbaiki kekurangan-
kekurangan tahun sebelumnya.
Diakui bahwa tidak ada suatu pekerjaan anak manusia yang sempurna, namun demikian
inilah profil Kesehatan Kecamatan Wampu tahun 2018 yang dapat ditampilkan, dan untuk
penyempurnaan, sumbang saran yang bersifat melengkapi dan membangun sangat
diharapkan, demi perbaikan profil berikutnya.

Stabat Lama, Februari 2019


Ka. UPT. Puskesmas Stabat Lama

Nelson Ginting SKM


NIP.19641125 198703 1003

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................. i
Daftar Isi......................................................................... ii
Daftar Tabel..................................................................... iv

B A B I GAMBARAN UMUM.................................................. 1
1.1 GEOGRAFI....................................................................................... 1

1.2 DEMOGRAFI..................................................................................... 3
1.2.1. PERTUMBUHAN PENDUDUK................................................... 3
1.2.2. TINGKAT KEPADATAN PENDUDUK........................................ 3
1.2.3. DISTRIBUSI PENDUDUK MENURUT UMUR.............................. 3

1.3 SOSIAL DAN BUDAYA..................................................................... 3


1.3.1. PENDIDIKAN DAN ANGKA MELEK HURUF............................. 3
1.3.2. BEBAN TANGGUNGAN........................................................... 4

BAB II SARANA KESEHAT.................................................. 5

2.1 SARANA KESEHATAN................................................................ 5


2.1.1. PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT......................................... 5
2.1.2. KLINIK..................................................................................... 6
2.1.3. PRAKTIK MANDIRI TENAGA KESEHATAN................................. 6
2.1.4. RUMAH SAKIT.................................................. 6
2.1.5. SARANA KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN….. 7
2.1.6. UPAYA KESEHATAN BERSUMBER DAYA
MANUSIA.....................................................7

BAB III TENAGA KESEHATAN............................................... 9


3.1 JUMLAH TENAGA KESEHATAN............................................... 9
..........................................................................................................

3.1.1. TENAGA KESEHATAN DIPUSKESMAS .............................. 9


A. KECUKUOAN DOKTER DIPUSKESMAS............................ 10
B. KECUKUPAN DOKTER GIGI DIPUSKESMAS..................... 10
C. KECUKUPAN PERAWAT DIPUSKESMAS........................... 10
D.KECUKUPAN BIDAN DIPUSKESMAS................................ 10

BAB IV PEMBIAYAAN KESEHATAN............................................. 11


A. PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN............................ 11
......................................................................................................24
B. DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK KESEHATAN. . 11
C. ANGGARAN KESEHATAN DALAM APBD KABUPATEN..................... 11

D. ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA............................................... 12

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

3
BAB V KESEHATAN KELUARGA............................................... 13
A. KESEHATAN IBU......................................................................... 13
B. KESEHATAN ANAK..................................................................... 16
C. KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN USIA LANJUT............ 18

BAB VI PENGENDALIAN PENYAKIT.......................................... 20


6.1. PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG.......... 20
6.2. PENGENDALIAN PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DEGAN
IMUNISASI..................................................................................... 21
6.3. PENGENDALIAN PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOTIK
.......................................................................................................... 21
6.4. PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR.................... 22

BAB VII KESEHATAN LINGKUNGAN......................................... 24

A. AIR MINUM.................................................................................... 24
B. AKSES SANITASI LAYAK........................................................... 24
C. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT........................ 24
D. TEMPAT TEMPAT UMUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
.......................................................................................................... 24
E. TEMPAT PENGOLAHAN MAKANAN........................................ 24

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN......................................... 25

8.1. KESIMPULAN..................................................................................... 25
8.2. SARAN-SARAN................................................................................. 25

Lampiran-lampiran

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

4
DAFTAR TABEL
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK,
JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK KECAMATAN
WAMPU TAHUN 2018

TABEL 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

TABEL 3 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF DAN


IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN DI
KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

TABEL 4 JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN KECAMATAN


WAMPU TAHUN 2018

TABEL 5 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN,RAWAT INAP,DAN KUNJUNGAN


GANGGUAN JIWA DISARANA PELAYANAN KESEHATAN PUSKESMAS
STABAT LAMA TAHUN 2018

TABEL 6 JUMLAH PERSENTASE FASILITAS PELAYAAN KESEHATAN DENGAN


KEMAMPUAN GADAR LEVEL I TAHUN 2018

TABEL 7 ANGKA KEMATIAN PASIEN DIRUMAH SAKIT WILAYAH PUSKESMAS


STABAT LAMATAHUN2018

TABEL 8 INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DIRUMAH SAKIT DIWILAYAH


PUSKESMAS STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

TABEL 9 PERSENTASE PUSKESMAS DENGAN KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN


ESENSIAL PUSKESMAS STABAT LAMA TAHUN2018

TABEL 10 JUMLAH POSYANDU DAN POSBINDU PTM MENURUT KECAMATAN DAN


PUSKESMAS STABAT LAMA TAHUN 2018

TABEL 11 JUMLAH TENAGA MEDIS DIFASILITAS KESEHATAN WILAYAH PUSKESMAS


STABAT LAMA TAHUN2018

TABEL 12 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN DIFASILITAS


KESEHATAN PUSKESMAS STABAT LAMA TAHUN 2018

TABEL 13 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN


LINGKUNGAN,DAN GIZI DIPUSKESMAS STABAT LAMA TAHUN 2018

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

5
TABEL 14 JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA,KETERAPIAN FISIK,DAN
KETEKHNISAN MEDIK DIFASILITAS KESEHATAN PUSKESMAS STABAT
LAMA TAHUN 2018

TABEL 15 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DIFASILITAS KESEHATAN PUSKESMAS


STABAT LAMA TAHUN 2018

TABEL 16 JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DIFASILITAS


KESEHATAN PUSKESMAS STABAT LAMA TAHUN 2018

TABEL 17 CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN


PUSKESMAS STABAT LAMA TAHUN 2018

TABEL 18 PERSENTASE DESA YANG MEMANFAATKAN DANA DESA UNTUK


KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS DIPUSKESMAS
STABAT LAMA TAHUN 2018

TABEL 19 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN LANGKAT TAHUN 2018

TABEL 20 JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN DAN DESA PUSKESMAS


STABAT LAMA TAHUN 2018

TABEL 21 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR,DAN DESA


PUSKESMAS STABAT LAMA TAHUN 2018

TABEL 22 JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT PENYEBAB,KECAMATAN,DAN DESA


PUSKESMAS STABAT LAMA TAHUN 2018

TABEL 23 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PADA IBU HAMIL,IBU BERSALIN,DAN


IBU NIFAS MENURUT DESA DAN KECAMATAN PUSKESMAS STABAT LAMA
TAHUN 2018

TABEL 24 CAKUPAN IMUNISASI Td PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN


PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 25 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR YANG


TIDAK HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 26 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI Td PADA WANITA USIA SUBUR


( HAMIL DAN TIDAK HAMIL ) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TAHUN 2018

TABEL 27 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET TAMBAH DARAH


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 28 PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI,KECAMATAN,DAN


PUSKESMAS TAHUN 2018
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

6
TABEL 29 CAKUPAN PROPORSI KB PASCA PERSALINAN MENURUT JENIS
KONTRASEPSI,KECAMTAN,DANPUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 30 JUMLAH DAN PERSENTASE KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI


NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TAHUN 2018

TABEL 31 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL,BAYI,DAN BALITA MENURUT JENIS


KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 32 JUMLAH KEMATIAN NEONATAL,BAYI,BALITA MENURUT PENYEBAB


UTAMA,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 33 BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH(BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN


DAN DESA TAHUN 2018

TABEL 34 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATALMENURUT JENIS


KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 35 BAYI BARU LAHIR IMD DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI< 6
BULAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 36 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS


KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 37 CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI)


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 38 CAKUPAN IMUNISASI HEPATITTIS BO ( O-7 HARI) DAN BCG PADA BAYI
MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 39 CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB-Hib 3,POLIO 4*,CAMPAK/MR,DAN


IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS
KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 40 CAKUPAN IMUNISASI LANJUTAN DPT-HB-Hib 4 DAN CAMPAK/MR2 PADA


ANAK USIA DIBAWAH DUA TAHUN (BADUTA) MENURUT JENIS
KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 41 CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 42 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BALITA MENURUT JENIS


KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 43 JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS


KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

7
TABEL 44 STATUS GIZI BALITA BERDASARKAN INDEKS BB/U,TB/U,DAN BB/TB
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 45 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) PESERTA DIDIK


SD/MI,SMP/MTS,SMA/MA MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
TAHUN 2018

TABEL 46 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN


PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 47 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN


SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS
TAHUN 2018

TABEL 48 PELAYANAN KESEHATAN USIA PRODUKTIF MENURUT JENIS


KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN2018

TABEL 49 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS


KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 50 DESA YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN PELAYAN KESEHATAN


KELUARGA TAHUN 2018

TABEL 51 JUMLAH TERDUGA TUBERCULOSIS,KASUS TUBERKULOSIS ANAK,CASE


NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK DAN CASE
DETECTION RATE (CDR) MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN DAN
PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 52 ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP SERTA KEBERSIHAN


PENGOBATAN TUBERKULOSIS MENURUT JENIS
KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 53 PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS


KELAMIN,KECAMATAN,DAN TAHU 2018

TABEL 54 JUMLAH KASUS HIV MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR
PUSKESMAS STABAT LAMA TAHUN 2018

TABEL 55 JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AKIBAT AIDS MENURUT JENIS KELAMIN
DAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2018.

TABEL 56 KASUS DIARE YANG DILAYANI MENURUT JENIS


KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 57 KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN,DAN


PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 58 KASUS BARU KUSTA CACAT TINGKAT 0,CACAT TINGKAT 2,PENDERITA


KUSTA ANAK<15 TAHUN,PENDERITA KUSTA ANAK < 15 TAHUN DENGAN
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

8
CACAT TINGKAT 2 MENURUT KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN
2018

TABEL59 JUMLAH KASUS TERDAFTAR DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA


MENURUT TIPE/JENIS,JENIS KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS
TAHUN 2018.

TABEL 60 PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT


) MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN,DDAN PUSKESMAS TAHUN
2018

TABEL 61 JUMLAH KASUS AFP ( NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN


PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 62 JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI


(PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN
2018

TABEL 63 KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DIDESA/KELURAHAN YANG DITANGANI <


24 JAM TAHUN 2018

TABEL 64 JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS


KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) TAHUN 2018

TABEL 65 KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS


KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 66 KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS


KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 67 PENDERITA KRONIS FILARIASIS MENURUT JENIS KELAMIN,KECAMATAN


DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 68 PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA HIPERTENSI MENURUT JENIS


KELAMIN,KECAMATAN,DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 69 PELAYANAN KESEHATAN PENDERITA DIABETES MELITUS (DM)


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

TABEL 70 CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA
DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (SADANIS)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2018.

TABEL 71 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ORANG DENGAN GANGGUAN JIWA


(ODGJ) BERAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2018.

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

9
TABEL 72 PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM
BERKUALIAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN
2018

TABEL 73 PERSENTASE SARANA AIR MINUM YANG DIALKUKAN PENGAWASAN


TAHUN 2018

TABEL 74 PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG


LAYAK (JAMBAN SEHAT ) MENURUT KECAMATAN,DAN PUSKESMAS
TAHUN 2018

TABEL 75 DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


TAHUN 2018

TABEL 76 PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) MEMENUHI SYARAT


KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS TAHUN 2018

BAB I
GAMBARAN UMUM
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

10
1.1 Geografi
Kecamatan Wampu adalah salah satu kecamatan diKabupaten Langkat yang disebelah barat
kota Stabat .Pada kordinat 30.45-40.00 Lintang Utara dan 980.15-980.00 Bujur Timur, dengan
ketinggian tanah dari permukaan laut adalah 4 meter, dengan suhu rata-rata adalah 35 0 C dengan jarak
dari Ibu Kota Kabupaten 17 Km dan Ibu Kota Provinsi Sumatra Utara 45 Km.
Luas dan Batas-Batas Wilayah.
Kecamatan Wampu mempunyai Luas Wilayah adalah : 22.111 Ha.Dengan batas-batas wilayah
sebagai berikut :
 Sebelah Utara berbatas dengan Kecamatan Hinai
 Sebelah Selatan berbatas dengan Kecamatan Serapit
 Sebelah Timur berbatas dengan Kecamatan Stabat dan Selesai
 Sebela Barat berbatas dengan Kecamatan Padang Tualang dan Kecamatan Batang

Luas wilayah Kecamatan Wampu yang 22.111 Ha.Terbagi menjadi tiga belas (13) Desa
satu (1) Kelurahan dan Sebelas (11) Dusun sbb:

LUAS WILAYAH
No. DESA/KELURAHAN DUSUN RT RW
(KM3)

1. Stabat Lama 13.60 8 22 44


2. Jentera Stabat 11 7 16 32
3. Stabat Lama Barat 9.00 11 10 20
4. Gohor Lama 17.30 5 20 40
5. Sumber Mulyo 3.00 10 6 12
6. Mekar Jaya 14.30 9 8 16
7. Bingei 15.10 3 18 36
8. Pertumbukan 14.10 6 6 12
9. Bukit melintang 16.20 4 24 48
20. Kebun Balok 15.30 9 18 36
11. Paya Tusam 14.00 7 12 24
12 Gergas 14.20 3 14 28
13. Besilam BL 11.00 12 10 20
14. Stungkit 16.20 5 10 20
JUMLAH 22.111 97 194 388

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

11
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

12
1.2 Demografi
1.2.1 Pertumbuhan Penduduk.
Berdasarkan Hasil Sensus penduduk oleh BPS pada tahun 2018 jumlah penduduk
Kecamatan wampu adalah sebesar 43.395 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 12.562, atau
rata-rata jiwa/rumah tangga sebesar 4,11% sedangkan laju pertumbuhan penduduk sebesar
1,14 %. Jumlah penduduk pada tahun 2017 sebanyak 42,,885 jiwa.

1.2.2 Tingkat Kepadatan Penduduk.


Luas Kecamatan Wampu adalah 184.30 Km3 dengan jumlah Penduduk Tahun 2018
sebanyak 43.395 Jiwa, sehingga rata-rata kepadatan penduduk Kecamatan Wampu sebesar
235.46 jiwa/KM2, namun pada kenyataannya secara keseluruhan wilayah Kecamatan
Wampu mempunyai tingkat kepadatan yang tidak sama antara satu Desa dengan Desa yang
lainnya. Pada umumnya Desa Stabat Lama,Stabat Lama Barat,Jentera Stabat dan besilam BL
mempunyai kepadatan yang lebih besar dari desa yanglain diKecamatan wampu sementara
Desa Bukit Melintang mempunyai kepadata penduduk yang paling sedikit,pada umjumnya
Kecamatan Wampu mempunyai banyak Desa terpencil sehingga sangat sulit untuk dijangkau
oleh tenaga kesehatan namun demikian kami tetep berusaha untuk bias memberikan
pelayanan kesehatan kedesa-desa terpencil diantaranya dengan menempatkan bidan-bidan
desa baik yang masih PTT maupun bidan PNS diwilayah tersebut juga dengan seringnya
mengadakan pengobatan gratis diharapkan bisa meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
Wampu.
1.2.3 Distribusi Penduduk Menurut Kelompok Umur.

DiKecamatan Wampu menunjukkan kelompok umur 0-4 tahun merupakan proporsi yang
paling banyak, disusul kelompok umur 5-9 tahun dan kelompok umur 10-14 tahun. Rasio
jenis kelamin laki-laki dengan perempuan sebesar 102.80 secara terperinci dapat dilihat pada
Tabel 2.

1.3. Sosial dan Budaya


1.3.1. Pendidikan dan Angka Melek Hurup
Kemampuan penduduk untuk menyerap informasi termasuk informasi kesehatan berhubungan
erat dengan angka melek huruf. Jumlah Penduduk Kecamatan Wampu berumur 10 tahun
keatas yang melek huruf pada tahun 2018 adalah 34.133 orang terdiri dari 17.257 laki-laki dan
16.876 perempuan, lihat pada Tabel 3

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

13
1.3.2. Beban Tanggungan.
Indikator penting terkait distribusi penduduk menurut umur yang sering digunakan
untuk mengetahui produktivitas penduduk yaitu Angka Beban Tanggungan (ABT) atau
Dependency Ratio. Angka Beban Tanggungan (ABT) adalah angka yang menyatakan
perbandingan antara banyaknya orang berumur tidak produktif (belum produktif/umur di
bawah 15 tahun dan tidak produktif lagi/umur 65 tahun ke atas) dengan yang berumur
produktif (umur 15-64 tahun). Angka ini dapat digunakan sebagai indikator yang secara kasar
dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara. Semakin tinggi persentase dependency
ratio menunjukkan semakin tinggi beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan ratio yang semakin rendah
menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk tidak produktif lagi.
Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan semakin
rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang
belum produktif dan tidak produktif lagi.
Angka Beban Tanggungan di Kecamatan Wampu pada tahun 2018 adalah sebesar
53,18. Diperoleh dari jumlah penduduk usia non produktif sebanyak 10.869 jiwa (usia 0-14
tahun dan 65-75+ tahun) terhadap jumlah penduduk usia produktif sebanyak 28.309 jiwa
(usia 15-64 tahun) (Tabel 2). Hal ini berarti bahwa dari 100 penduduk Wampu yang
produktif, di samping menanggung dirinya sendiri juga menanggung 53 orang yang tidak
produktif.

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

14
BAB II

SARANA KESEHATAN

2.1 Sarana Kesehatan


Derajat kesehatan masyarakat suatu negara dipengaruhi oleh keberadaan sarana kesehatan.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa fasilitas pelayanan
kesehatan adalah suatu alat dan/atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat.
Sarana kesehatan yang diulas pada bagian ini terdiri dari fasilitas pelayanan kesehatan, sarana
kefarmasian dan alat kesehatan. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan, jenis fasilitas terdiri atas: (a) tempat praktik mandiri tenaga kesehatan,
(b) pusat kesehatan masyarakat, (c) klinik, (d) rumah sakit, (e) apotek, (f) unit transfusi darah, (g)
laboratorium kesehatan, (h)optikal, (i) fasilitas pelayanan kedokteran untuk kepentingan hukum dan
(j) fasilitas pelayanan kesehatan tradisional.

2.1.1. Pusat Kesehatan Masyarakat


Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas menyebutkan bahwa
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung terwujudnya Kecamatan
Sehat. Selain melaksanakan tugas tersebut, Puskesmas memiliki fungsi sebagai penyelenggara Upaya
Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat
pertama serta sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan.
Jumlah Puskesmas di Kabupaten Langkat sampai dengan Desember 2018 adalah 30 unit, yang
terdiri dari 10 Puskesmas rawat inap dan 20 unit Puskesmas non rawat inap.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas), pasal 39 menyatakan bahwa dalam upaya peningkatan mutu pelayanan
Puskesmas wajib dilakukan akreditasi secara berkala minimal tiga (3) tahun sekali. Akreditasi adalah
pengakuan yang diberikan lembaga independen yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan setelah
memenuhi standar akreditasi. Akreditasi menjadi pemicu Puskesmas dalam membangun sistem tata
kelola yang lebih baik secara bertahap dan berkesinambungan melalui perbaikan tata kelola: 1)
manajemen secara institusi, 2) manajemen program, 3) manajemen risiko, dan 4) manajemen mutu.

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

15
Sampai dengan Desember 2018 terdapat 1(satu) puskesmas diKecamatan Wampu dan telah
terakreditasi dengan nilai Madia

2.1.2. Klinik
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik, klinik
diartikan sebagai fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan yang menyediakan pelayanan medik dan/atau spesialistik. Pada tahun 2018 di Kecamatan
Wampu terdapat 2 klinik Pratama.

2.1.3. Praktik Mandiri Tenaga Kesehatan


Dokter/dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran wajib memiliki SIP (Surat Izin
Praktik) yang merupakan bukti tertulis yang diberikan dinas kesehatan kabupaten/kota kepada dokter
dan dokter gigi yang akan menjalanakan praktik kedokteran setelah memenuhi persyaratan. Selain itu
praktik mandiri dokter/dokter gigi wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai bukti tertulis
yang diberikan oleh Konsil Kedokteran Indonesia kepada dokter dan dokter gigi yang telah
diregistrasi.
Pada tahun 2018 terdapat 2 praktik mandiri dokter umum dan 0 praktik mandiri dokter gigi.

2.1.4. Rumah Sakit


Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat selain upaya promotif dan preventif
diperlukan juga upaya kuratif dan rehabilitatif. Upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif
dapat diperoleh melalui rumah sakit yang juga berfungsi sebagai penyedia pelayanan kesehatan
rujukan.
Terdapat 2 unit rumah sakit Umum Swasta pada tahun 2018 di Kecamatan Wampu, (tabel 4).

Tempat Tidur Rumah Sakit


Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan dan
perorangan di suatu wilayah dapat dilihat dari rasio tempat tidur 1.000 penduduk. Standar WHO
adalah 1 tempat tidur untuk 1000 penduduk. Jumlah tempat tidur rumah sakit yang terdata pada tahun
2018 sebanyak 868 buah. Rasio tempat tidur di rumah sakit di Kecamatan Wampu pada tahun 2018
sekitar 1 per 1.192, jumlah ini belum tercukupi kemungkinan karena tidak ada data jumlah data dari
beberapa rumah sakit (tabel 7).

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

16
Akreditasi Rumah Sakit
Akreditasi rumah sakit dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34
Tahun 2017 adalah pengakuan terhadap mutu pelayanan rumah sakit setelah dilakukan penilaian
bahwa rumah sakit telah memenuhi standar akreditasi. Akreditasi dilaksanakan oleh lembaga
independen penyelenggara akreditasi yang telah terakreditasi oleh lembaga International Society for
Quality in Health Care (ISQua).
Sampai dengan tahun 2018, persentase rumah sakit yang terakreditasi di Kecamatan Wampu
sebesar 50% atau 1 dari 2 rumah sakit yaitu Rumah Sakit Umum Putri Bidadari.

2.1.5. Sarana Kefarmasian dan Alat Kesehatan


1. Sarana Produksi dan Distribusi Bidang Kefarmasian dan Alat Kesehatan
Ketersediaan farmasi dan alat kesehatan memiliki peran yang signifikan dalam pelayanan
kesehatan. Akses masyarakat terhadap obat khususnya obat esensial merupakan salah satu hak asasi
manusia.
Salah satu kebijakan dalam Program Kefarmasian dan Alat Kesehatan adalah meningkatkan
akses dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga (PKRT)
sesuai tugas pokok dan fungsi Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan yaitu
meningkatkan ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin
keamanan/khasiat, kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan.
Sarana distribusi kefarmasian dan alat kesehatan yang dipantau antara lain Pedagang Besar
Farmasi (PBF), Apotek, Toko Obat dan Penyalur Alat Kesehatan (PAK). Jumlah sarana distribusi
kefarmasian dan alat kesehatan pada tahun 2018 di Kecamatan Wampu sebanyak 5 sarana (Tabel 4).

2. Ketersediaan Obat dan Vaksin


Dalam upaya peningkatan ketersediaan obat publik dan perbekalan kesehatan melalui tersedianya
obat, vaksin dan perbekalan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau di pelayanan kesehatan
pemerintah, Kementrian Kesehatan telah menetapkan indikatorrencana strategis tahun 2015-2019
terkait program kefarmasian dan alat kesehatan, yaitu meningkatkan akses, kemandirian dan mutu
sediaan farmasi dan alat kesehatan.Sampai dengan tahun 2018 Puskesmas Stabat Lama memiliki
ketersediaan obat dan vaksin (tabel 9).
.

2.1.6. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dilaksanakan oleh, dari, dan bersama masyarakat, untuk
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

17
memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat guna memperoleh pelayanan
kesehatan bagi ibu, bayi dan anak balita.
Upaya peningkatan peran dan fungsi Posyandu bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja,
namun semua komponen yang ada di masyarakat, termasuk kader. Peran kader dalam
penyelenggaraan Posyandu sangat besar karena selain sebagai pemberi informasi kesehatan kepada
masyarakat juga sebagai penggerak masyarakat untuk datang ke Posyandu dan melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat.
Pada tahun 2018, jumlah Posyandu di Kecamatan Wampu adalah sebanyak 57 Posyandu dan
seluruhnya merupakan Posyandu aktif. Posyandu aktif adalah Posyandu yang mampu melaksanakan
kegiatan utamanya secara rutin setiap bulan (KIA: ibu hamil, ibu nifas, bayi, balita, KB, imunisasi,
gizi, pencegahan dan penanggulangan diare) dengan cakupan masing-masing minimal 50% dan
melakukan kegiatan tambahan.

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

18
BAB III
TENAGA KESEHATAN

Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) merupakan salah satu subsistem dalam Sistem
Kesehatan Nasional yang mempunyai peran penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan
sebagai pelaksana upaya dan pelayanan kesehatan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 72 tahun
2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional, sumber daya manusia kesehatan adalah tenaga kesehatan
(termasuk tenaga kesehatan strategis) dan tenaga pendukung/penunjung kesehatan yang terlibat dan
bekerja serta mengabdikan dirinya dalam upaya dan manajemen kesehatan. Penyelenggaraan
subsistem sumber daya manusia kesehatan terdiri dari perencanaan, pengadaan, pendayagunaan,
pembinaan dan pengawasan mutu sumber daya manusia kesehatan.

A. JUMLAH TENAGA KESEHATAN


Tenaga di bidang kesehatan terdiri dari tenaga kesehatan dan asisten tenaga kesehatan. Menurut
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan, tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Sedangkan asisten tenaga kesehatan adalah setiap
orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
keterampilan melalui pendidikan bidang kesehatan di bawah jenjang Diploma III.
Tenaga kesehatan dikelompokkan menjadi beberapa rumpun dan sub rumpun. Rumpun tenaga
kesehatan adalah tenaga medis, tenaga psikologi klinis, tenaga keperawatan, tenaga kebidanan, tenaga
kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, tenaga
keterapian fisik, tenaga keteknisian medis, tenaga teknik biomedika, tenaga kesehatan tradisional dan
tenaga kesehatan lain.
1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Untuk mendukung fungsi dan tujuan Puskesmas diperlukan sumber daya manusia kesehatan baik
tenaga kesehatan maupun tenaga penunjang kesehatan. Minimal tenaga kesehatan di Puskesmas
terdiri dari dokter atau dokter layanan primer, dokter gigi, perawat, bidan, tenaga kesehatan
masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, ahli teknologi laboratorium medik, tenaga gizi dan tenaga
kefarmasian. Sedangkan tenaga penunjang kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan,
administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lainnya.
Jumlah dan jenis tenaga kesehatan Puskesmas dihitung berdasarkan analisis beban kerja dengan
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu jumlah pelayanan yang diselenggarakan, jumlah penduduk
dan persebarannya, karakteristik wilayah kerja, luas wilayah kerja, ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama lainnya di wilayah kerjanya, dan pembagian waktu kerja.
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

19
a. Kecukupan Dokter di Puskesmas
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 juga mengatur kecukupan tenaga kesehatan
di Puskesmas Pada Puskesmas non rawat inap, minimal jumlah dokter adalah satu orang, sedangkan
pada Puskesmas rawat inap minimal jumlah dokter dua orang, baik pada wilayah perkotaan,
perdesaan, maupun kawasan terpencil dan sangat terpencil. Pada tahun 2018, di Puskesmas Stabat
Lama telah memiliki 4 dokter Umum (tabel 11).

b. Kecukupan Dokter Gigi di Puskesmas


Jumlah dokter gigi di Puskesmas minimal satu orang, baik di Puskesmas rawat inap dan non
rawat inap dan di wilayah perkotaan, perdesaan, maupun di kawasan terpencil dan sangat terpencil. Di
Puskesmas Stabat Lama pada tahun 2018 memiliki 2 dokter gigi (tabel 11).

c. Kecukupan Perawat di Puskesmas

Perawat pada Puskesmas non rawat inap minimal berjumlah lima orang sedangkan pada
Puskesmas rawat inap minimal berjumlah delapan orang. Kondisi ini merupakan standar minimal di
wilayah perkotaan, perdesaan, dan kawasan terpencil dan sangat terpencil. Di Puskesmas Stabat Lama
pada tahun 2018, terdapat 12 perawat (tabel 12).

d. Kecukupan Bidan di Puskesmas

Jumlah Bidan di Puskesmas non rawat inap minimal berjumlah empat orang sedangkan pada
Puskesmas rawat inap minimal berjumlah tujuh orang. Kondisi ini merupakan standar minimal di
wilayah perkotaan, perdesaan, dan kawasan terpencil dan sangat terpencil. Di Kecamatan wampu
pada tahun 2018, terdapat 38 Bidan (tabel 12).

e. Jumlah Puskesmas yang Memiliki Lima Jenis Tenaga Kesehatan Promotif dan
Preventif
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, bahwa tenaga kesehatan di Puskesmas tidak hanya tenaga medis tetapi juga tenaga
promotif dan preventif untuk mendukung tugas Puskesmas dalam upaya kesehatan masyarakat.
Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah tenaga kesehatan lingkungan, tenaga kefarmasian, tenaga
gizi, tenaga kesehatan masyarakat dan analis kesehatan. Pada tahun 2018 di Puskesmas Stabat Lama
belum memiliki tenaga gizi dan analis kesehatan (tabel 13,14, 15).

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

20
BAB IV
PEMBIAYAAN KESEHATAN

Salah satu subsistem dalam kesehatan nasional adalah subsistem pelayanan kesehatan.
Pembiayaan kesehatan sendiri merupakan besarnya dana yang harus disediakan untuk
menyelenggarakan dan atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat. Secara umum, sumber biaya kesehatan dapat
dibedakan menjadi pembiayaan yang bersumber dari anggaran pemerintah dan pembiayaan yang
bersumber dari anggaran masyarakat.
A. Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bertujuan memberikan ekuitas akses terhadap pelayanan
kesehatan bagi masyarakat serta menghindarkan masyarakat terhadap beban katastrofis finansial
ketika sakit. Harus diakui bahwa reformasi pembiayaan kesehatan bersama pelayanan kesehatan ini
telah banyak memberi manfaat kepada berbagai komponen yang terlibat di dalamnya, terutama
kepada masyarakat sebagai peserta.
Akan tetapi, pelaksanaan JKN di Indonesia pada masa-masa awal menghadapi berbagai tantangan
diantaranya adalah adaptasi peserta serta pemberi pelayanan terhadap sistem baru ini, keseimbangan
sisi suplai pemberi pelayanan kesehatan, adaptasi terhadap strukturisasi pelayanan kesehatan
berjenjang, penyesuaian pengelolaan program publik oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
Kesehatan (BPJS-Kesehatan) sampai dengan kesinambungan finansial dari program JKN. Beberapa
isu yang sering mengemuka antara lain adalah ketidakakuratan sasaran kelompok PBI, peningkatan
cakupan kepesertaan kelompok yang mempunyai risiko kesehatan yang besar tetapi dengan
kesinambungan kepesertaan (PBPU), luasnya cakupan manfaat dibandingkan dengan besaran iuran,
pentingnya penguatan pelayanan kesehatan primer serta isu mengenai fraud/kecurangan.
Di Kecamatan Wampu pada tahun 2018, proporsi kepesertaan terbanyak berasal dari segmen PBI
(APBN) sebesar 44,4% kemudian segmen PBPU/mandiri sebanyak 13,0% (tabel 17).

B. Desa yang Memanfaatkan Dana Desa untuk Kesehatan


Dikecamatan Wampu semua Desa memanfaatkan dana Desa untuk Kesehatan.

C. Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten


Alokasi anggaran kesehatan yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat pada tahun
2018 yaitu sebesar Rp. 285.107.773.978,- yang terdiri dari belanja langsung dan tidak langsung.
Anggaran belanja langsung/kegiatan sebesar Rp. 142.902.448.092,- dengan realisasi
Rp.112.999.021.008,- (79,07%) lebih rendah dibandingkan tahun 2017 dimana penyerapan
anggarannya sebesar 91,16%.
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

21
D. Anggaran Kesehatan Perkapita
Anggaran kesehatan perkapita penduduk Kabupaten Langkat pada tahun 2018 adalah sebesar Rp.
275.357,- mengalami penurunan dibandingkan tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 497.604,-.

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

22
BAB V
KESEHATAN KELUARGA

Sebagai komponen yang tidak terpisahkan dari masyarakat, keluarga memiliki peran
signifikan dalam status kesehatan. Keluarga berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan,
perkembangan dan produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan kebutuhan gizi dan
menjamin kesehatan anggota keluarganya. Di dalam komponen keluarga, ibu dan anak merupakan
kelompok rentan. Hal ini terkait dengan fase kehamilan, persalinan dan nifas pada ibu dan fase
tumbuh kembang pada anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak
menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia.
Ibu dan anak merupakan anggota keluarga yang perlu mendapatkan prioritas dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan, karena ibu dan anak merupakan kelompok rentan terhadap
keadaan keluarga dan sekitarnya secara umum. Sehingga penilaian terhadap status kesehatan dan
kinerja upaya kesehatan ibu dan anak penting untuk dilakukan.

A. KESEHATAN IBU
Keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat dari indikator Angka Kematian
Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang
disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-
sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh, dalam setiap 100.000 kelahiran hidup.
Indikator ini tidak hanya mampu menilai program kesehatan ibu, tetapi juga mampu menilai
derajat kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan pelayanan kesehatan baik dari
sisi aksesibilitas maupun kualitas. Berdasarkan pencatatan dan pelaporan pada tahun 2018 di Wilayah
Puskesmas Stabat Lama tidak ada angka kematian ibu(AKI) (tabel 21).

1. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil


Pelayanan kesehatan ibu hamil diberikan kepada ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Penilaian terhadap pelaksanaan pelayanan
kesehatan ibu hamil dapat dilakukan dengan melihat cakupan K1 dan K4. Indikator tersebut
memperlihatkan akses pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil dan tingkat kepatuhan ibu
hamil dalam memeriksakan kehamilannya ke tenaga kesehatan. Selama tahun 2017 sampai
tahun 2018 cakupan pelayanan kesehatan ibu hamil K4 cenderung meningkat.Dimana pada
tahun 2017 sebesar 93,16% meningkat menjadi 95,8% pada tahun 2018.

2. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

23
Upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan kematian ibu dan kematian bayi yaitu dengan
mendorong agar setiap persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter
spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum dan bidan serta diupayakan
dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan. Keberhasilan program ini diukur melalui indikator
persentase persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan (cakupan PF). Pada tahun 2018
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu sebesar 97,1% meningkat signifikan
dibandingkan tahun 2017 sebesar 93,12%.

3. Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Fasyankes


Sejak tahun 2015, penekanan persalinan yang aman adalah persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan. Oleh karena itu Rencana Strategis
Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019 menetapkan persalinan di fasilitas pelayanan
kesehatan sebagai salah satu indikator upaya kesehatan ibu, menggantikan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan. Adapun cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) pada tahun 2018 sebesar 95.7%.

4. Cakupan Pelayanan Nifas


Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan pada ibu nifas sesuai standar, yang
dilakukan sekurang-kurangnya tiga kali sesuai jadwal yang dianjurkan, yaitu pada enam jam
sampai dengan tiga hari pasca persalinan, pada hari keempat sampai dengan hari ke-28 pasca
persalinan, dan pada hari ke 29 sampai dengan hari ke 42 pasca persalinan. Cakupan
kunjungan nifas (KF3) di Kecamatan Wampu pada tahun 2018 sebesar 93.9%, meningkat
dibandingkan tahun 2017 sebesar 92,25%(tabel 23)

5. Ibu Nifas Mendapatkan Vitamin A


Masa nifas dimulai dari enam jam sampai 42 hari pasca persalinan. Jenis pelayanan kesehatan
ibu nifas yang diberikan terdiri dari pemeriksaan tanda vital,pemeriksaan tinggi puncak
rahim, pemeriksaan lokhia dan cairan per vaginam, pemeriksaan payudara dan pemberian
anjuran ASI ekslusif, KIE ibu nifas dan bayi dan pelayanan KB. Selain itu, pemberian vitamin
A pada ibu nifas sangat penting, pada tahun 2018 cakupan ibu nifas yang mendapat vitamin A
sebesar 93.9%, meningkat dibandingkan tahun 2017 sebesar 92,25% (tabel23)

6. Cakupan Imunisasi Td Ibu Hamil dan Wanita Usia Subur


Salah satu penyebab kematian ibu dan kematian bayi yaitu infeksi tetanus yang disebabkan
oleh bakteri Clostridium tetani sebagai akibat dari proses persalinan yang tidak aman/steril
atau berasal dari luka yang diperoleh ibu hamil sebelum melahirkan.
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

24
Sebagai upaya mengendalikan infeksi tetanus yang merupakan salah satu faktor risiko
kematian ibu dan kematian bayi , maka dilaksanakan program imunisasi Tetanus Toksoid
Difetri (Td) bagi Wanita Usia Subur (WUS) dan ibu hamil. Cakupan imunisasi Td5 pada ibu
hamil di Kecamatan Wampu pada tahun 2018 sangat rendah yaitu sebesar 148 ibu hamil
(0,6%).

7. Ibu Hamil Mendapatkan Tablet Tambah Darah


Anemia pada ibu hamil dihubungkan dengan meningkatnya kelahiran prematur, kematian ibu
dan anak dan penyakit infeksi. Anemia defisiensi besi pada ibu dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin/bayi saat kehamilan maupun setelahnya. Hasil
Riskesdas 2013 menyatakan bahwa anemia terjadi pada 37,1% ibu hamil di Indonesia, 36,4%
ibu hamil di perkotaan dan 37,8% ibu hamil di perdesaan. Untuk mencegah anemia setiap ibu
hamil diharapkan mendapatkan tablet tambah darah (TTD) minimal 90 tablet selama
kehamilan. Cakupan pemberian TTD pada ibu hamil di Kecamatan Wampu pada tahun 2018
adalah sebesar 72,7%, jauh dari target Renstra sebesar 90%.

8. Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan


Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) merupakan suatu
program yang dijalankan untuk mencapai target penurunan AKI yaitu menekan angka
kematian ibu melahirkan. Program ini menitik beratkan fokus totalitas monitoring terhadap
ibu hamil dan bersalin. Cakupan penanganan komplikasi kebidanan di Kecamatan Wampu
pada tahun 2018 sebesar 83,2% meningkat dibandingkan tahun 2017 sebesar 82,08%.

9. Persentase Peserta KB Aktif


Sasaran pelaksanaan program KB yaitu Pasangan Usia Subur (PUS) yang terikat dalam
perkawinan yang sah yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49 tahun. Keluarga
Berencana merupakan salah satu strategi untuk mengurangi kematian ibu khususnya ibu
dengan kondisi 4T yaitu Terlalu muda melahirkan ( di bawah usia 20 tahun), Terlalu sering
melahirkan, Terlalu dekat jarak melahirkan, dan Terlalu tua melahirkan (di atas usia 35
tahun).
KB aktif di antara PUS di Kecamatan Wampu tahun 2018 sebesar 4.672 orang (51.2%),
sebagian besar peserta KB aktif memilih Pil (36,5%) dan suntik (30,0%). Padahal suntikan
dan pil termasuk metode kontrasepsi jangka pendek sehingga tingkat efektifitas dalam
pengendalian kehamilan lebih rendah dibandingkan jenis kontrasepsi lainnya.

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

25
10. Persentase Peserta KB Pasca Persalinan
Pelayanan keluarga berencana pasca persalinan merupakan salah satu pelayanan kesehatan
ibu nifas. Cakupan KB pasca persalinan di Kecamatan Wampu pada tahun 2018 masih rendah
yaitu sebesar 491 (2,26%), dengan jenis kontrasepsi paling banyak jenis suntik (40,3%) dan
pil (32,8%).

B. KESEHATAN ANAK
Upaya pemeliharaan kesehatan anak ditujukan untuk mempersiapkan generasi akan datang
yang sehat, cerdas dan berkualitas serta untuk menurunkan angka kematian anak. Upaya
pemeliharaan kesehatan anak dilakukan sejak janin masih dalam kandungan, dilahirkan, setelah
dilahirkan dan sampai berusia 18 tahun. Dengan upaya kesehatan anak antara lain diharapkan
mampu menurunkan angka kematian anak. Indikator angka kematian yang berhubungan dengan
anak yakni Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka Kematian
Balita (AKABA)

1. Kematian Neonatal
Neonatus adalah bayi baru lahir sampai dengan usia 28 hari. Bayi hingga usia kurang 1
bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko kesehatan paling tinggi dan berbagai
masalah kesehatan bisa muncul. Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan
indikator yang menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko
kematian periode 6-48 jam setelah lahir.
Angka Kematian Neonatal di Kecamatan Wampu pada tahun 2018 Nihil (tabel 31)

2. Kematian Bayi dan Balita


Angka Kematian Bayi (AKB) dan Balita (AKABA) dari tahun ke tahun trennya menurun.
AKB di Kecamatan Wampu pada tahun 2018 tidak ditemukan kematian bayi (lampiran tabel
31).

3. Penanganan Komplikasi Pada Neonatal


Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko
gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai masalah kesehatan bisa muncul. Sehingga
tanpa penanganan yang tepat, bisa berakibat fatal. Jumlah komplikasi neonatal yang ditangani
di Kabupaten Langkat pada tahun 2018 sebesar 2.626 orang (84,5%), meningkat
dibandingkan tahun 2017 sebesar 71,17% komplikasi neonatal yang ditangani.

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

26
4. Berat Badan Bayi Lahir Rendah
pada tahun 2018 jumlah bayi dengan berat badan rendah (BBLR) sebanyak 4 orang terdiri
dari 3 laki-laki dan satu perempuan (tabel 33)

5. Kunjungan Neonatal
Cakupan Kunjungan Neonatal Pertama atau KN1 merupakan indikator yang
menggambarkan upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko kematian pada
periode neonatal yaitu 6-48 jam. KN1 di Kecamatan Wampu pada tahun 2018 sebesar
843 0rang atau97,23%.

6. ASI Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini


ASI eksklusif berdasarkan PP Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian ASI Eksklusif
adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan selama 6 bulan tanpa
menambahkan dan/atau mengganti dengan makanan atau minuman lain (kecuali obat,
vitamin dan mineral).
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah meletakkan bayi secara tengkurap di dada atau perut
ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu yang dilakukan sekurang-kurangnya satu
jam segera setelah lahir.
Pada tahun 2018 cakupan ASI ekslusif di Kecamatan Wampu masih rendah yaitu sebesar
39,27%, di bawah target renstra tahun 2017 sebesar 44% dan capaian Provinsi Sumatera
Utara tahun 2017 sebesar 45,74%. Begitu juga dengan IMD masih di bawah target
renstra, yaitu sebesar 44,88%.

7. Pelayanan Kesehatan Bayi


Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi pada tahun 2018 di Kecamatan Wampu sebesar 765
bayi (87.0%).

8. Desa/Kelurahan UCI
Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah gambaran suatu
desa/kelurahan dimana ≥80% dari jumlah bayi (0-11 bulan) yang ada di desa/kelurahan
tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap. Cakupan desa/kelurahan UCI di
Kecamatan Wampu tahun 2018 sebanyak 14 desa/kelurahan (100%).

9. Cakupan Imunisasi Campak/MR pada Bayi


Imunisasi Campak/MR merupakan salah satu jenis imunisasi yang mendapat perhatian
lebih, hal ini sesuai dengan komitmen Indonesia pada global untuk turut serta dalam
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

27
imunisasi campak dan pengendalian rubela pada tahun 2020 dengan mencapai cakupan
campak minimal 95% di semua wilayah secara merata. Hal ini terkait dengan realita
bahwa campak menjadi salah satu penyebab utama kematian pada balita dan infeksi
rubela menyebabkan cacat bawaan pada bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang
terinfeksi rubela.
Cakupan Imunisasi Campak/MR di Kecamatan Wampu pada tahun 2018 sebesar 569
orang (64.73%), masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target Renstra Nasional.
Cakupan imunisasi MR paling tinggi di wilayah kerja puskesmas Pangkalan Brandan
dan Kuala.(tabel 39)

10. Cakupan Pemberian kapsul Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita
Vitamin A merupakan zat gizi esensial yang sangat diperlukan tubuh untuk pertumbuhan
dan daya tahan tubuh terhadap penyakit. Kekurangan vitamin A dapat menyebabkan
kebutaan pada anak yang dapat dicegah serta meningkatkan risiko kesakitan dan
kematian. Cakupan pemberian vitamin A pada balita usia 6-15 bulan di Kecamatan
Wampu pada tahun 2018 sebesar 437 (74.4%). (tabel 41).

11. Penimbangan Balita


Penimbangan Balita sangat penting untuk deteksi dini kasus gizi kurang dan gizi buruk.
Dengan rajin menimbang balita, maka pertumbuhan balita dapat dipantau secara intensif,
semakin cepat ditemukan penanganan kasus gizi kurang atau gizi buruk semakin baik. Di
Kecamatan Wampu pada tahun 2018 persentase balita ditimbang sebesar 84.5%. (tabel
43 )

12. Balita Gizi Kurang (BB/Umur), Pendek (TB/Umur), dan Kurus (BB/TB)
Persentase balita gizi kurang (bb/umur), pendek (tb/umur) dan kurus (bb/tb) di
Kecamatan Wampu pada tahun 2018 rendah, akan tetapi angka ini belum
menggambarkan kejadian sebenarnya di populasi. Kemungkinan karena pencatatan dan
pelaporan yang belum lengkap (lampiran tabel 44).

13. Penjaringan Kesehatan Siswa Kelas 1 SD/MI, 7 SMP/MTs dan 10 SMA/MA


14. Pelayanan Kesehatan pada Usia Pendidikan Dasar

C. KESEHATAN USIA PRODUKTIF DAN USIA LANJUT


1. Pelayanan Kesehatan Usia Produktif
2. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (60+ tahun)
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

28
Penduduk dikatakan ‘penduduk tua’ apabila proporsi penduduk lanjut usia (usia ≥ 60 tahun)
sudah mencapai 10% atau lebih. Indonesia termasuk negara yang akan masuk ke penduduk struktur
tua, karena persentase penduduk lansia yang telah mencapai 7,6% (BPS, 2010) dan diproyeksikan
akan terus meningkat pada tahun 2020-2035.
Dengan bertambahnya usia, fungsi fisiologis mengalami penurunan akibat proses degeneratif
sehingga penyakit tidak menular banyak muncul pada lansia. Sebagai sasaran pelayanan kesehatan,
yang diperhatikan pada lansia adalah bahwa penyakit kronis dan kecacatan di usia tua mempengaruhi
kualitas hidup secara keseluruhan dan merupakan tantangan bagi keluarga, masyarakat dan
pemerintah secara nasional. Oleh karena itu perlu dilakukan intervensi sejak dini sesuai tahapan siklus
hidup, agar ketika memasuki masa lansia, mereka tidak sakit-sakitan, lemah dan kurang mandiri.
Pelayanan kesehatan usia lanjut di Kecamatan Wampu pada tahun 2018 sebesar 60.478
(74,3%).

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

29
BAB VI
PENGENDALIAN PENYAKIT

6.1 PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR LANGSUNG


a. TBC
Pada tahun 2018 Kecamatan Wampu ditemukan jumlah kasus tuberkulosis sebanyak 40
kasus, (lampiran tabel 51). Angka Keberhasilan Pengobatan (Succes Rate) sebesar 24 kasus (60%).

b. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru (alveoli) yang dapat
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme seperti virus, jamur dan bakteri. Gejala penyakit
pneumonia yaitu menggigil, demam, sakit kepala, batuk, mengeluarkan dahak dan sesak napas. Salah
satu upaya yang dilakukan untuk mengendalikan pneumonia yaitu dengan meningkatkan penemuan
pneumonia pada balita. Perkiraan kasus pneumonia di Sumatera Utara sebesar 2,99%. di Kecamatan
Wampu pada tahun 2018 tidak ditemukan kasus (lampiran tabel 53).

c. HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Human
Imunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan tubuh. Infeksi tersebut menyebabkan
penderita mengalami penurunan daya tahan tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai
macam penyakit lain.
Jumlah kasus baru HIV/AIDS yang dilaporkan pada tahun 2018 di Kecamatan Wampu
sebesar 2 kasus pada kelompok umur 20-29 tahun (lampiran tabel 55)
d. Diare
Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Indonesia dan juga merupakan penyakit potensial
Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian. Target cakupan pelayanan
penderita Diare semua umur (SU)yang datang ke sarana kesehatan adalah 10% dari perkiraan jumlah
penderita Diare SU.
Tahun 2018 jumlah penderita Diare SU yang dilayani di Puskesmas Stabat Lama sebanyak 1471
kasus. (lampiran tabel 56).

e. Kusta
Penyakit kusta atau lepra atau penyakit Hansen merupakan penyakit infeksi kronis yang
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae dan utamanya mempengaruhi kulit, saraf tepi, mukosa
saluran pernafasan atas dan mata. Bakteri lepra mengalami proses pembelahan cukup lama antara 2-3
minggu, daya tahan hidup di luar tubuh manusia mencapai 9 hari, dan memiliki masa inkubasi 2-5
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

30
tahun bahkan bisa lebih dari 5 tahun. Penatalaksanaan kasus kusta yang buruk dapat menyebabkan
kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada kulit, saraf, anggota gerak dan mata.
Tahun 2018 jumlah kasus baru kusta Multi Basiler (MB)/Kusta Basah di Kecamatan Wampu
tidak ditemukan.(tabel 57)

6.2 PENGENDALIAN PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI

1. Polio dan AFP (Acute Flaccid Paralysis/Lumpuh Layu Akut)


Polio disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang sistem syaraf, utamanya menyerang anak
balita dan menular terutama melalui fekal-oral. Polio ditandai dengan gejala awal demam, lelah, sakit
kepala, mual, kaku di leher serta sakit di tungkai dan lengan. Walaupun Indonesia telah dinyatakan
bebas polio bukan berarti upaya imunisasi dan surveilans AFP diturunkan tetapi harus terus
ditingkatkan hingga seluruh dunia benar-benar terbebas dari polio.
Di Kecamatan Wampu pada tahun 2018, ditemukan 1 kasus AFP non polio(diDesa Gohor Lama),
yaitu kasus lumpuh layu akut yang diduga kasus polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium bukan kasus polio(lampiran tabel 61).

2. Difteri
Penyakit difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang sistem
pernafasan bagian atas. Penyakit difteri pada umumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun.
Jumlah kasus difteri pada tahun 2018 dikecamatan Nihil (lampiran tabel 62).

3. Campak
Penyakit campak dikenal juga sebagai Morbili atau Measles, disebabkan oleh virus campak
golongan Paramyxovirus. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh
droplet (ludah) orang yang telah terinfeksi. Sebagian besar kasus campak menyerang anak-anak usia
pra sekolah dan usia SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan
kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.
Pada tahun 2018 diKecamatan Wampu tidak ditemukan kasus(tabel 62).
4. Kejadian Luar Biasa (KLB)
Tahun 2018 diKecamatan Wampu tidak ditemukan kasus Luar Biasa (KLB)

6.3 PENGENDALIAN PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOTIK


1. Demam Berdarah
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue yang
tergolong Arthropod-Borne Virus,genus flavivirus dan famili Flaviviridae. DBD ditularkan melalui
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

31
gigitan nyamuk dari genus Aedes, terutama Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat
muncul sepanjang tahun dan dapat menyerang seluruh kelompok umur. Penyakit ini berkaitan dengan
kondisi lingkungan dan perilaku masyarakat.
Tahun 2018 DIKecamatan Wampu kasus DBD sebanyak 6 kasus ditemukan.(tabel 65)

3. Malaria
Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh parasit plasmodium yang hidup dan
berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles)
betina, dapat menyerang semua jenis kelamin dan golongan umur.
Pada tahun 2018 di Kecamatan Wampu kasus Malaria tidak ditemukan(lampiran tabel 66).

4. Filariasis
Filariasis adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria dan
ditularkan melalui nyamuk. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah bening). Di dalam tubuh
manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga
menyebabkan pembengkakan kaki, tungkai, payudara, lengan dan organ genital.
Pada tahun 2018 di Kecmatan Wampu ditemukan 1 kasus yaitu diDesa Stungkit jenis kelamin
perempuan(lampiran tabel 67).

6.4 PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR


Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyakit kronis yang tidak ditularkan dari orang ke
orang. PTM merupakan penyebab kematian hampir 70% di dunia. Menurut hasil Riskesdas 2013 dan
2018 tampak kecenderungan peningkatan prevalensi PTM seperti diabetes, hipertensi, stroke dan
penyakit sendi.

1. Hipertensi
Prevalensi penduduk di Kecamatan Wampu yang menderita hypertensi sebanyak 50 orang
.Jumlah ini berdasarkan jumlah pasien yang berobat diPuskesmas Stabat Lama.

2. Diabetes Mellitus
Adapun jumlah penderita DM yang dilayani di seluruh puskesmas sebanyak 91 kasus dan
semua kasus mendapat pelayanan kesehatan sesuai standart.(tabel 69)

3. Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

32
Kanker payudara dan kanker leher rahim merupakan jenis kanker yang tertinggi
prevalensinya pada perempuan di Indonesia. Kedua kanker ini dapat ditemukan pada tahap yang lebih
dini, akan tetapi saat ini kanker lebih sering diketahui pada stadium lanjut (70%) sehingga angka
kematiannya tinggi. Kanker leher rahim dapat ditemukan dengan metode IVA DAN
papsmear.Sadanis (Pemeriksaan Payudara Klinis) untuk deteksi dini kanker payudara.
Pada tahun 2018,tidak ditemukan kanker servik diKecamatan Wampu.

4. Kesehatan Jiwa
Pelayanan orang dengan gangguan kesehatan jiwa (ODGJ) berat di Kecamatan Wampu pada
tahun 2018 sebanyak 12 kasus dari 20 kasus yang menjadi sasaran.

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

33
BAB VII
KESEHATAN LINGKUNGAN
Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan menegaskan bahwa upaya
kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia,
biologi maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya. Lingkungan sehat mencakup lingkungan pemukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta
tempat dan fasilitas umum, harus bebas dari unsur-unsur yang menimbulkan gangguan, diantaranya
limbah (cair, padat dan gas), sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan, vektor penyakit,
zat kimia berbahaya, kebisingan yang melebihi ambang batas, radiasi, air yang tercemar, udara yang
tercemar dan makanan yang terkontaminasi.
Lingkungan menjadi salah satu faktor yang berperan dalam menentukan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal di samping faktor kualitas pelayanan kesehatan, dan perilaku hidup bersih
dan sehat. Program lingkungan sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih
sehat melalui pengembangan sistem kesehatan kewilayahan dalam menggerakkan pembangunan lintas
sektor berwawasan kesehatan. Standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan
ditetapkan pada media lingkungan yang meliputi air, udara, tanah, pangan, sarana dan bangunan, serta
vektor dan binatang pembawa penyakit.

A. AIR MINUM
Air minum yang aman (layak) bagi kesehatan adalah air minum yang memenuhi persyaratan
secara fisik, mikrobiologis, kimia dan radioaktif. Secara fisik, air minum yang sehat adalah tidak
berbau, tidak berasa, tidak berwarna serta memiliki total zat padat terlarut, kekeruhan dan suhu sesuai
ambang batas yang ditetapkan.
Akses air minum yang layak dan bersih diperoleh dari sumber air minum yang terlindungi
meliputi air ledeng (keran), hydrant umum, keran umum, terminal air, penampungan air hujan atau
mata air dan sumur terlindung, sumur bor/pompa yang memiliki jarak minimal 10 meter dari sarana
pembuangan kotoran, penampungan limbah dan tempat penampungan atau pembuangan sampah.
Sedangkan air kemasan, air yang diperoleh dari penjual keliling, serta air dari sumur atau mata air tak
terlindung bukan termasuk dalam kriteria air minum layak dan bersih.
B. AKSES SANITASI LAYAK
C. SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)
D. TEMPAT-TEMPAT UMUM (TTU) YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
E. TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

34
BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan.

Berdasarkan uraian yang disajikan dari Profil Kesehatan Kecamatan Wampu Tahun 2018 ini
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara umum Pelaksanaan Pembangunan Kesehatan di Kecamatan Wampu atau dalam hal ini
program kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat tahun 2018, dapat dilaksanakan
sebagaimana mestinya, atau sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya (Sesuai
denganm RENSTRA Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat).

2. Penilaian terhadap kinerja lebih banyak diberikan terhadap kinerja yang dapat diukur secara
fisik, terutama kinerja di bidang kesehatan, dan secara umum kinerja kesehatan Puskesmas
Stabat Lama cukup baik. Walaupun dalam pelaksanaan kegiatan program terdapat banyak
kendala-kendala yang dihadapi, namun secara umum kendala-kendala tersebut dapat diatasi.

8.2. Saran-saran

Setelah melakukan analisa dari berbagai sudut pandang, maka dapat disarankan sebagai
berikut :

1. Kepada Penentu Kebijaksanaan :


Perlu adanya peningkatan alokasi anggaran kesehatan untuk mendukung kegiatan-kegiatan
khusus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan , misalnya dengan melakukan
pendidikan dan latihan (diklat) atau berbagai jenis kegiatan sosialisasi serta diperlukan
peningkatan kesadaran semua pihak akan sangat pentingnya sebuah Informasi (Data)
Kesehatan.
2. Kepada Penanggung Jawab Data (Informasi) Kesehatan :
Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas untuk memahami sepenuhnya data
kesehatan yang akurat, sekecil apapun data atau informasi tersebut (pengolahan dan analisa
data profil). Untuk itu harus ada kesadaran dalam diri kita untuk mengumpulkan dan
menyebarkan informasi tersebut.

3. Diharapkan adanya perbaikan berupa kesesuaian antar data (tabel) dari tiap pemegang
program untuk kelancaran penyusunan profil kesehatan di tahun yang akan datang.

PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

35
PROFIL KESEHATAN PUSK STABAT LAMA KECAMATAN WAMPU TAHUN 2018

36

Anda mungkin juga menyukai