Anda di halaman 1dari 5

Refleksi

Kasus

Hasnadya Fathin

15711186 | RSUD dr. Soeroto Ngawi


Resume Kasus
– Pasien datang ke Poli Jiwa untuk melakukan kontrol rutin.
– Pasien mengeluh mencemaskan hubungan dengan keluarganya,
disertai kesulitan tidur dan pusing.
– Keluhan ini timbul terus-menerus dan mereda saat menemui
pengobatan di Poli Jiwa.
– Keluhan tidak disertai mengamuk dan tidak disertai penurunan
aktivitas maupun minat.
– Pasien masih bisa beraktivitas dengan normal dan bersosialisasi.
Keluhan halusinasi dan waham disangkal.
Latar Belakang
– Pasien memiliki hubungan yang tidak baik dengan keluarga.
– Pasien tidak akur dengan kakak dan ayahnya.
– Pasien mengaku trauma dengan perempuan, namun tidak menceritakan pengalaman traumanya.
– Pasien selalu berdebat hal-hal kecil dengan kakaknya dan dilepas oleh ayahnya.
– Pasien lebih tertarik dengan laki-laki. Saat ini pasien sedang menjalin hubungan asmara dengan
seorang laki-laki.
– Pasien mengaku bahagia, nyaman, dan dapat menceritakan kehidupannya dengan pasangannya.
– Pasien mengakui menyukai sesama jenis & tidak tertarik dengan perempuan.
– Pasien control dengan keluhan cemas yang tidak disertai gejala psikotik, pasien masih beraktivitas
dengan normal.
– Pengalaman hidup pasien yang dialami selama ini dapat menjadi faktor timbulnya keluhan saat ini
Aspek Etika Moral & Medikolegal
– Dalam KBBI, kata “moral” memiliki arti ajaran tentang baik buruk yang diterima umum
mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi, pekerti, Susila, kondisi mental yang
membuat orang tetap berani, bersemangat, bergairah, berdisiplin, isi hati atau keadaan
perasaan.
– Sedangkan etika menurut Bartens (Yunani Kuno), yaitu ethos dalam bentuk tunggal berarti
adat kebiasaan, adat istiadat, & akhlak yang baik. Dalam bentuk jamak, ethos berarti adat
kebiasaan.
– Di Indonesia, belum terbentuk hukum yang mengatur perilaku LGBT. Sementara, salah satu
acuan pembuatan hukum di Indonesia adalah Pancasila. Pancasila merupakan nilai-nilai
fundamental yang tidak bisa dirubah dan ditentang oleh kebudayaan manapun yang akan
datang.
– Dengan demikian, mengingat LGBT adalah budaya yang tidak sesuai dengan moral dan etika
bangsa Indonesia, serta tidak sesuai dengan ajaran Islam, maka perlu dibentuk tuntunan
agar dapat merehabilitasi pelaku LGBT yang dinaungi peraturan dan dasar hukum yang
jelas.
Aspek Keislaman

Anda mungkin juga menyukai