Anda di halaman 1dari 43

LAPORAN KASUS BANGSAL:

SKIZOFRENIA PARANOID
PEMBIMBING :
D R . N U N U N U R K H O L I S M , S P. K J

DISUSUN OLEH:
M U H A M M A D H A M YA S A H A M D A N
(2015730086)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN JIWA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2020
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. K
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Usia : 23 tahun
• Agama : Islam
• Suku : Sunda
• Pendidikan Terakhir : SD
• Status Pernikahan : Belum Menikah
• Pekerjaan : Belum Bekerja
• Alamat : Kp. Cibitung RT 007/RW003 Dusun Bangunjaya
Kec. Langkapsari Kab. Pangandaran
• No. Rekam Medik : 3244xx
• Tanggal Masuk RS : 30 September 2020
RIWAYAT PERAWATAN
• Rawat Jalan : Pasien pernah berobat ke dokter spesialis saraf
dan psikiater tahun 2013
• Rawat Inap : Pasien pernah di rawat di RS di Bogor

Alloanamnesis, (Dilakukan pada tanggal 9 Oktober 2020)


• Nama : Ny. M
• Hubungan dengan pasien : Ibu pasien (dapat dipercaya)

KELUHAN UTAMA
Mengamuk dan Mengancam Orang lain
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• 10 tahun SMRS, pasien mulai mengalami perubahan
perilaku, seperti murung dan tidak mau bertemu orang.
Perubahan perilaku ini terjadi setelah pasien dipukul oleh
paman pasien hingga mengeluarkan darah dari telinga pasien,
dan pada saat itu pasien tidak di bawa berobat.

• 7 tahun SMRS, keluarga pasien keluarga pasien membawa


pasien ke dokter spesialis saraf dan psikiater karena keluhan
pasien seperti murung dan tidak mau bertemu orang lain
tidak menghilang, pasien kontrol rutin dan teratur minum
obat.
• 1 Bulan SMRS keluarga pasien membawa pasien ke RS di
Bogor untuk mengobati pasien, pasien dirawat di sana selama
23 hari. Setelah itu pasien kontrol di puskesmas, namun obat
yang diberikan tidak sesuai sehingga 2 hari setelah kontrol
pasien muncul keluhan mengamuk dan teriak-teriak.

• 1 minggu SMRS pasien muncul keluhan gelisah, marah marah,


dan mengancam orang lain, keluarga pasien pun membawa
pasien ke IGD RSU Banjar.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Gangguan psikiatrik
Tidak pernah mengalami keluhan seperti ini.
• Gangguan Medik
Pasien mempunyai riwayat kejang demam saat umur 3 tahun.
• Gangguan Zat Psikoaktif
Pasien merupakan perokok aktif. Keluarga pasien menyangkal
pasien pernah minum alkohol, atau menggunakan obat-obatan
terlarang.
 
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
• Riwayat Perkembangan Prenatal dan Perinatal
Pasien dilahirkan secara normal di bidan. Pasien mendapatkan ASI eksklusif selama 2 tahun.
• Riwayat Perkembangan Masa Kanak-kanak Awal (0 – 3 tahun)
Pasien tidak mengalami keterlambatan bicara atau gangguan perkembangan lainnya.
• Riwayat Kanak-kanak Pertengahan ( 3 – 11 tahun)
Pasien dapat bergaul dengan teman sebayanya dengan baik

RIWAYAT MASA PUBERTAS DAN REMAJA


• Hubungan sosial
Pasien dapat bersosialisasi dengan baik dengan orang lain sebelum mengalami gangguan perilaku..
• Riwayat pendidikan
Pasien bersekolah hingga kelas 2 SMP.
• Perkembangan kognitif
Tidak didapatkan data sehingga tidak valid.
• Perkembangan motorik
Tidak didapatkan data sehingga tidak valid.
• Perkembangan emosi dan fisik
Tidak didapatkan data sehingga tidak valid.
• Riwayat psikoseksual
Tidak didapatkan data sehingga tidak valid.
RIWAYAT MASA DEWASA
• Riwayat pekerjaan
Pasien belum bekerja
• Riwayat keagamaan
Pasien rajin beribadah.
• Riwayat aktivitas sosial
Interaksi sosial pasien dengan tetangga baik apabila tidak terjadi gejala, pasien tinggal
di rumah yang jarak antar rumahnya berjauhan dengan rumah lainnya sehingga jarang
bersosialisasi dengan tetangga, teman, kerabat dan keluarga pasien.
• Riwayat seksualitas dewasa
Pasien belum menikah.
• Riwayat hukum
Tidak ada
RIWAYAT KELUARGA
• Pasien merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Pasien tinggal bersama ibunya.
Ayah dan ibu pasien telah berpisah, dan kedua adik pasien ikut bersama ayah pasien.

Keterangan
Perempuan :
Laki laki :
PEMERIKSAAN FISIK
(Dilakukan pada tanggal 09 Oktober 2020)
• Kesadaran : Compos mentis
• Suhu : 36,50C
• Nadi : 80 x/menit, reguler
• Nafas : 20 x/menit, reguler
• Tekanan darah : 120/80 mmHg
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
• Hidung : normonasi
• Telinga : normotia
• Leher : pembesaran (-)
• Thoraks : dinding dada simetris
• Jantung : BJ I dan II
• Paru : vesikuler +/+
• Abdomen : datar, supel, BU(+)
• Hepar/Lien : pembesaran (-)
• Ekstermitas : akral hangat, edema(-),CRT <2 dtk
Status Mental
DESKRIPSI UMUM
• Penampilan
• Seorang laki-laki
• Berusia 23 tahun, tampak sesuai dengan usia
• TB 175 cm dan BB 75 kg
• Berkulit sawo matang
• Rambut berwarna Coklat tua, dan ikal
• Tampak pasien berpenampilan rapi dan mampu merawat diri dengan baik
• Perilaku dan aktivitas psikomotor
• Pasien tampak tenang
• Roman muka tampak senang
• Kontak ada rapport adekuat
• Perhatian pasien sudah terarah
• Berminat untuk diwawancara, pewawancara tidak terlalu sulit untuk menggali informasi dari pasien
• Konsentrasi pasien adekuat, apabila menjawab pertanyaan dari pemeriksa jawaban langsung dijawab.
• Sikap terhadap pemeriksa
• Saat wawancara, pewawancara tidak terlalu kesulitan untuk menggali informasi perihal keluhan pasien,
pasien cukup kooperatif dan menjawab pertanyaan dari pewawancara. Perhatian pasien mulai terarah saat
wawancara.
• Pembicaraan (speech)
• Cara Berbicara : Spontan
• Volume Berbicara : Sedang
• Kecepatan Berbicara : Normal
• Gangguan berbicara : Tidak ada afasia, tidak ada disartria, tidak ada ekolalia.
Status Mental

ALAM PERASAAN
• Mood : Eutimik
• Afek : Tumpul
• Kesesuaian : Sesuai

GANGGUAN PERSEPSI
• Halusinasi
• Auditorik : Ada
• Visual : Tidak ada
• Taktil : Tidak ada
• Gustatorik : Tidak ada
• Olfaktori : Tidak ada
• Ilusi : Tidak ada
Status Mental
GANGGUAN PIKIR
• Bentuk pikir : Non realistik

• Kontinuitas • Isi pikir : Miskin isi pikir


• Blocking : Tidak ada • Gangguan isi pikiran :
• Assosiasi longgar : Tidak ada •Waham
• Inkoherensia : Tidak ada • Bizarre : Tidak ada
• Word salad : Tidak ada • Persekutorik/paranoid : Tidak ada
• Neologisme : Tidak ada • Eretomatik : Tidak ada
• Flight of Idea : Tidak ada • Cemburu : Tidak ada
• Kebesaran : Tidak ada
• Delution of controlled : Tidak ada

•Obsesi : Tidak ada


Status Mental

SENSORIUM DAN KOGNITIF


• Kesadaran : Compos mentis
• Orientasi : Baik
• Waktu (pasien tidak mampu menyatakan sekarang ini siang atau sore atau malam)
• Tempat (pasien tidak dapat menyebutkan bahwa saat ini sedang berada di RS, namun
mengetahui bahwa saat ini sedang berada di Banjar)
• Orang (pasien tidak tahu bahwa ia sedang diwawancarai oleh Dokter Muda dan
mengingat anggota keluarga yang mengantarnya ke RS)
• Daya ingat : Baik
• Daya ingat jangka panjang (pasien dapat mengingat kapan hari kemerdekaan
Indonesia)
• Daya ingat jangka pendek (pasien dapat mengingat menu sarapan pagi tadi namun
bicara tidak jelas)
• Daya ingat yang baru-baru ini terjadi (pasien dapat mengingat kapan ia datang ke RS)
• Daya ingat segera (pasien dapat mengingat nama dokter muda yang wawancara saat
itu)
• Konsentrasi : Konsentrasi baik
DAYA NILAI DAN TILIKAN

• Daya nilai sosial : Baik


• Menurut pasien mencuri adalah perbuatan tidak baik.
• Uji daya nilai : Baik
• Jika pasien menemukan dompet (dengan identitas pemilik) dijalan dan
terdapat uang Rp. 2.000.000,- Pasien akan mengembalikan dompet
beserta uang tersebut.
• Daya nilai realitas : Baik
• Tilikan derajat IV, karena pasien mengetahui dirinya sakit namun tidak
memahami penyebab penyakitnya.
IKHTISAR PENEMUAN

• Mood : Eutimik
• Afek : Tumpul
• Gangguan persepsi : Ilusi (-), halusinasi auditori (+)
• Gangguan bentuk pikir : Non realistik
• Gangguan proses pikir : Koheren
• Gangguan isi pikir : Miskin ide
• Tilikan : Tilikan tipe IV
FORMULASI DIAGNOSTIK

• Berdasarkan PPDGJ-III kasus ini digolongkan kedalam :


• AKSIS I : F20.0 Skizofrenia Paranoid
• AKSIS II : Diagnosis tertunda
• AKSIS III: Belum ada diagnosis
• AKSIS IV : Masalah “primary support system”
• AKSIS V : GAF SCALE pemeriksaan 60-51
DAFTAR PROBLEM

• Organobiologik : Tidak ada.


• Psikologi : Pasien didiagnosis dengan gangguan skizofrenia
paranoid. Saat ini, pasien masih mengalami halusinasi auditorik.
• Sosial : Pasien mungkin akan mengalami gangguan fungsi
sosial apabila muncul gejala seperti mengamuk dan mengancam
orang lain
• Religi : Tidak ada
PROGNOSIS
• Faktor - faktor yang mendukung kearah prognosis baik:
• Tidak ada penyakit organik
• Pasien dapat mengurus diri dengan mandiri
• Orientasi dan memori baik
• Keluarga pasien masih mendukung pasien untuk sembuh.
• Faktor - faktor yang mendukung kearah prognosis buruk:
• Tilikan pasien masih kurang maksimal (tilikan IV)
• Penyakit sudah diderita pasien dalam waktu yang cukup lama
(10 tahun)
Kesimpulan prognosisnya adalah:
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
PENATALAKSANAAN
• Farmakoterapi
Risperidone 2 mg
Clozapine 100 mg
Triheksifenidil 2 mg
• Terapi Suportif
• Memberi dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi
masalah serta memberikan dorongan agar lebih terbuka bila mempunyai
masalah dan mulai memikirkan masalah secara proporsional.
• Terapi Edukasi
• Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai gangguan kejiwaan
pasien, penyebabnya, faktor pencetus, perjalanan penyakit dan rencana
terapi serta memotivasi keluarga pasien untuk selalu mendorong pasien
mengungkapkan perasaaan dan pemikirannya.
TERIMA KASIH
SKIZOFRENIA

• Berasal dari bahasa Yunani, • Pada skizofrenia terjadi


- “Schizein” artinya terpisah pecahnya atau ketidakserasian
- “Phren” yang artinya jiwa antara afeksi, kognitif dan
perilaku.

“Skizofrenia adalah suatu deskripsi sindrom dengan variasi


penyebab (banyak belum diketahui) dan perjalanan penyakit
(tak selalu bersifat kronis atau “deteriorating”) yang luas,
serta sejumlah akibat yang tergantung pada pertimbangan
pengaruh genetik, fisik, dan sosial budaya.”
EPIDEMIOLOGI

• Di Amerika Serikat, prevalensi skizofrenia selama hidup adalah


sekitar 1 persen, yang berarti bahwa sekitar satu dari 100 orang akan
menderita skizofrenia selama masa hidup mereka. Angka kejadian
skizofrenia sama antara pria dan wanita.
• 0,17% di Indonesia mengalami Gangguan Mental Berat
• 1 – 10 dari 20.000 jiwa
• Wanita = Pria
• Onset
• Wanita usia 25 – 35 tahun
• Pria usia 10 – 25 tahun
ETIOLOGI
GENETIK
• Angka kejadian bagi saudara kandung 8%; bagi anak dengan
salah satu orangtua yang menderita skizofrenia 12%; bila
kedua orangtua menderita skizofrenia 40%; bagi kembar dua
telur (heterozigot) 12%; bagi kembar satu telur (monozigot)
47%.
• Variasi letak gen skizofrenia diberbagai kromosom.
ETIOLOGI
BIOKIMIA
• Skizofrenia dihasilkan dari terlalu banyak aktivitas
dopaminergik.
• Potensi banyak obat antipsikotik (misalnya, Antagonis reseptor
dopamin [DRA]) berkorelasi dengan kemampuannya untuk
bertindak sebagai antagonis dari reseptor dopamin tipe 2 (D2).
• Obat yang meningkatkan aktivitas dopaminergik, terutama
kokain dan amfetamin, bersifat psikotomimetik.
MANIFESTASI KLINIK

GEJALA POSITIF GEJALA NEGATIF


• Delusi • Lemahnya interaksi sosial
• Halusinasi • Lemahnya ekspresi emosi
• Gangguan pikiran dan • Lemahnya bicara
bicara • Lemahnya memori kerja.
KLASIFIKASI
F20.0 Skizofrenia Paranoid
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
• Halusinasi atau Waham harus menonjol:
• Halusinasi Auditorik tanpa verbal
• Halusinasi Pembauan tanpa Pengecapan Rasa
• Waham dapat berupa hampir setiap jenis
KLASIFIKASI
F20.1 Skizofrenia Heberfenik
Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
Diagnosis hebefrenia untuk pertama kali hanya ditegakkan pada
usia remaja atau dewasa muda (onset biasanya mulai usia 15-
25 tahun)
Pengamatan 2 – 3 bulan untuk memastikan
gejala yang khas bertahan

• Perilaku tidak bertanggung jawab, mannerisme, menyendiri


(solitary) dan perilaku hampa.
• Afek pasien dangkal (Shallow), Cekikikan, atau perasaan Self
setisfied, tinggi hati, ungkapan kata diulang
• Proses pikir mengalami disorganisasi dan pembicaraan tak menentu
serta inkoheren.
KLASIFIKASI
F20.2 Skizofrenia Katatonik
• Memenuhi kriteria umum diagnosis skizofrenia
• Satu atau lebih dari perilaku berikut ini harus mendominasi
gambaran klinisnya:
• Stupor atau mutisme
• Gaduh-gelisah
• Menampilkan posisi tubuh tertentu yang tidak wajar atau aneh
• Negativisme
• Rigiditas
• Fleksibilitas cerea atau waxy flexibility (mempertahankan anggota
tubuh dalam posisi yang dapat dibentuk dari luar)
• Gejala lain seperti “command automatism” (kepatuhan secara
otomatis terhadap perintah) dan pengulangan kata-kata serta
kalimat-kalimat.
KLASIFIKASI
F20.3 Skizofrenia Tak Terinci
• Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia
• Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia residual
atau depresi pasca-skizofrenia
• Tidak memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia paranoid,
hebefrenik dan katatonik
F20.4 Depresi Pasca-Skizofrenia
• Pasien telah menderita skizofrenia selama 12 bulan terakhir ini
• Beberapa gejala skizofrenia masih tetap ada
• Gejala-gejala depresif menonjol dan mengganggu, memenuhi
paling sedikit kriteria untuk episode depresif dan telah ada
dalam kurun waktu paling sedikit 2 minggu.
KLASIFIKASI
F20.5 Skizofrenia Residual
• Gejala “negatif” dari skizofrenia yang menonjol
• Sedikitnya ada riwayat satu episode psikotik yang jelas di
masa lampau yang memenuhi kriteria untuk diagnosis
skizofrenia
• Sedikitnya sudah melampaui kurun waktu satu tahun dimana
intensitas dan frekuensi gejala yang nyata
• Tidak terdapat dementia atau penyakit/gangguan otak organik
lain, depresi kronis atau institusionalisasi yang dapat
menjelasakan disabilitas negatif tersebut
KLASIFIKASI
F20.6 Skizofrenia Simpleks
• Diagnosis tergantung pada pemantapan perkembangan yang
berjalan perlahan dan progresif dari :
• Gejala “negatif” yang khas dari skizofrenia residual tanpa
didahului riwayat halusinasi, waham, atau manifestasi lain dari
episode psikotik, dan
• Disertai dengan perubahan-perubahan perilaku pribadi yang
bermakna

F20.8 Skizofrenia Lainnya

F20.9 Skizofrenia YTT


DIAGNOSIS
Diharuskan salah satu atau Atau dua gejala di bawah yang
lebih dari gejala di bawah: ada secara jelas
• “though eco”, “though • Halusinasi yang menetap dari
insertion withdrawal” , panca indera apa saja
“though broadcasting” • Arus pikiran yang terputus
• Delusi (break) atau yang mengalami
• Halusinasi auditorik sisipan (interpolation)
• Waham-waham menetap • Perilaku katatonik
jenis lainnya • Gejala-gejala “negatif”
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Gambaran Umum
• Acak-acakan, berteriak, gelisah hingga orang yang obsesif
terawat, benar-benar diam, dan tidak bisa bergerak
• Perilaku mereka mungkin menjadi gelisah atau kasar

Mood, Perasaan, Afek


• Berkurangnya respons emosional dan emosi yang terlalu aktif
dan tidak sesuai seperti amarah, kebahagiaan, dan kecemasan
yang ekstrem.
• Afek yang datar atau tumpul dapat merupakan gejala dari
penyakit itu sendiri
Gangguan Persepsi
• Halusinasi, Halusinasi Kinestetik, Ilusi
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

PIKIRAN
Isi Pikiran
• Delusi
Bentuk Pikiran
• Kelonggaran asosiasi
• Inkoherensi
• Tangensialitas
• Word of Salad
• Mutisme
Proses Pikiran
• Afek yang datar atau tumpul dapat merupakan gejala dari
penyakit itu sendiri
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

IMPULSIF, KEKERASAN, BUNUH DIRI, PEMBUNUHAN

Kekerasan
• Perilaku kekerasan (tidak termasuk pembunuhan)
Bunuh diri
• Terjadi "tiba-tiba," tanpa peringatan atau ekspresi niat verbal
sebelumnya.
Pembunuhan
• Prediktor aktivitas pembunuhan adalah sejarah kekerasan
sebelumnya, perilaku berbahaya saat dirawat di rumah sakit,
dan halusinasi atau delusi yang melibatkan kekerasan tersebut
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

SENSORIUM DAN KOGNISI


Orientasi
• Pasien dengan skizofrenia biasanya berorientasi pada orang, waktu,
dan tempat.
Ingatan
• Biasanya utuh, tetapi mungkin ada kekurangan kognitif minor

Gangguan Kognitif
• Disfungsi kognitif halus dalam domain perhatian, fungsi
eksekutif, memori kerja, dan memori episodik.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

SENSORIUM DAN KOGNISI


Wawasan
• Pasien dengan skizofrenia digambarkan memiliki wawasan
yang buruk tentang sifat dan tingkat keparahan gangguan
mereka
Keandalan
• Seorang pasien dengan skizofrenia tidak kurang dapat
diandalkan daripada pasien psikiatrik lainnya.
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
KOMORBIDITAS SOMATIK
Temuan Neurologis
• Tanda-tanda nonlokalisasi termasuk dysdiadochokinesia,
astereognosis, refleks primitif, dan berkurangnya ketangkasan.
Tanda-tanda neurologis abnormal lainnya termasuk tics, stereotip,
meringis, gangguan keterampilan motorik halus, tonus motorik
abnormal, dan gerakan abnormal
Bunuh Diri
• Pasien dengan skizofrenia memiliki tingkat kedipan yang tinggi.

Pembunuhan
• Ketidakmampuan pasien skizofrenia untuk memahami prosodi
bicara atau untuk mengubah pembicaraan mereka sendiri dapat
dilihat sebagai gejala neurologis dari gangguan pada lobus parietal
yang tidak dominan.
PENATALAKSANAAN

Rawat Inap
• Untuk tujuan diagnostik;
• Untuk stabilisasi obat;
• Untuk keselamatan pasien karena ide bunuh diri (suicide);
• Untuk perilaku yang sangat tidak teratur atau tidak pantas,
termasuk ketidakmampuan untuk mengurus kebutuhan dasar
seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
Farmakoterapi
• Antipsikotik konvensional atau
• Antagonis reseptor dopamin
• Obat yang lebih baru, atau antagonis serotonin dopamin
(SDA).
PENATALAKSANAAN

Terapi Psikososial
• Pelatihan Keterampilan Sosial
• Terapi Berorientasi Keluarga
• Terapi kelompok
• Terapi perilaku kognitif
• Terapi Pribadi
• Terapi Perilaku Dialektik
• Terapi Kejuruan
• Terapi Seni
PROGNOSIS

• Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa selama periode


5-10 tahun setelah rawat inap psikiatris pertama untuk
skizofrenia, hanya sekitar 10 hingga 20 persen pasien yang
dapat digambarkan memiliki hasil yang baik. Lebih dari 50
persen pasien dapat digambarkan memiliki hasil yang buruk,
dengan rawat inap berulang kali, eksaserbasi gejala, episode
gangguan mood utama,
dan upaya bunuh diri.
• Prognosis menjadi lebih buruk bila pasien menyalahgunakan
zat atau hidup dalam keluarga yang
tak harmonis.
DAFTAR PUSTAKA

• Maslim, Dr.Rusdi. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari
PPDGJ-III hal. 46-51. FK-Unika Atma Jaya Jakarta:2001.
• Zahnia, Siti.dkk. Kajian Epidemiologis Skizofrenia. FK Universitas Lampung:
2017 available at http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority
• Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott; Ruiz, Pedro. 2015. Kaplan
and Sadock’s Synopsis of Psychiatry Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry.
11th Edition. Page 300-326. Wolters Kluwer : New York
• Harefa, Stephanie Nena.dkk. Seminar Penanganan Skizofrenia. Universitas
Pembangunan Jaya:2016. Available at
http://www.researchgate.net/profile/Azzhara_livia/publication
• Kemenkes RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Jiwa. 2015.
• Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia. Konsensus
Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia. 2011.

Anda mungkin juga menyukai