Anda di halaman 1dari 30

Pembimbing :

dr. Agustina Sjenny, Sp. KJ

Ilmu Kesehatan Jiwa


RSUD Blambangan, Banyuwangi
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
2017
Identitas
Nama : Ny.N
Umur : 60 tahun.
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Alamat : Banyuwangi
Suku : Jawa
Agama : Islam
Status perkawinan : Menikah
Tanggal Periksa : 19 September 2017
No. RM : 146xxx
Anamnesa
Keluhan utama :
Pasien sering ngantuk.

RPS :
Ny. N datang ke poli psikiatri dengan keluhan sering
mengantuk sejak 2 bulan, pasien merasa ngantuk pada siang
hari, ngantuk dirasakan setiap saat baik itu melakukan
aktivitas maupun tidak, jika malam hari pasien bisa tidur,
biasanya dari jam 7 malam sampai jam 4 subuh.
RPS

Selain itu pasien merasakan sakit uluhati yang dirasakan


tiba-tiba, sakit seluruh badan (pegel-pegel) meskipun
pasien tidak melalukan aktivitas berat, sakit kepala yang
mucul saat pasien memikirkan pernikahan anaknya, kadang
pusing meskipun tidak melakukan aktivitas apa-apa dan
penglihatannya kabur meskipun telah menjalani operasi
katarak 2 bulan yang lalu.
Keluhan ini berawal saat anak ke 2 pasien bercerai dengan
suaminya kemudian akan menikah lagi. Ny. N tidak setuju
dengan calon suami anaknya dan takut kejadian sebelumnya
yang terjadi pada anaknya terulang lagi.
Sebelumnya pasien pernah berobat ke dokter umum dan
pernah di MRS tapi pasien merasakan keluhan tidak
menghilang. Pasien kemudian disarankan konsultasi ke
poli jiwa.
Kronologis
Masalah keluarga : Pasien mulai sakit-sakit: Keluhan makin
Kejadian 2 tahun lalu : Anak awalnya Nyeri uluhati memberat sejak
ke2 pasien yang bercerai yang diikuti sakit lain : anak ke 2
dengan suaminya dan semua pegal-pegal seluruh mengatakan
harta anaknya di bawa oleh badan, nyeri ingin menikah
mantan suaminya. kepala,pandangan kabur 2 bulan lalu.
sejak 2 tahun.

Pasien tidak sembuh, Pasien di bawa berobat ke


Disarankan ke dan mulai mengeluh dokter umum,dokter spesialis
poli psikiatri sering ngantuk di penyakit dalam, dokter
siang hari. spesialis mata.
RPD Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.
DM (-) HT (-) Kolesterol ( -)

RPO Dokter Umum, dokter Spesialis penyakit dalam,dokter


spesialis mata.

RPK Belum pernah sakit seperti ini sebelumnya.


DM (-) HT (-) Kolesterol ( -) gangguan jiwa (-)

R.Keb,sosial, Setiap hari pasien bantu-bantu mengurus rumah, kadang-


ekonomi. kadang masak dan menyapu.
Pasien makan teratur 3x sehari namun sedikit-sedikit
jarang berinteraksi dengan tetangga dan anak-anaknya.
Menengah kebawah

R.Alergi Makanan (-) obat- obatan(-)


Status Mental

Penampilan
Pasien datang dengan keadaan sadar, penampilan rapih dan
sopan sesuai dengan usia, terkesan bersih dan terawat. Pasien
tampak tenang ketika melakukan sesi tanya jawab.
Kesadaran
Composmentis
Pembicaraan
Bicara lancar, artikulasi jelas, volume cukup , koheren.
Sikap Terhadap Pemeriksa
Kooperatif
Kontak Psikis
Kontak ada dan dapat dipertahankan
Keadaan afektif,
perasaan, ekspresi afektif
Keadaan Afektif
Mood : Euthym
Afek : luas
Keserasian : Appropriate
Fungsi kognitif
Orientasi : waktu, orang dan tempat baik
Daya ingat
Jangka panjang : Baik
Jangka sedang : Baik
Jangka pendek : Baik
Gangguan persepsi
Halusinasi : auditorik (-), visual (-)
Ilusi :-
Depersonalisasi : tidak didapatkan
Derealisai : tidak didapatkan
Proses Pikir
Bentuk pikir : realistik
Arus pikir
Kontinuitas : koheren
Hendaya berbahasa : (-)
Isi pikir : waham (-)
Tilikan
Tilikan derajat 4 pasien menyadari sakit dan butuh bantuan namun
tidak memahami penyebab sakitnya.
Pemeriksaan Fisik

KU : baik Head to Toe


Kulit, Kepala, mata, leher : dbn
Kesadaran : composmentis
Thoraks : (Tidak diperiksa)
Vital sign Abdomen : (Tidak Diperiksa)
Tensi : dbn Genitalia : (Tidak diperiksa)
Ekstremitas : Akral Hangat,
Suhu : dbn
Oedem (-/-).
Nadi : dbn
RR : dbn

Status Neurologik
Kesadaran : GCS E4.V5.M6
Diagnosa Multiaksial
Aksis I : F45.0 Gangguan Somatisasi
Aksis II : Belum ada Diagnosis Axis II
Aksis III : Gastritis
Aksis IV : masalah dengan primary support group
(keluarga)
Aksis V : 90-81 (Gejala Ringan, disabilitas Ringan)
Tatalaksana
Farmakologi
Prestin 10 mg
Clobazam 10 mg
Vitamin B1 20 mg Psikoterapi
Memberi informasi tentang kondisi pasien
serta kesadaran akan kewajiban
menjalankan pengobatan dan pemeriksaan
teratur demi kesembuhan pasien
Memberi motivasi agar keluarga tetap
memberi support kepada pasien
Definisi
Gangguan somatisasi adalah kelompok gangguan yang
memiliki gejala fisik (sebagai contohnya, nyeri, mual,
dan pusing) dimana tidak dapat ditemukan penjelasan
medis yang adekuat.

Gangguan bersifat kronis


Disertai penderitaan psikologis yang bermakna,
gangguan fungsi sosial dan pekerjaan
Perilaku mencari bantuan medis yang berlebihan
(doctor shopping)
Etiologi
Faktor-faktor Biologis (genetik yang diturunkan)
Faktor Psikologis (kondisi mental, pola fikir)
Faktor Sosial (lingkungan sekitar, orang-orang yang
terlibat di kehidupannya, dll)
Manifestasi Klinis
Adanya keluhan-keluhan gejala fisik yang berulang
disertai permintaan pemeriksaan medik, meskipun sudah
berkali-kali terbukti hasilnya negatif dan juga telah
dijelaskan dokternya bahwa tidak ada kelainan yang
mendasari keluhannya.

Orang berfokus pada keyakinan bahwa mereka


menderita penyakit tertentu, namun tidak ada bukti
abnormalitas fisik yang dapat ditemukan.
Kriteria Diagnostik untuk Gangguan
Somatisasi menurut DSM-V
mengalami banyak keluhan fisik, sebelum usia 30 tahun
yang terjadi selama periode beberapa tahun dan
menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial,
pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

Tiap kriteria berikut ini harus ditemukan Empat gejala


nyeri, yang meliputi sekurangnya empat tempat atau
fungsi yang berlebihan (misalnya: kepala, perut,
punggung, sendi, anggota gerak, dada, rektum, selama
menstruasi, selama hubungan seksual, atau selama miksi).
Dua gejala gastrointestinal :
Riwayat sekurangnya dua gejala gastrointestinal selain dari nyeri
(misalnya: mual, kembung, muntah selain dari kehamilan, diare, atau
intoleransi terhadap berbagai jenis makanan).

Satu gejala seksual :


Riwayat sekurangnya satu gejala seksual atau reproduksi selain dari
nyeri (misalnya: indiferensi seksual, disfungsi erektil, atau ejakulasi,
menstruasi yang tidak teratur, perdaraahan menstruasi yang berlebih,
muntah sepanjang kehamilan).
Satu gejala pseudoneurologis :
satu gejala atau defisit yang mengarahkan pada kondisi
neurologis yang tidak terbatas pada nyeri (gejala konversi
seperti gangguaan koordinasi atau keseimbangan, paralisis atau
kelemahan setempat, sulit menelan atau benjolan
ditenggorokan, retensi urin, hilangnya sensasi sentuh atau
nyeri, pandangan ganda, kebutaan, ketulian, kejang, gejala
disosiatif seperti amnesia atau hilangnya kesadaran selain
pingsan).
Salah satu dari poin (1) atau (2) berikut:
1. Setelah penjajakan yang diperlukan, tiap gejala dalam
kriteria B tidak dapat dijelaskan sepenuhnya oleh kondisi
medis umum yang dikenal atau efek langsung dari suatu zat
(misalnya: efek cedera, medikasi, obat atau alkohol).
2. Jika terdapat kondisi medis umum, keluhan fisik atau
gangguan sosial atau pekerjaan yang ditimbulkannya melebihi
apa yang diperkirakan dari riwayat penyakit, pemeriksaan
fisik atau temuan laboratorium.

Gejala tidak ditimbulkan secara sengaja atau dibuat-buat (seperti


pada gangguan buatan atau pura-pura).
Menurut PPDGJ-III
Adanya banyak keluhan fisik yang bermacam-macam yang
tidak dapat dijelaskan atas dasar adanya kelainan fisik, yang
sudah berlangsung sedikitnya 2 tahun
Tidak mau menerima nasehat atau penjelasan dari beberapa
dokter bahkan tidak ada kelainan fisik yang dapat menjelaskan
keluhan-keluhannya.
Terdapat disabilitas dalam fungsinya di masyarakat dan
keluarga, yang berkaitan dengan sifat keluhan-keluhannya dan
dampak dari perilakunya.
Tatalaksanan
Golongan Benzodiazepin
Diazepam (Lovium, Mentalium, Valium dll.)
Chlordiazepoxide ( Cetabrium, Tensinyl, dll.)
Bromazepam (Lexotan)
Lorazepam (Ativan, Renaquil, Merlopan)
Alprazolam (Xanax, Alganax, Calmlet, dll.)
Clobazam (Frisium)

Golongan Non- Benzodiazepin


Buspirone (Buspar, Tran-Q, Xiety)
Sulpiride (Dogmatil-50)
Hydroxyzine (Iterax)
Golongan Tricyclic Compound
Amitriptyline (Amitriptyline)
Imipramine (Tofrani)
Clomipramine (Anafranil)
Tianeptine (stablon)
PCI (Psychiatrist Consultations
Interventions)
Menjadwalkan pertemuan rutin dengan pasien secara
teratur.
Melakukan pemeriksaan fisik yang terpadu dan
komprehensif.
Menghindari memberikan penjelasan berulang-ulang
kepada pasien bahwa sebenarnya keluhan pasien
tersebut tidak ada, semuanya hanya ada dalam pikiran
pasien saja.
CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
Mengurangi kerentanan fisiologis pasien untuk mengeluhkan
berbagai gejala melalui teknik relaksasi
Menstimulasi pengaturan aktivitas melalui peningkatan
intensitas berbagai hal yang menyenangkan pasien termasuk
olahraga serta kegiatan yang memberikan tantangan
Memodifikasi keyakinan pasien akan keadaan disfungsi
dirinya
Menstimulasi komunikasi melalui eksplorasi pikiran dan
emosi pasien
Prognosis
Tergantung pengobatan
Terkadang pasien susah sembuh walau sudah
mengikuti pedoman pengobatan. Sering kali pada
pasien wanita berakhir pada percobaan bunuh diri.

Anda mungkin juga menyukai