Pendahuluan:
Dengue merupakan virus yang ditularkan melalui nyamuk. Penyakit pada manusia ini yang dalam beberapa tahun
terakhir telah menjadi masalah utama kesehatan masyarakat internasional. Terdapat empat serotipe dari virus dengue yaitu
DENV-1, DENV-2, DENV-3, dan DENV-4 yang beredar di populasi India dan dapat menyebabkan spektrum yang luas
penyakit mulai dari infeksi subklinis hingga penyakit yang ringan yang mampu sembuh sendiri misalnya saja: demam dengue
(DF), penyakit parah yang mungkin berakibat fatal, seperti: Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Shock Syndrome
(DSS). Dalam penelitian ini, analisis serologis, deteksi molekuler dan serotipe virus dengue dilakukan untuk mencari strain
virus dengue yang lazim di daerah kita.
Bahan dan metode: Sampel darah dikumpulkan dari pasien yang secara klinis diduga pasien demam dengue
dipilih sesuai dengan Kriteria World Health Organization (WHO). Sampel disaring untuk mencari keberadaan
Antibodi IgM spesifik menggunakan MAC-ELISA dan Deteksi antigen dengue NS1 dilakukan menggunakan
PanBio NS1 ELISA kit, sesuai dengan durasi demam sesuai pedoman NVBDCP (National Vector Borne
Disease Control Programme). Deteksi molekuler dan serotipe dilakukan pada 50 sampel positif NS1, secara
tunggal langkah multiplex RT-PCR.
Hasil: Total 3306 sampel diuji untuk infeksi Dengue. 60,6% positif serologis dan positif untuk keduanya seromarker infeksi
dengue. Variasi musiman penyakit terlihat dan sebagian besar kasus dinyatakan positif dengue didapatkan pada bulan
September dan Oktober. Dominasi pria terlihat di antara pasien yang menderita demam dengue. Kelompok usia dewasa
memiliki beban penyakit yang lebih tinggi daripada usia anak-anak. Karakterisasi serotipe mengamati dominasi DENV-1
(57%) diikuti oleh DENV-3 (40%) dan DENV-2 (3%) menunjukkan co-sirkulasi multipel serotipe.
Kesimpulan : Sistem pengawasan aktif berbasis laboratorium diperlukan untuk melengkapi pengawasan pasif
saat ini dan mengontrol program untuk mendeteksi dan memantau peningkatan mendadak dalam jumlah kasus
dengue atau perubahan yang dominan pada serotipe.
Dalam penelitian ini, untuk mengetahui serologis analisis, deteksi molekuler dan serotipe demam berdarah virus
dilakukan untuk mencari strain demam berdarah yang umum terjadi di daerah ini. PCR memiliki keuntungan
tambahan yang mampu memberikan informasi tentang serotipe yang beredar, yaitu penting untuk pengawasan virus.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini dilakukan di departemen Mikrobiologi dari Government Medical College Amritsar dari periode Januari
2016 hingga Juni 2017.
Dari total sampel yang diuji 60,6% (n = 2005) adalah Kasus yang diuji untuk infeksi Dengue diperoleh pada
positif untuk kedua seromarker infeksi dengue. 59% (n tahun 2016 di bulan Agustus, September dan Oktober
= 1181) dari sampel diuji positif untuk antigen NS1 dengan puncak tertinggi pada bulan September dan
sedangkan, 41% (n = 824) sampel menunjukkan positif Oktober diikuti oleh penurunan dalam kasus pada bulan
untuk keberadaan IgM antibodi. November
(3)
(4)
(7)
DISKUSI
Di penelitian ini, 60,6% pasien secara serologis positif terkena infeksi virus dengue dari total sampel yang
diuji, sesuai dengan penelitian yang menunjukkan seropositif 53,2%, menunjukkan peningkatan aktivitas virus
dengue. Alasannya disebabkan oleh tingginya prevalensi nyamuk di wilayah ini. Penelitian ini telah
mengusulkan faktor ekologis dan iklim mempengaruhi prevalensi musiman vektor Aedes aegypti dan virus
Dengue.
Pada Gupta et al dan Chakravarti dan Kumaria juga melaporkan kasus maksimum pada kelompok
usia 21-30 tahun ini mungkin karena alasan bahwa orang dewasa aktif melakukan lebih banyak
aktifitas di luar ruangan. Prevalensi infeksi dengue yang lebih tinggi tercatat laki-laki (64%) daripada
perempuan (36%)
Karakterisasi Yang terkena
serotipik dampak
mengamati laki-laki
dominasi ke perempuan
DENV-1 (57%) Rasio adalah
diikuti oleh 1,8 : 1.
DENV-3 (40%) dan
DENV-2 (3%) menunjukkan ko-sirkulasi beberapa serotipe. Serotipe DENV-4 tidak dilaporkan
dalam penelitian kami dan tidak kasus infeksi bersamaan dengan lebih dari satu serotipe diamati.
Dengan demikian DENV-1 mendominasi pada sebagian besar pasien diikuti oleh DENV-3 dalam
penelitian ini.
KELEMAHAN
Proses penelitian yang cukup
lama (karena berhari-hari) KELEBIHAN
Harus mempunyai reagen Keakuratan dalam penelitian
untuk memeriksa IgM dan
NS1
Jumlah sampel yang terlalu
banyak
KESIMPULAN
Penelitian ini menyoroti 3 serotipe yaitu DENV-1, DENV-2 dan DENV-3 dengan DENV1
dan DENV-3 serotipe dominan dalam sirkulasi di wilayah geografis penelitian ini.
Teknik diagnostik molekuler baru, seperti RT-PCR, sangat berguna dalam konteks ini,
kecepatannya dan sensitivitas memungkinkan deteksi cepat peningkatan viral load sirkulasi
atau perubahan serotipe dominan.