Anda di halaman 1dari 2

Diagnosis diferensial: Tuberkulosis

Berdasarkan skenario, maka salah satu diagnosis bandingnya adalah Tuberkulosis


(TB). Infeksi tuberkulosis pada kasus ini dapat disebabkan oleh keadaan
malnutrisi yang ditandai dengan pertumbuhan dan perkembangan yang lambat,
anak tidak aktif, rambut tampak merah dan rapuh serta dikaitkan dengan riwayat
keluarga dan sosio-ekonominya. Dalam hal ini, diketahui bahwa ayah pasien
diduga menderita tuberkulosis namun tidak pernah diperiksa ke dokter. Selain itu,
perekonomian keluarganya juga tidak adekuat sehingga imunisasi BCG dan
pemberian asupan makro dan mikronutrien tidak memenuhi kebutuhan. Beberapa
hal yang tersebut diatas dapat dikaitkan dengan kerentanan seseorang terhadap
infeksi Mycobacterium tuberculosis, dimana lamanya pajanan atau paparan
dengan individu yang infeksius dan kemampuan sistem imun untuk mengontrol
infeksi menjadi prioritas yang harus dicermati.1,2
Sebagian besar infeksi tuberkulosis pada anak menunjukkan fase asimptomatik
sehingga sukar didiagnosis sebagai TB. Keadaan ini disebut sebagai tuberkulosis
laten. Infeksi pertama dari TB atau TB primer bermanifestasi sebagai demam
yang naik turun selama 1-2 minggu dengan atau tanpa batuk dan pilek. Selain itu,
dapat disertai pula dengan anoreksia sehingga terjadi penurunan berat badan (BB).
Demam dapat serupa dengan yang terjadi pada pasien tifus abdominalis ataupun
malaria dengan atau tanpa hepatosplenomegali. Dapat pula ditemukan gejala
gangguan pernapasan lain seperti bronkopneumonia.1,2
Tuberkulosis primer pada anak biasanya sembuh sendiri bergantung pada usia
anak, berapa lama telah mendapat infeksi, luasnya lesi, status gizi, dan keadaan
sosio-ekonomi keluarga. Diagnosis yang cepat dan tepat sehingga dapat diberikan
pengobatan yang adekuat harus lebih ditingkatkan mengingat sulitnya
mendiagnosis TB pada anak. Tb pada paru yang sering terjadi dapat menyebar
melalui sirkulasi darah atau kelenjar getah bening baik ke bagian paru lain, ginjal,
kulit, tulang, maupun otak.1,2
REFERENSI

1. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Nelson ilmu
kesehatan anak esensial. Ed. 6. Suryawan A, dkk, editor; Soebadi A, dkk,
penerjemah. Singapore: Saunders Elsevier; 2011. Hal. 552-555
2. Hassan R, Alatas H. Buku kuliah 1 ilmu kesehatan anak. Jakarta: Bagian ilmu
kesehatan anak FKUI; 2007. Hal. 573-578

Anda mungkin juga menyukai