Oleh :
Ninda Pangestika Setyawan
03014141
Pembimbing :
dr. Inez Ariadne Siregar, Sp.JP
Gejala khas gagal jantung : Sesak nafas saat istrahat atau aktifitas, kelelahan, edema tungkai
DAN
Tanda khas Gagal Jantung : Takikardia, takipnu, ronki paru, efusi pleura, peningkatan tekanan vena
jugularis, edema perifer, hepatomegali
DAN
Tanda objektif gangguan struktur atau fungsional jantung saat istrahat, kardiomegali, suara jantung ke
tiga, murmur jantung, abnormalitas dalam gambaran ekokardiografi, kenaikan konsentrasi peptida
natriuretic
Nilai rujukan konsentrasi natrium
Beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal atau bersamaan yaitu
beban tekanan (stenosis katup aorta), beban volume (regurgitasi katup mitral
dan aorta), tamponade jantung atau kontriksi perikard, disenergi ventrikel,
ETIOLOGI restriksi endokardial atau miokardial.
Gagal
Jantung Abnormalitas otot jantung primer
• Faktor resiko minor merokok, dislipidemia, gagal ginjal kronik, albuminuria, anemia,
stress, lifestyle yang buruk.
• Toksik yang disebabkan karena pemberian agen kemoterapi (antrasiklin, siklofosfamid, 5 FU),
terapi target kanker (transtuzumab, tyrosine kinase inhibitor), NSAID, kokain, alkohol.
NYHA II: Gejala ringan (sesak napas ringan dan atau angina) serta
terdapat keterbatasan ringan dalam aktivitas fisik sehari-hari
biasa.
Kelas I Dry-Warm
Kelas II Wet-Cold
Kelas IV Wet-Cold
Klasifikasi derajat gagal jantung berdasarkan
kelainan srtuktural jantung menurut AHA:
TIPIKAL ATIPIKAL
Pemeriksaan Pemeriksaan
Anamnesis
Fisik Penunjang
Anamnesis
• Gejala kardinal gagal jantung : sesak napas, intoleransi saat aktivitas, mudah lelah.
Sesak : akibat kongesti paru pada tahap awal (aktifitas berat) aktifitas ringan
istirahat
Lelah : akibat rendahnya CO, abnormalitas pada otot skeletal dan komorbiditas non-
kardiak lain seperti anemia.
• Orthopnu : sesak napas saat tidur mendatar , lebih ringan dengan duduk atau menggunakan
bantal tambahan
• Paroxysmal Nocturnal Dyspnea (PND) : sesak napas dan batuk pada malam hari dan
membangunkan pasien dari tidurnya (1-3 jam setelah tidur)
• Batuk dan sesak yang progresif : Oedem pulmoner akut akibat transudasi cairan ke rongga
alveolar
• Gejala gastro intestinal : anorexia, nausea, dan rasa cepat kenyang yang dihubungkan dengan
nyeri abdominal dan kembung
• Oedem pada kaki
Pemeriksaan fisik
• Keadaan umum dan tanda vital
• Pemeriksaan paru
• Pemeriksaan jantung
• Pemeriksaan abdomen
• Pemeriksaan ekstremitas
Pemeriksaan penunjang
• Pemeriksaan darah rutin lengkap, elektrolit, blood urea nitrogen (BUN),kreatinin
serum, enzim hepatik, dan urinalisis. Juga dilakukan pemeriksaan gula darah, profil
lipid.
• Elektrokardiogram (EKG)
• Radiologi
• Penilaian fungsi LV echocardiogram
TATALAKSANA
DASAR TATALAKSANA
3) Menghilangkan penimbunan
cairan tubuh berlebihan dengan
terapi diuretik diet dan istirahat
Non-Farmakologi
• Diet rendah garam
konsumsi 2-3 gram garam per hari.
• Asupan cairan
Restriksi cairan 1,5 - 2 Liter/hari dipertimbangkan terutama pada pasien dengan gejala berat yang
disertai hiponatremia.
• Pemantauan berat badan mandiri
Kenaikan berat badan > 2 kg dalam 3 hari menaikan dosis diuretik atas pertimbangan
dokter
• Pengurangan berat badan
Pengurangan berat badan pasien obesitas (IMT > 30 kg/m2) dengan gagal jantung dipertimbangkan
untuk mencegah perburukan gagal jantung, mengurangi gejala dan meningkatkan kualitas hidup
• Latihan fisik
meningkatkan keadaan fisik secara keseluruhan. Kuantitas dan tipe latihan fisik disesuaikan
berdasarkan pilihan pasien dan kelas fungsioal berdasarkan klasifikasi New York Heart
Association (NYHA).
Farmakologi
Untuk mencapai status euvolemia (kering dan hangat) dengan dosis serendah mungkin sesuai
kebutuhan pasien untuk menghindari dehidrasi atau resistensi. Diuretik biasanya diberikan pada
gagal jantung dengan tanda klinis/gejala kongesti.
ARB direkomendasikan pada pasien gagal jantung dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 % yang
tetap simtomatik walaupun sudah diberikan ACEI dan penyekat β dosis optimal dan pasien yang
memiliki intoleransi terhadap efek samping batuk dari ACEI
ACEI merupakan gold standard dan menurut The American College of Cardiology merupakan
terapi terpenting pada gagal jantung. ACEI harus diberikan pada semua pasien gagal jantung yang
memiliki fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %, dengan atau tanpa gejala dengan fungsi ginjal
adekuat dan kadar kalium normal.
B blocker diberikan pada semua pasien gagal jantung simtomatik dan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤
40 % dengan gejala ringan sampai berat (NYSHA II-IV). B blocker biasanya diberikan apabila
ACEI/ARB sudah diberikan dan pasien stabil secara klinis. Kontraindikasi B blocker seperti pada
pasien dengan penyakit asma dan adanya kelainan seperti Blok AV (atrioventrikular) dan sinus
bradikardia (<50x/menit)
Antagonis aldosteron harus dipertimbangkan pada semua pasien dengan fraksi ejeksi ≤ 35 % dan
gagal jantung simtomatik berat (kelas fungsional III - IV NYHA) tanpa hyperkalemia (>5,0
mmol/L), peningkatan serum kreatinin (>2,5 mg/dL), kombinasi ACEI dan ARB, dan gangguan
fungsi ginjal berat.
Pada pasien hiponatremia akut dengan gejala sisa neurologis (kejang atau koma) pengobatan
dapat dimulai dengan saline 3%, bisa dimulai pada 1-2ml/kgBB/jam dengan pengukuran rutin
natrium serum, urin dan status kardiovaskular. Disarankan agar natrium dikoreksi tidak lebih dari
8mmol/24jam.
Hiponatremi kronis dapat diobati dengan menghilangkan penyebab (misalnya diuretic) dan
pembatasan cairan menjadi sekitar 500-800ml/hari. Vasopressin antagonis reseptor adalah
kelompok obat baru untuk hiponatremia yang bekerja menghalangi pengikatan ADH (AVP-
arginin vasopressin) di nefron distal, sehingga mempromosikan ekskresi air bebas. Tolvaptan
adalah salah satu obat yang telah terbukti efektif meningkatkan natrium serum pada euvolemik
atau hipervolemik hypernatremia kronis.25
Mempertahan
kan berat
Mengurangi badan yang
dan ideal
Melakukan mengendali
aktivitas fisik kan stres
Mengontrol
kondisi
Berhenti tertentu,
merokok seperti
hipertensi dan
diabetes
Kesimpulan