Anda di halaman 1dari 41

CONGESTIVE HEART

FAILURE

BY:
Siti Fadlilah
DEFINISI
Gagal jantung (heart failure)adalah suatu
keadaan yang serius, dimana jumlah
darah yang dipompa oleh jantung setiap
menitnya (cardiac output/curah
jantung) tidak mampu memenuhi
kebutuhan normal tubuh akan oksigen
dan zat-zat makanan.
DEFINISI
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik
dimana jantung sebagai pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk
metabolisme jaringan.
Ciri-ciri yang penting dari defenisi ini:
Defenisi gagal adalah relatif terhadap
kebutuhan metabolic tubuh
Penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi
pompa jantung secara keseluruhan.
Insidens dan Prevalensi Gagal Jantung
Prevalensi
Worldwide, 22 juta1
United States, 5 juta2
Insidens
Worldwide, 2 juta kasus baru per tahun
United States, 500,000 kasus baru per
tahun
Gagal jantung menyerang 10 org di antara
1000 orang di US
NYHA Classification
Kategori Tanda Gejala
Class I Aktivitas biasa tdk menimbulkan gejala
Class II Hambatan ringan pada aktivitas fisik. Nyaman saat
istirahat, tapi aktivitas fisik biasa menimbulkan lelah,
sesak, berdebar, atau angina
Class III Hambatan aktivitas fisik yg jelas. Nyaman saat
istirahat, tapi aktivitas fisik lebih ringan dari biasa
menimbulkan lelah, sesak, palpitasi, dan angina
Class IV Aktivitas fisik yang sangat ringan pun tidak dapat
dilakukan. Gejala gagal jantung timbul saat istirahat
Etiologi
 Penyakit Jantung Iskemik
 Hipertensi
 Kardiomiopati Idiopatik
 Infeksi (e.g., viral myocarditis, Chagas’ disease)
 Toxins (e.g., alcohol or cytotoxic drugs)
 Penyakit Jantung Katup
 Aritmia yang kronis
Etiologi
Penyebab gagal pompa jantung secara menyeluruh:
 Peningkatan beban tekanan
Ø Sentral (stenosis aorta)
Ø Perifer (hipertensi sistemik)
 Peningkatan beban volume (regurgitasi katup,
peningkatan beban awal)
 Obstruksi terhadap ventrikel (stenosis mitralis atau
trikuspidalis)
 Tamponade pericardium
 Restruksi endokardium atau miokardium
 Aneurisma ventrikel
 Dis-sinergi ventrikel
KLASSIFIKASI GAGAL
JANTUNG
 Akut
 Kronis
 Sistolik
 Diastolik
 Kanan
 Kiri
 Kongestif
 Forward
 Backward
 High Output
Cardiac Output = Curah Jantung
Cardiac output= jumlah darah yang dipompa oleh
jantung setiap menit

Cardiac Output = HR x SV

HR= heart rate/laju nadi


SV= stroke volume/volume sekuncup
Contractility

Preload Afterload
Stroke
Volume
• Synergistic LV Contraction
• Wall Integrity
• Valvular Competence
Heart Rate

Cardiac Output
Volume Pressure Loss of Impaired
Overload Overload Myocardium Contractility

LV Dysfunction
EF < 40%

 End Systolic Volume

 Cardiac
Output
 End Diastolic Volume

Hypoperfusion Pulmonary Congestion


MANIFESTASI KLINIS
Sesak napas
Merasa lelah
Tidak ada nafsu makan
Bengkak di pergelangan kaki, kaki, tungkai
(kadang perut)
Batuk (yang semakin memburuk pada malam
hari atau ketika berbaring)
Berat badan bertambah
Sering berkemih
Gangguan Fungsi Ventrikel Kiri:
Sistolik dan Diastolik

Gejala: Tanda:

Sesak saat aktivitas Ronkhi basah basal

Paroxysmal Edema Paru


Nocturnal Dyspnea S3 Gallop
Takikardia/palpitasi
Effusi pleura
Batuk
Respirasi Cheyne-
Hemoptysis Stokes
Gagal Jantung Kanan:

Gejala: Tanda:

Nyeri abdomen - Edema perifer

Anorexia - Jugular Venous


Distention
Nausea
- Abdominal-Jugular
Kembung
Reflux
Edema
- Hepatomegali
Manifestasi Klinis
 Gagal Jantung Kongestif
Gagal jantung kiri dan kanan
ditemukan pada saat yang
bersamaan :
oBendungan paru
oBendungan sistemik

17
Gagal Jantung pada Anak
Nonspesifik
Kelelahan waktu makan/minum, anoreksia,
pertumbuhan terlambat, iritabel
Takipneu, takikardia, hepatomegali
Tanda lain
Udem muka
Ronki, gallop
Ekstremitas dingin, lebab
Keringat terus menerus
Kardiomegali

18
Penyebab Gagal Jantung pd
Neonatus

Asfiksia, Sepsis, Hipoglikemia,


Miokarditis
Kelainan Jantung Bawaan
Takikardi supraventrikuler
Blokade jantung total kongenital

19
Pemeriksaan saat lahir

• Bising jantung
• Sianosis ( saat menangis)
•  frekuensi napas
•  kemampuan menetek

20
Penyebab Gagal Jantung pd Bayi

Kelainan Jantung Bawaan :


Mis : ASD, VSD

Kelainan miokardium

Gagal jantung sekunder (Penyakit


ginjal, Hipertensi, Hipotiroidisme,
Sepsis)
21
Penyebab Gagal Jantung pd Anak
Penyakit jantung bawaan yang telah dioperasi
(paliatif)
Regurgitasi katup atrioventrikuler
Demam rematik
Miokarditis virus
Endokarditis bakterial
Sebab sekunder
 Glomerulonefritis
 Anemia sel sabit
 Tirotoksikosis
 Kor pulmonale

22
Komplikasi

1.Syok kardiogenik

2.Edema paru
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
EKG
Echokardiogram
Foto rontgen dada
Mengukur kadar hormon
Enzim hepar
Elektrolit
Oksimetri nadi
AGD
Kreatinin
Albumin/transforin serum
Darah Lengkap
Tes darah BNP: untuk mengukur kadar hormon BNP (B-
type natriuretic peptide) yang pada gagal jantung akan
meningkat.
Tatalaksana Umum
Modifikasi Gaya Hidup:
 Mengurangi berat badan

 Berhenti merokok

 Hindari alkohol

 Latihan

 Istirahat

 Diit, diit jantung, makanan lunak, rendah garam


Obati penyakit dasar:
 Obati hipertensi, hyperlipidemia, diabetes, aritmia
 Revaskularisasi koroner
Treatment Options for HF:
 Pharmacological:
1. ACE inhibitors
2. Diuretics
3. Digitalis
4. Nitrates/Hydralazine
5. Spironolactone
6. B-blockers
 Non-pharmacological
1. Life-style modification
2. Cardiac Resynchronization Therapy
3. Left-ventricular assist device
4. Heart Transplant
PENGKAJIAN
 Aktivitas/istirahat
 Gejala : Keletihan/kelelahan terus menerus
sepanjang hari, insomnia, nyeri dada dengan
aktivitas, dispnea pada saat istirahat.
 Tanda : Gelisah, perubahan status mental mis :
letargi, tanda vital berubah pad aktivitas.
 Sirkulasi
 Gejala : Riwayat HT, IM baru/akut, episode
GJK sebelumnya, penyakit jantung , bedah
jantung , endokarditis, anemia, syok septic,
bengkak pada kaki, telapak kaki, abdomen.
 Integritas ego
 Gejala : Ansietas, kuatir dan takut. Stres yang
berhubungan dengan penyakit/keperihatinan
finansial (pekerjaan/biaya perawatan medis)
 Tanda : Berbagai manifestasi perilaku, mis
: ansietas, marah, ketakutan dan mudah
tersinggung.
 Eliminasi
Gejala : Penurunan berkemih, urine berwana
gelap, berkemih malam hari (nokturia),
diare/konstipasi.
 Makanan/cairan
 Gejala : Kehilangan nafsu makan,
mual/muntah, penambhan berat badan
signifikan, pembengkakan pada ekstremitas
bawah, pakaian/sepatu terasa sesak, diet tinggi
garam/makanan yang telah diproses dan
penggunaan diuretic.
 Tanda : Penambahan berat badan cepat
dan distensi abdomen (asites) serta edema
(umum, dependen, tekanan dn pitting).
 Higiene
 Gejala : Keletihan/kelemahan, kelelahan selama
aktivitas Perawatan diri.
 Tanda : Penampilan menandakan kelalaian perawatan
personal.
 Neurosensori
 Gejala : Kelemahan, pening, episode pingsan.
 Tanda : Letargi, kusut pikir, diorientasi, perubahan perilaku dan
mudah tersinggung.
 Nyeri/Kenyamanan
 Gejala : Nyeri dada, angina akut atau kronis, nyeri abdomen
kanan atas dan sakit pada otot.
 Tanda : Tidak tenang, gelisah, focus menyempit danperilaku
melindungi diri.
 Pernapasan
 Gejala : Dispnea saat aktivitas, tidur sambil duduk atau
dengan beberapa bantal, batuk dengn/tanpa pembentukan
sputum, riwayat penyakit kronis, penggunaan bantuan
pernapasan.
 Keamanan
Gejala : Perubahan dalam fungsi mental,
kehilangankekuatan/tonus otot, kulit lecet.
 Interaksi sosial
Gejala : Penurunan keikutsertaan dalam
aktivitas sosial yang biasa dilakukan.
 Pembelajaran/pengajaran
 Gejala : menggunakan/lupa menggunakan
obat-obat jantung, misalnya : penyekat saluran
kalsium.
 Tanda : Bukti tentang ketidak berhasilan
untuk meningkatkan.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penurunan curah jantung berhubungan dengan ;
Perubahan kontraktilitas miokardial/perubahan
inotropik
Aktivitas intoleran berhubungan dengan : Ketidak
seimbangan antar suplai okigen. Kelemahan
umum, Tirah baring lama/immobilisasi.
Kelebihan volume cairan berhubungan dengan :
menurunnya laju filtrasi glomerulus (menurunnya
curah jantung)/meningkatnya produksi ADH dan
retensi natrium/air.
INTERVENSI
Diagnosa I
 Auskultasi nadi apical ; kaji frekuensi, iram jantung
 Rasional : Biasnya terjadi takikardi (meskipun pada saat
istirahat) untuk mengkompensasi penurunan kontraktilitas
ventrikel.
 Catat bunyi jantung
 Rasional : S1 dan S2 mungkin lemah karena menurunnya
kerja pompa. Irama Gallop umum (S3 dan S4) dihasilkan
sebagai aliran darah kesermbi yang disteni. Murmur dapat
menunjukkan Inkompetensi/stenosis katup.
 Palpasi nadi perifer
 Rasional : Penurunan curah jantung dapat menunjukkan
menurunnya nadi radial, popliteal, dorsalis, pedis dan
posttibial. Nadi mungkin cepat hilang atau tidak teratur untuk
dipalpasi dan pulse alternan.
Pantau TD
Rasional : Pada GJK dini, sedng atu kronis tekanan drah
dapat meningkat. Pada HCF lanjut tubuh tidak mampu lagi
mengkompensasi danhipotensi tidak dapat norml lagi.
Kaji kulit terhadp pucat dan sianosis
Rasional : Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer
ekunder terhadap tidak dekutnya curh jantung; vasokontriksi
dan anemia. Sianosis dapt terjadi sebagai refrakstori GJK.
Area yang sakit sering berwarna biru atu belang karena
peningkatan kongesti vena.
Berikan oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker dan
obat sesuai indikasi (kolaborasi)
Rasional : Meningkatkn sediaan oksigen untuk kebutuhan
miokard untuk melawan efek hipoksia/iskemia. Banyak obat
dapat digunakan untuk meningkatkan volume sekuncup,
memperbaiki kontraktilitas dan menurunkan kongesti.
Diagnosa II
 Periksa tanda vital sebelum dan segera setelah aktivitas, khususnya
bila klien menggunakan vasodilator,diuretic dan penyekat beta.
 Rasional : Hipotensi ortostatik dapat terjadi dengan aktivitas karena
efek obat (vasodilasi), perpindahan cairan (diuretic) atau pengaruh
fungsi jantung.
 Catat respons kardiopulmonal terhadap aktivitas, catat takikardi,
diritmia, dispnea berkeringat dan pucat.
 Rasional : Penurunan/ketidakmampuan miokardium untuk
meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas dpat menyebabkan
peningkatan segera frekuensi jantung dan kebutuhan oksigen juga
peningkatan kelelahan dan kelemahan.
 Evaluasi peningkatan intoleran aktivitas.
 Rasional : Dapat menunjukkan peningkatan dekompensasi jantung
daripada kelebihan aktivitas.
 Implementasi program rehabilitasi jantung/aktivitas (kolaborasi)
 Rasional : Peningkatan bertahap pada aktivitas menghindari kerja
jantung/konsumsi oksigen berlebihan. Penguatan dan perbaikan
fungsi jantung dibawah stress, bila fungsi jantung tidak dapat
membaik kembali,
Diagnosa III
 Pantau pengeluaran urine, catat jumlah dan warna saat dimana
diuresis terjadi.
 Rasional : Pengeluaran urine mungkin sedikit dan pekat karena
penurunan perfusi ginjal. Posisi terlentang membantu diuresis
sehingga pengeluaran urine dapat ditingkatkan selama tirah baring.
 Pantau/hitung keseimbangan pemaukan dan pengeluaran selama 24
jam
 Rasional : Terapi diuretic dapat disebabkan oleh kehilangan cairan
tiba-tiba/berlebihan (hipovolemia) meskipun edema/asites masih
ada.
 Pertahakan duduk atau tirah baring dengan posisi semifowler selama
fase akut.
 Rasional : Posisi tersebut meningkatkan filtrasi ginjal dan
menurunkan produksi ADH sehingga meningkatkan diuresis.
 Pantau TD dan CVP (bila ada)
 Rasional : Hipertensi dan peningkatan CVP menunjukkan kelebihan
cairan dan dapat menunjukkan terjadinya peningkatan kongesti paru,
gagal jantung.
 Kaji bising usus. Catat keluhan anoreksia, mual,
distensi abdomen dan konstipasi.
 Rasional : Kongesti visceral (terjadi pada GJK
lanjut) dapat mengganggu fungsi gaster/intestinal.
 Pemberian obat sesuai indikasi (kolaborasi)
 Konsul dengan ahli diet.
 Rasional : perlu memberikan diet yang dapat
diterima klien yang memenuhi kebutuhan kalori
dalam pembatasan natrium.
SELAMAT
BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai