Anda di halaman 1dari 45

Varikokel, hidrokel,

undesesus testis,
orkhitis, Ca testis
Nama : Riki Muhadinul Ikhsan
1210070100099
Pembimbing
dr . Khomeini Sp.B
Varikokel

Anatomi

Vena yang berasal dari testis


membentuk plexus pampiniformis
yang terdiri dari tiga kelompok
pembuluh darah yaitu anterior, medial
dan posterior.
Pada cincin inguinal superfisial bentuk komplek menjadi
tiga/empat cabang yang masuk ke pelvis. Vena vena tersebut akhirnya
menyatu menjadi dua dan kemudian menjadi spermatika interna yang
berjalan di depan ureter dan bersama sama dengan arteri testikular.

Ini merupakan saluran vena utama pada bagian komponen


medial dan lateral. Cabang lateral sering berakhir ke kapsul ginjal,vena
mesentrika,kolon/ vena retroperitoneal.

Vena spermatika interna kanan memasuki vena cava inferior,


tepat dibagian bawah vena renalis. Vena spermatika interna kiri menuju
kebagian permukaan bawah vena renalis kiri. Bagian lateral kolumna
vertebral. Variasi anatomi terjadi pada 20% pada kasus.

Anomali termasuk drainase vena spermatika interna yang tepat


ke dalam pembuluh darah ginjal kana (8 – 10%) dan adanya beberapa
vena spermatika terminal (15 – 20%)
Defenisi
merupakan dilatasi abnormal plexus pampiniformis pada
funikulus spermatika dan menjadi suatu penyebab potensial infertilitas
pada pria.

Epidemiologi
infertilitas di anggap sebagai masalah utama kesehatan masyarakat
karena mempengaruhi sekitar 15% dari pasangan di usia reproduksi
mereka mejadi faktor yang terjadi pada pria sekitar 40-50% kasus
infertilitas.
Jenis yang paling umum dari infertilitas pada pria adalah idiopatik
yang ditandai dengan adanya satu/ lebih para meter sperma yang
abnormal tidak dapat di identifikasi penyebabnya. Penyebab umum
lainnya dari infertilitas adalah varikokel.
Patofisiologi

terdapat 3 teori untuk menjelaskan terjadinya varikole :


1. pertama : menyatakan ,masuknya vena testikular kiri ke vena
renalis kiri dengan sudut yang tajam akibat terjadinya peningkatan
hidrostatis yang kemudian berpengaruh pada plexus pampiniformis
2. kedua : menyatakan adanya pengaruh tidak kompetennya katup
vena yang menyebabkan aliran retrograde dan dilatasi vena.
3.ketiga : mengatakan adanya efek pemecah kacang dimana terjadi
kompresi vena renalis kiri antara arteri mesentrika superior dan
aorta abdominal akan menghambat sebagian aliran darah melalui
vena testiklaris kiri sehingga terjadipeningkatan tekanan hidrostatik
dalam plexus pampiniformis .
Etiologi
1. Dilatasi/hilangnya 2. Hiperemis vena renalis 3. Tuberlensi dari vena
mekanisme pompa otot atau penurunan aliran supra renalis ke dalam juxta
atau kurangnya struktur ginjal ke vena cava inferior. vena renalis internus kiri
penunjang/atrofi otot berlawanan dengan
kremater,kelemahan kedalam vena spermatika
kongenital proces interna kiri.
degeneratif plexus
pampiniformis
4. Tekanan segment iliaka 5. Tekanan vena spermatika 6. Sekunder : tumor retro,
(oleh feses) pada pangkal interna meningkat letak trombus vena renalis ,
vena spermatika. sudut turun ven renalis 90 hidronefrosis.
derajat.
DIAGNOSIS Dan Derajat Varikokel

Keluhan utama , Riwayat


Anamnesa
Penyakit sekarang, Riwayat
penyakit dahulu.
Ditemukannya pada saat
palpasi plexus Pemeriksaan
pampiniformis yang fisik
mengalami dilatasi ukuran
testis dan konsistensi.
Radiologi :
Pemeriksaan 1. Venografi
Penunjang 2. Thermografi
3. USG
4. CT scan
5. MRI
Derajat varikokel pemeriksaan

Subklinis Varikole tidak teraba /tidak terlihat saat


istirahat/manuver valsava tetapi dapat diketahui
dengan pemeriksaan penunjang.
Derajat I Teraba saat manuver valsava

Derajat II Teraba saat istirahat tetapi tidak terlihat

Derajat III Terlihat dan teraba saat istirahat


Prinsip dasar umum penatalaksanaan varikokel adalah menutup aliran darah vena
spermatika interna dengan preservasi spermatika interna lain dan sistem limfatik
spermatik cord
secara umum penatalaksanaan varikokel dibagi menjadi 2 macam yaitu :
pembedahan (varikokelektomi) dan radiologi

a. Varikolektomi retroperitoneal, inguinal/skrotal


dimana dengan melakukan insisi pada medial dari spina iliaka anterior superior
(SIAS) setinggi cincin inguinalis internal,otot obligue externus dibuka. Otot oblique
interna diretraksi dan mengisihkan peritoneum kemudian dilakukan evaluasi arteri dan
spermatika.

b. Mikro varikokelektomi inguinal/varikokel sublinguinal.


teknik bedah mikro inguinal/sublinguinal merupakan teknik inovatif yang
memungkinnkan ligasi semua pembuluh darah vena dengan preservasi arteri testikular
dan saluran limfe . Dengan teknik ini akan menurunkan tingkat kekambuhan dan
komplikasi

c.Varikokelektomi Laparascopi
teknik ini hampir sama dengan varikokelektomi operasi terbuka bedah. Dan juga
membutuhkan biaya operasi yang lebih mahal dan penggunaan alat alat canggih dan
waktu operasi lebih lama
Radiografi

a. Embolisasi Retrograde/ skleroterapi


b. Sklerografi Antegrde

Indikasi tindakan operasi:

apabila varikokel pada remaja dengan atrofi


testikular ipsilateral memberi hasil peningkatan volume
testis.
Hydrocele
• Hydrocele : terakumulasi/terkumpulnya cairan dalam tunika vaginalis
(dalam area scrotum sekitar testis). Atau kantong n yang berisi cairan
defenisi sepanjang spermatic cord dalam scrotum. (paten procesus vaginalis.

• Kebanyakan hidrocele terjadi secara kongenital,sering pada usia <2 tahun


• Kronik/hidrocele sekunder biasanya terjadi pada laki laki dewasa (>40
tahun)

• Biasanya paten procecus vaginalis ditemukan 80-90% pada laki laki siap
epidemi lahir. Frekuensi ini menurun sampai usia 2 tahun menjadi 25-40%
ologi
Patogenesis
Hydrocele terjadi akibat dari inflamasi atau trauma dari testis , epididymis/
obstruksi cairan/ darah spermatic cord. Hal ini biasanya terjadi pada pria
dewasa.

Etiologi
-Disebabkan oleh turunya cairan dari rongga abdomen karena tidak
tertutupnya procecus vaginalis.(communicating hydrocele)
- juga disebabkan oleh ketidak seimbangan produksi cairan dengan absorpsi
yang terjadi dalam tunika, misalnya terjadinya peningkatan produksi cairan
pada infeksi viral yang menyababkan serocitis sekunder akibat inflamasi pada
post traumatik juga menyebabkan peningkatan produksi cairan. Sedangkan
infeksi filaria menyebabkan penurunan absorpsi cairan limfe.
Klasifikasi
Hydrocele dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Hydrocele Primer : tidak ditemukan kelainan /penyakit dari
testis bisa unulateral/ bilateral . Dimana primer ini juga terdiri
dari
-Hydrocele congenital
- Hydrocele of the cord rate
-Hydrocele of the canal of nuck
b. Hydocele sekunder : terkumpulnya cairan dalam tunika
vaginalis akibat respon dari suatu penyakit. Terdiri dari Tumor
testis, torsi testis, infeksi epididimidis tuberkulosis, mumps.
Menurut type hydrocele dibagi
menjadi 3 yaitu :
• A. non communicating
hydrocele
Dimana seharusnya
procesus vaginalis menutup
lalu cairan ditunika vaginalis
diabsorbsi. Pada non
communicating hydrocele
procesus vaginalis menutup
tetapi cairan ditunika
vaginalis tidak diabsorbsi.
• Communicating
Hydrocele
Disini procesus vaginalis
tidak menutup sehingga
cairan dirongga abdomen
dapat masuk ke tunika
vaginalis.
Dimana pada type ini
pembengkakan (cairan)
biasanya berkurang dipagi
hari . Dan membesar saat
sore hari setelah pasien
beraktifitas.
• Hydrocele pada saat
spermatic cord .
Dimana distal dari akhir
procesus vaginalis tertutup
dengan baik tetapi bagian
tengah dari procesus vaginalis
masih terbuka.
Diagnosis

Dari anamnesa didapatkan gejala utama yaitu : adanya pembesaran pada daerah testis dapat
unilateral mau pun bilateral. Seperti balon yang berisi cairan air (water fild balon) . Pembesaran
ini dapat berkurang jika tidur dan dapat membesar dalam posisi tegak.
Hydrocel dapat menimbulkan rasa nyeri kecualin sesudah terjadi komplikasi yang menyebabkan
gangguan aliran pembuluh darah atau karena infesi pada epididimis tdak ada gejala sistematik
seperti demam, menggigil, mual atau muntah jika terjadi komplikasi.
Penatalaknaan
a. Medikasi :
dengan menyuntikan obat seperti tetracycine ,sodium tetradecyl sulfate atau urea
untuk menutup prosesus vaginalis yang terbuka (biasanya dilakukan setelah aspirasi)
hal ini untuk mencegah terjadinya re akumulasi cairan. Komplikasi yang dapat terjadi
setelah aspirasi dan sklerosing yaitu infeksi ,fibrosis,nyeri ringan sampai berat pada
daerah scrotum.

b. Operasi
dilakukan terumata untuk yang “true hydrocele” ini adalah operasi minor dimana
dilakukan insisi pada scrotum atau pun abdomen bawah. Komplikasi yang dapat terjadi
yaitu hematom, infeksi,injuri pada jaringan mau pun struktur scrotum.

c. Aspirasi
yaitu mengeluarkan cairan dari scrotum dengan jarum. Aspirasi dapat menyebabkan
infeksi. Aspirasi dilakukan terutama untuk pasien yang mempunyai resiko tinggi/tidak
memungkinkan untuk di operasi. Aspirasi adalah kontraindikasi jika dicurigai tumor
karena dengan aspirasi justru memudahkan penyebaran dari sel malignan.
Prognosis

secara umum hydrocele sederhana dapat hilang sendiri tanpa


intervensi. Tapi jika dilakukan operasi pun mempunyai prognoso
yang sangat baik.
Undesensus Testis

Kriptorkismus berasal dari bahasa Yunani


Cryptos : tersembunyi
Orchis : testis

Suatu keadaan dimana setelah usia 1 tahun, satu atau kedua testis tidak berada
di dalam kantong skrotum, tetapi masih berada di salah satu tempat sepanjang
jalur desensus normal.
Epidemiologi

Prematur

BBL
BBL>900gr Kelainan
<1800gr
(100%) Kongenital
(68,5%)

Cukup
Bulan
(3,4%)
Embriologi

*Minggu 6: primordial germ cells -> migrasi dari yolk sac ke


genital ridge.
*Minggu 7: gen SRY -> berkembang menjadi testis
*Minggu 8: FSH aktif -> mengeluarkan MIF involusi ipsilateral
ductus mullerian + meningkatkan resptor androgen pada
membrane sel Leydig
*Minggu 10-11: stimulasi chorionic gonadotropin+LH -> sekresi
testosterone - > diferensiasi Duct Wolfian -> epididymis, vas
deferens, vesika seminalis.
Etiologi

a. Kelainan gubernakulum testis


b.Kelainan intrinsik testis
c.defisiensi hormon ,gonadotropine yang memicu proses
desensus testis.
Klasifikasi
1. UDT Sesungguhnya
2. Testis Ektopik
3. Testis Retraktil
Undesensus Testis
Penegakkan Diagnosis
1.ANAMNESIS
-Apakah testis pernah teraba di skrotum
-Riwayat operasi daerah inguinal
-Riwayat prenatal: Terapi hormonal pada ibu untuk reproduksi, prematuritas
-Riwayat keluarga: UDT, hipospadia, infertilitas, intersex, pubertas prekoks.

2. PEMERIKSAAN FISIK
a. INSPEKSI
Skrotum biasanya terlihat kosong dan mengkerut.

b. PALPASI
Meraba daerah inguinal dari lateral ke medial dengan tangan yang tidak dominan. Jika
teraba testis, testis dipegang dengan tangan dominan dan ditarik ke arah skrotum
(MILKING ACTION)

3.PEMERIKSAAN PENUNGANG :
Laboratorium, radiologi (USG,CT scan, MRI), Laparoskopi.
Milking Manuver
PENATALAKSANAAN :

Terapi Hormonal : HCG, LHRH, Kombinasi


Pembedahan : Orkidopeksia

Komplikasi :

1. Resiko Keganasan
2. Infertilitas
ORKHITIS

Defenisi
orkhitis adalah inflamasi (peradangan) akut atau infeksi pada testis. Hal ini
biasa terjadi akibat komplikasi dari penyakit sistemik atau sebagai dari
epididimis.

Etiologi
orkhitis (inflamasi pada testis )dapat disebabkan oleh bakteri dan virus. Virus
yang paling sering menyebabkan orkhitis adalah: virus gondongan(mumps).
Virus lainnya meliputi coxackie virus,varicella, echovirus.
Sedangkan bakteri yang menyebabkan antara lain : neisseria gonorhoeae,ecoli
,pseudomonas. Dll.
Faktor resiko untuk orkhitis yang tidak berhubungn
dengan penyakit menular seksual :
a. imunisasi gondongan yang tidak adekuat
b. usia lanjut (lebih dari 45 tahun)
c. infeksi saluran kemih berulang
d. kelainan saluran kemih

faktor resiko orkhitis yang berhungan dengan penyakit


menular seksual :
a. berganti ganti pasangan
b.riwayat penyakit menular pada pasangan
c. riwayat gonorhoe/penyakit menular seksual lainnya.
Epidemiologi
*/kejadian diperkirakan 1 diantara 1.000 laki laki
*/dalam orkhitis gondong, 4 dari 5 kasus terjadi pada laki
laki prepuberitas(lebih muda dari 10 tahun.
*/dalam orkhitis bakteri, sebagian besar kasus
berhubungan dengan epididimitis dan mereka terjadi pada
laki laki yang aktif secara seksual lebih tua dari 15
tahun/pada pria lebih tua dari 50 tahun dengan hipertrofi
prostat jnak (BPH)
*/di Amerika Serikat sekitae 20% dari pasien prepubertal
dengan gondong berkembang orchitis.
Patofisiologi

-kebanyakan penyebab orkhitis pada laki laki yang puber adalah gondongan
(mumps) dimana manifestasinya biasa muncul mendadak dalam 3 sampai 4
hari setelah pembengkakan kelenjer parotis.
-pada pria dewasa atau pubertas biasanya terjadi kerusakan tubulus
seminiferus dan beberapa kasus merusak sel sel leydig, sehingga terjdi
hipogonadisme akibat defisiensi testosteron. Ada pun resiko infertilitas yang
bermakna pada pria dewasa dengan orkhitis parotitika.
-tuberkulosis genitalia yang menyebar melalui darah biasanya berawal
unilateral pada kutub bawah epididimis.
-dapat terbentuk nodula nodula yang mengalami ulserasi kulit.
- infeksi dapat menyebar melalui fenikulus spermatikus menuju testis
-penyebaran lebih lanjut terjdi pada epididimis dan testis kontralteral, kandung
kemih dan ginjal.
Manifestasi klinis :

Tanda dan gejala dapat berupa :


- demam
- semen mengandung darah
- keluar darah dari penis
- pembengkakan pada scrotum
- testis yang terkena terasa berat
- membengkak
- dan teraba lunak
- nyeri ketika berkemih
- buang air besar (mengedan)
Diagnosis
1. Anamnesa
a. ditandai dengan nyeri testis dan pembengkakan
b. nyeri berkisar dari ketidaknyamanan ringan sampai nyeri yang hebat
c. kelelahan / mialgia
d. kadang kadang pasien sebelumnya mengeluh gondongan
e. demam dan menggigil
f. mual
g. sakit kepala

2. Pemeriksaan fisik

1. pembesaran testis dan skrotum


2. erithematous kulit skrotum dan lebih hangat
3. pembengkakan KGB inguinal
4. pembesaran epididimis yang terkait dengan epididymo orchitis
Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan urin kultur
b. Urethral smear (tes penyaringan untuk klamidia dan gonorhoe)
c. Pemeriksaan darah CBC (complete blood count)
d. Dopller ultrasound (untuk mengetahui kondisi testis ,menentukan diagnosa
mendeteksi adanya abses pada scrotum
e. Testicular scan
f. Analisa air kemih
g. Pemeriksaan kimia darah.
Penatalaksanaan
Pengobatan suportif. Bed rest, analgetik, elevasi skrotum.
Yang penting adalah membedakan orchitis dengan torsio testis karena gejala
klinisnya hampir mirip. Tidak ada obat yang diindikasikan untuk pengobatan
orchitis karena virus.
Contoh antibiotiknya :
a. ceftriaxone
b. doxycycline
c. azitromisin trimetoprim sulfametoksazol
d. ciprofloxacin

Prognosis
sebagian besar kasus orchitis karena mumps menghilang secara spontan dalam
3-10 hari. Dengan pemberian antibiotik yang sesuai,sebagian besar kasus
orchitis bakteri dapat sembuh tanpa komplikasi.
Ca Testis

Defenisi
Pertumbuhan sel sel ganas di dalam testis (buah zakar) yang bisa
menyebabkan testis membesar atau menyebabkan adanya benjolan di dalam
scrotum (kantung zakar)

kanker yang demikian diklasifikasikan sebagai germinal atau non germinal.


Tumor germinal timbul dari sel sel germinal testis ( seminoma,
terakokarsinoma, dan karsinoma embrional.). Dimana tumor germinal ini
timbul dari epitelium.
Klasifikasi patologi tumor testis menurut WHO :
1. Tumor Sel Bening
a. Tumor dengan satu pola histologi
-seminoma
-seminoma spermatositik
-karsinoma embrional
-yolk sac tumor ( karsinoma embrional tipe infuntile)
-teratoma ( matur, imatur, dengan tranformasi maligna)
b.Tumor dengan lebih dari satu pola histologi
-karsinoma emrional plus teratoma
-kariokarsinoma dan tipe lain apapun
-kombinasi lain (perinci)
2. Tumor Stromal tali kelamin
a. bentuk berdiferensiasi baik ( tumor sel leydig, tumor sel sertoli, tumor sel
granolose )
b. bentuk campuran
c. bentuk berdiferensiasi tidak lengkap
Etiologi

Kebanyakan kanker testis terjadi pada usia dibawah 40 tahun.


Penyebab yang pasti tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor
menunjang tejadinya kanker testis :
a. testis undesensus ( testis yang tidak turun kedalam testis )
b. perkebangan testis yang absnormal
c. sindroma klinefelter
d. faktor lain yang berkemungkinan menjadi penyebab dari
kanker testis tapi masih dalam paraf penelitian adalah pemaparan
bahan kimia tertentu dan infeksi HIV.
Patofisiologi
Kkk
*Tumor testis pada mulanya berupa lesi intratestikuler yang akhirnya mengenai
seluruh parenkim

*Sel tumor kemudian menyebar ke testis , epididimis ,funikulus spermatikus /bahkan


ke kulit scrotum

*Tunika albugenia merupakan barier yang sangat kuat bagi penjalaran tumor testis
ke organ sekitarnya.

*Sehingga kerusakan tunika albugenia oleh invasi tumor membuka peluang sel sel
tumor untuk menyebar keluar testis

kecuali keriokarsinoma , tumor testis menyebar melalui pembuluh darah


limfe menuju ke kelenjer limfe retroperitoneal (pada aorta) sebagai stasiun pertama
kemudian menuju ke kelenjer mediastinal dan supraklavicula sedangkan
kariokarsinoma menyebar secra hematogen ke paru ,hepar dan otak
Manifestasi Klinis

Gejala berupa :
-testis membesar/ teraba aneh(tidak seperti biasanya)
-benjolan / pembengkakan pada salah satu testis atau keduanya
-nyeri tumpul dipunggung/ perut bagian bawah ginekomastia
- rasa tidak nyaman/ rasa nyeri di testis / scrotum terasa berat

Pemeriksaan Penunjang :
1. USG scrotum
2. pemeriksaan darah untuk pertanda tumor ,AFD,HCG,LDH
3.Rontgen dada (untuk mengetahui penyebaran kanker ke paru)
4.CT scan perut (untuk mengetahui penyebaran kanker k organ perut
5. bopsi jaringan
CA TESTIS
Penatalaksanaan

Pengobatan tergantung pada jenis stadium dan beratnya penyakit.


Setelah kanker ditemukan ,langkah pertama yang dilakukan
adalah menentukan jenis sel kankernya , selanjutnya ditentukan
stadiumnya :

a. stadium I : kanker belum menyeba ke luar testis.


b. stadium II : kanker telah menyebar ke kelenjer getah bening di
perut
c. stadium III : kanker telah menyebar ke luar kelenjer getah
bening ,bisa sampai ke hati dan paru paru.
Ada 4 macam pengobatannya :
1. pembedahan : pengangkatan testis (orkiektomi ) dan penganggkatan kelenjer getah
bening (limfadenektomi)
2. terapi penyinaran : menggunakan sinar X dosis tinggi/ sinar energi tinggi
3. kemoterapi : digunakan obat obatan (sisplastin,etoposid, ) untuk membubuh sel sel
kanker, kemoterapi meningkatkan angka harapan hidup penderita tumor non seminoma
4. pencangkokan sumsum tulang dilakukan jika kemoterapi menyebabkan kerusakan
pada sumsum tulang penderita

tumor Seminoma :
stadium I : di obati dengan orkiektomi dan penyinaran kelenjer getah bening
stadium II : di obati dengan orkiektomi , penyinaran kelenjer getah bening dan
kemoterapi dengan sisplastin.
Stadium III : di obati dengan orkiektomi dan kemoterapi multi obat.
SEKIAN DAN TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai