Cacing dewasa hidup di sekum (cecum) tapi pada infeksi yang berat dapat dijumpai dibagian
bawah ileum sampai rectum. Telur keluar bersama tinja, telur mengandung larva / menjadi
infektif dalam waktu 2 – 4 minggu. Apabila telur tertelan manusia, telur akan menetas
menjadi larva di istestinum tenue kemudian larva menembus villi-villi usus dan tinggal
didalamnya selama 3 – 10 hari. Setelah larva tumbuh , kemudian larva turun sampai sekum
kemudian menjadi cacing dewasa. Waktu yang diperlukan sejak tertelannya telur sampai
menjadi cacing dewasa yang siap bertelur kira-kira 90 hari.
Morfologi Trichuris trichiura
Ciri-ciri telur :
- berbentuk oval
- ukuran : panjang ± 50 μm dan lebar ± 23 μm
- dinding 2 lapis : lapisan luar berwarna kekuningan dan lapisan dalam transparan
- pada kedua ujung telur terdapat tonjolan yang disebut mucoid plug / polar plug / clear
knop
- telur berisi embrio
Pada anak-anak sering terjadi prolapsus recti (keluarnya mukosa rectum dari anus), hal ini
terjadi karena : cacing mengeluarkan racun yang bersifat melemaskan otot rectum cacing
yang merupakan benda asing pada rectum sehingga menyebabkan otot-otot rectum berusaha
mengeluarkan cacing dengan cara meningkatkan gerakan peristaltik
Pengobatan :
Obat untuk trichuriasis adalah mebendazole, dosis tunggal 500 mg dapat memberikan tingkat
kesembuhan dari 40% – 75%. Obat alternatif dari mebendazole adalah albendazole, tetapi
khasiat obat ini sedikit lebih rendah daripada mebendazole. Suplemen zat besi juga
diperlukan jika orang yang terinfeksi menderita anemia.
Insidensi penyakit trichuriasis biasanya tinggi tetapi intensitas infeksinya ringan. Pada negara
tropis rata-rata insidensi 80% sedangkan di Amerika Serikat hanya 0,05 – 10%. Anak-anak
lebih sering terkena infeksi daripada orang dewasa.
Diphyllobothrium latum
Telur yang belum berembrio keluar bersama tinja → jika telur berada di air akan mengalami
embrionisasi dalam waktu sekitar 18 – 20 hari → menghasilkan onkosfer yang berkembang
menjadi coracidia (onkosfer yang bersilia) → dimakan hospes intermedier 1 → coracidia
kehilangan silia, menembus dinding usus dan berkembang menjadi larva procercoid →
dimakan hospes intermedier 2 (ikan kecil) → larva procercoid bermigrasi ke dalam daging
ikan dan berkembang menjadi larva plerocercoid (sparganum) → larva plerocercoid
merupakan bentuk infektif bagi manusia, karena manusia umumnya tidak makan ikan kecil
ini tidak mewakili sumber infeksi → ikan kecil dimakan oleh ikan yang lebih besar →
sparganum dapat bermigrasi ke otot-otot ikan besar → manusia dapat terinfeksi jika
memakan ikan mentah atau setengah matang → larva plerocercoid berkembang menjadi
dewasa dan tinggal di usus halus → cacing dewasa menempel pada mukosa usus dengan
menggunakan dua jalur bilateral (bothria) pada scolex.
Pengobatan Diphyllobothriasis :
Praziquantel, dengan dosis untuk dewasa 5-10 mg/kg secara oral dalam terapi dosis tunggal,
dosis untuk anak-anak sama dengan dosis dewasa. (Catatan: praziquantel harus diminum
dengan cairan selama makan.) Alternatif bisa menggunakan obat niclosamide dengan dosis
dewasa 2 gram sekali oral, anak-anak 50 mg/kg (maksimal 2 gram) secara oral. (Catatan:
niclosamide harus dikunyah secara menyeluruh atau dihancurkan dan ditelan dengan sedikit
air.)
Salmonella
Salmonella adalah bakteri gram negatif dan terdiri dari famili Enterobacteriacea. Salmonella
merupakan bakteri patogenik enterik dan penyebab utama penyakit bawaan dari makanan
(foodborne disease). Antigen salmonella terdiri dari tiga yakni antigen terluar O, flagella H
dan kapsul Vi (virulensi). Terdapat lebih dari 2500 serotipe salmonella yang dapat
menginfeksi manusia. Namun serotipe yang sering menjadi penyebab utama infeksi pada
manusia adalah Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B, Salmonella paratyphi C,
Salmonella cholerasius, Salmonella typhi
Spesies Salmonella dapat dibagi kepada dua yakni spesies typhoidal dan non typhoidal. Bagi
kelompok typhoidal bisa menyebabkan demam tifoid dan untuk spesies non typhoidal bisa
menyebabkan diare atau disebut enterokolitis. Spesies typhoidal adalah bakteri Salmonella
typhi dan Salmonella paratyphi dan bakteri Salmonella enteriditis
Morfologi
Salmonella merupakan bakteri batang gram negatif yang pertumbuhannya anaerob fakultatif.
Berukuran 1-3,5 μm x 0,5-0,8 μm, besar koloni rata-rata 2-4 mm. Salmonella mempunyai
flagela peritrika yang dapat memberikan sifat motil pada salmonella tersebut. Flagela
mengandung protein yang disebut flagellin yang memberi signal bahaya kepada sistem
kekebalan tubuh. Salmonella adalah organisme yang mudah tumbuh pada medium sederhana,
namun hampir tidak pernah memfermentasikan laktosa dan sukrosa.
Taksonomi Salmonella sp
- kingdom : Bacteria
- divisi : Proteobacteria
- kelas : Gamma proteobacteria
- ordo : Enterobacteriales
- famili : Enterobacteriaceae
- genus : Salmonella
- spesies : Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyhphi B,
Salmonella choleraesius, Salmonella enteriditis.
Demam tifoid ini disebabkan oleh infeksi bakteri S. typhi yang merupakan bakteri gram
negatif, motil dan tidak menghasilkan spora. Bakteri ini dapat hidup pada suhu tubuh
manusia maupun suhu yang sedikit lebih rendah, serta mati pada suhu 70oC ataupun oleh
antiseptik.
- Antigen O = Ohne Hauch = antigen somatik. Serupa dengan antigen O pada kuman
Enterobacteriaceae lainnya. Antigen ini tahan terhadap pemanasan 100oC, alkohol, dan asam.
Antibodi yang dibentuk terutama adalah IgM.
- Antigen H = Hauch, terdapat pada flagela dan bersifat termolabil. Antigen H rusak pada
pemanasan di atas 60oC, alkohol, dan asam. Antibodi yang dibentuk bersifat IgG.
- Antigen Vi = Kapsul = Merupakan polimer dari polisakarida yang bersifat asam, terdapat
pada bagian paling luar badan kuman. Antigen ini dapat rusak dengan pemanasan 60oC
selama 1 jam, juga pada penambahan fenol dan asam. Kuman yang mempunyai antigen Vi
ternyata lebih virulen, baik terhadap binatang maupun manusia. Antigen Vi juga menentukan
kepekaan kuman terhadap bakteriofaga.
Patogenitas
Salmonella typhi, Salmonella paratyphi A, dan Salmonella paratyphi B infektif bagi manusia.
Transmisi dari bakteri ini biasanya melalui fecal oral dan Salmonella sp. Ditularkan kepada
manusia, ketika manusia mengkonsumsi makanan yang tercemar oleh bakteri tersebut. Selain
dari makanan juga bisa melalui hewan seperti kotoran reptil, ayam dan bebek yang
mengkontaminasi makanan maupun air, lalu makanan dan air tersebut di konsumsi oleh
manusia
Salmonella sp dapat menimbulkan penyakit pada tubuh manusia yang disebut dengan
Salmonellosis. Salmonellosis diakibatkan oleh makanan yang tercemar oleh Salmonella sp.
dikonsumsi oleh manusia. Salmonellosis ditandai dengan gejala demam yang timbul secara
akut, nyeri abdominal, diare, mual dan terkadang muntah
Demam tifoid adalah penyakit yang penyebarannya melalui saluran cerna, masuk ke tubuh
manusia bersama bahan makanan atau minuman yang tercemar. Cara penyebarannya melalui
muntahan, urin dan kotoran dari penderita yang kemudian secara pasif terbawa oleh lalat
(kaki-kaki lalat). Lalat itu mengontaminasi makanan, minuman, sayuran, maupun buah-
buahan segar. Saat bakteri masuk ke dalam saluran pencernaan manusia, sebagian bakteri
mati oleh asam lambung dan sebagian kuman masuk ke dalam usus halus. Bakteri S. Typhi
yang berada diusus halus tepatnya ileum distal aktif sehingga menyebabkan perforasi usus
halus. Bakteri S. typhi yang berada di usus halus menuju ke kelenjer getah bening, ke
pembuluh darah, dan ke seluruh tubuh (terutama pada organ hati, empedu, dan lain-lain)
Oleh karena itu, feses dan urin penderita bisa mengandung bakteri S. typhi yang bisa
menginfeksi orang lain melalui makanan atau minuman yang dicemari, pada penderita yang
tergolong carrier (terinfeksi bakteri ini namun tidak menunjukkan gejala), bakteri Salmonella
bisa ada pada feses maupun urin. S. typhi hanya memiliki hospes manusia dan ditemukan
didaerah yang memiliki sanitasi dan hygiene yang rendah
Pengobatan salmonella
Keracunan Salmonella memerlukan waktu penyembuhan sekitar satu minggu tanpa perlu
pengobatan khusus jika penderitanya memiliki kekebalan tubuh yang baik.
Sebagai cara menyembuhkan salmonella, minumlah banyak air dan cairan lainnya untuk
menghindari dehidrasi jika mengalami diare. Namun, apabila mengalami gejala infeksi
salmonella memberat, sebaiknya segera memeriksakan diri ke Dokter Spesialis Penyakit
Dalam.
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan tinja, urin, dan pemeriksaan
laboratorium. Selain itu, jika gejala semakin parah, diare parah hingga muncul kotoran
berdarah, demam tinggi yang tak kunjung membaik, dan dehidrasi parah juga menandakan
Anda memerlukan obat-obatan antidiare, antibiotik, maupun perawatan medis lainnya.
Infeksi salmonella yang tidak tertangani bisa menyebabkan robeknya dinding usus dan
komplikasi lain yang lebih serius.
Menjaga kebersihan tubuh dan makanan adalah cara paling utama untuk mencegah terjadinya
salmonella. Pencegahan infeksi salmonella juga sangat penting dilakukan terutama jika di
dalam rumah terdapat anak atau orang tua dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), ada beberapa cara mencegah
salmonella, diantaranya:
• Pastikan semua unggas, daging, makanan laut, dan telur, dimasak dengan baik. Masak
makanan yang mengandung bahan-bahan ini ke suhu internal 73,8 ° C (165 ° F).
• Hindari mengkonsumsi susu mentah atau produk susu lainnya yang tidak dipasteurisasi.
• Hindari mengkonsumsi telur mentah atau setengah matang. Simpan telur dalam
lemari es.
• Jangan konsumsi telur yang sudah retak.
• Cuci bersih produk sebelum dikonsumsi.
• Cuci bersih semua peralatan, termasuk talenan, pisau, dan meja, setelah menangani
makanan mentah.
• Cuci tangan secara menyeluruh saat akan mengolah makanan, setelah kontak dengan
kotoran, maupun setelah memegang reptil atau burung
Shigella
Shigella merupakan kuman patogen pada manusia dan genus Shigella termasuk dalam tribe
eschericiae dan merupakan salah satu penyebab penyakit disentri pada manusia. Shigella
yang menyebabkan disentri adalah: Shigella shiga (dysentriae), Shigella flexneri, Shigella
boydii dan Shigella sonnei
Kingdom : Bacteria
Phylum : Proteobacteria
Class : Gamma Proteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Family: Enterobacteriaceae
Genus : Shigella
Spesies : Shigella Dysentriae
Shigella dysentriae adalah batang gram-negatif yang ramping bentuk coccobacilli ditemukan
pada biakan yang muda. Biakan shigella bersifat fakultatif anaerob tetapi tumbuh paling baik
secara aerob. Koloninya berbentuk konveks, bulat, transparan dengan tepi yang utuh
a. Endotoksin
Semua Shigella mengeluarkan toksin liposakarida yang toksik pada autolisis. Shigella
Dysentriae type 1 juga bisa menghasilkan shiga toksin, yang mampu memberikan efek lebih
parah dan berbahaya (Brener, 2007).
b. Eksotoksin
Eksotoksin merupakan sebuah protein yang antigenik (merangsang produksi antitoksin) dan
mematikan pada binatang percobaan. Eksotoksin yang dihasilkan oleh Shigella dysentriae
tidak tahan panas yang dapat mengenai usus dan sistem saraf pusat. Sebagai enterotoksin, zat
ini dapat menimbulkan diare. Pada manusia, enterotoksin juga menghambat penyerapan gula
dan asam amino pada usus kecil. Berlaku seperti neurotoksin, materi ini menyebabkan rasa
sakit yang hebat dan infeksi Shigella dysentriae yang fatal dan pada reaksi susunan saraf
pusat misalnya meningismus, koma (Jawets, 2008).
Infeksi shigella hampir selalu terbatas di saluran cerna, jarang terjadi invasi ke aliran darah.
Shigella sangat menular, dosis infektifnya adalah 10 3 organisme. Proses patologi yang
penting adalah invasi ke sel epitel mukosa dari vakuola fagositik, bermultiplikasi dan
menyebar di dalam sitoplasma sel epitel, dan menyebar ke sel yang ada di dekatnya. Tanda-
tanda klinis yang umum adalah demam, rasa sakit perut yang parah dan diare cair secara
mendadak (Juneja, 2010).
Pada orang dewasa, demam dan diare menghilang spontan dalam 2-5 hari. Tapi, pada anak-
anak dan lanjut usia, kehilangan elektrolit dan air dapat menyebabkan dehidrasi bahkan
kematian.
Shigella dysentriae tersebar luas di seluruh dunia dan bersifat endemik. Kuman ini
disebabkan oleh serangga terutama lalat yang hinggap pada feses penderita dysentri dan
disebarkan pada makanan dan minuman. Infeksi melalui per oral
Gejala
Tanda dan gejala shigellosis umumnya timbul satu hingga dua hari setelah kontak dengan
bakteri Shigella. Akan tetapi bakteri ini terkadang membutuhkan waktu hingga satu minggu
untuk berkembang.
Diagnosis
Diare, baik yang disertai darah maupun tidak, bisa terjadi akibat sejumlah penyakit. Untuk
memastikan adanya diagnosis shigellosis umumnya membutuhkan pengambilan sampel feses
untuk dievaluasi lebih lanjut di laboratorium.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium, bisa dipastikan adanya bakteri Shigella atau zat beracun
dari bakteri tersebut.
Penanganan
Infeksi shigellosis umumnya berlangsung selama 5–7 hari. Menggantikan cairan tubuh yang
hilang akibat diare merupakan salah satu elemen penting dari penanganan masalah.
Pencegahan
Saat ini, World Health Organization sedang melakukan penelitian untuk mengembangkan
vaksin untuk mencegah terjadinya shigellosis. Namun, beberapa cara dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari untuk mencegah seseorang terinfeksi dari bakteri Shigella, di antaranya
adalah: