Anda di halaman 1dari 13

PARASITOLOGI

KELOMPOK 3
ANGGOTA : 1.ALFINA NOVIANA
2. AYU SEPTI SUNDARI
3. DINA MELINDA
4. GHINA RAUDYA
5. NEVTI SUNDARI

GURU PEMBIMBING : ERWIN NOFYA, M. Si.


Trichuris trichiura

 Cacing cambuk
Klasifikasi

 Kingdom : Animalia
 Hylum : Nemathelminthes
 Class : Nematoda
 Subclass : Adenophorea
 Ordo : Enoplida
 Sub famili : Trichinelloides
 Genus : Trichuris
 Spesies : Trichuris trichiura
 Hospes Definitif:
Manusia

 Hospes Intermediet:
Tanah

 Nama Penyakit:
Trikhuriasis, trikhosefaliasis, infeksi cacing cambuk,
Distribusi Geografis

 Cacing Trichuris trichiura tersebar luas di daerah


beriklim tropis yang lembab dan panas, namun
dapat juga ditemukan di seluruh dunia
(kosmopolit), termasuk di Indonesia

 Infeksi Trichuris trichiura didasari dengan sanitasi


yang inadekuat dan populasi yang padat,
umumnya dijumpai di daerah kumuh dengan
tingkat sosioekonomi yang rendah.
Morfologi
 Cacing betina berukuran 3,5-5 cm dan yang jantan 3,0-
4,5 cm

 Cacing jantan tubuhnya membengkok ke depan hingga


membentuk satu lingkaran penuh, satu spikola menonjol
keluar melalui selaput retraksi

 Bagian posterior tubuh cacing betina membulat tumpul


dan vulva terletak pada ujung anterior bagian yang
tebalbagian anterior halus seperti cambuk, bagian ekor
lurus berujung tumpul. Vulva terdapat di bagian tubuh
yang mulai membesar, sedangkan anusnya terletak di
bagian posterior tubuh

 Cacing betina dapat bertelur sampai 200.000 butir


sehari, yang dapat berlangsung selama masa hidupnya
yaitu kira-kira 1 tahun
Telurnya berukuran ± 50 X 22
mikron, bentuknya seperti
tempayan dengan kedua ujung
menonjol, berdinding tcbal dan
berisi larva. Kulit bagian luar
berwama kekuning-kuningan dan
bagian dalarnnya jemih.
Siklus Hidup
 Siklus hidup trichirus trichiura berawal dari telurnya yang keluar bersama tinja yang
selanjutnya mengalami pematangan di dalam tanah. Dalam prosesnya, pematangan telur ini
membutuhkan waktu 3 minggu hingga 5 minggu. Telur yang sudah matang akan bersifat
infektif. Telur yang infektif inilah yang kemudian dapat meninfeksi manusia.

 Prosesnya, dapat melalui vektor mekanik atau benda–benda lain yang telah terkontaminasi.
Misalnya tanah yang terkontaminasi dengan tinja manusia, (yang mengandung telur cacing
cambuk) atau sayuran yang disemprot menggunakan feses. Infeksi dapat langsung terjadi
apabila secara kebetulan telur cacing yang telah matang atau siap menetas tidak sengaja
tertelan. Telur yang tertelan oleh manusia akan masuk dalam usus dan menetas didalamnya.

 Dalam proses penetasannya, larva akan keluar melalui dinding telur dan masuk ke bagian-
bagian usus halus. Selanjutnya akan menjadi dewasa. Setelah dewasa, cacing yang berada
pada bagian distal usus selanjutnya menuju ke daerah colon. Masa pertumbuhan yang dilalui
sejak dari telur sampai pada bentuk cacing dewasa kurang lebih selama 30hari sampai 90
hari. Cacing dewasa jantan dan betina melakukan tindakan kopulasi, sehingga cacing betina
mengalami gravid. Pada saatnya nanti, cacing betina akan bertelur dan bercampur bersama
dengan feses di dalam usus besar. Telur cacing akan keluar bersama feses pada saat
manusia buang air besar.

 Selanjutnya telur tersebut akan mengalami pematangan dalam waktukurang-lebih 6 minggu.


Proses pematangan akan berjalan dalam lingkungan yang sesuai yaitu pada tanah yang
lembab dan tempat yang teduh. Yang dimaksud dengan Hospes atau inang dari trichuriasis
adalah manusia. Siklus hidup trichuris trichuaris sangat berkaitan dengan apa yang
dikonsumsi manusia dan apa yang ada dalam feses manusia.
Patologi
Gejala Klinis
 Infeksi ringan tidak menyebabkan gejala klinis yang khas.
Pada infeksi berat dan menahun menyebabkan disentri,
prolapsus rckti, apendesitis, anemia berat, mual dan muntah.
Disentri yang terjadi dapat menyerupai amebiasis.

 Infeksi pada umumnya ringan sampai sedang dengan


sedikit/tanpa gejala.

 Perkembangan larva Trichuris di dalam usus biasanya tidak


memberikan gejala klinik yang bcrarti walaupun dalam
sebagian masa perkembangannya larva memasuki mukosa
intestinurn tenue.

 Proses yang berperan dalam menimbulkan gejala yaitu


trauma oleh cacing dan dampak toksik. Trauma pada dinding
usus terjadi karena cacing ini membenarnkan kepalanya pada
dinding usus. Cacing ini biasanya menetap pada sekum. Pada
infeksi yang ringan kerusakan dinding mucosa usus hanya
sedikit.
Diagnosis

 Diagnosis infeksi cacing cambuk mudah


ditegakkan dengan menemukan telur yang terdapat
dalam tinja.
 Jumlah telur-telur ini sangat berbengaruh terhadap
terjadinya infeksi, karena infeksi ringan biasanya
tidak menyebabkan masalah dan tidak memerlukan
pengobatan.
 Pada pemeriksaan contoh tinja dengao mikroskop,
akan ditemukan telur parasit yang berbentuk
seperti tong.
 Telur-telur ini biasanya dapat diidentifikasi dengan
pulasan permanen, tetapi morfologinya lebih
mudah dilihat pada sediaan basah.

Anda mungkin juga menyukai