Anda di halaman 1dari 19

TUGAS METODE PENELITIAN

“VALIDITAS PENELITIAN DAN


VALIDITAS PENGUKURAN “

Kelompok 11 (KELAS E)
1. ROBEKKA SIMAMORA (121000505)
2. VENTY FAZRILIANA (121000506)
3. USI PURNAMA SARI(121000508)
4. MARISSA (121000510)
5. TRISKA P.I.H (121000511)
6. ELISSA EFELINDA SIREGAR(121000514)
Validitas
Validitas
penelitian

Validitas
pengukuran
Validitas penelitian
 derajat kebenaran kesimpulan yang ditarik
dari sebuah penelitian, yang dipengaruhi dan
dinilai berdasarkan metode penelitian yang
digunakan, keterwakilan sampel penelitian,
dan sifat populasi asal sampel (Last, 2001).
 contoh, ketika sebuah meta-analisis
melaporkan hasil analisis dari 18 studi bahwa
penggunaan telepon seluler ≥10 tahun
meningkatkan risiko tumor otak, yakni
neuroma akustik dan glioma (Hardell et al.,
2007), keabsahan kesimpulan tersebut
merujuk kepada validitas penelitian.
Jenis validitas penelitian

Validitas internal

Validitas eksternal
Validitas internal Validitas eksternal
 Berkaitan dengan  Berkaitan dengan seberapa
seberapa jauh suatu jauh suatu hasil penelitian
hasil penelitian dapat dapat digeneralisasikan
menghasilkan pada
orang,situasi,waktu,penguku
penjelasan yang tunggal ran dan karakteristik di luar
dan tidak ambigu dari yang digunakan dalam
mengenai hubungan penelitian
antara dua variabel  Contoh : apabila kita
meneliti tingkat efektifitas
 Faktor yang suatu metode penyuluhan
mempengaruhi nya : baru mengenai program
Sejarah,kematangan,sel imunisasi dengan
mengambil sampel di suatu
eksi,prosedur,instrumen desa dan ternyata baik hasil
(alat),mortalitas,nilai nya.
rata-rata.
Ancaman terhadap penelitian
validitas internal
 Extraneous variabel
Variabel independent yang dapat mempengaruhi
hasil penelitian
 Confounding variabel
Extraneous variabel yang biasanya tidak di
monitor yang mengalami perubahan secara
sistematis sejalan dengan variabel yang diteliti
Contoh : penelitian pengaruh musik terhadap
performa kerja
Perlakuan : musik tenang ,musik agresif dan
tanpa musik
Confounding variabel : kelelahan
3 bentuk generalisasi dalam
Validitas eksternal
 1. generalisasi dari sampel ke populasi

Contoh :
Pengaruh tayangan kekerasan di telivisi
terhadap prilaku 50 anak sekolah
2. generalisasi dari satu penelitian ke
penelitian yang mirip
Contoh
Pengaruh computer mediated learning
terhadap prestasi penelitian pada 25
mahasiswa usu tahun 2014
-apakah hasilnya akan sama jika di ulang
kembali tahun 2020 pada 25 mahasiswa
ui yang berbeda ?
-apakah hasilnya akan sama jika dilakukan
di unhas makasar,dengan prosedur
yang sama ?
3.Generalisasi dari penelitian ke
situasi dunia nyata
 Contoh pengaruh penggunaan hp
terhadap kecepatan mengemudi
,dilakukan dalam simulasi
- Apakah akan di peroleh hasil yang sama
jika dalam situasi di jalan raya

Jadi peneliti harus mampu


mengidentifikasi berbagi ancaman
validitas penelitian
Validitas pengukuran
 Last (2001) :“an expression of the
degree to which a measurement
measures what it purports to measure”.
 Validitas pengukuran merupakan
pernyataan tentang derajat kesesuaian
hasil pengukuran sebuah alat ukur
(instrumen) dengan apa yang
sesungguhnya ingin diukur oleh peneliti.
 Sedang pengukuran (measurement)
merupakan prosedur pemberian nilai
kuantitatif atau kualitatif terhadap
variabel pada subjek penelitian (Streiner
dan Norman, 2000).
4 Aspek Pengukuran

Validitas isi

Validitas muka

Validitas
konstruk

Validitas kriteria
1) Validitas isi
Derajat kesesuaian hasil pengu-kuran variabel yang diteliti oleh
sebuah alat ukur dengan isi (content) dari variabel tersebut
sebagaimana yang dimaksudkan oleh peneliti

Contoh, jika sebuah kuesioner dirancang untuk mengukur sikap


anggota masyarakat terhadap orang dengan HIV/ AIDS (ODHA),
maka validitas isi alat ukur tersebut merujuk kepada sejauh mana isi
kuesioner memang mengukur sikap, bukan mengukur variabel
lainnya (misalnya, persepsi atau perilaku terhadap ODHA), dan
sejauh mana berbagai aspek sikap telah tercermin dalam item-item
pertanyaan kuesio-ner. Jika tidak mengukur sikap, maka alat ukur
tersebut tidak valid.

Validitas isi mencakup dua aspek: (1) relevansi isi, dan (2)
liputan isi (Messick, 1980, dikutip oleh Streiner dan Norman,
2000).
2) Validitas muka (face validity)

derajat kesesuaian antara penampilan luar alat


ukur dan atribut-atribut variabel yang ingin diukur.
jika alat ukur merupakan kuesioner, maka item-
item pertanyaan dalam kuesioner harus dapat
dipahami oleh subjek penelitian dengan benar.
3) Validitas konstruk
 kesesuaian antara hasil pengukuran alat ukur
dengan konsep (konstruk) teoretis tentang variabel
yang diteliti.
 Dengan memecah sebuah variabel abstrak menjadi
bagian-bagian yang lebih konkrit lalu membangun
kembali (merekonstruksi) bagian-bagian itu menjadi
satu kesatuan variabel semula, maka keabstrakan
variabel itu dibuat menjadi lebih konkrit, sekaligus
dapat diukur secara kuantitatif.
 Validitas konstruk dibedakan dalam dua aspek:
(1) validitas konvergen, dan (2) validitas
diskriminan
a. Validitas konvergen
(convergent validity)
derajat kesesuaian antara atribut hasil pengukuran alat ukur dan
konsep-konsep teoretis yang menjelaskan keberadaan atribut-
atribut dari variabel terse-but.

contoh, jika berdasarkan teori, kecemasan ditandai oleh bukti-


bukti adanya telapak tangan berkeringat, takhikardia, gerakan
mondar-mandir, dan kesulitan memusatkan perhatian, maka
sebuah alat ukur kecemasan dikatakan memiliki validitas
konvergen apabila berkorelasi dengan bukti-bukti tersebut di
atas. Seandainya hasil pengukuran kecemasan ternyata tidak
berkorelasi dengan bukti-bukti tersebut, maka problem
kesalahan bisa terletak pada pengukuran bukti-bukti tentang
kecemasan tersebut, atau teorinya yang salah tentang kece-
masan (Streiner dan Norman, 2000).
b. Validitas diskriminan
(discriminant validity)
 derajat ketidaksesuaian antara atribut-atribut
yang seharusnya tidak diukur oleh alat ukur
dan konsep-konsep teoretis tentang variabel
tersebut.
 Contoh, jika teori (misalnya, patofisiologi)
menyatakan bahwa kecemasan tidak
dimanifestasikan dalam bentuk tingkat
kebotakan kepala (dalam bahasa kedokteran
disebut “alopecia”), maka pengukuran yang
memiliki validitas diskriminan seharusnya tidak
berkorelasi dengan tingkat kebotakan kepala.
Sebaliknya jika berkorelasi, maka masalahnya
bisa terletak pada pengukuran kecemasan,
atau konstruk teoretisnya yang salah tentang
kecemasan
4) Validitas kriteria (criterion
validity)
 kesesuaian antara hasil pengukuran
sebuah alat ukur dengan alat ukur ideal
(standar emas), tentang variabel yang
diteliti. Validitas kriteria dibedakan dalam
dua aspek:
(1) Validitas sewaktu; dan

(2) Validitas prediktif (Streiner dan


Norman, 1989).
 kesesuaian hasil pengukuran  kesesuaian antara hasil
antara suatu alat ukur dan alat pengukuran alat ukur sekarang
ukur ideal (standar emas) dan hasil pengukuran standar
pada waktu yang sama. emas di masa mendatang.
 Contoh, angiografi merupakan Berbeda dengan validitas
prosedur diagnostik definitif sewaktu, hasil pengukuran
untuk stroke, tetapi invasif dan standar emas dalam validitas
mengandung risiko kematian
sebesar 1% (Rosner, 1990). prediktif belum tersedia saat
Positron Emissions ini, melainkan baru diketahui
Tomography (PET) scanner beberapa waktu mendatang.
mendiagnosis stroke dengan
mengukur aliran darah otak  Contoh, jika alat ukur meru-
secara non-invasif dan lebih
aman. Penilaian derajat pakan suatu alat skrining,
kesesuaian antara hasil maka proporsi subjek yang
pengukuran PET scanner dan diklasifikasikan sebagai sakit
peng-ukuran angiogram akan benar-benar berpenyakit
merupakan penilaian validitas di kemudian hari.
kriteria.

a. Validitas sewaktu b. Validitas prediktif (predictive


(concurrent validity,
simultaneous validity) validity, prognostic validity)

Anda mungkin juga menyukai