Anda di halaman 1dari 7

Makalah Kutu Rambut

kutu.rambut

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perjuangan manusia melawan gangguan serangga(Arthropoda pengganggu) sudah
dimulai semenjak ia tercipta di muka bumi ini. Sebagian serangga menyerang manusia dan
hewan ternak baik secara langsung dengan menghisap darahnya, maupun tidak langsung
sebagai penular berbagai jenis penyakit atau sebagai pengganggu dengan caranya
nimbrung/ menempel pada inangnya sehingga menimbulkan gangguan fisik pada inangnya.
Beberapa jenis serangga diantaranya yaitu lalat, nyamuk, kutu, pinjal, caplak, tungau dan
lain-lain.
Kutu termasuk dari ordo phithiraptera, yang ditandai dengan tubuh yang pipih
dorsoventral, tidak bersayap dan bagian tubuh terdiri dari kepala, toraks dan abdomen. Ordo
Phithiraptera mempunyai empat sub ordo yaitu subordo Amblycera dan subordo ischnocera
yang merupakan kelompok kutu penggigit (tidak menghisap darah) dan umumnya ditemui
pada hewan. Selain itu subordo Rhynchophthirina dan subordo Anoplura merupakan kutu
penggigit sekaligus penghisap darah. Dari keempat subordo itu Anoplura merupakan subordo
yang mempunyai peranan yang penting dan berpengaruh bagi kesehatan dengan spesiesnya
antara lain Pediculus humanus capitis (kutu kepala), pediculus humanus corporis (kutu
badan),phthirus humanus pubis (kutu kemaluan).

a.
b.
c.
d.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dari makalah ini ialah sebagai berikut:
Untuk mengetahui semua yang berkaaitan dengan Pediculus Humanus Capitis, baik dari
klasifikasi, morfologi, siklus hidup,epidemiologi, hospes, penyakit yang disebabkan, gejala
penyakit, cara penularan, pencegahan, dan pengobatannya.
Untuk meningkatkan pengetahuan kami, baik dari cara penulisan Karya Ilmiah, juga dari isi
yang terkandung dari makalah ini.
Untuk dijadikan langkah pengendalian atau pencegahan dari serangan parasit ini.
Untuk memenuhi tugas kuliah Parasitologi.

BAB II
TEORI DAN FAKTA
2.1 Klasifikasi Pediculus humanus capitis (Kutu rambut)
Kingdom
Animalia
Phylum
Arthropoda
Class
Insekta
Ordo
Phthriraptera
Family
Pediculidae
Genus
Pediculus
Species
Pediculus humanus capitis
2.2 Morfologi Pediculus humanus capitis

Kutu rambut jantan berukuran 2mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf V.
Sedangkan kutu rambut betina berukuran 3mm, alat kelamin berbentuk seperti huruf V
terbalik. Pada ruas abdomen terakhir mempunyai lubang kelamin di tengah bagian dorsal dan
2 tonjolan genital di bagian lateral yang memegang rambut selama melekatkan telur. Jumlah
telur yang diletakkan selama hidupnya diperkirakan 140 butir. Telur :Telur berwarna putih
mempunyai oper culum 0,6-0,8 mm disebut nits. Telur memiliki perekat yang disebut
cement.Bentuknya lonjong dan memiliki perekat, sehingga dapat melekat erat pada
rambut. Pada stadium nimfa tumbuh dan bertukar kulit (molting) 3 x dalam wlaktu 3-9 hari
menjadi nimfa instar satu, dua, tiga dan berubah menjadi kutu dewasa dengan ukuran
maksimal 4,5 mm. Kutu jantan maupun betina menghisap darah inang setiap saat sejak
stadium nimfa hingga dewasa.
2.3 Fisiologi Pediculus humanus capitis
1. Sistem respirasi : Dengan trakea yang memanjang pada kiri dan kanan tubuhnya yang
dihubungkan dengan stigma yang terdapat di kiri dan kanan pada tiap-tiap ruas.
2. Sistem Pencernaan : kutu memiliki saluran pencernaan mulai dari mulut sampai anus.
3. Sistem Ekskresi : Proses ekskresi dilakukan oleh tubulus Malpighi.
4. Sistem Peredaran Darah : kutu memiliki sistem peredaran darah terbuka, artinya darah
mengalir tidak melalui pembuluh darah (tidak memiliki pembuluh vena dan kapiler).
Darahnya (disebut hemolimfa) berfungsi untuk mengangkut zat makanan, dan tidak berfungsi
untuk mengangkut oksigen dan karbon dioksida. Darah tidak mengandung hemoglobin (Hb).
5. Sistem Saraf : system saraf pada kutu merupakan sistem saraf tangga tali, berupa saraf
ventral yang terdiri dari ganglion otak yang dilanjutkan kearah belakang melalui
bagian ventral tubuh.
2.4 Siklus Hidup Pediculus humanus capitis
Telur nimfa Imago (dewasa)
Kutu bereproduksi secara seksual, dengan fertilisasi internal. Umumnya bersifat diesis
(ada jantan dan ada betina). Kutu betina akan menghasilkan telur 6-10 per hari.Telur akan
menetas menjadi nimfa dalam waktu kurang lebih seminggusesudah dikeluarkan oleh induk
kutu rambut. Sesudah mengalami 3 kali pergantian kulit, nimfa akan berubah menjadi kutu
rambut dewasa dalam waktu 7-14 hari. Dalam keadaan cukup makanan kutu rambut dewasa
dapat hidup 19 hari lamanya.
2.5 Perilaku (Pediculus humanus capitis)
Hanya hidup di kepala manusia.
P. humanus capitis hanya terbatas pada daerah kulit atau rambut kepala
terutama dibelakang kepala dan dekat telinga.
Peletakan telur pada pangkal rambut yang sangat dekat dengan kulit kepala.
Makanannya darah kepala manusia.
Pergerakannya sangat cepat.
Telurnya memiliki perekat (cement).
Hanya mampu hidup pada suhu 24-37 0C.
Pada tubuh kutu betina di abdomen terahir memiliki lubang kelamin ditengah
bagian dorsaldan dua tonjolan genital dibagian lateral yang berfungsi memegang rambut saat
proses peletakan telur.
2.6 Epidemiologi

Kutu rambut merupakan parasit manusia saja dan tersebar di seluruh dunia. Tempattempat yang disukainya adalah rambut pada bagian belakang kepala. Kutu rambut kepala
dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari satu hospes ke hospes lain. Kutu
rambut ini dapat bertahan 10 hari pada suhu 5 oc tanpa makan, dapat menghisap darah untuk
waktu yang lama, mati pada suhu 40 0c. Panas yang lembang pada suhu 600c memusnahkan
telur dalam waktu 15-30 menit. Kutu rambut kepala mudah ditularkan melalui kontak
langsung atau dengan perantara barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya sisir,
sikat rambut, topi dan lain-lain.
Pada infeksi berat, helaian rambut akan melekat satu dengan yang lainnya dan mengeras,
dapat ditemukan banyak kutu rambut dewasa, telur (nits) dan eksudat nanah yang berasal dari
gigitan yang meradang. Infeksi mudah terjadi dengan kontak langsung. Pencegahan
dilakukan dengan menjaga kebersihan kepala.
2.7 Hospes dari (Pediculus Humanus Capitis)
Kutu rambut ini merupakan ektroparasit bagi manusia. Tempat-tempat yang disukainya
adalah rambut bagian belakang kepala, yang paling sering menggigit pada bagian belakang
kepala dan kuduk. Gigitannya akan menyebabkan iritasi pada kulit yang disebabkan oleh air
liur yang dikeluarkan pada waktu menghisap darah penderita.
Tiap manusia memiliki kepekaan yang berlainan. Lesi kutan yang ditimbulkan oleh
gigitan Pediculus humanus capitismemberikan reaksi yang sangat gatal. Menggaruk besar
menambah peradangan dan karena infeksi sekunder oleh bakteri terbentuklah pustel crusta
dan proses penanahan. Rasa gatal merupakan gejala pertama dan yang paling penting, tanda
bekas garukan merupakan tanda yang khas.
Kutu rambut kepala hidup berkembang biak pada rambut kepala lebih suka pada rambut
yang kotor, lembab, jarang disisir dan dikeramas. Menginfeksi manusia yang tidak menjaga
kebersihan rambut kepala.
Kutu rambut kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari satu hospes ke
hospes lain. Mudah ditularkan melalui kontak langsung atau dengan perantara barang-barang
yang dipakai bersama-sama. Misalnya sisir, sikat rambut, topi dan lain-lainnya. Sangat
banyak ditemukan diantara anak sekolah terutama gadis-gadis yang kurang menjaga
kebersihan rambut kepala.

2.8 Nama Penyakit yang disebabkan oleh (Pediculus Humanus Capitis)


Penyakit yang disebabkan oleh Pediculus Humanus Capitisialah penyakit Pedikulosis
Kapitis.
Definisi Pedikulosis Kapitis
Infeksi kulit dan rambut kepala yang disebabkan oleh Pediculus Humanus Var Capitis.
(Ronny P Handoko)
Pedikulosis Kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut Pediculus
Humanus Capitis pada kulit kepala. (Brunner & Suddarth)

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Gejala Penyakit

Rasa gatal, terutama pada daerah oksiput dan temporal serta dapat meluas ke seluruh kepala.
Karena garukan, dapat terjadi erosi, ekskioriasi, dan infeksi sekunder (pus, krusta)
Bila infeksi sekunder berat, rambut akan bergumpal disebabkan oleh banyaknya pus dan
kusta (plikapelonika) dan disertai pembesaran kelenjar getah bening regional (oksiput dan
retroaurikular). pada keadaan tersbut kepala memberikan bau yang busuk

3.2 Cara Penularan


a. Melalui kontak langsung
b. Melalui perantara benda
Pakaian
Sisir
Wig
Topi
Perangkat tempat tidur yang terinfeksi
3.3 Pencegahan
Seperti kata pepatah "SEDIA PAYUNG SEBELUM HUJAN" ada baiknya sebelum anda
mengalami pedikulosis Kapitis, lakukan beberapa hal berikut yang dapat mencegah panyakit
tersebut:
Jangan tidur berdekatan apa lagi berbagi bantal dengan orang yang memiliki kutu rambut
karena kutu rambutnya dapat menular ke rambut kita sehingga kita pun terkena kutu rambut.
Hindari kontak langsung rambut anda dengan rambut orang yang terkena kutu rambut karena
kutu rambutnya dengan cepat dapat berpindah sehingga anda pun tertular kutu rambut.
Jangan memakai perlengkapan milik orang yang terkena kutu rambut semisal bantal, sisir,
topi, jilbab karena kutu rambut yang tertinggal pada perlengkapannya akan berpindah ke
rambut kita ketika kita memakainya.
Jangan meletakkan perlengkapan kita bersamaan dengan perlengkapan orang yang memiliki
kutu rambut karena kutu rambut yang tertinggal di perlengkapannya dapat berpindah ke
perlengkapan kita.
Periksa anggota keluarga anda siapa tau ada yang telah terjangkit kutu rambut. Hal ini
dilakukan agar tidak menyebar ke anggota keluarga yang lain. Bila terdapat anggota keluarga
anda yang terjangkit segeralah beri penanganan agar kutu rambutnya hilang.
Lakukan langkah pembasmian kutu rambut secara berkala misalnya sebulan sekali
menggunakan minyak kelapa.
Rajin-rajinlah merawat kebersihan rambut anda dan keluarga anda misalnya selalu
berkeramas agas kutu rambut tidak mau mendekati anda dan keluarga anda.
3.4 Pengobatan
Ada banyak jalan menuju roma, begitu ada banyak cara juga untuk mengobati Pedikulosis
Kapitis, adapun cara untuk mengobatinya ialah sebagai berikut:
a. potong rambut
cara yang paling mudah dan ampuh untuk memberantas si kutu rambut adalah dengan cara
menggundul rambut. Cara ini tentu saja dapat diterapkan untuk para lelaki atau anak
lelaki. Untuk anak perempuan atau wanita bisa dengan memotong pendek rambut sehingga
bisa mempermudah membasmi kutu.
b. Sisir bergigi rapat (Serit)
Cara yang satu ini juga tergolong ampuh namun perlu proses yang lama. Agar cara ini lebih
ampuh sebelum menyisir rambut terlebih dahulu basahi rambut menggunakan air cuka hangat
(asam asetat) berkadar 5-10%. Air cuka hangat ini berguna agar kutu rambu lebih mudah

terlepas dari rambut. Gunakan cara ini beberapa hari sampai anda merasa sudah tidak ada
lagikutu + telur-nya dikepala anda.
c. Menggunakan obat-obatan kimia
Shampo Lidane 1%. Gamma benzene heksa klorid atau piretrin. Dosis, shampo rambut
biarkan 4-10 menit, kemudian dibilas piretrin. Pakai sampai rambut menjadi basah, biarkan
10 menit kemudian dibilas. (Tindak lanjut periksa rambut 1 minggu setelah pengobatan untuk
telur dan kutu rambut)
Selep Lindang (BHC 10%) ; atau bedak DDT 10% atau BHC 1% dalam pyrophylite; atau
Benzaos benzylicus emulsion. Dosis, epala dapat digosok dengan salep Lindane (BHC 1%)
atau dibedaki dengan DDT 10% atau BHC 1% dalam pyrophlite atau baik dengan
penggunaan 3 5 gram dari campuran tersebut untuk sekali pemakaian. Bedak itu dibiarkan
selama seminggu pada rambut, lalu rambut dicuci dan disisir untuk melepaskan telur. Emulsi
dari benzyl benzoate ternyata juga berhasil.
Cair / Peditox / Hexachlorocyclohexane 0,5%. Dosis, osokkan pada rambut dan kepala sampai
merata biarkan semalam kemudian dicuci lalu dikeringkan.
d. Menggunakan cara alami
Menggunakan cara alami tanpa bahan kimia merupakan cara yang paling aman dan cukup
efektif. Bahan-bahan yang digunakan adalah yang ada di dapur kita sehingga cukup mudah
untuk mencarinya, bahan-bahan tersebut ialah sebagai berikut:
bawang merah. Cara penggunaannya adalah 6 siung bawah merah dihaluskan kemudian
dioleskan dari pangkal hingga ujung rambut. Diamkan beberapa jam baru dikeramas. Sisir
dengan serit (sisir rapat) untuk membersihkan kutu.
Minyak kayu putih dan jeruk nipis. Campur beberapa sendok minyak kayu putih dengan
air perasan jeruk nipis. Gunakan campuran tersebut untuk membasahi rambut, dan pijatlah
kulit kepala dan remas-remaslah rambut dengan merata selama beberapa menit. Tutuplah
kulit kepala dengan topi mandi plastik dan biarkan cairan bekerja selama satu jam.
Kemudian, keramaslah rambut sampai bersih. Sisir rambut dengan sisir khusus untuk
membersihkan telur-telur kutu yang masih melekat. Ulangi beberapa kali dalam seminggu
sampai anak Anda benar-benar bebas kutu.
Minyak kelapa. Minyak kelapa (Jawa: minyak klentik) dapat memasuki saluran pernafasan
kutu dan membunuh mereka dengan membuat lemas dan dehidrasi. Sewaktu anak mau tidur,
tuangkan minyak kelapa hangat di kepalanya dan remaslah rambut seperti berkeramas.
Bungkus kepala dengan topi mandi plastik dan tidurkan anak. Di pagi hari, basuh kepala anak
untuk membersihkan minyak. Sisir rambut dengan sisir khusus untuk membersihkan telurtelur kutu yang masih melekat. Lakukan tiga malam berturut-turut. Periksa kembali rambut
anak dan ulangi hanya jika diperlukan.
Cuka Putih. Cuka putih tidak membunuh kutu, namun efektif membuat telur-telur kutu
mudah lepas dari cengkeramannya di rambut. Selain itu, cuka juga bersifat antiseptik
sehingga bisa membersihkan jamur dan bakteri di kepala. Basahi kepala dan kulit kepala anak
dengan air cuka. Tutup kepala dengan topi mandi plastik selama 30 menit agar cuka meresap
dan bekerja. Sisirlah rambut dengan sisir khusus untuk mengeluarkan kutu dan telur-telurnya.
Telur-telur yang sebelumnya sangat lengket di rambut akan dengan mudah berlolosan.
Kemudian, keramaslah rambut sampai bersih. Ulangi beberapa kali sampai anak Anda bebas
kutu rambut.

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Pediculus Humanus Capitis (Kutu Rambut) merupakan hewan parasit dari fylum
Arthropoda yang menyebabkan penyakit Pedikulosis Kapitis. Mempunyai bentuk tubuh yang
kecil, Kutu rambut jantan berukuran 2mm Sedangkan kutu rambut betina berukuran
3mm.Kutu rambut mempunyai sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem ekskresi, sistem
peredaran darah, dan sistem saraf.
Kutu rambut mengalami metamorfosis tidak sempurna, dari telur jadi nimfa kemudia
menjadi dewasa. Kutu rambut merupakan parasit manusia saja dan tersebar di seluruh dunia.
Tempat-tempat yang disukainya adalah rambut pada bagian belakang kepala. Kutu rambut
kepala dapat bergerak dengan cepat dan mudah berpindah dari satu hospes ke hospes lain.
Makanannya adalah darah kepala manusia.
Pedikulosis Kapitis merupakan infestasi kutu kepala atau tuma yang disebut Pediculus
Humanus Capitis pada kulit kepala.gejala yang dominan dari penyakit ini ialah rasa gatal
yang disebabkan oleh reaksi elergi terhadap air liur kutu yang dikeluarkan sewaktu
menghisap darah. Kutu rambut kepala mudah ditularkan melalui kontak langsung atau
dengan perantara barang-barang yang dipakai bersama-sama. Misalnya sisir, sikat rambut,
topi dan lain-lain. Pencegahan dapat dilakukan dengan menghindari kontak langsung dgn
orang xg terinfeksi dan juga tdk memakai peralatan-peralatannya yang bisa dijadikan
perantara tertularnya penyakit tersebut. Adapun pengobatannya dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara seperti penggundulan rambut, menggunakan sisir yang bergigi rapat
(Serit), memakai obat yang mengandung bahan kimia, dan juga bisa memanfaatkan bahanbahan alami untuk mengobati penyakit tersebut seperti Bawang Merah, Minyak Kayu Putih
& Jeruk Nipis, Minyak Kelapa, dan Cuka Putih.
4.2 Saran
Sebaiknya kepada para pembaca memahami isi makalah ini, sehingga para
pembaca dapat mengerti apa isi makalah ini, tapi tidak hanya mengerti akan isi makalah ini
tetapi pembaca juga akan mendapatkan suatu ilmu yang sangat bermanfaat yang nantinya
dapat digunakan dalam proses balajar mengajar.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2004. Teori Parasitologi. Semarang: Akademi Analisis Kesehatan. Universitas


Muhamadiyah Semarang.
Brown, H. W, 1983. Dasar Parasitologi Klinik. Jakarta: PT. Gramedia
Ganda Husada, S, 1992. Parasitologi Kedokteran. Jakarata: Fakultas Kedokteran.
Garcia & Bruener, 1986. Diagnosa Parasitologi Kedokteran. Cetakan 1. Jakarta: EGC.
Prabu, B.D.R, 1990. Penyakit-penyakit Infeksi Umum. Edisi I. Jakarta: Widya Medica.
Soedarto, 1983. Ontemologi Kedokteran. Surabaya: Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga.

Anda mungkin juga menyukai