Anda di halaman 1dari 18

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan
lingkungannya.Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang
saling memengaruhi.

Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem


yang melibatkan  nteraksi timbal balik  antaraorganisme dan lingkungan
fisik sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu
dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme.Matahari
sebagai sumber dari semua energi yang ada. Istilah ekosistem pertamakali
di kenalkan oleh Tansley 1935 yang mengemukakan bahwa hubungan
timbal balik antara mahluk hidup dengan factor lingkungan alam,
sebenarnya membentuk suatu system yang tidak dapat di pisahkan.

Sedangkan ilmu yang mempelajari mengenai ekosistem adalah


ekologi, yang di kemukakan oleh seorang pakar biology jerman ,
yaitu Ernst Haekel 1866. Ekologi berasal dari bahasa yunani, yaitu okios =
rumah dan logos = ilmu.

1.2. Rumusan Masalah


1) Apa pengertian ekosistem?
2) Apa saja kaidah-kaidah ekosistem?
3) Apa saja komponen penyusun ekosistem?
4) Apa pengertian dari homeostatis dan kelentingan?
5) Bagaimana mekanisme terjadinya keseimbangan dalam ekositem?

1.3. Tujuan

1
1) Untuk mengetahui dan memahami pengertian ekosistem
2) Untuk mengetahui dan memahami kaidah-kaidah ekosistem
3) Untuk mengetahui dan memahami komponen penyusun ekosistem
4) Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari homeostatis dan
kelentingan
5) Untuk mengetahui dan memahami mekanisme terjadinya keseimbangan
dalam ekositem

2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekosistem

Ekosistem merupakan kesatuan dari suatu komunitas dengan lingkungannya


dimana terjadi hubungan antarvegetasi, hewan, dan segala macam bentuk
materiyang melakukan daur dalam sistem dan energi yang menjadi sumber
kekuatan.Untuk memperoleh energi dan materi yang diperlukan bagi hidupnya,
semuakomunitas bergantung kepada lingkungan abiotik. Organisme
produsenmemerlukan energi, cahaya, oksigen, air, dan garam-garam yang
semuanya diambildari lingkungan abiotik.

2.2 Kaidah-Kaidah Ekosistem

1. Suatu ekosistem diatur dan dikendalikan alamiah.

2. Suatu ekosistem punya daya kemampuan yang optimal dalam keadaan


seimbang. Di atas kemampuan itu ekosistem tidak lagi terkendali dengan akibat
menimbulkan perubahan-perubahan lingkungan atau krisis lingkungan yang tidak
lagi berada dalam keadaan lestari bagi kehidupan organisme.

3. Terdapat interaksi antara seluruh komponen lingkungan yang saling


berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain.

4. Interaksi ekosistem terjadi antara komponen biotik dengnabaiotik, sesama


komponen biotik dan sesama komponen abiotik.

5. Interaksi ekosistem senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil


untuk mencapai kondisi optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat
ditimbulkan terhadapnya dalam ukuran batas kesanggupan ekosistem.

6. Setiap ekosistem punya sifat-sifat yang khas disamping yang umum dan secara
bersama-sama dengan ekosistem lainnya memiliki peranan terhadap ekosistem
bumi (biosfer).

3
7. Setiap ekosistem tergantung dan dapat dipengaruhi oleh faktor tempat, waktu
dan masing-masing membentuk basis-basis perbedaan diantara ekosistem itu
sendiri sebagai pencerminan sifat-sifat yang khas.

8. Antara satu sama lain, masing-masing ekosistem juga melibatkan diri untuk
memilih interaksinya pula secara tertentu.

2.3 Komponen Penyusun Ekosistem

Di mana pun berada suatu organisme akan bergantung pada


kehadiranorganisme lain dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya untuk
keperluanpangan, lindungan, pertumbuhan, perkembangbiakan, dan sebagainya.
Hubunganantara suatu individu dengan lingkungannya sangat rumit dan timbal-
balik sifatnya.Berdasarkan fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas beberapa
komponen, yaitu:

2.3.1 Komponen Ototrofik

Organisme yang mampu menyediakan atau mensintesis makanannya sendiri


yangberupa bahan-bahan organik dari bahan-bahan organik dengan bantuan
energy matahari dan klorofil (zat hijau daun). Oleh karena itu semua organisme
yangmengandung klorofil disebut organisme ototrofik.

2.3.2 Komponen Heterotrofik

Organisme yang hanya mampu memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai


bahanmakanannya tetapi bahan tersebut disintesis dan disediakan oleh organisme
lain. Hewan, jamur, dan jasad renik (mikroorganisme) termasuk dalam kelompok
ini.

Dipandang dari segi penyusunnya, maka ekosistem dapat kita bedakan

4
menjadiempat komponen, yaitu:

a) Bahan tak hidup (abiotik atau non-hayati), yaitu komponen fisik dan kimia
yangterdiri atas senyawa-senyawa nonorganik (C, H, CO2, H20, dan lainnya)
yangterlibat dalam siklus bahan atau mineral. Faktor iklim (energi,
suhu,kelembapan, angin, dan kandungan gas atau partikel) dan sifat faktor
air(kecerahan, pH, dan kandungan unsur). Bahan ini bertindak sebagai
mediumatau substrat tempat untuk berlangsungnya kehidupan.
b) Produsen, yaitu organisme yang ototrofik yang umumnya merupakan
tumbuhanberklorofil, yang mensintesis makanan dari bahan organik yang
sederhana.
c) Konsumen, yaitu organisme heterotrofik, misalnya hewan dan manusia
yangmakan organisme lain.
d) Pengurai(perombak atau dekomposer), yaitu organisme
heterotrofikyangmenguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati
(bahan organic kompleks), menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepas bahan-bahan yang sederhana yang selanjutnya dapat dipakai oleh
produsen. Bakteridan jamur termasuk dalam kelompok ini. Organisme yang
dinamakan penguraiadalah organisme yang memperoleh energi untuk
hidupnya melalui absorpsihasil penguraian atau dekomposisi. Organisme
semacam ini seperti bakteri danjamur yang relatif tidak bergerak, ukurannya
kecil sekali, hidup terbenamdalam bahan-bahan yang diuraikannya, dan
mempunyai kecepatanmetabolisme tinggi.
Konsumen makro adalah organisme yang memperoleh energi untukhidupnya
dengan jalan bahan-bahan organik. Organisme ini sebagian berberupa hewan
dalam arti luas. Sifat konsumen makro kebalikan dari organis-pengurai, yaitu
berukuran lebih besar, mempunyai kecepatan metabolism rendah dan memiliki
morfologi yang sesuai organisme pengurai, yaituberukuran lebih besar, dan
memiliki morfologi yang sesuai dengan caramakannya.
Ekosistem merupakan satuan fungsional dasar dalam ekologi, karena
didalamnya tercakup organisme hidup dan lingkungan abiotik yang

5
satuterhadap yang lain saling mempengaruhi. Ekosistem merupakan benda
danmempunyai ukuran yang beraneka, bergantung pada tingkat
organisasinya.Sebagai contoh kita kaji suatu ekosistem kolam yang memiliki
empatkomponen.

2.3.3 Komponen Abiotik

Berupa bahan organik dan anorganik, seperti air, karbon dioksida, oksigen,
kalsium,garam-garam nitrogen dan fosfor, asam-asam amino, dan sebagainya.
Hanyasebagian kecil saja hara makanan penting sebagai larutan yang tersedia
bagiorganisme. Sebagian besar bahan-bahan ini masih tersimpan dalam zarah-
zarahendapan dan dalam bahan organisme itu sendiri.

a) Organisme Produsen

Dalam sebuah kolam, organisme produsen ini terdiri atas dua macam, yaitu:

1. Tumbuhan yang terapung dan yang berakar di dasar pinggir kolam.


2. Fitoplankton yang berupa tumbuhan mikroskopis, terapung di permukaan
all,tersebar secara vertikal sampai kedalaman yang dapat ditembus
cahaya.Apabila kondisi memungkinkan, fitoplankton terdapat dalam
jumlah banyakdapat kita lihat sebagai lapisan berwarna hijau di
permukaan kolam. Walaupunmikroskopis, namun fitoplankton ini
merupakan produsen yang lebih pentingperanannya daripada tumbuhan
yang terapung dan berakar.
b) Organisme Konsumen
Terdiri atas zooplankton atau plankton-hewan dan hewan lain vang terdapat
padedasar kolam. Yang berupa hewan-hewan, seperti larva serangga, udang-
udangan,dan ikan. Konsumen primer yaitu herbivor atau pemakan tumbuhan
langsungmakan tumbuhan hidup dan sisa-sisa tumbuhan. Konsumen sekunder
yaitukarnivora, makan hewan konsumen primer. Ekosistem primer selanjutnya
akandimangsa oleh konsumen sekunder, demikian seterusnya.
c) Organisme Pengurai

6
Berupa mikroorganisme yang terdiri atas bakteri dan jamur-akuatik yang
hiduptersebar di seluruh bagian kolam, terutama pada perbatasan antara air
dan dasarkolam. Pada perbatasan itulah tempat berkumpul bangkai hewan dan
tumbuhan.Bakteri dan jamur-akuatik terdapat pula di zone fotosintesis yaitu
tempat tumbuhfitoplankton dan tumbuhan berakar. Organisme pengurai
terdapat dalam jumlahbesar sekali, dapat mencapai jutaan individu dalam
setiap gram endapan lumpur.Bila kondisi temperatur baik, maka penguraian
atau dekomposisi dalam air berjalancepat sekali, sehingga tumbuhan yang
telah mati segera diuraikan atau dibusukkandengan cepat pula. Karena
pembusukan itu, senyawa kimia yang lebih sederhanadilepaskan ke air sebagai
hara bagi tumbuhan dan siap untuk dimanfaatkan olehprodusen. Sehingga
produsen pun sebenarnya tergantung pada organismepengurai.

2.3.4 Populasi

Kata "populasi" dipungut dari bahasa Latin "populus", artinya kumpulan orang
yangbertempat tinggal pada suatu tempat. Dalam biologi, populasi berarti
kumpulanindividu sejenis yang menempati suatu daerah tertentu. Yang dimaksud
denganmakhluk sejenis ialah hewan yang termasuk dalam satu klasifikasi yang
mempunyaitempat hidup yang sama, sehingga di antara mereka mampu berbiak.

Secara umum populasi dapat dianggap sebagai suatu kelompok


organismeyang terdiri dari individu-individu yang tergolong dalam satu jenis, atau
satuvarietas. Populasi dan komunitas mempunyai tingkat organisasi yang lebih
tinggidaripada individu dan juga merupakan kesatuan yang nyata.

Populasi merupakan karakteristik kelompok yang khas yang tidak dimiliki


olehmasing-masing individu anggotanya. Karakteristik ini antara lain adalah
kepadatannatalitas (laju kelahiran), mortalitas (laju kematian), potensi biotik,
penyebaranumur,dan bentuk pertumbuhan. Natalitas dan mortalitas
menentukanpertumbuhan populasi. Populasi tumbuhan bila natalitas melebihi
mortalitas.Dalam suatu daerah atau suatu ekosistem pertumbuhan dipengaruhi

7
pula olehimigrasi dan emigrasi (perpindahan keluar). Tetapi apabila mereka
pindah dalam biosfer yang masih merupakan komponen ekosistem bersangkutan
bukanlahmerupakan perpindahan, sehingga tidak menyebabkan perubahan
pertumbuhanpopulasi.

Ruang dan tersedianya bahan-bahan yang diperlukan jenis untuk


hidupnyaberpengaruh terhadap pertumbuhan populasi. Pertumbuhan cenderung
untukmelaju terus dengan cepat bila ruang dan bahan-bahan berlimpah dan
akanmenurun bila kedua faktor tersebut berkurang yang kemudian akan mendatar
bilaruang dan bahan-bahan cukup.

Suatu populasi dikatakan tumbuh dalam laju potensi biotik bila


pertumbuhanitu ada dalam keadaan maksimum. Laju seperti ini tercapai dalam
keadaan yangsangat menguntungkan sehingga natalitas mencapai tingkat
maksimum danmortalitas minimum. Dalam alam laju pertumbuhan maksimum ini
dapat terjadi,tetapi tidak dapat dipertahankan karena lingkungan akan memberikan
suatuini merupakan gabungan dari semua faktor yang berpengaruh
terhadappeningkatan mortalitas atau penurunan natalitas. Bila keseimbangan
antaratekanan yang disebut environmental resistance. Tekanan atau tahanan
lingkunganpotensi biotik dan tekanan lingkungan tercapai, populasi tidak akan
tumbub

Di alam, baik hewan maupun populasi tumbuhan, pertumbuhannya berubah-


ubah di sekitar nilai rata-rata. Pertambahan atau penurunan secara mencolok
aterjadi bila terjadi gangguan yang drastic terhadap lingkungannya misalnya
wabahhama dan penyakit, bencana alam, dan sebagainya.

a) Pengaruh Lingkungan pada Kepadatan Populasi

Sudah dikemukakan di atas bahwa populasi selalu mengalami


perubahan(bertambah atau berkurang). Faktor utama penyebab terjadinya
perubabanpopulasi adalah perubahan lingkungan, seperti perubahan suhu, kadar
air, tanahcurah hujan, dan masih banyak lagi.

8
Pertumbuhan alami suatu populasi mengikuti pola kurva logaritmik atau
kurvayang berbentuk S. Pada awalnya pertumbuhan meningkat dengan cepat
sampaipada suatu saat pertumbuhan menjadi stabil dan kurva menjadi datar yaitu
padasaat potensi biotik sama dengan tekanan lingkungan. Dalam keadaan seperti
inikemampuan lingkungan untuk menunjang pertumbuhan sudah mencapai
titikmaksimum dan dikatakan bahwa daya dukung lingkungan sudah sampai
padabatasnya. Bila keadaan lingkungan diubah, titik keseimbangan baru akan
terbentuk.Ini berarti bahwa daya dukung itu tidak tetap tetapi dapat berubah-ubah
sesuaidengan perubahan lingkungan.

Daya dukung suatu tempat yang dihuni oleh populasi berbagai jenis
organismedipengaruhi oleh perubahan lingkungan seperti cuaca, iklim, kebakaran,
banjir,gempa bumi, dan letusan gunung api, serta juga oleh kegiatan manusia.
Manusiamampu memodifikasi komunitas alami dan mengubah daya dukungnya.
Nilainyadapat dinaikkan dengan menambah komponen lingkungan yang menjadi
factor penambah misalnya populasi tanaman meningkat oleh pemupukan lahan-
lahanpertanian.

Pembatasan pertumbuhan populasi sehingga kurvanya menjadi


mendataldapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dalam populasi hewan dapat
Sajadisebabkan oleh perilaku hewan tersebut. Misalnya, jenis-jenis tertentu
tidờntoleran terhadap keadaan penuh sesak dan karenanya hanya menghasilkan
sediktindividu-individu baru.

Bila sekiranya dalam suatu ekosistem tidak ada faktor-faktor pembatas


lanpada akhirnya cahaya matahari yang mencapai permukaan bumi akan
menjadipembatas pertumbuhan. Urutan peristiwanya dimulai dari tumbuhan
sebagaiprodusen. Untuk tumbuhan, pembatas pertumbuhannya adalah
kemampuantumbuhan untuk mengkonversi cahaya matahari menjadi bahan
makanan atautersedianya karbon dioksida dalam atmosfer. Tentu saja air dan
unsure haramakanan dalam tanah yang merupakan komponen ekosistem alami
menjadipembatas. Bahkan unsur-unsur tersebut, biasanya akan lebih dahulu habis

9
sebelummenipisnya karbon dioksida yang tentunya bergantung pada
kemampuantumbuhan menunjang kehidupan herbivor. Tetapi pada umumnya
faktor-faktor lainbekerja atau berpengaruh lebih dini sebelum sumber makanan
habis misalnyafaktor yang sering menonjol adalah perilaku hewan itu sendiri,
yang tidak toleranterhadap kehadiran individu-individu lain yang sejenis.

b) Pengaruh Populasi

Biasanya makhluk hidup itu menghasilkan lebih banyak anak atau


keturunandibanding dengan yang dapat bertahan hidup. Lingkunganlah yang
membatasijumlah yang bertahan hidup. Chapman seorang ahli populasi
hewanmenyederhanakan hubungan antara pengaruh lingkungan terhadap jumlah
yangtahan hidup dengan memakai dasar "hukum Ohm" (George Simon Ohm,
1787-1854) dalam fisika sebagai berikut.

Populasi = Potensi biotik : Perlawanan lingkungan

Dengan kata-kata sederhana: Populasi suatu spesies pada suatu waktu


ituditentukan oleh perbandingan potensi biotik (kecepatan reproduksi)
danperlawanan lingkungan. Bila perlawanan lingkungan itu bertambah, populasi
turun.Jika perlawanan lingkungan berkurang, populasi bertambah. Pakar lain,
Pearl,menunjuk bahwa pertumbuhan sesuai dengan kurva logaritme, yaitu
pertumbuhanpopulasi spesies tertentu pada permulaannya cenderung bertambah
cepat,kemudian mencapai tingkat relatif stabil.

2.3.5 Komunitas

Istilah komunitas dipungut dari bahasa Latin "commune", yang berarti umum
ataumasyarakat luas. Tumbuhan dan hewan dari berbagai jenis yang hidup secara
alamidi suatu daerah membentuk suatu kumpulan yang di dalamnya setiap
individumenemukan lingkungan yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Dalamkumpulan ini terdapat pula keharmonisan untuk hidup bersama,
toleransikebersamaan dan hubungan timbal-balik yang saling menguntungkan
sehinggadalam kumpulan ini suatu derajat keterpaduan. Kelompok seperti itu

10
yangtumbuhan dan hewannya secara bersama telah menyesuaikan diri dan
menghunisuatu tempat alami disebut komunitas.

Komponen-komponen komunitas mempunyai kemampuan untuk hidup


tetapisaling bergantung yang satu terhadap yang lain dalam lingkungan yang sama
disuatu daerah. Komunitas mempunyai derajat keterpaduan yang lebih
tinggidaripada individu-individu dan populasi tumbuhan dan hewan yang
menyusunnya.Komposisi suatu komunitas ditentukan oleh seleksi tumbuhan dan
hewan yangkebetulan mencapai dan mampu hidup di tempat tersebut. Di samping
itu kegiatananggota-anggota komunitas ini bergantung pada penyesuaian diri
setiap individuterhadap faktor-faktor fisik dan biologis yang ada di tempat
tersebut.

Suatu komunitas dapat memberikan ciri-ciri suatu unit lingkungan


yangmempunyai kondisi habitat utama yang seragam. Unit lingkungan seperti
inidisebut biotop. Di sini biotop ditentukan oleh sifat-sifat fisik. Biotop-biotop
laindapat pula dicirikan oleh unsur organismenya misalnya oleh keberadaan
tumbuhanutama yang ada seperti padang alang-alang, hutan tusam, hutan cemara,
dansebagainya.

Kehidupan liar mempertahankan kestabilan keseimbangan jumlah


populasinyamelalui kompetisi dan koeksistensi. Hubungan antara pemangsa
dengan mangsadan sikap mempertahankan wilayah merupakan penyebab utama
untukbias menjaga keseimbangan alami.

Dalam suatu komunitas, pengendali kehadiran jenis-jenis populasi di


dalamnyadapat berupa satu atau beberapa jenis tertentu dalam komunitas tersebut
ataudapat pula disebabkan oleh sifat-sifat fisik habitat. Walaupun demikian tidak
adabatas yang nyata antara keduanya, sebab keduanya dapat saja beroperasi
secarabersama-sama atau saling mempengaruhi. Misalnya saja kondisi topografi,
elevasitanah dan iklim yang memungkinkan jenis cemara gunung untuk
berkembang biakdi tempat bersangkutan, yang pada gilirannya kehadiran jenis
cemara inimenciptakan lingkungan tertentu untuk jenis-jenis populasi lain. Suatu

11
jenispopulasi yang dalam suatu komunitas menentukan atau mengendalikan
kehadiranjenis populasi lain disebut jenis dominan, atau dapat dikatakan pula
sebagai jenisyang "merajai".

Sudah diuraikan di atas bahwa di antara anggota-anggota komunitas


terjadihubungan timbal-balik. Hubungan ini dapat bersifat tolong-menolong, atau
dapatjuga bersifat bunuh-membunuh. Semua makhluk hidup memerlukan
makanan,tempat berlindung, dan ruang kehidupan. Sebagai usaha untuk
memenuhikebutuhan-kebutuhan ini, banyak hewan yang mempertahankan
wilayahnya.Hewan (sebagai individu atau kelompok sosial) hidup di suatu tempat
atau wilayantertentu yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhannya. Wilayah
ini akandipertahankan dari hewan-hewan lain yang satu spesies, akibatnya
jumlankeseluruhan populasi tetap terjaga. Di dalam komunitas berlaku hukum
alam, atauyang sering disebut "hukum rimba" yang berguna untuk menjamin
keseimbanganalam.

2.4 Pengertian Homeostatis dan Kelentingan

Dalam ekosistem terdapat suatu mekanisme keseimbangan yang dikenal


dengan istilah homeostatis (steady state), yaitu kemampuan ekosistem untuk
menahan berbagai perubahan dalam sistem secara keseluruhan. Keseimbangan ini
diatur oleh berbagai faktor yang rumit dan didalamnya termasuk mekanisme yang
mengatur penyimpanan bahan-bahan, pelepasan hara makanan, pertumbuhan or-
ganisme, produksi, dan dekomposisi bahan organik. Meskipun suatu ekosistem
mempunyai daya tahan yang besar sekali terhadap perubahan, tetapi biasanya
batas mekanisme homeostatis tersebut dengan mudah dapat diterobos oleh
kegiatan ma-nusia. Sebagai contoh sungai yang menerima limbah dan sampah
yang tidak terlalu banyak, maka sungai dapat menjernihkan kembali airnya secara
alami, sehingga air sungai dianggap tidak tercemar. Tetapi bila limbah dan
sampah yang masuk itu ba-nyak dan kontinyu, apalagi mengandung bahan
beracun, maka batas homeostasis alami sungai akan terlampaui, sehingga
mungkin saja sistem sungai tersebut tidak memiliki lagi sistem homeostasis alami

12
dan secara permanen airnya berubah atau rusak sama sekali.

Homeostatis ekosistem yaitu ekosistem yg memiliki kemampuan untuk


menahan berbagai perubahan mengenai lingkungan secara keseluruhan.
Homeostatis ekosistem dapat terjadi terus menerus karena homeostatis ekosistem
bersifat dinamis.

Kelentingan Ekosistem (Reselience) Suatu sistem dalam ekosistem akan


memberikan tanggapan terhadap suatu gangguan, baik gangguan yang disengaja
maupun yang tidak disengaja. Tanggapan ekosistem tersebut sesuai dengan
keadaan kelentingan yang dimilikinya. Kelentingan merupakan sifat dari suatu
sistem yang memungkinkannya kembali pulih seperti keadaan semula (stabilitas),
bahkan untuk menyerap dan memanfaatkan gangguan yang menimbulkan
dinamika atau perubahan kecil.

Gangguan kecil terhadap suatu sistem dapat diserap secara berangsur-


angsur, terutama apabila tidak ada tanda-tanda akan munculnya suatu batas-batas
bahaya. Dalam suatu sistem dengan kelentingan yang besar penyerapan gangguan
itu akan mengubah stabilitas sistem ini. Sebaliknya sistem yang mempunyai
kelentingan kecil, dapat berubah menjadi sistem baru.

2.5 Mekanisme Terjadinya Keseimbangan dalam Ekositem

Di dunia nyata, keseimbangan populasi tumbuhan dan hewan rawan. Ada


beberapa cara yang bias digunakan untuk menjaga jumlah populasi dan
beberapaantaranya akan dibahas di halaman ini. Akan tetapi, cara-cara ini tidak
berlakuuntuk populasi manusia. Populasi manusia berkembang sangat pesat
sehinggamerusak keseimbangan alam dan berakibat buruk bagi planet kita.

Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa antara komponen-komponen


dalamekosistem selalu terjadi saling ketergantungan. Karena adanya saling

13
ketergantungan tersebut maka dalam suatu daerah tertentu terjadi persekutuan
hidupantara komponen-komponen biotiknya. Bila terjadi kepunahan pada salah
satukomponen ekosistem, maka akan diikuti punahnya sebagian komponen
lain.Apabila produsen punah atau habis maka seluruh makhluk hidup dalam
ekosistemitu akan punah pula.

Dalam suatu ekosistem terdapat suatu keseimbangan yang


dinamakanhomeostatis, yaitu kemampuan ekosistem untuk menahan berbagai
perubahandalam agar keberadaan populasi-populasi tetap dipertahankan. Dalam
mekanismekeseimbangan ini, termasuk mekanisme yang mengatur penyimpanan
bahan-bahan, perlepasan hara makanan, pertumbuhan dan produksi organisme,
sertadekomposisi bahan-bahan organik.

Walaupun suatu ekosistem mempunyai daya tahan yang besar sekali


terhadapperubahan, tetapi biasanya batas mekanisme homeostatis, dengan mudah
dapatditerobos oleh kegiatan manusia. Sebagai misal, sebuah sungai yang dikotori
olehpembuangan sampah yang tidak terlalu banyak masih dapat dijernihkan
kembaliairnya secara alami, sehingga secara keseluruhan sungai itu dianggap
tidaktercemar. Tetapi bila sampah yang masuk itu terlalu banyak, apalagi
bilamengandung zat-zat racun - dan ini merupakan hasil kegiatan manusia, maka
batashomeostatis alami sungai itu akan terlampaui. Mungkin saja sistem dalam
sunga itu tidak mempunyai lagi mekanisme homeostatis alami, sehingga airnya
secarapermanent berubah, atau bahkan telah rusak kehidupan yang ada
sebelumnya.Contoh lain, adalah penebangan hutan alam yang sering melampaui
batas danmerusak mekanisme homeostatis dalam ekosistem hutan. Apa kiranya
yangterjadi?

Selain oleh proses makan-memakan, gangguan keseimbangan ekosistem


itudapat terjadi oleh adanya faktor penyakit, cuaca, dan migrasi. Obat
semprotpembasmi hama, perburuan, memasukkan sejenis hewan untuk
membasmi hamalain (kontrol biologis), dan lain-lainnya.

14
15
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Ekosistem merupakan kesatuan dari suatu komunitas dengan


lingkungannya di mana terjadi hubungan antarvegetasi, hewan, dan segala
macam bentuk materi yang melakukan daur dalam sistem dan energi yang
menjadi sumber kekuatan. Untuk memperoleh energi dan materi yang
diperlukan bagi hidupnya, semua komunitas bergantung kepada
lingkungan abiotik. Organisme produsen memerlukan energi, cahaya,
oksigen, air, dan garam-garam yang semuanya diambil dari lingkungan
abiotik. Di dalam ekosistem terdapat kaidah kaidah diantara lain :

1. Suatu ekosistem diatur dan dikendalikan alamiah.

2. Suatu ekosistem punya daya kemampuan yang optimal dalam keadaan


seimbang. Di atas kemampuan itu ekosistem tidak lagi terkendali dengan akibat
menimbulkan perubahan-perubahan lingkungan atau krisis lingkungan yang tidak
lagi berada dalam keadaan lestari bagi kehidupan organisme.

3. Terdapat interaksi antara seluruh komponen lingkungan yang saling


berinteraksi dan memengaruhi satu sama lain.

4. Interaksi ekosistem terjadi antara komponen biotik dengnabaiotik, sesama


komponen biotik dan sesama komponen abiotik.

5. Interaksi ekosistem senantiasa terkendali menurut suatu dinamika yang stabil


untuk mencapai kondisi optimum mengikuti setiap perubahan yang dapat
ditimbulkan terhadapnya dalam ukuran batas kesanggupan ekosistem.

6. Setiap ekosistem punya sifat-sifat yang khas disamping yang umum dan secara
bersama-sama dengan ekosistem lainnya memiliki peranan terhadap ekosistem
bumi (biosfer).

16
Di mana pun berada suatu organisme akan bergantung pada kehadiran
organisme lain dan sumber daya alam yang ada di sekitarnya untuk keperluan
pangan, lindungan, pertumbuhan, perkembangbiakan, dan sebagainya.
Hubunganantara suatu individu dengan lingkungannya sangat rumit dan timbal-
balik sifatnya. Berdasarkan fungsinya, suatu ekosistem terdiri atas beberapa
komponen, yaitu: komponen ototrofik, komponen heterotrofik, komponen abiotik,
populasi, dan komunitas.

3.2. Saran

3.2.1  Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat


tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan
terutama disekitar tempat tinggal kita.

3.2.1 Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena


makhluk hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak
dapat hidup sendiri

17
Daftar Pustaka
Irianto, Koes. 2014. Ekologi Kesehatan. Bandung: ALFABETA.

18

Anda mungkin juga menyukai