Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH KEWARGANEGARAAN

“HAK ASASI MANUSIA DAN NEGARA HUKUM (RULE OF LAW)”

Disusun Oleh Kelompok 3:


1. Muhammad Sabiq Khoir
2. Nurul Wahyu Widianti
3. Rimadhian Aulia Riswi
4. Shabrina Arviyanti
Tenar Gebri P.L

TINGKAT 1 PRODI D-IIIB


JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIANKESEHATAN JAKARTA II

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala yang telah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah mata
kuliah Kewarganegaraan dengan baik tepat pada waktunya. Sholawat serta salam kami
haturkan kepada Nabi Besar Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beserta keluarganya,
sahabatnya dan para pengikutnya.
Sekilas tentang isi dari makalah ini yaitu membahas tentang Hak Asasi Manusia dan
Negara Hukum (Rule of Law). Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah ilmu
pengetahuan dan kami bisa mengaplikasikannya.
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kewarganegaraan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang turut serta
dalam pembuatan makalah ini. Dan saya ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing.
Tanpa kalian, mungkin makalah ini tidak akan selesai tepat pada waktunya.
Selain itu, kami sadar bahwa dalam menyusun makalah ini masih banyak yang harus
diperbaiki, maka dari itu saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat kami harapkan
agar kedepannya bisa lebih baik lagi.

Jakarta, Maret 2020

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasal 1 ayat (3) Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
menegaskan bahwa Negara Indonesia berdasarkan atas negara hukum (the rule of law).
Pakar ilmu sosial,Franz-Magnis Suseno (1990), melihat bahwa perlindungan HAM
adalah salah satu elemendari the rule of law, selain hukum yang adil. Kita bisa melacak
akar prinsip the rule of lawdari putusan-putusan pengadilan internasional seperti
Pengadilan Hak Azasi Manusia(HAM) Eropa dan Komite HAM Perserikatan Bangsa-
Bangsa (PBB), untuk mengetahuipembahasan antara the rule of law dan Hak Asasi
Manusia. Pembukaan UUD 1945 menyatakan terbentuknya Negara adalah untuk
“melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan
berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia”.
Dinyatakan bahwa untuk itu, UUD 1945 harus mengandung ketentuan yang
“mewajibkan Pemerintah dan penyelenggara Negara untuk memelihara budi pekerti
kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.” UUD
1945 selanjutnya menegaskan bahwa “Negara Indones
ia berdasar atas hukum (rechsstaat), tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (Machtstaat)
.
Hak asasi manusia (HAM) merupakan hak-hak yang (seharusnya) diakui secara
universalsebagai hak-hak yang melekat pada manusia karena hakekat dan kodrat
kelahiran manusia itu sebagai manusia. Dikatakan ‘universal’ karena hak-hak ini
dinyatakan sebagai bagiandari kemanusiaan setiap sosok manusia, tak peduli apapun
warna kulitnya, jeniskelaminnya, usianya, latar belakang kultural dan pula agama atau
kepercayaan spiritualitasnya. Sementara itu dikatakan ‘melekat’ atau ‘inheren’ karena
hak -hak itu dimilikisesiapapun yang manusia berkat kodrat kelahirannya sebagai
manusia dan bukan karena pemberian oleh suatu organisasi kekuasaan manapun. Karena
dikatakan ‘melekat’ itu pulalah maka pada dasarnya hak-hak ini tidak sesaatpun boleh
dirampas atau dicabut. Dariuraian pendahuluan di atas, penulis melihat penting dan
menariknya wawasan tentang HAMdan rule of law. Oleh sebab itu, penulis berusaha
menjabarkan pembahasannya dalam bentuk makalah ini untuk menambah wawasan kita.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan HAM ?
3. Apa saja HAM di Indonesia ?
4. Apa saja pelanggaran HAM dan peradilannya?
5. Apa saja lembaga HAM ?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui arti dari Hak Asasi Manusia
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan HAM ?
3. Untuk mengetahui apa saja HAM yang ada di indonesia
4. Untuk mengetahui bentuk pelanggaran dan peradilan HAM
5. Untuk mengetahui lembaga – lembaga HAM
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hak Asasi Manusia


Hak asasi manusia (disingkat HAM, bahasa Inggris: human rights, bahasa Prancis:
droits de l'homme) adalah sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa
manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia adalah seorang manusia.
1. Hak asasi manusia berlaku kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun,
2. Sifatnya universal.
3. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut.
4. Hak asasi manusia juga tidak dapat dibagi-bagi, saling berhubungan, dan saling
bergantung.
Hak asasi manusia biasanya dialamatkan kepada negara, atau dalam kata lain,
negaralah yang mengemban kewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi
hak asasi manusia, termasuk dengan mencegah dan menindaklanjuti pelanggaran yang
dilakukan oleh swasta.

Ilmu tentang hak asasi manusia. Berikut ulasannya :


1. HAM Menurut Jhon Locke
Hak asasi manusia adalah hak yang langsung di berikan Tuhan kepada manusia
sebagai hak yang kodrati. Oleh sebab itu tidak ada kekuatan di dunia ini yang bisa
mencabutnya. HAM memiliki sifat yang mendasar dan suci.

2. HAM Menurut Jan Materson


Jan Materson adalah anggota komisi HAM di PBB. Menurutnya HAM adalah
hak-hak yang ada pada setiap manusia yang tanpanya manusia mustahil hidup sebagai
manusia.
3. HAM Menurut Miriam Budiarjo
HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang sejak lahir di dunia. Hak itu sifatnya
universal, karena hak dimiliki tanpa adanya perbedaan. Baik itu ras, kelamin, budaya,
suku, dan agama.
4. HAM Menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto
HAM adalah suatu hak yang bersifat mendasar. Hak yang dimiliki manusia sesuai
dengan kodratnya yang pada dasarnya tidak bisa dipisahkan sehingga bersifat suci.

5. HAM Menurut Undang-Undang Nomer 39 Tahun 1999


HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada diri manusia sebagai mahluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Hak tersebut merupakan anugerah yang wajib di
lindungi dan di hargai oleh setiap manusia.

Kesimpulan dari berbagai pengertian HAM diatas adalah suatu kebutuhan


mendasar yang harus dimiliki oleh manusia sejak dirinya ada dalam kandungan.

2.2 Sejarah Perkembangan Hak Asasi Manusia


A. Sejarah HAM di Dunia
Pada tanggal 10 Desember setiap tahunnya diperingati sebagai hari Hak Asasi
Manusia. Momentersebut diperingati oleh setiap ummat manusia diseluruh dunia
dengan harapan semoga penegakan HAM di tahun mendatang lebih baik dari
tahun sebelumnya. Karena masih banyak kasus pelanggaran HAM secara nasional
maupun internasional, baik ringan maupun berat belum tertangani secara maksimal.
Dengan demikian bahwa pengertian hak asasi manusia (HAM) itu sendiri adalah
hak dasar atau kewarganegaraan yang melekat pada individu sejak ia lahir secara
kodrat yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa yang tidak dapat
dirampas dan dicabut keberadaannya dan wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan dan
perlindungan harkat dan martabat manusia.
Sebelum dibahas lebih mendalam mengenai ha asasi manusia di Indonesia,
terlebih dahulu kita membahas dan mengetahui sejarah perembangan hak asasi
manusia di dunia. Dimana setiap manusia menginginkan hak-hak tersebut ditegakkan.
Sebelum masehi, Filosofi Yunani seperti Socrates (470-3 SM) dan Plato (428-322)
mengajarkan pemerintah hars berdasarkan kekuasaan pada kemauan dan kehendak
warga negara. Pengakuan serta perjuangan hak asasi manusia d dunia ditandai dengan
berbagai macam dokmen-dokumen, diantaranya :
1. Magna Charta
2. Deklerasi Amerika Serikat
3. Deklarasi tentang Hak Asasi Manusia di Perancis.
B. Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Setiap orang dan setiap badan dalam masyarakat senantiasa menjunjung tinggi
penghargaan tehadap hak-hak dan kebebasa-kebebasan melalui tindakan progresif
baik secara nasional maupun internasional. Namun manakala manusia telah
memproklamasikan diri menjadi suatu kaum atau bangsa dalam suatu Negara, status
manusia individual akan menjadi stqatus warga Negara. Pemberian hak sebagi warga
Negara diatur dalam mekanisme kenegaraan.
Langkah-langkah Penegakan HAM di Indonesia:
1. Mengadakan langkah kongrit dan sistematik dalam pengaturan hukum positif
2. Membuat peraturan perundang-undang tentang ham
3. Peningkatan penghayatan dan pembudayaan ham pada segenap element
masyarakat
4. Mengatur mekanisme perlindungan ham secara terpadu
5. Memacu keberanian warga untuk melaporkan bila ada pelanggan ham
6. Meningkatkan hubungan dengan lembaga yang menangani ham
7. Membentuk pusat kajian ham
8. Meningkatkan peran aktif media massa
Dalam penegakan HAM diindonesia perangkat ideology panca sila dan UUD
1945 harus dijadikan acuan pokok, karena secara terpadu nilai-nilai dasar ytang ada
didalamnya merupakan The Indonesia Bill Of Human Right.

2.3 HAM di Indonesia


HAM di Indonesia bersumber dan bermuara pada Pancasila, yang artinya bahwa
HAM adalah menjadi jaminan filsafat yang kuat dari filsafat bangsa. Beberapa
instrument HAM yang ada di Indonesia antara lain yaitu Undang - Undang Dasar 1945,
Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, Undang – Undang
Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia dan instrumennya yaitu Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia atau Komnas HAM .
Sebagai negara hukum, Indonesia menjamin perlindungan HAM dalam Undang-
Undang RI Nomor 39 tahun 1999. Isi dari Undang-Undang tersebut menegaskan bahwa
hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

HAM dapat meliputi Hak – hak asasi pribadi (personal rights) yang meliputi
kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan memeluk agama, dan kebebasan bergerak.
Hak – hak asasi ekonomi (property rights) yang meliputi hak untuk memiliki sesuatu,
hak untuk membeli dan menjual serta memanfaatkannya. Hak – hak
asasi politik (political rights) yaitu hak untuk ikut serta dalam pemerintahan, hak pilih
(dipilih dan memilih dalam pemilu) dan hak untuk mendirikan partai politik. Hak asasi
untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan ( rights of
legal equality). Hak – hak asasi sosial dan kebudayaan ( social and culture rights).
Misalnya hak untuk memilih pendidikan dan hak untuk mengembangkan kebudayaan.
Dan hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
(procedural rights). Misalnya peraturan dalam hal penahanan, penangkapan,
penggeledahan, dan peradilan.

2.4 Pelanggaran Hak Asasi Manusia dan Peradilannya


A. Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian yang
secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang
berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Jenis pelanggaran HAM
Berdasarkan sifatnya, pelanggaran HAM dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
pelanggaran HAM berat dan pelanggaran HAM ringan.
1. Pelanggaran HAM berat
Pelanggaran HAM yang bersifat non-derogable rights, yang hakya tidak dapat
dikurangkan dalam keadaan apapun termasuk pelanggaran HAM berat. Hak-hak
tersebut meliputi hak untuk hidup, hak bebas dari penyiksaan, hak bebas dari
perbudakan, hak bebas dari penahanan karena gagal memenuhi perjanjian (utang), hak
bebas dari pemidanaan yang berlaku surut, hak sebagai subyek hukum dan hak atas
kebebasan berpikir, keyakinan dan agama. Negara-negara pihak yang melakukan
pelanggaran terhadap hak-hak dalam jenis ini, sering akan mendapat kecaman sebagai
negara yang melakukan pelanggaran serius HAM (gross violation of human rights).
Pelanggaran HAM yang bersifat berat menurut UU RI No. 16 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu kejahatan genosida dan
kejahatan terhadap kemanusiaan.
2. Pelanggaran HAM ringan
Pelanggaran yang derogable bersifat hak-haknya boleh dikurangi atau dibatasi
pemenuhannya oleh negara-negara pihak. Hak dan kebebasan termasuk dalam jenis
ini adalah hak atas berkumpul secara damai, hak atas kebebasan berserikat, hak
berpendapat dan berekspresi.
B. Peradilan HAM
Pengadilan Hak Asasi Manusia (disingkat Pengadilan HAM) adalah Pengadilan
Khusus terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Pengadilan Hak Asasi
Manusia merupakan salah satu Pengadilan Khusus yang berada di
lingkungan Peradilan Umum.

Istilah pengadilan HAM untuk pertama kalinya disebutkan secara formil dalam
Bab IX tentang pengadilan Hak Asasi Manusia pasal 104 ayat (1), (2), (3) UU No. 39
tahun 1999 tentang HAM. UU ini menyatakan bahwa pengadilan HAM dibentuk
untuk mengadili HAM yang berat seperti, pembunuhan masal (genocide),
pembunuhan sewenang-wenang atau di luar putusan pengadilan (arbitary/extra
judicial killing), penyiksaan, penghilangan orang secara paksa, perbudakan, atau
diskriminasi yang dilakukan secara sistematis (systematic discrimination) yang sesuai
dengan ketentuan pasal 6 dan pasal 7 “Rome statue of the international criminal
court”.

Pengadilan HAM diatur dalam Undang-undang nomor 26 Tahun 2000 tentang


Pengadilan Hak Asasi Manusia. Sesuai dengan ketentuan Pasal 2 Undang-undang
Pengadilan HAM, maka Pengadilan HAM merupakan Pengadilan khusus yang berada
di lingkungan Peradilan Umum, dalam Pengadilan HAM ada hakim ad hoc yang
diangkat dan diberhentikan oleh Presiden selaku Kepala Negara atas usul Ketua
Mahkamah Agung untuk masa jabatan lima tahun dan dapat diangkat kembali untuk
satu kali masa jabatan. (Pasal 28 UU No. 26/2000).
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat yang dilakukan baik di negara Indonesia
maupun di luar batas teritorial wilayah negara Republik Indonesia oleh warga negara
Indonesia (Pasal 4 dan 5 UU. No. 26/2000).

Pengadilan HAM tidak berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran


hak asasi manusia yang berat yang dilakukan oleh seseorang yang berumur di bawah
18 tahun pada saat kejahatan dilakukan (Pasal 6 UU. No. 26/2000).

Hukum acara yang digunakan dalam Pengadilan HAM dalam hal tidak ditentukan
lain dalam UU. 26/2000 adalah hukum acara atas perkara pelanggaran hak asasi
manusia yang berat dilakukan berdasarkan ketentuan hukum acara pidana (Pasal 10).

Pelanggaran HAM yang berat yang terjadi sebelum diundangkannya undang-


undang ini, diperiksa dan diputus oleh Pengadilan HAM ad hoc yang dibentuk atas
usul DPR berdasarkan peristiwa tertentu dengan Kepres, dan berada di lingkungan
Peradilan Umum (Pasal 43 UU 26/2000).

Untuk pelanggaran HAM yang berat sebagaiman dimaksud dalam Undang-


undang ini tidak berlaku ketentuan mengenai kadaluarsa (Pasal 46 UU 26/2000)

2.4 Lembaga HAM di Indonesia


1. POLRI (Kepolisian Negara Republik Indonesia)
Lembaga Perlindungan HAM POLRI
Dasar hukum dari Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) menjadi
salah satu lembaga perlindungan HAM yaitu Undang-Undang No. 2 Tahun 2002.
Pasal tersebut menjelaskan mengenai tugas pokok dan fungsi dari lembaga tersebut
yang salah satunya yaitu untuk menjunjung tinggi hak asasi manusia. Hal itu menjadi
dasar bahwa lembaga ini berperan dalam melindungi HAM.
Bunyi lengkap dari pasal tersebut yaitu
Kepolisian Republik Indonesia bertujuan untuk mewujudkan keamanan dalam negri
yang meliputi terpeliharanya keamanan dan ketertiban masyarakat, tertib dan tegak
hukum, terselenggaranya perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat, serta
terbinanya ketentraman masyarakat, dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia.
Bunyi pasal tersebut cukup jelas menggambarkan peran dari kepolisian sebagai salah
satu lembaga yang harus melindungi HAM di Indonesia.

2. Komnas (Komisi Nasional) HAM


Lembaga ini dibentuk dengan dasar hukum berupa Keputusan Presiden No.
50 Tahun 1993. Tujuan pembentukan lembaga ini yaitu untuk meningkatkan serta
menjaga terpeliharamya pelaksanaan hak asasi manusia di Indonesia.

3. Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan


Lembaga tersebut yaitu Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap
Perempuan.
Dasar hukum dalam pembuatan lembaga ini yaitu Keputusan Presiden No. 181 Tahun
1998 dan Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2005.Lembaga ini berdiri pada tanggal 9
Oktober 1998.

4. KPAI (Komnas Perlindungan Anak Indonesia)


Dasar hukum pembentukan KPAI (Komnas Perlindungan Anak Indonesia)
yaitu Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.Anak juga
merupakan salah satu korban yang cukup potensial dalam tindakan kekerasan.
5. Pengadilan HAM

Lembaga ini dibentuk dengan dasar Undang-Undang No. 26 Tahun 2000.


Pengadilan ini berdiri di berbagai kota maupun kabupaten di setiap Provinsi
Indonesia.
Namun untuk pelanggaran HAM berat seperti kejahatan genosida, kejahatan terhadap
kemanusian, dan lainnya tidak dapat diselesaikan di dalam lembaga ini.

6. Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi

Lembaga Perlindungan HAM Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi


Seperti namanya lembaga ini berfungsi untuk menyelesaikan berbagai kasus
pelanggaran HAM berat dengan cara rekonsiliasi.Dasar hukum dalam pembentukan
dari lembaga ini yaitu Undang-Undang No. 27 Tahun 2004.
7. YLBHI (Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia)
Lembaga non pemerintah yang termasuk sebagai lembaga perlindungan HAM di
Indonesia yaitu YLBHI.Lembaga ini didirikan oleh Dr. Adnan Buyung Nasution pada
tanggal 26 Oktober 1970.

8. LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Swasta


Lembaga nonpemerintah lainnya yang berperan dalam perlindungan HAM yaitu
LBH (Lembaga Bantuan Hukum) Swasta.Lembaga ini sangat dirasakan manfaatnya
oleh masyarakat untuk memperjuangkan hak asasinya.
Hal itu karena sifat dari lembaga ini yaitu non profit sehingga kamu dapat
mendapatkan layanan yang cuma-Cuma alias gratis.

9. BKBH (Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum) Perguruan Tinggi


Tujuan dan latar belakang berdirinya lembaga ini sebetulnya hampir sama dengan
LBH swasta namun yang membedakan yaitu lembaga ini dibawah naungan dari pihak
perguruan tinggi.

10. KONTRAS (Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan)

KONTRAS (Komisi Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) merupakan


salah satu lembaga yang fokus untuk menangani HAM di Indonesia.Lembaga ini
fokus dalam menangani orang yang hilang dan korban dari kekerasan.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusia
https://www.romadecade.org/pengertian-ham/#!
https://www.gurupendidikan.co.id/sejarah-ham/
https://cerdika.com/lembaga-perlindungan-ham/
https://suarapapua.com/2017/07/26/pengadilan-ham-di-indonesia/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/28/210000069/pelanggaran-ham--pengertian-
dan-jenis?page=all
https://id.wikipedia.org/wiki/Pengadilan_hak_asasi_manusia_di_Indonesia
https://rennymagdawiharnani.wordpress.com/sih/ham/peradilan-ham/
https://www.kompasiana.com/aunurrohim/552aa5f26ea834a97d552d03/ham-di-indonesia
https://www.kompasiana.com/aunurrohim/552aa5f26ea834a97d552d03/ham-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai