Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KEBIASAAN BURUK YANG MERUGIKAN IBU HAMIL

Dosen Pembimbing:

Heni Ekawati.,S.Kep.,Ners.,M.Kes

Disusun Oleh Kelompok 4 :

Lill Ummi Hudaiyah (2202013444)

Ely Mardiana Putri (2202013435)

Ach. Aldi Bagus S. (2202013406)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN

2023
DAFTAR ISI

Bab 1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang .........................................................................................................................1

Bab 2. Pembahasan
2.1 Beberapa Kebiasaan Buruk yang Merugikan Ibu Hamil ......................................................... 2
2.1.1 Kebiasaan Mengonsumsi Alkohol ........................................................................................ 2
2.1.2 Kebiasaan Merokok .............................................................................................................. 2
2.1.3 Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Berlemak ..................................................................... 3
2.1.4 Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Asin ............................................................................. 4
2.1.5 Penggunaan Obat-Obatan .................................................................................................... 4
2.1.6 Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Junkfood ..................................................................... 5
2.2. Cara Mengatasi Kebiasaan Buruk yang Merugikan Ibu Hamil .............................................. 5

Daftar Pustaka ............................................................................................................................. 7

i
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan salah satu anugerah bagi perempuan. Masa kehamilan sering kali
menimbulkan berbagai macam gangguan fisik maupun psikis seperti munculnya perasaan
khawatir, cemas, dan stress. Hal ini dapat disebabkan oleh peningkatan hormon estrogen dan
progesteron pada ibu hamil yang cenderung menciptakan ketidakstabilan tubuh dan pikiran,
sehingga wanita yang sedang hamil menjadi lebih mudah cemas, sering panik, mudah
tersingung, lebih sensitif, serta cepat marah (Marlina dalam Sulistiyanti & Farida, 2020).

Kehamilan merupakan proses alamiah dalam kehidupan biologik wanita. Kehamilan


manusia normalnya terjadi selama 40 minggu sejak hari pertama menstruasi terakhir yang
mendahului ovulasi dan fertilisasi sekitar 2 minggu sebelumnya. Istilah medis untuk wanita
hamil adalah gravida, sedangkan manusia di dalamnya disebut embrio / minggu minggu awal
dan kemudian janin / sampai kelahiran (Anonim, 2018).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat keberhasilan
upaya kesehatan ibu. Pada tahun 2019 penyebab kematian ibu terbanyak adalah perdarahan
(1.280 kasus), hipertensi dalam kehamilan (1.066 kasus), dan infeksi (207 kasus) (Kemenkes
RI, 2020).

Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status kesehatan.
Diantara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada
pula yang merugikan (Riska Balqis, 2020)

Aspek kebiasaan makan merupakan salah satu penyebab Kekurangan Energi Kronis
(KEK) pada ibu hamil, semua aspek perilaku kebiasaan makan seperti kebiasaan pola makanan
yang kurang beragam dan bersumber energi, frekuensi dan porsi makanan yang kurang,
pantangan terhadap makanan yang memang baik untuk dikonsumsi, dan cara memilih bahan
makanan yang kurang baik merupakan penyebab terjadinya KEK pada ibu hamil. Ibu hamil
harus bisa menjaga pola makan dengan mengkonsumsi makanan yang tinggi gizi untuk menjaga
kelangsungan kesehatannya. (Febriyanti, dkk, 2019)

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Beberapa Kebiasaan yang Merugikan Ibu Hamil

1. Kebiasaan Mengonsumsi Alkohol


Telah diketahui konsumsi alkohol dapat meningkatkan faktor resiko terjadinya
kanker, stroke, gagal jantung dan kematian. Konsumsi alkohol pada masa kehamilan dapat
berakibat pada organ janin. Rokok juga dihubungkan kepada resiko yang lebih tinggi pada
penyakit kardiovaskular dan paru-paru (Minguez-Alacorn, Chavarro, & Gaskins, 2018).
Prevalensi peminum alkohol pada perempuan sekitar 0,4% (Kementerian
Kesehatan RI, 2018).
Alkohol dapat melintasi penghalang plasenta dan metabolisme alkohol di janin dua
kali lebih lambat dibanding pada ibu (Hamułka et al., 2018).
Konsumsi alkohol pada kehamilan yang merupakan salah satu zat teratogen dapat
menyebabkan masalah pada kehamilan dan menempatkan ibu dalam risiko (Wubetu,
Habte, & Dagne, 2019).
Berdasarkan penelitian Walle, T.A, dkk., (2019) di Ethiopia menunjukkan bahwa
mengkonsumsi alkohol selama kehamilan berisiko dua kali lebih besar terkena gangguan
hipertensi kehamilan.
Alkohol diduga mempunyai efek pressor langsung pada pembuluh darah karena
alkohol menghambat natrium, sehingga terjadi peningkatan natrium dam menghambat
pertukaran natrium dan kalsium seluler akan memudahkan kontraksi sel otot. Otot
pembuluh darah menajdi lebih sensitive terhadap zat pressor seperti angiostin H dan
kotekolamin (Masriadi, 2019).

2. Kebiasaan Merokok
Merokok pada masa kehamilan dapat menyebabkan peningkatan aborsi spontan
pada trisemester pertama, abruptio plasenta, kelahiran premature, berat badan lahir rendah,
dan sindrom kematian tiba-tiba pada infant. Prevalensi perokok setiap hari di Indonesia
diketahui sekitar 47,3% pada laki-laki dan 1,2% pada perempuan dan didapatkan perokok

2
yang merokok di Gedung/ruangan pada pria sekitar 80,8% dan perempuan sekitar 74,4%
(Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Penggunaan rokok, baik pasif maupun aktif, dapat meningkatkan kadar karbon
monoksida dan nikotin pada ibu dan janin (Hamułka et al., 2018).
Asap rokok terdiri dari lebih dari 4000 senyawa kimia yang bercampur, termasuk
nikotin, karbon monoksida, dan logam berat. Karbon monoksida akan berikatan dengan
hemoglobin dan membentuk karboksihemoglobin, apabila terdapat peningkatan karbon
monoksida maka afinitas terhadap oksigen akan berkurang dan akan menggangu
pengantaran oksigen ke plasenta. Diketahui bahwa logam berat yang terkandung dalam
rokok akan terakumulasi di plasenta dan menyebabkan retriksi dari pertumbuhan janin.
Nikotin dapat menyebabkan masalah pada perkembangan otak yang akan menghasilkan
masalah pada kognitif, emosional, dan perilaku pada anak (Mcdonnell & Regan, 2019).
Zat kimia nikotin dan karbon yang dihisap melalui rokok masuk kedalam darah
dapat merusak lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses
arteroklorosis denyut jantung meningkat dan kebutuhan oksigen yang disuplai ke otot
jantung. Nikotin yang berasal dari rokok menaikan darah baik sisitolik maupun diastolik
(Masriadi, 2019)
Peneltian Arikah, T, dkk., (2020) ibu hamil yang terpapar asap rokok berpeluang
3,5 kali menderita hipertensi dibandingkan yang tidak terpapar. Nikotin yang terdapat pada
asap merupakan zat vasokonstriksi pembuluh darah dan meningkatkan kontraksi jantung.
Sehingga dapat meningkatkan tekanan darah pada ibu hamil.

3. Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Berlemak


Lemak merupakan salah satu sumber energi bagi tubuh, lemak juga berfungsi
sebagai peran utama pembentukan energi metabolic, pertumbuhan sistem saraf janin dan
sumber kalori menjelang kelahiran. Hasil penelitian menunjukan TKL 52% ibu hamil
trimester pertama memiliki TKL berlebih, lemak juga berperan sebagai transportasi
vitamin larut seperti vitamin A, D, E dan K untuk itu ibu hamil tidak boleh sampai
mengalami kurang konsumsi lemak dalam tubuh. (Sinaga E, 2019).
Menurut Supariasa (2023) asupan lemak yang baik yaitu 20-30% dari total energi.
Namun, ibu yang memiliki IMT lebih tinggi dari normal harus memperhatikan asupan

3
lemak, karena ibu dengan IMT lebih tinggi dari normal cenderung mendapatkan energi dari
lemak dan sangat rentan mengalami kenaikan berat badan berlebih.
Makan makanan berlemak yang berlebihan dapat memicu terjadinya peningkatan
asupan energi yang berlebih dengan kandungan lemak dan karbohidrat yang tinggi, jika hal
ini dilakukan secara terus menerus tanpa diimbangi dengan aktivitas fisik dapat
meningkatkan resiko obesitas pada ibu hamil. (Jovanka Ris, 2020)

4. Kebiasaan mengonsumsi makanan-makanan Asin.


Penelitian Imaroh, dkk (2018) konsumsi makanan yang mengandung garam tinggi
(2300 mg/hari) mempengaruhi faktor risiko kejadian hipertensi pada ibu hamil dengan
risiko 7,2 kali lebih besar terjadinya hipertensi.
Terlalu banyak garam tidak baik selama masa kehamilan karena dapat
menyebabkan retensi air dalam tubuh yang mengakibatkan pembengkakan di kaki dan
tangan. Selain itu, kelebihan garam juga dapat menyebabkan hipertensi (tekanan darah
tinggi) pada kehamilan (Sabrina Anggraini, 2022).

5. Penggunaan Obat-obatan
Informasi tentang penggunaan obat pada ibu hamil dan menyusui sangat penting.
Perubahan-perubahan fisiologis pada kondisi kehamilan bisa mempengaruhi efek obat
yang diminum, menyebabkan kebutuhan monitoring obat, atau penyesuaian terapi obat
(Walbrandt et al., 2018).
Meskipun janin di dalam kandungan telah dilindungi dari pengaruh luar oleh
plasenta dan selaput ketuban, akan tetapi hal itu tidak menjamin dari pengaruh buruk obat
yang dikonsumsi oleh sang ibu. Secara khusus penggunaan obat-obatan pada ibu hamil
tidak hanya memberikan efek samping pada sang ibu, tidak menutup kemungkinan dapat
memberikan pengaruh buruk pada janin berupa cacat bawaan. Obat atau agen lain yang
dapat mengakibatkan cacat bawaan yang nyata lazim disebut sebagai obat yang bersifat
teratogenik atau dismorfogenik (Yunika, 2019).

4
6. Kebiasaan Makan-makanan Junkfood
Junk food merupakan makanan yang tidak sehat (makanan sampah), karena
mengandung jumlah lemak yang besar, rendah serat, banyak mengandung garam, gula, zat
aditif dan kalori tinggi tetapi rendah nutrisi, rendah vitamin, dan rendah mineral. Jenis junk
food antara lain keripik, permen, semua dessert manis, makanan fast food yang digoreng,
dan minuman soda atau minuman berkarbonasi dan lain sebagainya. Dampak dari
mengkonsumsi junk food adalah salah satunya kekurangan vitamin, pada anak , remaja,
dan ibu hamil kekurangan vitamin dapat menyebabkan stunting, penurunan kapasitas
mental, peningkatan frekuensi infeksi, tidak adekuatnya tumbuh kembang, menurunnya
produktivitas, dan tingginya angka kematian. (Yulia Rahmawati dkk, 2019)

B. Cara Mengatasi Kebiasaan Buruk yang Merugikan Ibu Hamil


Yaitu dengan melakukan pelayanan Antenatal Care. Antenatal Care (ANC) adalah
pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu selama kehamilan. Hal ini dilakukan
untuk memantau kesehatan fisik dan mental, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin,
mempersiapkan persalinan dan mencegah kematian akibat komplikasi kehamilan dan persalinan.
Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG)
global yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu (AKI) menjadi 70 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 2030 (WHO 2019).
Ibu berperan penting dalam mengasuh potensi anaknya di dalam kandungan. Salah satu
inisiatif tersebut adalah Integrated Pregnancy/Pregnancy Screening atau Quality Prenatal Care
(ANC). Secara umum, pelayanan antenatal terpadu (ANC) bertujuan untuk memenuhi hak setiap
ibu hamil atas pemeriksaan kehamilan yang berkualitas dan untuk mencapai kehamilan yang sehat,
persalinan yang aman dan bayi yang sehat (Yang et al. 2020).
Kunjungan ANC akan meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai tanda bahaya
kehamilan, sehingga deteksi dini kehamilan berisiko dapat dilakukan dan mencegah bahaya yang
lebih besar pada kehamilan (Mardiyanti dkk, 2019; Lestari dkk, 2023).
Sebagian besar kematian ibu dapat dicegah karena ilmu pengetahuan tentang asuhan
kehamilan dan cara menangani komplikasi kehamilan telah diketahui dengan baik seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Ibu hamil memerlukan pelayanan kehamilan
berkualitas tinggi untuk meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan bayi baru lahir (WHO, 2023).

5
Masa adaptasi kebiasaan baru yang sering disebut era ‘new normal’ pada hakikatnya adalah
masa untuk menyesuaikan diri dengan praktik pencegahan infeksi Covid-19 sebagai bagian dari
“normal baru” agar dapat menjadi batu loncatan menuju masa depan yang baru. Masa ini tetap
memerlukan kepatuhan publik dan kerja sama berbagai sektor untuk menekan penularan dari
manusia ke manusia (WHO, 2020).
Kematian ibu yang tinggi dapat disebabkan oleh manajemen yang buruk dan tidak
memadai di fasilitas pelayanan kesehatan. Misalnya puskesmas dan rumah sakit yang
persalinannya sulit juga karena kesiapan tenaga medis, ketersediaan bahan dan peralatan, sikap
petugas, dll. Penyebab perjalanan yang sulit antara lain kesulitan transportasi, waktu tempuh ke
pelayanan kesehatan, pilihan keluarga (pengetahuan, ketersediaan ekonomi, aktivitas keluarga dan
sosial budaya), dan kematian di rumah karena kurangnya ketersediaan transportasi (Yang et al.
2020)
Sejumlah factor telah dipertimbangkan beberapa faktor yang berkontribusi hingga
rendahnya cakupan pelayanan antenatal care (ANC) dari ibu hamil hingga abses. Menurut sebuah
studi oleh Sibello et al. (2021) mencatat bahwa faktorfaktor yang dapat mempengaruhi akses ibu
ke pelayanan kesehatan antara lain dampak ekonomi keluarga, jarak fasilitas kesehatan dari rumah
ibu, dampak dukungan suami, dan paritas. Dari semua faktor tersebut, yang terpenting adalah
faktor finansial dan dukungan suami, dan kepatuhan ibu berhubungan dengan kunjungan ANC
dibandingkan dengan faktor lainnya (Sibero et al., 2021).

6
DAFTAR PUSTAKA

Alatas, Haidar. 2019. Hipertensi pada Kehamilan. Herb-Medicine Journal. Vol. 2. No. 2.
Arikah, T, dkk. 2020. Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Ibu Hamil di Puskesmas Kramat
Jati Jakarta Timur Tahun 2019. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Masyarakat Indonesia. Vol. 1. No. 1
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2019. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Barat tahun 2019.
Jawa Barat: Dinas Kesehatan Jawa Barat.
Kemenkes RI. 2018. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan.

Kemenkes RI. 2018. Konsumsi Makanan Penduduk Indonesia. Jakarta.


Kemenkes RI. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Jakarta.
Murti, Bhisma. 2018. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press. Ramadhani, D.H, dkk. 2017. Profil Tekanan Darah Berdasarkan Asupan
Lemak, Serat dan IMT Pasien Hipertensi. Jurnal gizi. Vol 6, No 2.
Kemenkes RI. 2018. Konsumsi Makanan Penduduk Indonesia. Jakarta.

Kemenkes RI. 2019. Laporan Nasional Riskesdas 2018 Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan. Jakarta.

Kemenkes RI. 2020. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2019. Jakarta.

Setiawati, A.M. 2019. Hubungan Asap Rokok terhadap terjadinya Hipertensi pada Ibu Hamil di
Desa Brangkal Bojonegoro (Relationship Between Cigarette Smoke And Hypertension
Pregnant In Brangkal Bojonegoro). Jurnal IKESM. Vol. 15 No. 1.

Agustine, U., Christina, M., & Sukartiningsih, E. (2019). Keterkaitan Sosial Budaya Dengan
Pelaksanaan Antenatal Care (ANC) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kambaniru. Jurnal
Kesehatan Primer, 4(1), 42–54.

Ariestanti, Y., Widayati, T., & Sulistyowati, Y. (2020). Determinan Perilaku Ibu Hamil
Melakukan Pemeriksaan Kehamilan (Antenatal Care) Pada Masa Pandemi Covid-19.
Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, 10(2), 203–216.

Anda mungkin juga menyukai