Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang

bersifat persuasif dan tidak memerintah yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan, sikap, perilaku, dan kemampuan

masyarakat dalam menemukan, merencanakan dan memecahkan

masalah menggunakan sumber daya/potensi yang mereka miliki,

termasuk partisipasi dan dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta LSM

yang ada dan hidup di masyarakat. Pemberdayaan keluarga di bidang

kesehatan akan menghasilkan kemandirian keluarga dalam

menemukan masalah kesehatan yang ada dalam keluarganya,

kemudian mampu merencanakan dan mengambil keputusan untuk

memecahkan masalah kesehatannya sendiri tanpa bantuan pihak lain.

(Ambarwati, 2019)

Asuhan kebidanan keluarga adalah serangkaian kegiatan yang

merupakan implementasi dari ilmu kebidanan yang diberikan melalui

praktik kebidanan dengan sasaran keluarga dan ditujukan untuk

mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan

pendekatan asuhan kebidanan. (Ambarwati, 2019)

1
Obesitas merupakan ancaman yang cukup serius bagi ibu

hamil, tidak hanya pada masa kehamilan, ibu yang memiliki kelebihan

berat badan, kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan

dan pasca persalinan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan North

East Public Health Observatory yang dipublikasikan pada British

journal of obstetrics and gynaecology, obesitas pada perempuan

umumnya dimulai ketika mereka mulai mengandung. Hal ini diketahui

pada 37 ribu perempuan hamil, hasilnya ibu hamil yang mengalami

obesitas meningkat dari 9,9% ditahun 2000, menjadi 16% ditahun

2005 (Sudirtayasa, 2014).

Wanita hamil dengan obesitas sangat berisiko untuk mengalami

penyakit- penyakit seperti hipertensi dalam kehamilan, gestasional

diabetes, gangguan pernafasan dan tromboemboli, berkaitan dengan

proses persalinannya sendiri wanita tersebut akan membutuhkan

waktu persalinan yang lebih lama dengan risiko tindakan seksio

sesaria lebih tinggi, selain itu juga sehubungan dengan operasi akan

mengalami kesulitan dalam tindakan pembiusan dan penyembuhan

luka. Dan terhadap bayinya risiko untuk terjadi komplikasi seperti

kelainan kongenital, makrosomia, distosia bahu dan kemungkinan

menderita obesitas dan diabetes pada saat dewasa menjadi lebih

besar. Atas dasar hal-hal tersebut maka pengelolaan obesitas

2
sehubungan dengan kehamilan sangat penting dilakukan baik itu

prakonsepsi maupun saat hamil (Wuntakal, 2016).

WHO menyebutkan IMT (indeks massa tubuh) atau BMI (Body

Mass Index) adalah petunjuk sederhana dari berat dan tinggi badan

yang biasanya digunakan untuk mengklarifikasikan status berat badan

kurang, berat badan berlebih, dan obesitas pada orang dewasa, yaitu

dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan tinggi badan

dalam meter persegi. Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari

berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada

dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat

badan lahir bayi salah satunya adalah status gizi ibu. Berat badan ibu

sebelum hamil kurang (underweight) atau lebih (overweight) dari

normal akan membuat kehamilan menjadi berisiko (Puspita, 2019)

Kebiasaan merokok sudah menjadi masalah kesehatan utama

yang terjadi di berbagai negara. Secara global, jumlah perokok di

seluruh dunia mencapai 1,3 milyar orang dengan 942 juta laki-laki dan

175 juta perempuan yang berusia 15 tahun lebih (Drope et al., 2018).

Menurut The Tobacco Control Atlas ASEAN Region 4th Edition

menunjukan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah

perokok terbanyak di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN)

dengan persentase perokok usia antara 25-64 tahun (36,3%) dimana

3
sebanyak 66% perokok laki-laki dan 6,7% perokok perempuan (Lian

dan Dortheo, 2018).

Prevalensi berhenti merokok meningkat sesuai dengan

peningkatan usia (National Institute of Health Research and

Development Ministry of Health of İndonesia, 2011). Indonesia

merupakan negara ke-5 terbesar dalam produksi tembakau. Total

produksi pada tahun 2011 sebanyak 258 juta batang tembakau

dengan mayoritas perokok dewasa di Indonesia mengonsumsi rokok

kretek saja, 5,6% hanya mengonsumsi rokok linting, 3,7% hanya

mengonsumsi rokok putih (Kementerian Kesehatan Republik

Indonesia, 2018).

Banyak sekali dampak negatif yang dihasilkan seorang

perokok, baik perokok aktif maupun perokok pasif. Jika dilihat dari

aspek kesehatan, rokok akan berdampak pada sirkulasi darah,

jantung, lambung, kulit, tulang, otak, paru-paru, mulut dan

tenggorokan, reproduksi dan fertilitas, termasuk dapat meningkatkan

risiko infeksi tuberkulosis (TB), Perokok di Indonesia 45% mengalami

stroke, 81% mengalami serangan jantung, dan 85% mengalami kanker

paru-paru. Selain itu, merokok juga dapat menyebabkan seseorang

menjadi ketergantungan yang berarti tidak dapat berhenti merokok dan

4
selalu membutuhkan rokok dalam keadaan apapun. (Salsabila et al.,

2022)

Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran nafas. Hal ini

menyebabkan peningkatan hiperresponsif jalan nafas yang ditandai

dengan wheezing, sulit bernafas, dada terasa berat,dan batuk,

terutama terjadi malam hari atau menjelang pagi hari. Asma adalah

gangguan aliran udara intermitten dan reversibel yang hanya

mempengaruhi jalan nafas, tidak sampai pada alveoli. Gangguan

aliran udara terjadi dengan dua cara yaitu inflamasi (peradangan) dan

hiperresponsif jalan nafas. Inflamasi terjadi pada lumen (bagian dalam)

jalan napas. Hiperresponsif jalan napas terjadi karena konstriksi otot

bronkial yang lembut sehingga menyebabkan penyempitan jalan

napas kearah luar. (Fitri & Kartikasari, 2021)

Asma bertanggung jawab atas 21,6 juta DALYs (Disability-

Adjusted Life Year) pada tahun 2019, yang merupakan 20,8% dari total

DALYs dari penyakit pernapasan kronis. Angka kematian akibat asma

paling tinggi di negara-negara dengan SDI (Socio-Demographic Index)

rendah dan menengah, sedangkan prevalensi tertinggi di negara-

negara dengan SDI tinggi(Global Health Metrics, 2020).

Dilaporkan bahwa Amerika Utara memiliki prevalensi asma

berdasarkan usia tertinggi pada tahun 2019 (10.399,3 per 100.000)

5
dan Asia Timur memiliki yang terendah (2.025,5 per 100.000). Dari

tahun 1990 hingga 2019, jumlah kasus prevalensi asma meningkat

dari 226,9 juta menjadi 262,4 juta, dengan jumlah kasus terbanyak di

Asia Selatan dan Amerika Utara (Welsh ET, 2021).

Di Indonesia, terdapat sembilan belas provinsi yang mempunyai

prevalensi penyakit asma melebihi angka nasional. Berdasarkan hasil

Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) asma merupakan

penyebab kematian (mortalitas) keempat di Indonesia atau sebesar

5,6%. Dilaporkan prevalensi asma di seluruh Indonesia sebesar 13 per

1.000 penduduk. Kejadian asma terbanyak di Provinsi Sulawesi

Tengah yaitu 7,8% dan di Nusa Tenggara Timur yaitu 7,3%,

sedangkan di Provinsi Bengkulu angka kejadian asma yaitu 2,0%

(Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengkajian keluarga

Tn. B, salah satu keluarga yang memiliki masalah kesehatan.

Permasalahan kesehatan keluarga Tn. B adalah Ny.D yang

merupakan ibu hamil yang mengalami berat berlebih dan kurangnya

pengetahuan ibu tentang risiko overweight pada saat kehamilan

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

6
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan di

komunitas dengan pemberdayaan keluarga.

2. Tujuan Khusus

Setelah melaksanakan praktik asuhan kebidanan di komunitas

dengan pemberdayaan keluarga mahasiswa dapat:

a. Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn.B

b. Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada

keluarga Tn.B

c. Menentukan diagnosis potensial apa yang terjadi pada

keluarga binaan, keluarga Tn.B

d. Menentukan antisipasi masalah pada keluarga Tn.B

e. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi pada

keluraga Tn.B

f. Melaksanakan perencanaan yang telah dibuat pada keluraga

Tn.B

g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah

dilaksanakan pada keluraga Tn.B

C. Waktu dan Tempat

7
Pelaksanaan asuhan pemberdayaan keluarga dilakukan dalam

14 hari sejak tanggal 31 Juli 2023 hingga 14 Agustus 2023. Lahan

yang digunakan pada asuhan kebidanan pemberdayaan keluarga

adalah Wilayah Kerja Puskesmas Karang Joang Balikpapan.

Anda mungkin juga menyukai