Anda di halaman 1dari 7

dr.

Safina Firdaus

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (F.1)

PENYULUHAN KEHAMILAN BERISIKO DI PUSKESMAS JATIROKEH

Tanggal Kegiatan : 19 November 2020

A. Latar Belakang
Angka Kematian ibu merupakan indikator derajat kesehatan ibu dan
mendapat perhatian khusus dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), sehingga
ditempatkan sebagai butir kelima dari delapan butir tujuan Millenium
Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan millennium. MDGs
adalah Deklarasi Millenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan
dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa yang dimulai September tahun
2000.
Kematian ibu dapat terjadi sebagai akibat langsung dari komplikasi yang
berkembang pada kehamilan, persalinan atau faktor postpartum dan sebagai
akibat tidak langsung karena memburuknya pelayanan klinis yang ada
(Litbangkes Kemenkes RI, 2013). Kejadian komplikasi persalinan dapat
disebabkan karena adanya faktor-faktor risiko pada saat kehamilan.
Kehamilan berisiko merupakan kehamilan dengan adanya kondisi yang
dapat menambah risiko terjadinya kelainan atau ancaman bahaya pada janin.
Pada kehamilan risiko tinggi terdapat tindakan khusus terhadap ibu dan janin.
Kesehatan atau bahkan kehidupan ibu dan janin menjadi terancam bahaya
akibat adanya gangguan kehamilan. Risiko kehamilan menjadi sebuah alat
ukur statistik dalam studi epidemiologi berdasarkan kemungkinan terjadinya
suatu keadaan gawat darurat obstetrik yang tidak diinginkan pada masa
mendatang.

B. Permasalahan
AKI di Brebes tahun 2019 ada 37,  sedangkan sampai Juli 2020 sudah
mencapai 32 AKI. Tingginya AKI diantaranya disebabkan oleh rendahnya
pengetahuan mengenai kehamilan yang berisiko sehingga menyebabkan
peningkatan angka komplikasi dalam kehamilan yang dapat menyebabkan
kematian baik ibu maupun janinnya.
dr. Safina Firdaus

C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Untuk meningkatkan pengetahauan masyarakat mengenani kehamilan
berisiko maka dilakukan penyuluhan yang dilaksanakan dalam kegiatan
penyuluhan rutin di puskesmas Jatirokeh dengan tema penyakit ysng berbeda
Kegiatan ini meliputi pemaparan mengenai penyakit dan sesi tanya jawab
dengan para peserta penyuluhan.

D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 19 November 2020 di depan
Poli RPU dan KIA Puskesmas Jatirokeh. Penyuluhan dilakukan oleh satu
dokter internsip dengan peserta penyuluhan yaitu pasien-pasien dan ibu hamil
yang sedang menunggu untuk control dan berobat ke Poli RPU dan KIA
Puskesmas Jatirokeh. Peserta penyuluhan rata-rata berusia 25-60 tahun.
Penyuluhan dilaksanakan dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan
para peserta penyuluhan tersebut.

E. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan penyuluhan kehamilan berisiko berjalan dengan lancar. Kegiatan
dilakukan mengikuti protokol kesehatan dalam rangka pencegahan COVID-
19.

Pembimbing

dr. Rita
dr. Safina Firdaus

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (F.1)

PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS JATIROKEH

Tanggal Kegiatan : 18 Desember 2020

A. Latar Belakang
Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif mempunyai peranan penting
untuk menunjang pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, dan pemenuhan
nutrisi pada bayi. Sesuai dengan lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 33
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, pola pemberian
makanan terbaik untuk bayi baru lahir sampai usia 2 tahun meliputi
memberikan ASI pada bayi segera dalam waktu satu jam setelah lahir,
memberikan hanya ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan, memberikan
makanan pendamping ASI (MP ASI) yang tepat sejak genap umur 6 bulan,
meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun.

Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif, baik bagi ibu
maupun bayinya. Bagi ibu, memberikan ASI tidak hanya bermanfaat untuk
menjalin kasih sayang , tetapi juga dapat mengurangi perdarahan setelah
melahirkan, mempercepat pemuihan kesehatan ibu, menunda kehamilan,
hingga mengurangi risiko terkena kanker payudara. ASI sendiri mengandung
banyak faktor kekebalan yang bermanfaat terhadap pencegahan dari berbagai
macam penyakit. Secara umum terdapat berbagai faktor penyebab kegagalan
praktek IMD dan ASI eksklusif seperti ibu bekerja, tidak dukungan keluarga,
tidak adanya pendampingan dari bidan, rendahnya pengetahuan dan sikap ibu,
budaya yang turun temurun, gencarnya promosi susu formula, kelainan
puting susu ibu, dan lainnya.

B. Permasalahan
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 proporsi pola pemberian ASI pada bayi
umur 0-5 bulan di Indonesia sebanyak 37,3% ASI ekslusif, 9,3% ASI parsial
(menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain ASI seperti susu
formula, bubur atau makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan, baik
diberikan secara kontinyu maupun sebagai makanan prelakteal), dan 3,3%
ASI predominan (menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit air atau
dr. Safina Firdaus

minuman berbasis air misalnya teh, sebagai makanan/minuman prelakteal


sebelum ASI kelua parsi). Makanan prelakteal adalah makanan atau minuman
yang diberikan kepada bayi sebelum diberikannya ASI. Menurut Riskesdas
2013, persentase tertinggi makanan prelakteal yang diberikan kepada bayi
baru lahir di Indonesia tahun 2013 adalah susu formula (79,8%).

C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Untuk meningkatkan pengetahauan masyarakat mengenani ASI eksklusif
maka dilakukan penyuluhan yang dilaksanakan dalam kegiatan penyuluhan
rutin di Desa Saba Jambu

D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 08 September 2021 di Kantor
Desa Saba Jambu . Penyuluhan dilakukan oleh satu dokter internsip dengan
peserta penyuluhan yaitu Masyarakat desa Saba Jambu. Peserta penyuluhan
rata-rata berusia 15 – 35 tahun. Penyuluhan dilaksanakan dan dilanjutkan
dengan sesi tanya jawab dengan para peserta penyuluhan tersebut.

E. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan penyuluhan ASI Eksklusif berjalan dengan lancar. Kegiatan
dilakukan mengikuti protokol kesehatan dalam rangka pencegahan COVID-
19.

Pembimbing

dr. Rita
dr. Safina Firdaus

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA PROMOSI KESEHATAN DAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (F.1)

PENYULUHAN HIPERKOLESTEROL DI DESA AEK MATA

Tanggal Kegiatan : 08 April 2021

A. Latar Belakang
Penyakit Kardiovaskular (PKV) merupakan penyebab kematian utama di
berbagai negaara maju dan tampak adanya kecenderungan meningkat sebagai
penyebab kematian diberbagai negara berkembang. PKV khususnya penyakit
jantung koroner (PJK) adalah penyebab yang perlu mendapat perhatian yang
lebih mendalam pada negara berkembang. Kemajuan ekonomi memberikan
dampak, cepatnya penanggulangan penyakit menular. Sebagai
konsekuensinya, di sisi lain, PKV bergeser menjadi penyebab kematian utama
dimana sebelumnya penyakit menular merupakan penyebab kematian utama.
Tingginya kadar plasma total cholesterol, hipertensi arterial dan kebiasaan
merokok merupakan 3 faktor risiko utama PJK. Hipercholesterolemia
menempati posisi yang sangat penting sebab hipercholesterolemia adalah
satu-satunya faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya atherosclerosis
serta stroke iskemik. Pola makan atau diet merupakan salah satu faktor
lingkungan utama penyebab timbulnya PJK melalui kolesterol darah.

B. Permasalahan
Data di Indonesia yang diambil dari riset kesehatan dasar nasional
(RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan ada 35.9 % dari penduduk
Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun dengan kadar kolesterol abnormal
(berdasarkan NCEP ATP III, dengan kadar kolesterol ≥ 200 mg/dl) dimana
perempuan lebih banyak dari laki-laki dan perkotaan lebih banyak dari di
pedesaan. Data RISKEDAS juga menunjukkan 15.9 % populasi yang berusia
≥ 15 tahun mempunyai proporsi LDL yang sangat tinggi (≥ 190 mg/dl), 22.9
% mempunyai kadar HDL yang kurang dari 40 mg/dl, dan 11.9% dengan
kadar trigliserid yang sangat tinggi (≥ 500 mg/dl).

C. Perencanaan dan Pemilihan Intervensi


Untuk meningkatkan pengetahauan masyarakat mengenani hiperkolesterol
maka dilakukan penyuluhan yang dilaksanakan dalam kegiatan penyuluhan di
dr. Safina Firdaus

Desa Aek. Kegiatan ini meliputi pemaparan mengenai penyakit dan sesi tanya
jawab dengan para peserta penyuluhan.

D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 08 April 2021 di Kantor Desa
Aek Mata . Penyuluhan dilakukan oleh satu dokter internsip dengan peserta
penyuluhan yaitu masyarakat Desa Aek Mata. Peserta penyuluhan rata-rata
berusia 25-75 tahun. Penyuluhan dilaksanakan dan dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab dengan para peserta penyuluhan tersebut.

E. Monitoring dan Evaluasi


Kegiatan penyuluhan hiperkolesterol berjalan dengan lancar. Kegiatan
dilakukan mengikuti protokol kesehatan dalam rangka pencegahan COVID-
19.

Pembimbing

dr. Rita

BORANG UKM F6 30/09/2019 : POLINDES/BALAI PENGOBATAN DESA


GUMIRIH
Latar belakang : Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan yang dilakukan secara
terpadu,terintegrasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan
dr. Safina Firdaus

kesehatanmasyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan,


pengobatan penyakitdan pemulihan kesehatan. Pengobatan di polindes dilakukan agar
masyarakat lebih dekatdengan fasilitas kesehatan, sehingga pengobatan dapat
dilakukan lebih dekat denganmasyarakat
Pelaksanaan :
1. Melakukan pendaftaran dengan membawa KTP atau fotocopy kartu keluarga
2. Dilakukan anamnesis
3. Dilakukan pemeriksaan fisik berupa tekanan darah dan status lokalisata
4. Diberikan pengobatan
5. KIE pada pasien
Di polindes Gumirih jumlah pasien yang datang : 12 pasienpasien dengan dyspepsia : 2
pasienpasien dengan ispa : 4 pasienpasien bumil (ANC) : 3 pasienpasien balita
imunisasi : 3 pasien
Monitoring : Pasien anak-anak maupun dewasa masih ada yang terserang infeksi saluran
napas dimana sebagian besar tertular dari lingkungan sekitarnya. Pasien dengan
dyspepsia di polindes ini sudah memahami kondisi tubuhnya tetapi masih kesulitan untuk
membiasakan diri tidak telat makan ataupun menghindari makanan pedas. Diharapkan
pada pasien dengan infeksi saluran napas agar makan makanan bergizi
untukmeningkatkan daya tahan tubuh. Sedangkan untuk pasien dengan dispepsia
diharapkan dapatmemperbaiki pola makan.

Anda mungkin juga menyukai