Safina Firdaus
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian ibu merupakan indikator derajat kesehatan ibu dan
mendapat perhatian khusus dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), sehingga
ditempatkan sebagai butir kelima dari delapan butir tujuan Millenium
Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan millennium. MDGs
adalah Deklarasi Millenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan
dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa yang dimulai September tahun
2000.
Kematian ibu dapat terjadi sebagai akibat langsung dari komplikasi yang
berkembang pada kehamilan, persalinan atau faktor postpartum dan sebagai
akibat tidak langsung karena memburuknya pelayanan klinis yang ada
(Litbangkes Kemenkes RI, 2013). Kejadian komplikasi persalinan dapat
disebabkan karena adanya faktor-faktor risiko pada saat kehamilan.
Kehamilan berisiko merupakan kehamilan dengan adanya kondisi yang
dapat menambah risiko terjadinya kelainan atau ancaman bahaya pada janin.
Pada kehamilan risiko tinggi terdapat tindakan khusus terhadap ibu dan janin.
Kesehatan atau bahkan kehidupan ibu dan janin menjadi terancam bahaya
akibat adanya gangguan kehamilan. Risiko kehamilan menjadi sebuah alat
ukur statistik dalam studi epidemiologi berdasarkan kemungkinan terjadinya
suatu keadaan gawat darurat obstetrik yang tidak diinginkan pada masa
mendatang.
B. Permasalahan
AKI di Brebes tahun 2019 ada 37, sedangkan sampai Juli 2020 sudah
mencapai 32 AKI. Tingginya AKI diantaranya disebabkan oleh rendahnya
pengetahuan mengenai kehamilan yang berisiko sehingga menyebabkan
peningkatan angka komplikasi dalam kehamilan yang dapat menyebabkan
kematian baik ibu maupun janinnya.
dr. Safina Firdaus
D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 19 November 2020 di depan
Poli RPU dan KIA Puskesmas Jatirokeh. Penyuluhan dilakukan oleh satu
dokter internsip dengan peserta penyuluhan yaitu pasien-pasien dan ibu hamil
yang sedang menunggu untuk control dan berobat ke Poli RPU dan KIA
Puskesmas Jatirokeh. Peserta penyuluhan rata-rata berusia 25-60 tahun.
Penyuluhan dilaksanakan dan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan
para peserta penyuluhan tersebut.
Pembimbing
dr. Rita
dr. Safina Firdaus
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif mempunyai peranan penting
untuk menunjang pertumbuhan, perkembangan, kesehatan, dan pemenuhan
nutrisi pada bayi. Sesuai dengan lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 33
Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, pola pemberian
makanan terbaik untuk bayi baru lahir sampai usia 2 tahun meliputi
memberikan ASI pada bayi segera dalam waktu satu jam setelah lahir,
memberikan hanya ASI saja sejak lahir sampai umur 6 bulan, memberikan
makanan pendamping ASI (MP ASI) yang tepat sejak genap umur 6 bulan,
meneruskan pemberian ASI sampai anak berumur 2 tahun.
Menyusui sejak dini mempunyai dampak yang positif, baik bagi ibu
maupun bayinya. Bagi ibu, memberikan ASI tidak hanya bermanfaat untuk
menjalin kasih sayang , tetapi juga dapat mengurangi perdarahan setelah
melahirkan, mempercepat pemuihan kesehatan ibu, menunda kehamilan,
hingga mengurangi risiko terkena kanker payudara. ASI sendiri mengandung
banyak faktor kekebalan yang bermanfaat terhadap pencegahan dari berbagai
macam penyakit. Secara umum terdapat berbagai faktor penyebab kegagalan
praktek IMD dan ASI eksklusif seperti ibu bekerja, tidak dukungan keluarga,
tidak adanya pendampingan dari bidan, rendahnya pengetahuan dan sikap ibu,
budaya yang turun temurun, gencarnya promosi susu formula, kelainan
puting susu ibu, dan lainnya.
B. Permasalahan
Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 proporsi pola pemberian ASI pada bayi
umur 0-5 bulan di Indonesia sebanyak 37,3% ASI ekslusif, 9,3% ASI parsial
(menyusui bayi serta diberikan makanan buatan selain ASI seperti susu
formula, bubur atau makanan lain sebelum bayi berusia 6 bulan, baik
diberikan secara kontinyu maupun sebagai makanan prelakteal), dan 3,3%
ASI predominan (menyusui bayi tetapi pernah memberikan sedikit air atau
dr. Safina Firdaus
D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Jumat, 08 September 2021 di Kantor
Desa Saba Jambu . Penyuluhan dilakukan oleh satu dokter internsip dengan
peserta penyuluhan yaitu Masyarakat desa Saba Jambu. Peserta penyuluhan
rata-rata berusia 15 – 35 tahun. Penyuluhan dilaksanakan dan dilanjutkan
dengan sesi tanya jawab dengan para peserta penyuluhan tersebut.
Pembimbing
dr. Rita
dr. Safina Firdaus
LAPORAN KEGIATAN
A. Latar Belakang
Penyakit Kardiovaskular (PKV) merupakan penyebab kematian utama di
berbagai negaara maju dan tampak adanya kecenderungan meningkat sebagai
penyebab kematian diberbagai negara berkembang. PKV khususnya penyakit
jantung koroner (PJK) adalah penyebab yang perlu mendapat perhatian yang
lebih mendalam pada negara berkembang. Kemajuan ekonomi memberikan
dampak, cepatnya penanggulangan penyakit menular. Sebagai
konsekuensinya, di sisi lain, PKV bergeser menjadi penyebab kematian utama
dimana sebelumnya penyakit menular merupakan penyebab kematian utama.
Tingginya kadar plasma total cholesterol, hipertensi arterial dan kebiasaan
merokok merupakan 3 faktor risiko utama PJK. Hipercholesterolemia
menempati posisi yang sangat penting sebab hipercholesterolemia adalah
satu-satunya faktor risiko yang dapat menyebabkan timbulnya atherosclerosis
serta stroke iskemik. Pola makan atau diet merupakan salah satu faktor
lingkungan utama penyebab timbulnya PJK melalui kolesterol darah.
B. Permasalahan
Data di Indonesia yang diambil dari riset kesehatan dasar nasional
(RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan ada 35.9 % dari penduduk
Indonesia yang berusia ≥ 15 tahun dengan kadar kolesterol abnormal
(berdasarkan NCEP ATP III, dengan kadar kolesterol ≥ 200 mg/dl) dimana
perempuan lebih banyak dari laki-laki dan perkotaan lebih banyak dari di
pedesaan. Data RISKEDAS juga menunjukkan 15.9 % populasi yang berusia
≥ 15 tahun mempunyai proporsi LDL yang sangat tinggi (≥ 190 mg/dl), 22.9
% mempunyai kadar HDL yang kurang dari 40 mg/dl, dan 11.9% dengan
kadar trigliserid yang sangat tinggi (≥ 500 mg/dl).
Desa Aek. Kegiatan ini meliputi pemaparan mengenai penyakit dan sesi tanya
jawab dengan para peserta penyuluhan.
D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Kamis, 08 April 2021 di Kantor Desa
Aek Mata . Penyuluhan dilakukan oleh satu dokter internsip dengan peserta
penyuluhan yaitu masyarakat Desa Aek Mata. Peserta penyuluhan rata-rata
berusia 25-75 tahun. Penyuluhan dilaksanakan dan dilanjutkan dengan sesi
tanya jawab dengan para peserta penyuluhan tersebut.
Pembimbing
dr. Rita