Kali ini nasib tragis dialami seorang anak berusia 14 tahun asal Nusa Tenggara Timur.
Merasakan sakit perut dan dinyatakan usus buntu, ia harus menjadi korban salah satu
kasus malpraktik di Indonesia. Setelah menjalani operasi usus buntu, mata kanannya
malah mengalami kebutaan. Padahal, sebelumnya kedua matanya baik-baik saja.
bocah laki-laki berusia 11 tahun yang terancam cacat seumur hidupnya karena
kelaminnya terpotong hampir seluruhnya. Hal ini ia alami saat disunat dengan
menggunakan laser oleh seorang mantri di Jambi. Kasus tersebut disebabkan tindakan
ceroboh sang mantri yang membuat alat kelamin Dendi hampir terpotong semua.
Dandy pun langsung dilarikan ke Rumah Sakit dan meminta pertanggung jawaban
penuh dari pihak mantri tersebut. Meski tidak sampai benar-benar putus, jaringan saraf
kelamin Dandy mengalami kerusakan.
Kasus malpraktik di Indonesia ini sempat menyita perhatian masyarakat terjadi pada
akhir Oktober 2015. Saat itu, korban bernama Falya Raafan Blegur, anak kedua
pasangan Ibrahim Blegur dan Eri Kusrini meninggal akibat dugaan malpraktik.
Malpraktik ini diduga dilakukan oleh salah seorang dokter di Rumah Sakit Awal Bros,
Bekasi. Falya sempat dirawat di ruang ICU sejak Kamis, 29 Oktober 2015, sebelum
akhirnya mengembuskan nafas terkahir pada Minggu 1 November 2015. Pihak
keluarga merasa ada sesuatu yang janggal, sehingga mereka tidak dapat menerima
pernyataan dokter bahwa anak kedua mereka telah tiada. Padahal, beberapa hari
sebelumnya, pihak rumah sakit mendiagnosa Falya mengalami dehidrasi ringan.
Menurut pengakuan Ibrahim, anak keduanya itu sudah mulai ceria dan mulai bermain
dengan kakaknya. Bahkan, ia sudah bisa berlarian. Namun naas, sebelum
diperbolehkan pulang, seorang dokter dilaporkan menyuntikkan cairan ke dalam
infusnya. Setelah disuntik, kondisi Falya mendadak kritis. Sekujur tubuhnya membiru,
muncul bintik-bintik, dan keluar busa dari mulutnya. Tak lama, Falya pun meninggal
dunia.
PEMBAHASAN
Sehat merupakan hak yang fundamental bagi seluruh warga negara di Indonesia. Strategi
Kementerian Kesehatan dalam pembangunan kesehatan adalah dengan berbasis preventif dan
promotif. (2010-2014). Hal tersebut disampaikan Menkes dr. Endang Rahayu Sedyaningsih,
MPH, Dr. PH dalam Seminar Nasional "Mewujudkan Kemandirian Kesehatan Masyarakat
Berbasis Preventif dan Promotif" yang diselenggrakan oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro pada hari Sabtu, 13 Maret 2010 di Semarang.
Pembangunan kesehatan mencakup preventif dan promotif untuk mewujudkan masyarakat
yang mandiri dan berkeadilan. Rencana pembangunan kesehatan Indonesia tahun 2005-2025
seperti yang terdapat dalam UU No. 17 tahun 2007 merupakan pembangunan nasional yang
diarahkan untuk mengedepankan SDM yang berkualitas dan berdaya saing. Pembangunan
kesehatan tersebut dilakukan dengan peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan
masyarakat untuk hidup sehat untuk meningkatkan derajat kesehtan masyarakat setinggi-
tingginya.
Menkes mengatakan, SDM Indonesia harus tangguh, produktif dan mampu bersaing dengan
tantangan yang ada. Selain itu, pembangunan kesehatan tahun 2005- 2025 memberikan
perhatian yang khusus terhadap penduduk yang rentan yaitu ibu, bayi, anak, usia lanjut dan
penduduk miskin, dengan sasaran pembangunan kesehatan di akhir tahun 2014 adalah
peningkatan dasar kesehatan masyarakat melalui peningkatan derajat kesehatan yang terdapat
di MDG's. Meningkatanya derajat kesehatan masyarakat melalui percepatan pencapaian
MDG's antara lain:
1. Trend dan Issue dalam Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan (health education) yang penekanannya pada
perubahan atau perbaikan perilaku melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan
(Agustin, 2014). Pada saat ini telah diupayakan upaya promosi kesehatan baik dari
pemerintah maupun pelayanan kesehatan. Pesehatan yang dilakukan pada saat ini adalah:
a) Program Indonesia
Eliminasi Tuberkulosis pada tahun 2030 Indonesia masih tinggi angka kejadian TBC
nya, sehingga program ini dibuat agar Indonesia bebas dari penyakit TBC. Program
tersebut bertujuan untuk memperkuat kemandirian dan keberlanjutan eliminasi TB,
meliputi:
Penerapan strategi keluar bantuan eksternal untuk eliminasi TB
Melaksanakan skema jaminan kesehatan nasional dan perlindungan sosial
Melakukan pendekatan kesehatan keluarga dan masyarakat
Membangun strategi kolaborasi layanan publikswasta berbasis kabupaten/kota
Menerapkan strategi penemuan aktif dan masif dengan pendekatan keluarga
Melibatkan kebijakan inovatif dalam pengendalian TB. Pemerintah Indonesia
telah melaksanakan Jaminan Kesehatan Nasional sejak 2014 yang juga
mencakup pelayanan kesehatan TB. Dengan target Universal Health Coverage
(UHC) pada 2019, hal tersebut bertujuan untuk mendukung lebih baik program
eliminasi TB. Pemerintah Indonesia juga mengembangkan kemitraan yang
melibatkan sektor swasta dalam mendukung, baik penemuan pasien TB
maupun pembiayaan filantropi untuk mendukung anggaran eliminasi TB.
Selain itu juga mendorong penyediaan anggaran Pemerintah Daerah untuk
mendukung program sesuai dengan implementasi Standar Pelayanan Minimal
(SPM). ( Kemenkes, 2019).
b) Program GERMAS
Perubahan gaya hidup masyarakat dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya satu
masalah kesehatan. Pada tahun 2015, penyakit tidak menular seperti Stroke, Penyakit
Jantung Koroner (PJK), Kanker dan Diabetes justru menduduki peringkat tertinggi.
penyakit tersebut juga banyak terjadi pada usia produktif manusia. Berdasarkan hal
tersebut, Kementerian Kesehatan RI secara khusus mengingatkan masyarakat untuk
menjaga kesehatan melalui gerakan masyarakat hidup sehat (GERMAS) guna
mewujudkan Indonesia sehat. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS)
merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan secara bersama-
sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan
berperilaku sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus
dimulai dari keluarga, karena keluarga adalah bagian terkecil dari masyarakat yang
membentuk kepribadian. Kemenkes (2019) GERMAS berisi tentang:
Melakukan Aktivitas Fisik
Gaya hidup pada saat ini menjadikan individu minim melakukan aktivitas
fisik, baik itu aktivitas fisik karena bekerja maupun berolah raga. Germas
aktivitas fisik merupakan salah satu gerakan yang diutamakan untuk
meningkatkan kualitas kesehatan seseorang
Budaya Konsumsi Buah dan Sayur
Makanan cepat saji dan praktis pada saat ini banyak di onsumsi oleh
masyaraka sehingga menyebabkan berkurangnya konsumsi sayur dan buah
yang sebenarnya jauh lebih sehat dan bermanfaat bagi kesehatan. Menambah
jumlah konsumsi buah dan sayur merupakan contoh GERMAS yang dapat
dilakukan oleh siapapun
Tidak Merokok
Merokok merupakan kebiasaan yang banyak memberi dampak buruk bagi
kesehatan. Berhenti merokok menjadi bagian penting dari gerakan hidup sehat
dan akan berdampak tidak pada diri perokok; tetapi juga bagi orang – orang di
sekitarnya. Upaya atau implementasi dapat dilakukan dengan berbagai strategi
untuk tidak merokok .
Tidak Mengkonsumsi Minuman Beralkohol
Minuman beralkohol memiliki efek buruk yang serupa dengan merokok baik
itu efek buruk bagi kesehatan hingga efek sosial pada orang – orang di
sekitarnya
Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Secara Berkala
Dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan tidak hanya
datang ke rumah sakit atau puskesmas ketika sakit saja. Langkah ini dapat
memudahkan mendeteksi penyakit atau masalah kesehatan lebih dini.
Menjaga Kebersihan Lingkungan
Meningkatkan kualitas lingkungan dengan cara menjaga kebersihan
lingkungan. Menjaga kebersihan lingkungan dalam skala kecil seperti tingkat
rumah tangga dapat dilakukan dengan pengelolaan sampah. Langkah lain yang
dapat dilakukan adalah menjaga kebersihan guna mengurangi resiko kesehatan
seperti mencegah perkembangan vektor penyakit yang ada di lingkungan
sekitar
Menggunakan Jamban
Aspek sanitasi menjadi bagian penting dari gerakan masyarakat hidup sehat;
salah satunya dengan menggunakan jamban sebagai sarana pembuangan
kotoran. Aktivitas buang kotoran di luar jamban dapat meningkatkan resiko
penularan berbagai jenis penyakit sekaligus menurunkan kualitas lingkungan
https://www.orami.co.id/magazine/kasus-malpraktik-di-indonesia
https://www.scribd.com/embeds/359207760/content?
start_page=1&view_mode=scroll&access_key=key-fFexxf7r1bzEfWu3HKwf
https://eprints.ukh.ac.id/id/eprint/698/1/MODUL%20AJAR%20PROMOSI
%20KESEHATAN.pdf