ADVOKASI,NEGOSIASI,MARKETING
Disusun oleh :
Dosen Pengajar
Irma Susan Paramita, S.Gz, M.Kes
2020
CONTOH KASUS ADVOKASI DALAM PROMOSI
KESEHATAN
Contoh kasus virus corona pada suatu desa
Disuatu desa terdapat sebuah rumah sakit “ a “ dengan jumlah pengunjung
yang datang pada tanggal 20 November 2020 sebanyak 100 orang untuk
mengikuti penyuluhan tentang virus corona. Masyarakat yang datang untuk
mengikuti kegiatan promosi kesehatan di puskesmas sebagian adalah orang dewasa
usia sekitar 20-50 tahun yang berpendidikan S1 dan sebagian masyarakat
berpenghasilan dari berdagang dan ibu rumah tangga. Di rumah sakit “ a “ sudah
terdata jumlah penduduk yang menderita virus corona sebanyak 5 orang pada
bulan Oktober 2020 yang terdiri dari 3 orang dewasa dan 2 orang anak, yang mana
dari penyakit virus corona tersebut ada 4 orang yang meninggal yaitu 2 orang
dewasa lansia dan 2 orang dewasa.
A. Prinsip promosi kesehatan berdasarkan kasus diatas yaitu :
Empowerment (pemberdayaan)
yaitu cara kerja untuk memungkinkan seseorang untuk mendapatkan kontrol yang
lebih besar atas keputusan dan tindakan yang mempengaruhi kesehatan mereka.
Partisipative (partisipasi)
yaitu dimana seseorang mengambil bagian aktif dalam pengambilan keputusan.
B. Strategi dan intervensi yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Advokasi
Melakukan pendekatan terlebih dahulu dengan para pejabat untuk
memberikan bantuan di rumah sakit “ a “ dalam mencegah virus
corona dengan menunjukan data yang ada kepada para pejabat
2. Intervensi
melakukan dialog, diskusi kepada para pejabat untuk mendukung penyuluhan yang
dilakukan dan memberikan bantuan untuk kegiatan yang akan dilaksanakan.
3. Hasil
- Pejabat sektor mendukung kegiatan penyuluhan pencegahan virus corona.
- Adanya bantuan dana dari para pejabat untuk memberikan obat dan
bantuan berupa sandang dan pangan selama dirumah aja (self
quarantine) kepada masyarakat secara gratis.
A. Metode negosiasi
Kepala desa mengunjungi pihak puskesmas dan memberitahukan
permasalah di desa “b” tersebut kemudian
menyampaikan maksud tujuan dan meminta
pihak puskesmas untuk mengatasi permasalahan tersebut .
B. Hasil negosiasi yaitu :
Setelah dilakukan diskusi dan negosiasi, pihak puskesmasmenyetujui permintaa
n bantuan yang disampaikan olehkepala desa “ b “
untuk mengatasi permasalahan tersebutdengan meminta bantuan pejabat daerah
setempat dan rumah sakit bedar di daerah
Asi dan asi eksklusif yang lebih baik daripada susu formula yang harus
dibeli mahal dan belum terjamin kestrilannya.
Penjelasan kasus:
Ibu cenderung memberikan ASI sampai dengan 3 bulan sesuai masa cuti
melahirkan, dan sudah diperkenalkan susu formula agar bayi dapat tetap
mendapatkan susu disaat ibu bekerja. sebelum usia 4-6 bulan misalnya dengan
memberikan pisang, bubur nasi atau bubur instant agar bayi cepat gemuk, yang
sebenarnya lebih berbahaya terhadap bayi karena sebenarnya pada usia di
bawah 4-6 bulan pencernaan bayi belum siap menerima makanan lain selain
ASI.
A. Tujuan kasus :
Memberitahu para ibu untuk memberikan Asi kepada bayi hingga waktu
ideal bayi tidak harus mengkonsumsi Asi lagi.
Mengingatkan agar tidak memberikan makanan selain Asi pada bayi usia
di bawah 6 bulan karna bayi belum siap menerima makan lain selain Asi.
Menggerakkan hati para ibu agar lebih memperhatikan asupan makanan
yang bernutrisi tinggi ,karana bayi membutuhkan Asi sampai berusia
kurang lebih 2 tahun.
B. Hasil :
Dukungan lingkungan sekitar terutama suami dan keluarga inti kepada
para ibu agar mampu memberikan Asi kepada bayi hingga berusia 2
tahun.
Sikap positif yang seorang ibu berikan agar anaknya dapat tumbuh
dengan baik dan sehat, dapat berupa perhatian dalam asupan gizi dan
perkembangan pertumbuhan anak.
Perilaku memperkenalkan makanan lain selain Asi yang biasa difaktori
oleh keharusan bekerja dan ingin memberikan asupan instan yang
diharapkan tidak lagi diterapkan oleh para ibu.