FISIOLOGI HEWAN
“Sel Darah Katak Dan Manusia ”
Disusun oleh:
Nama Anggota : Alfina Damayanti Habeahan
NPM : F1D020028
Kelompok :I
Hari/tanggal : Senin, 12 September 2022
Dosen pengampu : 1. Dr. Jarulis, M.Si
2. Dian Fita Lestari, M.Sc
3. Vestidhia Yunisya Atmaja, S.Si., M.Sc
Asisten : 1. Muhammad Rizqi Abdillah (F1D018035)
2. Mira Ervinda Pricillia (F1D019001)
3. Rini Yunita A. (F1D019023)
4.1 Pembahasan
Pada pratikum sel darah katak dan manusia darah kali ini bertujuan untuk
melihat struktur sel darah merah katak dan manusia dan untuk menghitung jumlah
sel darah merah (Eritrosit). pada sel darah merah yang berfungsi untuk satu tugas
darah yang paling penting - membawa oksigen dan karbon dioksida. Berdasarkan
gambar hasil pengamatan, struktur sel darah manusia sangat berbeda dengan sel
darah pada katak. Sel darah merah bertanggung jawab untuk satu tugas darah yang
paling penting - membawa oksigen dan karbon dioksida (Neelam, 2012).
Berdasarkan gambar hasil pengamatan, struktur sel darah manusia sangat
berbeda dengan sel darah pada katak.. Eritrosit pada manusia berbentuk kepingan
bikonkaf yang diratakan dan diberikan tekanan di bagian tengahnya, dengan
bentuk seperti “barbell” jika dilihat secara melintang. Bentuk ini (setelah nuklei
dan organelnya dihilangkan) akan mengoptimisasi sel dalam proses pertukaran
oksigen dengan jaringan tubuh disekitarnya. Bentuk sel sangat fleksibel sehingga
dapat dengan mudah untuk memasuki pembuluh kapiler yang sangat kecil.
Eritrosit biasanya berbentuk bundar .
Menurut Wiguna (2009) eritrosit pada katak Fejervarya cancrivora
memiliki bentuk oval dan memiliki ukuran yang lebih besar daripada eritrosit
manusia. Eritrosit dewasa berbentuk lonjong atau bulat panjang, pipih dan
memiliki inti. Eritrosit yang dimiliki katak termasuk eritrosit yang terbesar
dibandingkan hewan vetebrata lainnya. Dengan adanya inti pada eritrosit katak
maka dapat memperkecil ruang bagi hemoglobin karena oksigen yang dibutuhkan
oleh katak tidak hanya diikat oleh sel darah merah di paru-paru, melainkan dari
oksigen yang berdifusi melewati kulit mereka.
Sel darah merah adalah entitas berbentuk diskoid tanpa nukleus atau
mitokondria dan fungsinya yang paling penting adalah membawa oksigen ke sel-
sel tubuh. Mereka juga memainkan peran mendasar dalam sistem koagulasi dan
peradangan dan telah digunakan dalam penelitian biokimia untuk menentukan
kadar antioksidan. Namun, peran mereka dalam kondisi inflamasi kadang-kadang
kurang dihargai. Baru-baru ini. Lopes del Almeida dan rekan kerjanya
menunjukkan bahwa sel darah merah tidak hanya merupakan kantung yang diisi
hemoglobin, tetapi juga terlibat secara erat dalam peradangan. (Pretorius, 2013)
Pada hasil pengamatan pada praktikum kali ini yang dilakukan pada anggota
kelompok kami atas nama Togi martito sitorus yang berumur 20 tahun dengan
jenis kelamin perempuan didapatkan hasil 57x10.000 mm3=570.000 sel mm3.
Fungsi paling penting dari sel darah merah adalah membawa oksigen, tetapi
mereka juga terlibat dalam proses inflamasi dan selama koagulasi. Sel darah
merah sangat cacat dan elastis, karena terpapar dengan gaya geser saat mereka
berjalan melalui sistem vaskular. Dalam kondisi inflamasi, dan dengan adanya
radikal hidroksil, sel darah merah kehilangan bentuk diskoidnya.
Eritrosit khas akan berbentuk bundar dengan area pucat di bagian tengah
karena bentuknya yang berbentuk bikon. Ketika mengevaluasi ukuran eritrosit,
dapat digambarkan sebagai makrositik (besar), mikrositik (kecil) atau normositik.
Anisocytosis berarti variasi ukuran di antara sel-sel darah merah pada satu slide.
Warna dapat menjalani evaluasi sebagai hiperkromik atau hipokromik.
Anisochromia mengacu pada variasi dalam jumlah pucat sentral di antara
sekelompok sel darah merah. Polikromasia adalah variasi warna di antara eritrosit.
Aglutinasi sel darah merah berarti bahwa sel-sel tersebut.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan dibuat perpoin, sama seperti pada tujuan praktikum.
Struktur sel darah merah katak memiliki perbedaan dengan sel darah manusia
dimana sel eritrosit katak berbentuk oval dengan inti berada di tengah, dimana
leukositnya tidak berwarna, sedangkan sel darah merah manusia berbentuk
bikonkaf tanpa inti sel dan leukositnya berwarna putih pucat. Sel darah akan
membesar atau mengembang jika digunakan larutan hipotonis yaitu larutan dan
akan mengkerut atau mengecil jika digunakan larutan hipertonis.
5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya akan lebih baik apabila hewan yang akan di uji
dan yang diamati untuk lebih bervariasi lagi, hal ini bertujuan agar praktikan lebih
banyak mengetahui macam-macam bentuk dan struktur sel darah merah pada
hewan uji.
DAFTAR PUSTAKA
Andika S, Esti Suryani, dan Wiharto,. 2014. Segmentasi Citra Sel Daarah
Berdasarkan Morfologi Sel Untuk Mendeteksi Anemia Defisiensi Besi.
Jurnal Itsmart. 3(1): 2301-7201.
Diah W,R., dan Riza L,. 2018. Hematologi Perbandingan Hewan Vertebrata: Lele
(Clarias batracus), Katak (Rana sp.), Kadal (Eutropis multifasciata),
Merpati (Columba livia) dan Mencit (Mus musculus). Jurnal Bioma. 7 (1):
2.
Neelam, Singh, Semwal B. C, Maurya K., Khatoon R., & Paswan S. 2012.
Artificial Blood: A Tool For Survival Of Humans. International Research
Journal of Pharmacy. 3(5), pp. 119-123.
Siswanto, I Nyoman S., I Gede S. 2014. Kerapuhan Sel Darah Merah Sapi Bali.
Jurnal Veteriner. 15(1): 64-67.
Gambar 3 Gambar 4
Proses mematikan katak sebelum Pengambilan darah katak dengan cara
dibedah dibedah
Gambar 5 Gambar 6
Jari manis ditusuk dengan jarum frank Pengambilan darah dengan
haemositometer
Gambar 7 Gambar 8
Menghomogenkan suspensi Menghitung sel darah
Gambar 9 Gambar 10
Sel darah katak Sel darah manusia