OLEH :
TRANSFER A 2022
Gambar 6. Bentuk eritrosit pada penderita anemia sel sabit (A) eritrosit
normal (B) (Sa’dah, 2019)
a) Anemia Gizi
Anemia yang penyebab utamanya adalah kekurangan zat
nutrisi terutama zat besi. Zat besi bisa terdapat pada bahan makan
hewani, yakni daging dan hati. Gejala-gejala umum dari anemia
adalah tampak pucat, lemas dan lesu. Suplemen zat besi dalam
makanan dapat membantu mencegah anemia jenis ini (Sa’dah,
2019).
b) Anemia Pernisiosa
Anemia pernisiosa adalah bentuk lain dari anemia gizi. Saluran
pencernaan tidak mampu menyerap cukup vitamin B12, yang
penting untuk perkembangan sel darah merah. Tanpa vitamin B12,
sel darah merah yang belum matang cenderung menumpuk di dalam
sumsum tulang. Suplemen vitamin, dan/atau suntikan vitamin B12
adalah pengobatan yang efektif (Sa’dah, 2019).
c) Anemia Aplastik
Adanya kelainan atau kerusakan pada “pabrik” pembuat sel
darah merah sehingga tidak dapat memproduksi ke tiga komponen
darah dengan baik, sehingga, bagi penderita anemia aplastik harus
selalu memperoleh suplai darah melalui transfusi. Transplantasi
sumsum tulang adalah salah satu pilihan untuk mengobati kondisi ini
(Sa’dah, 2019).
d) Anemia Hemolitik
Anemia Hemolitik terjadi karena laju kerusakan eritrosit
meningkat (hemolisis adalah pecahnya sel darah merah). Penyakit
ini umumnya menyebabkan eritrosit mudah pecah oleh berbagai
sebab, dapat akut atau kronik. Anemia hemolotik akut umumnya
disebabkan oleh gigitan binatang, seperti ular atau sengatan lebah.
Anemia hemolitik dapat disebabkan kekurangan enzim untuk
membentuk eritrosit, seperti kekurangan enzim G-6PD, atau adanya
kelainan membran atau dinding eritrosit. Penyakit-penyakit ini
umumnya diturunkan dari orang tua (Sa’dah, 2019).
e) Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit merupakan penyakit keturunan. Penderita
anemia sel sabit eritrositnya memiliki bentuk abnormal, yaitu bentuk
sabit dengan hemoglobin abnormal dan tidak dapat membawa
oksigen yang cukup. Eritrositnya rapuh, mudah merobek ketika
mereka melalui kapiler yang sempit. Akibatnya, jumlah eritrositnya
jauh lebih sedikit dari biasanya, dan mengakibatkan gejala anemia.
Kedua orang tua harus membawa gen penyakit sel sabit sehingga
anak akan menderita anemia sel sabit. Seseorang dengan gen
tunggal dikatakan memiliki sifat sickle cell, dan tidak memiliki gejala
penyakit. Variasi keparahan mengakibatkan kematian sebelum usia
30, untuk kasus ringan, tanpa gejala (Sa’dah, 2019).
b. Kelainan Leukosit (Sel Darah Putih)
1) Leukimia
Leukemia, yang berarti "darah putih," mengacu kepada
sekelompok kanker yang melibatkan proliferasi leukosit yang tidak
terkendali. Sebagian besar leukosit ini abnormal atau belum matang.
Oleh karena itu, mereka tidak mampu melakukan fungsi yang normal
dalam pertahanan. Setiap jenis leukemia diberi nama sesuai dengan
jenis sel yang bereproduksi tidak terkendali, misalnya, leukemia
limfositik melibatkan proliferasi limfosit yang abnormal (Sa’dah, 2019).
Fitri, Z.E. 2018. Klasifikasi Trombosit pada Citra Hapusan Darah Tepi
Berdasarkan Gray Level Co-occurrence Matrix Menggunakan
Backpropagation. Fakultas Teknologi Elektro Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Surabaya.
Nabil, A. J., Widya, A., Nunki, N., Nugraha, G. 2020. Pemanfaatan Cairan
Infus Sebagai Pengganti Reagen Alternatif Hayem dalam
Pemeriksaan Hitung Jumlah Eritrosit. Journal of Indonesian Medical
Laboratory and Science. Universitas Nahdiatul Ulama. Surabaya. 1(1)
:23-31.
Nurbidayah dan Maulida, I. 2019. Penggunaan Air Perasan Lemon (Citrus
limon) Sebagai Reagen Alternatif Pengganti Larutan Turk untuk
Hitung Jumlah Leukosit. Jurnal Ergasterio, 6 (2).
Darah diisap dengan menggunakan pipet leukosit sampai mencapai tanda 0,5
Diisap larutan pengencer sampai tanda 11 yang tertera pada pipet leukosit
Darah diisap dengan menggunakan pipet eritrosit sampai mencapai tanda 0,5
Diisap larutan Hayem dan Gowers sampai tanda 101 yang tertera pada pipet
eritrosit
2
Pengambilan sampel darah pada
probandus menggunakan pipet
leukosit dan pipet eritrosit 0,5 ml
4
Sampel darah yang telah
diencerkan dihomogenkan
selama kurang lebih 3 menit
6
Sampel darah diamati dibawah
mikroskop dan dihitung jumlah
leukosit dan eritrosit pada kamar
hitung
4. Dokumentasi Hasil
NO DOKUMENTASI KETERANGAN
1