FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA MAKASSAR 2023 RESUME RUMPLE LEEDS TEST & PERAWATAN WSD Rumple leed adalah pemeriksaan bidang hematologi dengan melakukan pembendungan pada bagian lengan atas selama 2-5 menit untuk uji diagnostik kerapuhan vaskuler dan fungsi trombosit. Rumple leed test adalah salah satu cara yang paling mudah dan cepat untuk menentukan apakah terkena demam berdarah atau tidak. Tujuannya Untuk mengetahui ketahanan/kerapuhan dinding pembuluh darah. Yani, Sutri. (2020)
Manfaat Rumple Leeds Test:
Diagnosis awal demam berdarah.
Dapat memperkirakan penurunan jumlah trombosit. Dapat mendeteksi adanya perdarahan di bawah kulit (petekie) sebagai tanda demam berdarah.
Indikasi
1. Pasien dengan indikasi demam berdarah.
2. Pasien indikasi penurunan trombosit.
Indikasi Rumple Leeds Test Dikatakan positif terlihat dengan munculnya
petekie pada area yang dibendung. Uji dinyatakan positif apabila pada 1 inci persegi (2.8 x 2.8 cm) didapat lebih dari 10 atau lebih petekie. Petekie adalah ektravasasi sel darah merah (eritrosit) ke dalam kulit atau selaput lendir (mukosa) dengan manifestasi berupa makula kemerahan superficial berukuran milier dengan diameter kira-kira 2 mm, yang tidak hilang pada penekanan. Petekie dapat mengalami perubahan warna, awalnya merah kemudian menjadi kebiruan, semakin memudar dan akhirnya hilang.. Yani, Sutri. (2020).
WSD (Water Seal Drainage)adalah merupakan suatu tindakan invasif yang
dilakukan untuk mengeluarkan udara, cairan baik darah atau pus dari rongga pleura ataupun rongga thorax (mediastinum) dengan menggunakan selang penghubung dari rongga ke botol wsd. Murjani, Murjani Murjani, Hamzah Hamzah, and Muhsinin Muhsinin. (2020). Penelitian Mohammed menjelaskan bahwa perawatan WSD dan manajemen sistem drainase yang tidak tepat dapat menyebabkan evakuasi cairan atau udara tidak lengkap mengakibatkan penundaan reekspansi paru. Sahib juga menjelaskan bahwa jika drainage tersumbat, hemothorax yang tertahan, empiema dan peningkatan risiko infeksi adalah masalah yang sering muncul. Hal ini juga ditegaskan pada penelitian Ayoub, dimana komplikasi infeksi dapat berkembang pada 2% hingga 25% pada pasien yang dengan pemasangan WSD. Pasien yang dirawat selama lebih dari 20 hari hampir 6 kali lebih mungkin untuk terjadi infeksi daripada pasien dengan pemasangan WSD kurang dari 20 hari. (Nafady et al, dalam Masri. Pedoman standar operasional prosedur (SOP) perawatan water seal drainage (WSD) sudah dibuat dan diberlakukan sejak tahun 2015, namun untuk pelatihan perawatan water seal drainage (WSD) kepada perawat belum pernah dilaksanakan baik ke rumah sakit lain maupun in house training. Murjani, Murjani Murjani, Hamzah Hamzah, and Muhsinin Muhsinin. (2020). DAFTAR PUSTAKA
Yani, Sutri. "Rencana Pembelajaran Semester (RPS) Mata Kuliah Keperawatan
Dasar 1." (2020).
Murjani, Murjani Murjani, Hamzah Hamzah, and Muhsinin Muhsinin.
"PENGARUH PELATIHAN TERHADAP KEPATUHAN PERAWAT DALAM PELAKSANAAN PERAWATANWATER SEAL DRAINAGE SESUAI STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL." JURNAL KEPERAWATAN SUAKA INSAN (JKSI) 5.1 (2020): 20-35.
NERS, KARYA ILMIAH AKHIR. "ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN PNEUMOTHORAX DENGAN INTERVENSI POSITIONING DAN MONITORING WATER SEAL DRAINAGE (WSD) DI RSUP FATMAWATI JAKARTA."