Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

“PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH”

Disusun Oleh :

Nama : Fira Yulia Ardiani

NIM : 122020030149

KELAS/PRODI : 20 D / S1 Keperawatan

KELOMPOK : 14

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Page 1
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
Daftar Isi

cover ................................................................................................................................................. 1
Daftar Isi............................................................................................................................................ 2
A. Tujuan ....................................................................................................................................... 3
B. Dasar Teori ................................................................................................................................ 3
C. Alat Dan Bahan .......................................................................................................................... 6
D. Fase Kerja .................................................................................................................................. 9
E. Hasil Pengamatan .................................................................................................................... 12
F. Pembahasan ............................................................................................................................ 12
G. Kesimpulan .............................................................................................................................. 15
H. DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................... 15

Page 2
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

A. Tujuan
1. Tujuan Umum

a. Mahasiswa dapat mengetahui cara penepatan laju endap darah


pada darah probadus.

b. Mahasiswa dapat menjelaskan cara penepatan laju endap darah


pada darah probadus.

2. Tujuan Intruksional Khusus

a. Mahasiswa dapat melakukan cara penepatan laju endap darah


pada darah probadus.

b. Mahasiswa dapat mengetahui kecepatan pengendapan eritrosit


dalam mm/jam.

c. Mahasiswa dapat menginterpretasikan hasil penepatan laju


endap darah pada darah probadus.

B. Dasar Teori
Pemeriksaan laju endap dara (LED) atau erythrocyte
sedimentation rate (ESR) merupakan pengukuran kecepatan sedimentasi
sel eritrosit setelah 60 menit. LED meningkat jika konsentrasi plasma
yang disebut "acute-phase proteins" yang meningkat pada kerusakan
jaringan akut, peradangan kronis, infeksi kronis, dan kehamilan. LED
jugamencerminkan peningkatan protein percepatan tertentu, seperti
fibrinogen dan gamma globulin, dan penurunan protein, seperti albumin.
Selain itu dapat meningkat pada anemia, thalasemia yang disebabkan
karena adanya kelainan morfologi sel eritrosit. Dalam pemeriksaan LED
Page 3
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

sebenarnya ada metode selain wetergren yaitu wintrobe dan modifikasi


westergren itu sendiri. Metode wetergren merpakan metode yang cukup
sederhana dan di rekomendasikan oleh The International Council for
Standardization in Haematology (ICSH) dan National Committee for
Clinical Laboratory Standards (NCCLS) yang sekrang menjadi The
Clinical & Laboratory Standards Institute (CLSI). Pada artikel
pemeriksaan LED metode wetergren ini saya juga memakai dari dokumen
CLSI dan dari beberapa buku. Dalam dokumen tersebut memberikan
catatan menggunakan metode westergren jika pemeriksaan hemtokrit (Ht)
tidak melebihi 35%, karena bisa menyebabkan hasil tidak valid. Muncul
dugaan teresbut dikarena dipasaran tabung westergren masih banyak
menggunakan diameter tabung dibawah 2,55mm, sedangkan rekomendasi
diameter tabung wetergren tidak boleh kurang dari 2,55mm dengan
panjang 30cm atau 300mm. Selain memeperhatikan penggunan tabung
kita juga harus memperhatikan sampel yang digunakkan. Sampel yang
digunakan saat pengambilan harus cepat kurang dari 30 detik saat
mengambil darah dari vena. Setelah sampel didapatkan harus segera di
homogenkan dengan antikoagulan dengan baik dan benar jangan sampai
hemolisis untuk tabung vakum biasanya dengan 12 kali bolak-balik.
Antikoagulan untuk pemeriksaan LED adalah natrium citrat 3,8%
berbeda jika kita ingin pemeriksaan koagulasi memakai natrium citrat
3,2%. Dalam pemeriksaan LED perbandingan darah dan antikoagulan
natrium citrat 3,8% adalah 1:4, namun dalam metode modifikasi
wetergren atau dokumen ICSH (1993) dan CLSI yang terbaru bisa
menggunakan antikoagulan EDTA sajaada juga yang diencerkan lagi
dengan natrium citrat. Jika memakai antikoagulan EDTA dapat
memberikan hasil presisi yang buruk menurut ICSH tahun 1977. Karena
LED meningkat seiring bertambahnya usia. Selain itu pada penelitian

Page 4
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

tentang perbedaan hasil pemeriksaan LED antara EDTA dengan natrium


citrat, hasil EDTA cederung lebih rendah dibandingkan dengan natrium
citrat. Prinsip dari pemeriksaan LED bedasarkan pada prinsip sedimentasi
proses partikel padat mengendap di bagian bawah cairan. Sampel darah
dengan antikoagulan dibiarkan tidak terganggu, eritrosit secara bertahap
terpisah dari plasma dan mengendap di bagian bawah. Jadi dalam
pemeriksaan LED mengukur sedimentasi eritrosit dalam plasma dalam
waktu 60 menit. Hasil yang dilaporkan berasal dari pengukuran, dalam
milimeter, jarak dari dasar permukaan meniskus atas endapan eritrosit
dalam kolom darah antikoagulan yang tetap tegak lurus dalam pipet
khusus selama 60 menit. Dalam waktu 60 menit terjadi beberapa fase
sampai terjadi endapan eritrsit, berikut 3 fase pada pemeriksaan LED :

1. Fase sel eritrosit

membentuk rouleaux Pada periode awal 10 menit, proses


pembentukan rouleaux terjadi dan terdapat sedikit sedimentasi.

2. Fase pengendapan

sel eritrsit Dalam 40 menit berikutnya pengendapan sel darah


merah terjadi dengan kecepatan konstan.

3. Fase pemadatan

eritrosit Dalam 10 menit terakhir, sedimentasi melambat dan terjadi


pemadatan sel darah merah ke dasar. Itulah mengapa ESR dengan
semua metode dinyatakan sebagai mm terlebih dahulu

Page 5
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

C. Alat Dan Bahan


1. Alat :

a. Karet penghisap

b. Pipet wetergreen

c. Rak tabung

d. Rak wetergreen

e. Penyangga Tabung Westergreen

Page 6
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

f. Spuit 5cc

g. Tabung EDTA

h. Tabung Reaksi

i. Tourniquet

Page 7
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

j. Timer

2. Bahan:

a. Kapas alkohol

b. Natrium sitrat 3,2% 0,4 ml

c. Sampel darah 2 ml

d. EDTA 10% 2,0 m

Page 8
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

D. Fase Kerja
a. Persiapan sebelum tindakan pemeriksaan LED

1) Memberikan salam terapeutik dan menanyakan nama pasien

2) Memperkenalkan diri

3) Menjelaskan tujuan tindakan

4) Menjelaskan langkah prosedur pemeriksaan kepada klien

5) Tidak perlu pembatas makanan dan cairan

b. Fase Kerja

1) Dengan pipet , teteskan 0,4 ml larutan trinatrium sitrat ke dalam


tabung reaksi atau botol.

2) Lakukan pengambilan specimen darah vena. Pasang tourniquet


selonggar mungkin, lakukan pungsi vena sambil melepas
tourniquet tersebut. Tarik 2 ml darah ke dalam spuit.

Page 9
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

3) Lepas bevel sari spuitnya dan masukkan darah pada spuit tersebut,
sebanyak 1,6 ml, kedalam tabung reaksi yang mengandung
antikoagulan (isi tabung sampai tanda batas 2,0 ml). Goyang-
goyangkan tabung perlahan-lahan. Pengukuran LED harus
dilakukan paling lama 2 jam setelah pengambilan
spesimen.Pipetkan darah sitrat ke dalam tabung Westergren
(memakai karet pengisap) sampai tanda batas 0-mm

4) Letakkan tabung Westergren pada penyangganya dan pastikan


bahwa posisi tabung benar-benar tegak. Pastikan bahwa tidak ada
gelembung udara didalam tabung. Pastikan juga bahwa penyangga
tabung dalam posisi stabil diatas permukaan meja yang datar.

Page 10
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

5) Diamkan tabung beserta penyangganya diatas meja yang jauh dari


getaran (misal, jangan menaruhnya di meja bersama-sama dengan
centrifuge), bebas angin, tidak berdekatan dengan radiator-
pemanas sentral, dan tidak terpajan cahaya matahari secara
langsung.

6) Tunggu selama 1 jam (atur timer), selanjutnya, ukur tinggi kolom


plasma (dalam mm); baca skala mulai dari tanda batas 0-mm, pada
puncak tabung, kebawah

Page 11
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

E. Hasil Pengamatan

Data pasien /probadus

Nama : Yesi Nurfaiqotun Nisa’

Umur : 20 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Hasil : 14 mm/jam

Kategori : Normal

F. Pembahasan
Laju endap darah (LED) atau Erythocyte sedimetatien Rute (ESR)
merupakan salah satu pemeriksaan rutin untuk darah untuk mengetahui
tingkat peradangan dalam tubuh memasukan / proses pemeriksaan
sedimentasi ( pengendapan )darah ini diukur dengan memasukan darah
kedalam tabung kusus LED dalam posisi tegak lurus selama satu jam. sel
Page 12
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

darah merah akan mengendap ke dasar tabung sementara plasma darah


akan mengambang dipermukaan .kecepatan pengendapan sel darah merah
inilah yang disebut LED atau disebut dikatakan semakin banyak sel darah
merah yang mengendap maka makin tinggi laju endap darah (LED).
Didalam tubuh sel-sel darah merah akan merata di seluruh plasma
sehingga sebagai sebab/akibat pergerakan darah.akan tetapi jika darah
ditempatkandidaerah/didalam tabung khusus yang sebelumnya diberi
antikoalugen dan dibiarkan 1 jam, sel darah akan mengendap dibagian
bawah tabung karena pengaruh gravitasi. Laju endap darah (LED)
berfungsi untuk mengukur kecepatan pengendapan darah merah didalam
plasma (mm/jam).

Kisaran Normal

Tabel. Kisaran normal LED berdasarkan kelompok usia

Kelompok Usia LED (mm/jam)


Dewasa (<50 tahun)
Laki-laki < 15
Perempuan < 20

Dewasa (> 50 tahun)


Laki-laki ≥ 20
Perempuan ≥ 30

Pada praktikum ini ,dilakukan penghitungan laju endap darah


terhadap Yesi Nurfaiqotun Nisa’pada hasil pengamatan, pasien tersebut
14 mm/jam serta dikatakan normal.Tingi rendahnya nilai dari laju endap
darah memang sangat dipengaruhi oleh keaadan tubuh.

Page 13
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

Selain karena faktor faktor diatas. Nilai LED dapat dipengaruhi


oleh :

1. Fibrinogen merupakan protein yang diproduksi oleh hati dan


berfungsi untuk membantu proses pembekuan darah. Sehubungan
dengan perannya dalam proses pembekuan darah, jumlah
fibrinogen akan meningkat saat terjadi luka atau infeksi di dalam
tubuh Jumlah fibrinogen yang meningkat dapat menyebabkan sel -
sel darah merah saling mengikat satu sama lain dan membentuk

gumpalan yang disebut rouleaux sehingga sel - sel darah merah


cenderung menjadi lebih berat.

2. Rasio sel darah merah terhadap plasma darahSaat rasio sel darah
merah terhadap plasma darah cukup tinggi, maka dapat
dikatakanbahwa jumlah komponen sel lebih banyak dibandingkan
dengan komponen cair atau plasma sehingga komponen sel lebih
berat dan lebih cepat mengendap.

3. Keadaan eritrosit (sel darah merah) yang tidak normal seperti pada
penderita anemia sel sabit dapat menurunkan nilai LED secara
signifikan. Hal ini disebabkan oleh bentuk sel darah merah yang
lebih kecil dan kurang beraturan sehingga sel darah merah menjadi
lebih lambat saat mengendap.

4. Faktor teknis yang dapat mempengaruhi hasil uji LED mencakup


posisi dan tinggi tabung pengujian, proses pencampuran sampel
darah dengan antikoagulan, serta pengaruh lingkungan terhadap
tabung pengujian dalam proses pengamatan. Perhatian yang kurang

Page 14
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

Jl. Ganesha I, Purwosari. Kudus 59315 Jawa tengah Telp./Fax : 0291 442 993

Email : sekretariat@stikesmuhkudus.ac.id

5. terhdap hal - hal teknis tersebut dapat memberikan pengaruh yang


cukup besar terhdap hasil uji LED.

G. Kesimpulan
Dari hasil pratikum dapat disimpulkan bahwa nilai laju
endap darah probadus yang diukur dengan menggunakan metode
Westergreen dalam batas normal. Hal ini menunjukan sistem
kardiovaskuler probadus dalam keadaan baik. Tetapi seperti seseorang
yang nilai LED nya normal belum tentu keadaan tubuhnya juga
baik.Pemeriksaan laju endap darah sangat diperlukan sebagai
pemeriksaan pendukung dari penyakit yang berubungan dengan sistem
kardiovaskuler, radang dan infeksi, dari beberapa pemeriksaan utama
untuk membantu menentukan diagnosa suatu penyakit.

H. DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktik Ilmu Dasar Keperawatan. Kudus: Universitas
Muhammadiyah Kudus

https://www.atlm-edu.id/2020/09/pemeriksaan-laju-endap-darah-led
metode.html

Page 15
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
S1 KEPERAWATAN
2021

Anda mungkin juga menyukai