Anda di halaman 1dari 23

TETRALOGY OF FALLOT

Dosen Pengampu: Edita Pusparatri S.Kep., Ns., M.Kep

DISUSUN OLEH:
1. Fauzul Muna 122020030174
2. Diyah Ayu Rini Saputri 122020030137
3. Lutfiana Dewi Anggita 122020030138
4. Yesi Nur Faiqotun Nisa 122020030153
5. Andre Nanda Ardiansyah 122020030157
6. Nabilatun Nailufah 122020030159

PEOGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
2022

1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadiran allah SWT, shalawat dan salam taklupa
pula saya curahkan kepada junjungan kita nabi besar muhammad SAW,kepada keluarga,
para sahabatnya tabiin dan tabiat hingga sampai kepada kitasebagai ummatnya.

Alhamdulillah pada kesempatan ini kami telah menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “TETRALOGI OF FALLOT” sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah
Keperawatan Anak II. pada kesempatan ini kami sampaikan ucapan terimah kasih
kepadadosen mata kuliah yang bersangkutan, yang telah memberikan arahan tugas
initerselesaikan dengan baik, tidak lupa kepada teman-teman mahasiswa yang
telahmemberikan doorongan semangat dan motifasi kepada kami.

Kami menyadari bahwa dalam tugas ini masih banyak kekurangan dan jauhdari
kata kesempurnaan. Semoga dengan adanya makalah ini bisa dijadikansebagai bahan
kajian dan informasi kepada pihak-pihak yang akanmengembangkan lebih jauh untuk
kesempurnaan makalah ini.

Kudus, 26 Agustus 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................................. 2

Daftar Isi ...................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 4


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................... 4
C. Tujuan ............................................................................................................................ 4

BAB II TINJUAN PUSTAKA

A. KONSEP MEDIS
a. Defenisi ........................................................................................................................ 5
b. Etiologi ......................................................................................................................... 5
c. Patofisiologi ................................................................................................................. 6
d. Manifestasi Klinis ......................................................................................................... 9
e. Pemeriksaan Penunjang .............................................................................................. 10
f. Penatalaksanaan .......................................................................................................... 11
g. Komplikasi .................................................................................................................. 11
B. KONSEP KEPERAWATAN
a. Pengkajian .................................................................................................................. 12
b. Diagnosa Keperawatan ............................................................................................... 18
c. Intervensi ................................................................................................................... 18
d. Evaluasi ……………………………………...……………………………………... 21

BAB III PENUTUP

a. Kesimpulan ....……………………………………………………………..………. 22
b. Saran ………………………………………………………………………………. 22

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………….. 23

3
BAB I

PENDAHULAN

A. Latar Belakang
Tetralogy of vallot (penyakit jantung bawaan) terhadap angka kematianbayi dan
anak cukup tinggi baik di negara maju maupun negara berkembangtermasuk Indonesia.
Penyakit jantung di Indonesia dengan jumlah penduduk 235 juta maka diperkirakan akan
lahir 50.000 bayi dengan penyakit jantung bawaansehingga prevalensinya cukup tinggi.
Kurangnya pengetahuan dan perhtian orangtua terhadap penyakit jantung bawaan menjadi
salah satu persoalan dalampenanganan anak denagn penyakit jantung bawaan sehingga
agar dapatbertahan hidup memerlukan penanganan medis yang canggih segerah
setelahlahir. Tujuannya untuk menerapkan asuhan keperawatan pada pasien
denganpenyakit jantung bawaan meliputi pengkajian, intervensi, implementasi danevaluasi
keperawatan. Metode yang digunakan adalah denganpendekatan studi kasus yaitu metode
ilmiah yang bersifat mengumpulkan data, menganalisa data dan menarik kesimpulan.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian penyakit tetralogy of vallot
2. Apakah etiologi dari penyakit tetralogy of vallot
3. Menjelaskan patofisiologi penyakit tetralogy of vallot
4. Apakah manifestasi klinis dari penyakit tetralogy of vallot
5. Menjelaskan pemeriksaan penunjang penyakit tetralogy of vallot
6. Apakah penatalaksanaan pemeriksaan penyakit tetralogy of vallot
7. Apakah komplikasi yang terjadi pada penyakit tetralogy of vallot
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian penyakit tetralogy of vallot
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit tetralogy of vallot
3. Untuk mengetahui patofisiologi penyakit tetralogy of vallot
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari penyakit tetralogy of vallot
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang penyakit tetralogy of vallot
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan pemeriksaan penyakit tetralogy of vallot
7. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi pada penyakit tetralogy of vallot

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KONSEP MEDIS
a. Definisi
Penyakit jantung bawaan terdiri dari berbagai jenis dan salah satunyaadalah
tetralogi of fallot, yang mana tetralogi of fallot adalah suatu penyakitdengan kelainan
bawaan yang merupakan kelainan jantung bawaan sianotik. Penyakit jantung bawaan
ialah kelainan susunan jantung mungkin sudah terdapat sejak lahir. Perkataan susunan
berarti menyingkirkan aritmia jantung, sedangkan mungkin sudah terdapat sejak lahir
berarti tidak selalu dapat ditemukan selama beberapa minggu/bulan setelah lahir.
Penyakit jantung bawaan atau congenital heart disease adalah suatu kelainan formasi
dari jantung atau pembuluh besar dekat jantung. "congenital" hanya berbicaratentang
waktu tapi bukan penyebabnya. Itu artinya "lahir dengan" atau "hadirpada kelahiran".
(Bailliard F, 2009).
Congenital heart disease (CHD) atau penyakit jantung bawaan adalahkelainan
jantung yang sudah ada sejak bayi lahir, jadi kelainan tersebut terjadisebelum bayi lahir.
Tetapi kelaianan jantung bawaan ini tidak selalu memberigejala segera setelah bayi
lahir tidak jarang kelainan tersebut baru ditemukansetelah pasien berumur beberapa
bulan atau bahkan beberapa tahun. (BailliardF, 2009).
b. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidakdi ketahui
secara pasti. Diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor-faktor tersebut
antara lain yaitu:
1. Faktor endogen
- Berbagai jenis penyakit genetik: kelainan kromosom
- Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
- Adanya penyakit tertentu dalam keluarga seperti diabetesmelitus, hipertensi,
penyakit jantung atau kelainan bawaan
2. Faktor eksogen

5
- Riwayat kehamilan ibu: sebelumnya ikut program KB atausuntuik, minum
obat-obatan tanpa resep dokter
- Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
- Pajanan terhadap sinar
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogentersebut jarang
terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakanlebih dari 90 % kasus
penyebab adalah multifaktor. Adapun sebabnya, pajananterhadap faktor penyebab
harus ada sebelum akhir bulan kedua kehamilan, oleh karena pada minggu ke delapan
pembentukan jantung janin sudahselesai. TOF lebih sering di temukan pada anak-anak
yang menderitasindrom down. TOF dimasukkan ke dalam kelainan jantung sianotik
karenaterjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung oksigen ke seluruh tubuh,
sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruaan) dan sesak nafas.Mungkin
gejalah sianotik baru timbul di kemudian hari, dimana bayi mengalamiserangan
sianotik karena menyusu atau menangis.
c. Patofisiologi
Proses pembentukan jaringan pada janin mulai terjadi pada hari ke-18usia
kehamilan. Pada minggu ke-3 jantung hanya berbentuk tabung yabg disebut fase
tubing. Mulai akhirminggu ke-3 sampai minggu ke-4 usi kehamilan, terjadi fase
looping dan septasi, yaitu fase dimana terjadi proses pembentukandan penyekatan
ruang-ruang jantung serta pemisahan antara aorta dan arteripulmonalis. Pada minggu
ke-5 sampai ke-8 pembagian dan penyekatanhampir sempurna. Akan tetapi, proses
pembentukan dan perkembangan jantung dapat terganggu jika selama masa kehamilan
terjadi faktor-faktor resiko. Kesalahan dalam pembagian trunkus dapat berakibat letak
aorta yang normal (overriding), timbulnya penyempitan pada arteri pulmonalis, sertater
dapatnya defek septum ventrikel. Dengan demikian, bayi akan lahir dengankelainan
jantung dengan empat kelainan, yaitu defek septum ventrikel yangbesar, stenosis
pulmonal infundibular atau valvular, dekstro pangkat aorta danhipertrofi ventrikel
kanan. Derajat hipertrofi ventrikel kanan yang timbulbergantung pada derajat stenosis
pulmonal. Pada 50% kasus stenosispulmonal hanya infundibuler.

Karena pada TOF terdapat empat macam kelainan jantung yangbersamaan, maka:

6
1. Darah dari aorta sebagian berasal dari ventrikel kanan melaluilubang pada septum
interventrikuler dan sebagian lagi berasal dariventrikel kiri, sehingga terjadi
percampuran darah yang sudahteroksigenasi dan belum teroksigenasi.
2. Arteri pulmonal mengalami stenosis, sehingga darah yang mengalirdari ventrikel
kanan ke paru-paru jauh lebih sedikit dari normal.
3. Darah dari ventrikel kiri mengalir ke ventrikel kanan melalui lubangseptum
ventrikel dan kemudian ke aorta atau langsung ke aorta, akan tetapi apabila tekanan
dari ventrikel kanan lebih tinggi dari ventrikel kiri maka darah akan mengalir dari
ventrikel kanan keventrikel kiri (right to left shunt).
4. Karena jantung bagian kanan harus memompa sejumlah besardarah ke dalam aorta
yg bertekanan tinggi serta harus melawantekanan tinggi akibat stenosis pulmonal
maka lama kelamaan otot-ototnya akan mengalami pembesaran (hipertrofi ventrikel
kanan).

Pengembalian darah dari vena sistemik ke atrium kanan dan ventrikel kanan
berlangsung normal. Ketika ventrikel kanan menguncup, dan menghadapi stenosis
pulmonalis, maka darah akan dipintaskan melewati defekseptum ventrikel tersebut ke
dalam aorta. Akibatnya darah yang dialirkan keseluruh tubuh tidak teroksigenasi, hal
inilah yang menyebabkan terjadinya sianosis.

Tetralogi fallot di klasifikasikan sebagai kelainan jantung sianotik oleh karena


pada tetralogi falot oksigenasi darah yang tidak adekuat di pompa ketubuh. Pada saat
lahir, bayi tidak menunjukkan tanda sianosis, tetapi kemudian dapat berkembang
menjadi episode menakutkan, tiba-tiba kulit membiru setelah menangis atau setelah
pemberian makan. Defek septum ventrikel ini menuju ventrikel kiri. Pada Tetralogi
fallot jumlah darah yang menuju paru kurang oleh karena obstruksi akibat stenosis
pulmonal dan ukuran arteripulmonalis lebih kecil. Hal ini menyebabkan pengurangan
aliran darah yangmelewati katup pulmonal. Darah yang kekurangan O2 sebagian
mengalir keventrikel kiri, diteruskan ke aorta kemudian ke seluruh tubuh.Shunting darah
miskin O2 dari Ventrikel Kanan ke tubuh menyebabkanpenurunan saturasi O2 arterial
sehingga bayi tampak sianosis atau biru. Sianosis terjadi oleh karena darah miskin O2
tampak lebih gelap dan berwarna biru sehingga menyebabkan bibir dan kulit tampak

7
biru. Apabila penurunanmendadak jumlah darah yang menuju paru pada beberapa bayi
dan anakmengalami cyanotic spells atau disebut juga paroxysmal hypolemic spell,
paroxymal dyspnoe, bayi atau anak menjadi sangat biru, bernapas dengancepat dan
kemungkinan bisa meninggal.

Selanjutnya, akibat beban pemompaan Ventrikel kanan bertambahuntuk


melawan stenosis pulmonal, menyebabkan ventrikel kanan membesardan menebal
(hipertrofi ventrikel kanan). Pada keadaan tertentu (dehidrasi, spasme infundibulum
berat, menangis lama, peningkatan suhu tubuh ataumengedan), pasien dengan TOF
mengalami hipoksia spell yang ditandai dengan: sianosis (pasien menjadi biru),
mengalami kesulitan bernapas, pasien menjadi sangat lelah dan pucat, kadang pasien
menjadi kejang bahkan pingsan. Keadaan ini merupakan keadaan emergensi yang harus
ditangani segera, misalnya dengan salah satu cara memulihkan serangan spell
yaitumemberikan posisi lutut ke dada (knee chest position) Defek septum ventricular
rata-rata besar. Pada pasien dengan tetralogy of fallot, diameter aortanya lebih besdar
dan norma, sedang ateri pulomernya lebih kecil dan normal. Gagal jantung kongestif
jarang terjadi karena tekanan di dalam ventrikel kiri dan kanan sama besar akibat defek
septum tersebut. Masalah utama dari gangguan ini adalah hipoksia. Derajat sianosis
berhubungan dengan beratnya obtruksi anatomik terhadap aliran darah dari ventrikel
kanan ke dalam arteripulmoner selain dengan status fisiologik anak tersebut.

8
d. Manifestasi Klinis
Adapun manifestasi klinis dari penyakit tetralogi of fallot yaitu:
1. Sianosis (sianosis terutama pada bibir dan kuku)
Sianosis muncul setelah berusia beberapa bulan, jarang tampakpada saat lahir,
bertambah berat secara progresi. Serangan sianotik atau “ blue speels( Tet apeels)”
yang di tandai oleh dyspnea; pernafasan yang dalam dan menarik dan nafas panjang,
bradikardiakeluhan ingin pingsan, serangan kejang, dan kehilangan kesadaran,yang
semua ini dapat terjadi setelah pasien melakukan latihan,menangis, mengejan,
mengalami infeksi, atau damam (keadaan inidapat terjadi karena penurunan oksigen
pada otak akibatpeningkatan pemintasan atau shunting aliran darah dari kanan kekiri
yang mungkin disebabkan oleh spasme jalur keluar ventrikelkanan, peningkatan
aliran balik sestemik atau penurunan resistensiarterial sistemik).(Nur Ain, didik
hariyanto 2015)

9
2. Serangan hipersianotik
- Peningkatan frekuensi dan kedalaman pernafasan
- Sianosis akut
- Iritabilitas sistem saraf pusat yang dapat berkembang sampailemah dan
pingsan dan akhirnya menimbilkan kejang, strok dankematian
3. Gagal tumbuh
Pada anak dengan kelainan jantung yang kecil atau ringan tidakakan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangannya. Tetapi pada PJB yang tipe biru, resiko untuk
terjadi gagal tumbuh jauh lebihtinggi.
Ada tiga sebab yaitu:
- Asupan kalori yang tidak adekuat
- Gangguan pencernaan makanan (melabsorpsi)
- Pengaruh hormon pertumbuhan

Serangan sianosis dan hipoksia atau yang di sebut “blue spell” terjadi ketika
kebutuhan oksigen otak melebihi suplainya. Episode biasanya terjadi bilaanak
melakukan aktifitas (misalnya menangis, setelah makan atau mengedan).

e. Pemeriksaan Penunjang
Adapun pemeriksaan penunjang dari penyakit tetralogi of fallot yaitu:
1. Pemeriksaan laboraturium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibatsaturasi
oksigen yang rendah.
2. Sinar X
Pada torakx menunjukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak adapembesaran
jantung, gambaran khas jantung tampak apeks jantungterangkat sehingga seperti
sepatu.
3. EKG
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdivisiasi ke kanan. Tampakpula hipertrofi
ventrikel kanan. Pada anak besar di jumpai P pulmonal. Memperlihatkn dilatsi aorta
overriding aorta dengan dilatasi ventrikelkanan, penurunan ukuran arteri.

10
f. Penatalaksanaan
Pada penderita yang mengalami serangan stenosis maka terapiditujukan untuk
memutus patofisiologi serangan tersebut, antara lain dengan cara:
1. Posisi lutut ke dada agar aliran darah ke paru bertambah karenapeningkatan
afterload aorta akibat penekukan arteri femoralis. Selainitu untuk mengurangi
aliran darah balik ke jantung (venous).
2. Oksigen dapat diberikan, walaupun pemberian di sini tidak begitutepat karena
permasalahan bukan kerena kekurangan oksigen,tetapi karena aliran darah ke paru
menurun. Dengan usaha di atasdiharapkan anak tidak lagi takipneu, sianosis
berkurang dan anakmenjadi tenang.
g. Komplikasi
Komplikasi dari ganggun ini antara lain:
1. Penyakit vaskuler pulmonel
2. Deformitas arteri pulmoner kanan
3. Pendarahan hebat terutama pada anak dengan polistemia
4. Emboli atau thrombosis serebri, resiko lebih tinggi pada polisistemia,anemia atau
sepsis
5. Gagal jantung kongestif jika piraunya terlalu besar

11
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWTAN
a. Pengkajian
1. Identitas
Identitas klien meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama,suku
bangsa,bahasa,pekerjaan, pendidikan, status, alamat.
2. Pada kepala
- Inspeksi
Lihat kebersihan kulit kepala, apakah ada ketombe, kutu kepala, warna rambut,
persebaran rambut kepala, dan bentuk kepala. Bentuk kepala dipengaruhi oleh
ras, penyakit, dan lingkugan.
- Palpasi
Rasakan adanya massa pada kepala, adanya perubahan kontur tengkorak, atau
diskontinuitas tengkorak tanyakan apakah klien merasanyeri, minta klien untuk
menunjukkan dan jangan lanjutkan palpasi.
3. Pemeriksaan Mata
- Inspeksi
a) Perhatikan kesismetrisan kedua mata dan alis sertapersebarannya
b) Perhatikan kondisi di sekitar mata, lihat warna kelopak mataapakah tampak
kantung mata.
c) Lihat konjungtiva klien.
d) Periksa sklera mata klien.
e) Perhatikan kesimetrisan kedua pupil mata. Normalnya pupil
mataberdiameter 3-7 mm, bertepi rata, dan simetris. Kondisi pupil
yangtidak simetris disebut anisokor, pupil mata yang berdilatasi maksimal
disebut midriasis maksimal, serta pupil mata yang kecildan berdiameter 1
mm disebut pin point.
f) Kaji reflek cahaya mata klien. Normalnya pupil mata akanmengecil
(miosis) jika terkena sinar. Pemeriksaan ini dilakukandengan kodisi
ruangan yang agak redup.
g) Dilanjutkan dengan pemeriksaan gerakan bola mata.

12
h) Lihat kornea mata klien. Normalnya kornia tidak berwarna(bening) dan
bertepi rata.
- Palpasi
Kaji kekenyalan bola mata. Caranya, minta klien menutup keduamata,
tekan perlahan dengan kedua tangan pemeriksa. Normalnya bolamata teraba
kenyal dan melenting. Bola mata yang teraba keras sepertibatu dan tidak ada
melenting menandakan adanya peningkatan tekananintraokuler. Peningkatan
tekanan intraokuler biasaya terjadi pada klienyang menderita glaukoma.
Penderita glaukoma biasanya berusia 40tahun.
4. Pemeriksaan hidung
- Inspeksi
a) Perhatikan kesimetrisan lubang hidung kiri dan kanan
b) Letak hidung terletak di tengah wajah
c) Adanya pernafasan cuping hidung dan munculnya sianosis padaujung
hidung
d) Adanya produksi sekret (jika ada), perhatikan warna,produksi,dan bau
secret
e) Adanya massa pada daerah luar atau didalam hidung
f) Perhatikan kepatenan tiap lubang hidung- Periksa apakah tampak perforasi,
massa, sekret, sumbatang,deviasi, pendarahan atau adanya polip dibagian
dalam hidung
- Palpasi
Lakukan palpasi pada sinus-sinus hidung dengan menggunakanujung ketiga jari
tengah. Normalnyaklien tidak mengeluh nyeri atau terabapanas saat dipalpasi.
5. Pemeriksaan Fisik pada telinga
- Inspeksi
a) Lihat kesimetrisan kedua daun telinga
b) Lihat adanya luka/bekas luka pada telinga dan sekitarnya.
c) Lihat apakah ada darah atau sekret yang keluar (catat warna,banyaknya,
bau, lama produksi )
d) Lihat apakah gendang telinga dalam kondisi utuh.

13
- Palpasi
a) Palpasi telinga pada daerah tragus, normalnya tidak akan terasanyeri
b) Palpasi limfe disekitar aurikel
6. Pemeriksaan pada mulut
- Inspeksi
a) Berdiri agak jauh dari klien, cium aroma nafasnya, normalnya tercium
segar.
b) Lipatan nasolabial normalnya terletak ditengah.
c) Lihat adanyakelainan kogenital seperti sumbing.
d) Bibir terletak tepat ditengah wajah, warna bibir merah muda, lembap, tidak
tampak kering (pecah-pecah), tidak tampak sianosis. Pada penderita herpes
biasanya tampak vesikeldi sekitar bibir. Vesikel ini akan pecah dan
meninggalkan krustaedisekitar bibir.
e) Jika klien memakai gigi palsu, lepaskan dahulu. Lihatkelengkapan gigi
klien lihat warna gusi (normalnya berwarnamerah mudah).
f) Perhatikan adanya stomatitis (radang mukosa) dan kelembapanmulut.
g) Posisi lidah tepat ada di tengah perhatikan kebersihan lidah, lidahyang
kotor (coated) bisa ditemukan pada kebersihan mulut yang kurang.
h) Posisi uvula tepat ditengah, normalnya berwarna merah muda.
7. Pemeriksaan fisik pada leher
- Inspeksi
a) Perhatikan kesimetrisan leher, lihat apakah ada bekas lukadileher. Ketidak
simetrisan dapat disebabkan olehpembengkakan.
b) Pulasai yang abnormal, adanya bendungan vena. Jika adabendungan aliran
kedarah ke V. Trokalis, vena dijugularis akan menonjol.
c) Terbatasnya gerakan leher yang dapat disebabkan olehpembengkakan. Ada
tidaknya kaku kuduk (saat klien diangkat kepalanya, leher dan tubuh akan
ikut terangkat), terutama padaklien dengan tetanus dan meningitis.
d) Tortiolis: pada kondisi ini, leher akan miring ketempat yang sakitdan sulit
digerakkan karenatersa nyeri.

14
e) Adanya pembesaran kelenjar limfe. Bisa ditemukan pada kliendengan
tuberkulosis kelenjar, leukimia,limfoma maligna.
f) Lihat adanya pembesaran pada kelenjar gondok.Dokumentasikan besar dan
bentuknya (difus ataunodular),konsistensinya (lunak atau keras).
- Palpasi
1) Palpasi deviasi trakea
a) Digunakan untuk memeriksa adanya deviasi trakea
b) Jika ditemukan deviasi (miring) seperti pada klien pascakecelakaan
dengan hemotoraks, flail chest.
c) Posisi klien agak menengadah, dalam posisi semi fowler (45derajat)
d) Menggunakan tiga jari tengah tangan dominan, dua jari yangsamping
menempel pada ujung klavikula, jari tengah menyusuritrakea.
2) Palpasi kelenjar limfe Ada beberapa kelenjar limfe pada leher. Normalnya
kelenjar limfetidak akan teraba dan tidak akan nyeri saat dipalpasi3. Palpasi
kelenjar toroidMinta klien untuk menelan, letakkan tangan ditengah
leher,rasakankelenjar tiroid yang ikut bergerak saat menelan.
8. Pemeriksaan fisik pada toraks
- Inspeksi
a) Liat gerakan dinding dada, bandingkan kesimetrisan gerakandinding dada
kiri dan kanan saat pernafasan berlansung
b) Lihat adanya bekas luka, bekas operasi,atau adanya lesi
c) Perhatikan warna kulit di daerah dada, apakah ada warna kulityang bereda
dengan warna sekitarnya.
d) Kaji pola nafas klien, perhatikan adanya retaksi interkosta, danpenggunaan
otot bantu pernafasan bisa ditemukan pada kliendengan gangguan
pemenuhan oksigen.
e) Perhatikan bentuk dinding dada klien, bebrapa bentuk dindingdada adalah
Dada barel (barrel chest), Dada corong (funnelchest) , Dada burung (pigeon
chest) , Dada normal (normal chest).
9. Pemeriksaan fisik pada abdomen
- Inspeksi

15
a) Perhatikan bentuk abdomen klien, apakah bentuknya datar, cembung, atau
ke dalam
b) Inspeksi warna kulit abdomen (kuning, hijau,kecoklatan)
c) Perhatikan elastisitas kulit abdomen.
d) Lihat bentuknya, adakah asimetris, adakah gerakan peristaltikusus yang
tampak dari luar, kesimetrisan bentuk abdomen, stria, massa, asites, kaput
medusa.
e) Inspeksi umbilikus, normalnya tidak menonjol.- Lihat apakah klien
menggunakan tipe pernapasan abdomen.
- Auskultasi
a) Auskultasi dilakukan pada keempat kuadran abdomen.Dengarkan peristaltik
ususnya selama satu menit penuh.Peristaltik usus adalah bunyi seperti orang
berkumur, terjadikarena pergerakan udara dalam saluran pencernaan- Bising
usus normalnya terdengar 5-30 x/menit jika kurang dari ituatau tidak ada
sama sekali kemungkinan ada paralitik ileus, konstipasi peritonitis atau
obstruksi.
b) Jika peristaltik usus terdengar lebih dari normal, kemungkinanklien sedang
mengalami diare- Bunyi bising usus yang lebih dari normal, terasa nyeri,
dantampak dari luar peristaltiknya tampak dari luar (darm countor)karena
adanya obstruksi disebut borborigmi.
c) Dengarkan apakah ada bisingpada pembuluh darahaorta, fermoral dan
renalis. Jika terdengar bising ini kemungkinanada gangguan pada pembuluh
darah tersebut. Jika adanyagangguan pada atrium kanan, akan tampak pulsasi
pembuluhdarah disekitar umbilikus.
- Perkusi
a) Lakukan perkusi pada kesembilan regio abdomen
b) Jika perkusi terdengar timpani, berarti perkusi dilakukan diatasorgan yang
berisi udara
c) Jika terdengar pekak berarti perkusi mengenai organ pada

16
d) Perhatikan perubahan bunyi ini. Bunyi normal perkusi abdomenadalah
timpani,jika ada kelebihan udara akan terdengar lebihnyaring atau disebut
hipertimpani
e) Perkusi khusus:perkusi ginjal minta klien untuk miring,cari batasakhir
kosta, ikuti alurnya kebelakang lalu berhenti pada ujungvertebra (sudut
costovertebrae)
f) Letakkan pada punggung tangan pada area tersebut, lalu pukulkan kepalan
tangan kanan pada punggung tangan
g) Normalnya prosedur ini tidak akan rasa nyeri pada klien
10. Pemeriksaan ekstermitas bawah
- inspeksi dan palpasi
a) Pengkajian kaki dan tumit dilakukan dengan posisiberbaring, inspeksi
adanya pembengkakan,kalus tulang dan kaki yang menonjol, nodul atau
deformitas
b) Lakukan palpasi pada bagian anterior sendi pada tumit catatadanya
pembengkakan, nyeri atau deformitas. Lakukan jugapalpasi pada tendon
c) Lakukan palpasi pada sendi-sendi jari kaki. Catat jika
menemukanabnormalitas, lakukan inspeksi pada telapak kaki catat jika
adabagia kulit yang pecah-pecah atau terluka perhatikan pulapenonjolan
pada tumit
d) Kaji kemampuan gerak daerah tumit dan kaki normalnya kaki dantumit bisa
bisa bergerak tanpa rasa nyeridan gerakan bagianbawah sejajar dengan
bagian paha- kaji kekuatan otot kaki minta klien untuk mengankat kaki
tahandengan tangan anda
e) Kaji lutut klien. Inspeksi adanya perubahan bentuk atauabnormalitas pada
patella,lakukan semua palpasi pada semua sisi patella normal lutut pada
patella sejajar dengan kaki bagianatas dan bawah tidak menonjol ke bagian
lateral atau medial
f) Lakukan pengkajian punggul dan pinggul dengan posisiklienberdiri
perhatikan kesimetrian pantat dan pinggul serta caraberdiri klien normal
klien bisa berjalan dengan tegak dan keduakaki berayun simetris

17
b. Diagnosa
1. Ketidakefektifan Pola nafas
2. Keletihan
3. Resiko keterlambatan perkembangan
c. Intervensi
1. Ketidakefektifan Pola nafas berhubungan dengan hiperfentilasi
Batasan karakteristik
- Dispnea
- Penurunan tekanan ekspirasi
- Penurunan ventilasi semenit
- Penurunan kapasitas vital
Faktor yang berhubungan
- Ansietas
- Gangguan musculoskeletal
- Hiperventilasi
- Keletihan otot pernafasan
NIC
- Posisikan pasien untuk memaksimalkanventilasi
- Identifikasikan kebutuhan aktual/potensial pasien untuk memasukkanalat
membuka jalan nafas
- Buang sekret dengan memotifasi pasien untuk melakukan batuk ataumenyedot
lendir
NOC :
setelah di lakukan pemeriksaan keperawatan selama 2 x 24 jampasien
menunjukkan:
- Tidak ada deviasi dari kisaran normal frekuensi pernafasan
- Defiasi ringan dari kisaran normal irama pernafasan
- Defiasi sedang dari kisaran normal suara auskultasi nafas
2. Keletihan
Batasan Karakteristik
- Apatis

18
- Gangguan konsentrasi
- Kelelahan
- Penurunan performa
- Tidak mampu mempertahankan aktifitas fisik pada tingkat yangbiasanya

Faktor yang berhubungan

- Ansietas
- Depresi gangguan tidur
- Peningkatan kelelahan fisik

NIC

- Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan kelelahan sesuaidengan


konteks usia dengan perkembangan
- Ajarkan pasien mengenai pengelolaan kegiatan dan teknik manajemenwaktu
untuk mencegah kelelahan
- Rencanakan kegiatan pada saat pasien memiliki banyak energy
- Monitor pemberian dan efek obat stimulan dan depresan
- Evaluasi secara lengkap kenaikan level aktifitas pasien

NOC:

setelah dilakukan pemeriksaan keperawatan selama 2 x 24 jampasien


menunjukkan :

- pasien tidak merasa kehilangan selera makan


- pasien merasa ringan saat terjadi penurunan motifasi
- gangguan konsentrasi sedang
3. resiko keterlambatan perkembangan
Batasan Karekteristik
- asuhan prenatal tidak adekuat
- gangguan genetic
- nutrisi tidak adekuat
- perawatan prenatal yang tidak adekuat

19
NIC

- tentukan status gizi pasien dan kemampuan (pasien) untuk


memenuhikebutuhan gizi
- identifikasi adanya alergi atau intoleransi makanan yang dimiliki pasien
- tentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi yang dibutuhkan untukmemenuhi
persyaratan gizi

NOC

- tidak ada defiasi dari kisaran normal persentil tinggi/panjang


badanberdasarkan umur
- deviasi ringan dari kisaran normal indeks masa tumbuh
- defiasi sedang dari kisaran normal berat badan
d. Implementasi

Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana tindakan keperawatan yang


telah disusun / ditemukan, yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pasien secara
optimal dapat terlaksana dengan baik dilakukan oleh pasien itu sendiri ataupun perawat
secara mandiri dan juga dapat bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainnya
seperti ahli gizi dan fisioterapis. Perawat memilih intervensi keperawatan yang akan
diberikan kepada pasien. Berikut inimetode dan langkah persiapan untuk mencapai
tujuan asuhan keperawatanyang dapat dilakukan oleh perawat:

1. Memahami rencana keperawatan yang telah ditentukaan


2. Menyiapkan tenaga dan alat yang diperlukan
3. Menyiapkan lingkungan terapeutik
4. Membantu dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
5. Memberikan asuhan keperawatan langsung
Mengkonsulkan dan memberi penyuluhan pada klien dan
keluarganya.Implementasi membutuhkan perawat untuk mengkaji kembali keadaan
klien,menelaah, dan memodifikasi rencana keperawatn yang sudah
ada,mengidentifikasi area dimana bantuan dibutuhkan untuk mengimplementasikan,
mengkomunikasikan intervensi keperawatan Implementasi dari asuhan keperawatan

20
juga membutuhkan pengetahuan tambahan keterampilan dan personal. Setelah
implementasi, perawatmenuliskan dalam catatan klien deskripsi singkat dari
pengkajian keperawatan, Prosedur spesifik dan respon klien terhadap asuhan
keperawatan atau jugaperawat bisa mendelegasikan implementasi pada tenaga
kesehatan lain termasuk memastikan bahwa orang yang didelegasikan terampil dalam
tugasdan dapat menjelaskan tugas sesuai dengan standar keperawatan.
e. Evaluasi
S: Berisi keluhan pasien, berasal dari pasien sendiri
O: Data yang diambil dari hasil observasi
A: Pernyataan masalah sudah teratasi atau sebagian atau belum teratasi
P: Rencana tindakan untuk mengatasi keluhan pasien

21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kombinasi kelainan kongenital yang dikenal sebagai tetralogi fallotantara lain


defek septum ventrikuler, pembesaran aorta, stenosis katuppulmoner, dan hipertrofi
ventrikel kanan. Penyebab tetralogi fallot terdiri dari 2faktor, yaitu endogen dan
eksogen. Anak dengan tetralogi fallot umumnya akanmengalami keluhan sesak saat
beraktivitas, berat badan bayi yang tidakbertambah, clubbing fingers, dan sianosis.
Pemeriksaan yang dilakukan antaralain pemeriksaan darah, foto thorax,
elektrokardiografi, ekokardiografi.

B. SARAN
Dengan disusunya makalah ini kami mengharapkan kepada pembacaagar dapat
menelah dan memahami apa yang telah tertulis dalam makalah ini, sehingga sedikait
banyak bisa menambah pemngetahuan pembaca. Disamping kami juga mengharapkan
sarn dan kritikan dari para pembaca sehingga kamibisa berorientasi lebih baik pada
makalah ini selanjutnya.

22
DAFTAR PUSTAKA

Winaya A. Tumbuh kembang anak pada penyakit jantung bawaan, dalam tumbuh
kembang anak edisi 2. Jakarta: EGC. 2014

Putri, Della Amanda, and Yuliani Winarti. "Asuhan Keperawatan pada Anak S
yang Mengalami Tetralogy of Fallot di Ruang Melati Rumah Sakit Umum Daerah Abdul
Wahab Sjahranie Samarinda." (2016).

Mailia, Gentri. "Penerapan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Penyakit


Jantung Bawaan Sianotik (Tetralogy of Fallot) di ruang akut IRNA Kebidanan dan anak
RSUP Dr. M. Djamil Padang." (2016).

23

Anda mungkin juga menyukai