Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

DENGAN MASALAH TUBERKOLOSIS

Disusun Oleh :

Nama : Yesi Nur Faiqotun Nisa'

Nim : 122020030153

Kelas :D

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS

FAKULTAS KESEHATAN

PRODI SI KEPERAWATAN

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP DASAR PENYAKIT

1 pengertian

Tuberkulosis adalah penyakit yang di sebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang hampir
seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah paru- paru. (Panduan
asuhan keperawatan profesional, 2012: 446)

Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksius yang menyerang paru-paru yang secara khas ditandai
oleh pembentukan granuloma dan menimbulkan nekrosis jaringan. Penyakit ini bersifat menahun
dan dapat menular dari penderita kepada orang lain

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung


yang disebabkan oleh kuman TB
(Myobacterium tuberculosis). Sebagian besar
kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga
mengenai organ tubuh lainnya.

2 Etiologi

Penyebab tuberculosis adalah Myobakterium


tuberkulosa, sejenis kuman berbentuk batang
dengan ukuran panjang 1-4/Um dengan tebal
0,3-0,6/Um dan tahan asam . Spesies lain
kuman ini yang dapat memberikan infeksi pada
manusia adalah M.bovis, M.kansasii, M.
intracellulare, sebagian besar kuman terdiri dari asam lemak(lipid) lipid inilah yang membuat kuman
lebih tahan terhadap asam dam lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik.

Kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin. Di dalam jaringan
kuman hidup sebagai parasit intrasellular, yakni dalam sito plasma magrofak. Sifat lain kuman ini
adalah aerop. Sifat ini menunjukkan bahwa kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi
kandungan oksigennya

3 Manifestasi Klinis

a. Gejala umum

Batuk terus menerus dan berdahak 3 (tiga) minggu atau lebih. Merupakan proses infeksi yang
dilakukan Mycobacterium Tuberkulosis yang menyebabkan lesi pada jaringan parenkim
paru.

b. Gejala lain yang sering di jumpai

· Batuk bercampur darah


Darah berasal dari perdarahan dari saluran napas bawah, sedangkan dahak adalah hasil dari
membran submukosa yang terus memproduksi sputum untuk berusaha mengeluarkan benda saing.

· Batuk darah

Terjadi akibat perdarahan dari saluran napas bawah, akibat iritasi karena proses batuk dan infeksi
Mycobacterium Tuberkulosis.

· Sesak napas dan nyeri data

Sesak napas diakibatkan karena berkurangnya luas lapang paru akibat terinfeksi Mycobacterium
Tuberkulosis, serta akibat terakumulasinya sekret pada saluran pernapasan.

Nyeri dada timbul akibat lesi yang diakibatkan oleh infeksi bakteri, serta nyeri dada juga dapat
mengakibatkan sesak napas.

· Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang enak badan
(malaise), berkeringat malam walau tanpa kegiatan, demam meriang lebih dari sebulan. Merupakan
gejala yang berurutan terjadi, akibat batuk yang terus menerus mengakibatkan kelemahan, serta
nafsu makan berkurang, sehingga berat badan juga menurun, karena kelelahan serta infeksi
mengakibatkan kurang enak badan dan demam meriang, karena metabolisme tinggi akibat pasien
berusaha bernapas cepat mengakibatkan berkeringat pada malam hari.

4 Anatomi Fisiologi

a. Anatomi paru

Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan suatu bilik
udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Ventilasi membutuhkan gerakan dinding
sangkar toraks dan dasarnya, yaitu diagfrahma. Efek dari gerakan ini adalah secara bergantian
meningkatkan dan menurunkan kapasitas dada. Ketika kapasitas dalam dada meningkat, udara
masuk melalui trakea (inspirasi), karena penurunan tekanan di dalam dan mengembangkan paru.
Ketika dinding dada dan diagfrahma kembali ke ukurannya semula (ekspirasi), paru-paru yang
elastis tersebut mengempis dan mendorong udara keluar melalui bronkus dan trakea. Fase inspirasi
dari pernapasan normalnya membutuhkan energi: fase ekspirasi normalnya positif. Inspirasi
menempati sepertiga dari siklus pernapasan, ekspirasi menempati dua pertiganya.

· Pleura. Bagian terluar dari paru-paru, dikelilingi oleh membran halus, licin yaitu pleura, yang
juga meluas untuk membungkus dinding interior toraks dan permukaan superior diagfrahma. Pleura
parietalis melapisi tiraks dan pleura viseralis melapisi paru-paru. Antara kedua pleura ini terdapat
ruang yang disebut spasium pleura, yang mengandung sejumlah kecil cairan yang melicinkan
permukaan dan memungkinkan keduannya bergeser dengan bebas selama ventilasi

· Mediastinum. Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua
bagian. Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-paru
terletak antara kedua lapisan pleura.

· Lobus. Setiap paru dibagi menjadi lobu-lobus. Paru kiri atas lobus bawah dan atas,
sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah. Setiap lobus lebih jauh dibagi
lagi menjadi dua segmen yang dipisahkan oleh fisura, yang merupakan perluasan pleura

· Bronkus dan bronkiolus. Terdapat beberapa divisi bronkus didalam setiap lobus paru.
Pertama adalah bronkus lobaris (tiga pada paru kanan dan dua pada paru kiri). Bronkus lobaris
dibagi menjadi bronkus segmental (10 pada paru kanan dan 8 pada paru kiri), yang merupakan
struktur yang dicari ketika memilih posisi drainase postural yang paling efektif untuk pasien tertentu.
Bronkus segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus subsegmental. Bronkus ini dikelilingi oleh
jaringan ikat yang memiliki arteri, limfatik dan saraf
· Alveoli. Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli, yang tersusun dalam kluster antara 15
sampai 20 alveoli. Begitu banyaknya alveoli ini sehingga jika mereka bersatu untuk membentuk satu
lembar, akan menutupi area 70 meter persegi (seukuran lapang tenis). Terdapat tiga jenis sel-sel
alveolar. Sel-sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar
tipe II, sel-sel yang aktif secara metabolik, mensekresi surfaktan, suatu fosfolipid yang melapisi
permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag
yang merupakan sel-sel fagositis yang besar yang memakan benda asing (misal : lendir, bakteri)
dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan yang penting.

b. Fisiologi

· Transpor Oksigen.

Oksigen dipasok ke sel dan karbon dioksida dibuang dari sel melalui sirkulasi darah. Sel-sel
berhubungan dekat dengan kapiler, yang berdinding tipis sehingga memungkinkan terjadinya
pertukaran atau lewatnya oksigen dan karbon dioksida dengan mudah. Oksigen berdifusi dari
kapiler, menembus dinding kapiler ke cairan interstisial dan kemudian melalui membran sel-sel ke
jaringan, tempat dimana oksigen dapat digunakan oleh mitokondria untuk pernafasan selular.
Gerakan karbon dioksida juga terjadi melalui difusi dan berlanjut dengan arah yang berlawanan dari
sel ke dalam darah.

· Pertukaran Gas.

Setelah pertukaran kapiler jaringan ini, darah memasuki vena sistemik (dimana disebut darah vena)
dan mengalir ke sirkulasi pulmonal. Konsentrasi oksigen dalam darah di dalam kapiler paru-paru
lebih rendah dibanding dengan konsentrasi dalam kantung udara paru, yang disebut alveoli.
Sebagai akibat gradien konsentrasi ini, oksigen berdifusi dari alveoli ke dalam darah. Karbon
dioksida yang mempunyai konsentrasi dalam darah lebih tinggi dari dalam alveoli, berdifusi dari
dalam alveoli. Gerakan udara ke dan keluar jalan nafas (ventilasi) secara kontinue memurnikan
oksigen dan membuang karbon dioksida dari jalan dalam paru. Keseluruhan proses pertukaran gas
antara udara atmosfir dan darah dan antara darah dengan sel-sel tubuh ini disebut respirasi.
Pathway

5 Patofisiologi

Port de’entri kuman microbakterium tuberculosis adalah saluran pernapasan, saluran pencernaan,
dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi melalui udara (air borne), yaitu
melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang
yang terinfeksi.

Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi terdiri dari satu sampai tiga
gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang besar bronkus
dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian bawah
lobus atau paru-paru atau dibagian atas lobus bawah atau paru-paru tau dibagian bawah atas
lobus bawah.

Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan. Leukosit polimorfonuklear tampak pada
tempat tersebut dan memfagosit bacteria namun tidak membunuh organisme tersebut. Sesudah
hari-hari pertama maka leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami
konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut.
Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal,
atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang biak di dalam sel.
Basil juga menyebar melalui getah bening regional. Makrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi
lebih panjang dan sebagian bersatu membentuk sel tuberkel epitolit yang dikelilingi leh fosit. Reaksi
ini biasanya membutuhkan waktu 1 sampai 10 hari.

6 Pemeriksaan penunjang

a. Kultur sputum

Positif untuk mycobacterium tuberculosis pada tahap aktif penyakit

b. Ziehl – Nelsons

Pemakaian asam cepat pada gelas kaca untuk asupan cairan dalaqm darah, positif untuk basil

asam c. Test kulit ( PPD, Mantoux, potongan volmel)

Reaksi positif ( area indurasi 10 mm / lebih besar terjadi 48 – 72 jam setelah injeksi intra dermal
antigen)

d. Foto thorak

Dapat menunjukkkan infiltrasi lesi awal pada area paru atas, simpanan kalsium lesi sembuh
primer. Perubahan menunjukkkan lebih luas TB dapat termasuk ronggga, area fibrosa. e.
Histologi / kultur jaringan

Termasuk pembersihan gaster, urine, cairan serebrospinal, biopsi kulit. Positip untuk mycobacterium
tuberkulosis.

f. Biopsi jarum pada jaringan paru

Positip untuk granuloma TB, adanya sel raksasa menunjukkan nekrosis.

g. Elektrosit

Dapat tak normal tergantung pada lokasi dan beratnya infeksi.

h. GDA

Dapat norma tergantung pada lokasi dan beratnya kerusakan ruang mati

i. Pemeriksaaan fugsi paru

Penurunan kapasitas vital, kehilangan jaringan paru dan penyakit pleura ( TB paru kronis paru luas).

7 Penatalaksanaan

a. Panduan OAT dan peruntukannya

1. Kategori -1(2 HRZE / 4H3R3)

Diberikan untuk pasien baru


- pasien barui TB paru BTA positif

- Pasien TB paru BTA negatif thorak positif

- Pasien TB ekstra paru

2. Kategori – 2 (2HRZES / HRZE / 5H3R3E3)

Diberikan untuk pasien BTA positif yang telah diobati sebelumnyaq

- Pasien kambuh

- Pasien gagal

- Pasien dengan pengobatan 3 tahun terputus ( Default)

3. OAT sisipan (HRZE)

Paket sisipan KDT adalah sama seperti panduan paket untuk taha kategori -1 yang diberikan
selama sebulan ( 28 hari)

b. Jenis dan dosis obat OAT

1. Isoniasid (H)

Obat ini sangat efektif terhadap kuman dalam keadaan metabolic aktif. Dosis harian yang dianjurkan
5 mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X semingggu diberikan dengan dosis 10
mg / kg BB.

2. Rifamisin (R)

Dapat m,embnunuh kuman semi dormanf yang tidak dapat dibunuh isoniasid. Dosis 10 mg / kg BB
diberikan sama untuk pengobatan harian maupun intermiten 3 X seminggu.

3. Pirasinamid (Z)

Dapat membunuh kuman yang berada dalam sel dengan suasana asam. Dosis harian dianjurkan 25
mg / kg BB, sedangkan untuk pengobatan intermiten 3 X seminggu

4. Streptomisin (S)

Dosis harian dianjurkan 15 mg / kg BB, sedeangkan untuk pengobatan intermiten 3 X seminggu


diberikan dengaqn dosis yang sama. Penderita berumur sampai 60 tahun dosisnya 0,75 gr/ hari.
Sedangkan untuk berumur 60 th atau lebih diberikan 0,50 gr/ hari.

B. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS CA PARU

1. Pengkajian

a. Aktifitas/istirahat

Kelelahan

Nafas pendek karena kerja


Kesultan tidur pada malam hari, menggigil atau berkeringat

Mimpi buruk

Takhikardi, takipnea/dispnea pada kerja

Kelelahan otot, nyeri , dan sesak

b. Integritas Ego

Adanya / factor stress yang lama

Masalah keuangan, rumah

Perasaan tidak berdaya / tak ada harapan

Menyangkal

Ansetas, ketakutan, mudah terangsang

c. Makanan / Cairan

Kehilangan nafsu makan

Tak dapat mencerna

Penurunan berat badan

Turgor kult buruk, kering/kulit bersisik

Kehilangan otot/hilang lemak sub kutan

1. Kenyamanan

Nyeri dada

Berhati-hati pada daerah yang sakit

Gelisah

1. Pernafasan

Nafas Pendek

Batuk

Peningkatan frekuensi pernafasan

Pengembangn pernafasan tak simetris

Perkusi pekak dan penuruna fremitus

Defiasi trakeal

Bunyi nafas menurun/tak ada secara bilateral atau unilateral

Karakteristik : Hijau /kurulen, Kuning atua bercak darah


1. Keamanan

Adanya kondisi penekanan imun

Test HIV Positif

Demam atau sakit panas akut

1. Interaksi Sosial

Perasaan Isolasi atau penolakan

Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab

Pemeriksaan Diagnostik

1. Kultur Sputum

2. Zeihl-Neelsen

3. Tes Kulit

4. Foto Thorak

5. Histologi

6. Biopsi jarum pada jaringan paru

7. Elektrosit

8. GDA

9. Pemeriksaan fungsi Paru

2. Diagnosa

a. Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sekret kental atau sekret
darah

b. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kerusakan membran alveoler-kapiler

c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

3. Intervensi

No DIAGNOSA NOC NIC


1 · ·

Bersihan jalan nafas tidak · Auskultasi


efektif berhubungan suara nafas, catat
dengan akumulasi sekret adanya suara
kental atau sekret darah tambahan
Respiratory status
: · Monitor status
hemodinamik
Ventilation
· Berikan
· Respiratory status pelembab udara
: Kassa basah NaCl
Lembab
Airway patency
· Atur intake
· Aspiration Control untuk cairan
mengoptimalkan
keseimbangan.
kriteria hasil :
· Monitor
·
respirasi dan status
Mendemonstrasika
O2
batuk efektif dan
· Pertahankan
suara nafas yang hidrasi yang adekuat
bersih,tidak ada sianosis untuk mengencerkan
dan dyspneu sekret

· Menunjukkan jalan .
nafas yang paten

· Mampu
mengidentifikasikan dan
mencegah faktor yang
penyebab. · Saturasi O2
dalam batas normal

Pastikan kebutuhan
oral / trachealsuctioning.

· Berikan O2

· Anjurkan pasien
untuk istirahat dan napas
dalam

· Posisikan pasien
untuk
memaksimalkanVentilasi

· Keluarkan sekret
dengan batuk atau suction
1 · ·

Gangguan pertukaran gas Respiratory Posisikan pasien untuk


berhubungan dengan Status : Gas exchange memaksimalkan ventilasi
kerusakan membran
alveoler-kapiler · Keseimbangan · Pasang mayo bila perlu
asam
· Keluarkan sekret dengan
Basa, Elektrolit batuk atau suction

· Respiratory Status · Atur intake untuk cairan


: mengoptimalkan

ventilation keseimbangan.

· Vital Sign Status · Monitor respirasi dan status


O2

kriteria hasi: · Catat pergerakan


dada,amati kesimetrisan,
· penggunaan otot tambahan,
Mendemonstrasikan retraksi otot supraclavicular dan
peningkatan ventilasi intercostal
dan oksigenasi yang
adekuat · Monitor suara nafas, seperti
dengkur
· Memelihara
· Monitor pola nafas :
kebersihan paru paru bradipena, takipenia, kussmaul,
dan bebas dari tanda hiperventilasi, cheyne stokes, biot

tanda distress · Auskultasi suara nafas, catat


area penurunan / tidak adanya
pernafasan ventilasi dan suara tambahan
· · Monitor TTV, AGD, elektrolit
Mendemonstrasikan dan ststus mental
batuk efektif dan suara · Observasi sianosis
nafas yang bersih,tidak khususnya
membrane mukosa
ada sianosis dan
· Auskultasi bunyi jantung,
· Tanda tanda vital
jumlah, irama dan denyut jantung
dalam rentang normal
· AGD dalam
batas normal

· Status neurologis
dalam batas normal

Ketidakseimbangan nutrisi Adequacy of nutrient · Weight Control


kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan dengan · Nutritional
anoreksia Status Kriteria hasil
NOC: : food and Fluid
Intake · Albumin serum
· Nutritional status:
· Pre albumin
2 · ·
serum · Yakinkan diet · Monitor kekeringan, rambut
yang dimakan kusam, total protein, Hb dan kadar
· Hematokrit mengandung tinggi
serat untuk Ht · Monitor mual dan muntah
· Hemoglobin ·
mencegah konstipasi
· Monitor pucat, kemerahan, dan
Total iron binding capacity kekeringan jaringan konjungtiva
· Ajarkan pasien
· Jumlah limfosit bagaimana membuat
· Monitor intake nuntrisi
Kaji adanya alergi makanan catatan makanan
harian. Informasikan pada klien dan
· Kolaborasi dengan keluarga tentang manfaat nutrisi
ahli gizi untuk menentukan · Monitor adanya
jumlah kalori dan nutrisi penurunan BB dan · Anjurkan banyak minum
yang dibutuhkan pasien gula darah
· Catat adanya edema,
· Monitor turgor hiperemik, hipertonik papila lidah
kulit dan cavitas oval

C. DAFTAR PUSTAKA

1. Oktary, Loly. “Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan


Oksigenasi Pada Pasien TB Paru di Ruang Rawat Inap Paru RSUP DR. M. Djamil Padang
Tahun 2017.” (2017).

2. Yanti, Okta Fitri. “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Tuberculosis Paru di Ruang
Paru RSUD Pariaman Tahun 2017.” (2019).

Anda mungkin juga menyukai