Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ANATOMI DAN FISIOLOGI

JANTUNG DAN PARU-PARU MANUSIA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Anatami dan Fisiologi

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK VI (ENAM)
ST. PUTRI BUNGA 21212039
SRI AMINA TUKMULY 21212028
ESTEFANI LEWIER 21212004
INTAN PUTRI YANT 21212030

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) GUNUNGSARI


MAKASSAR PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segalah puji bagi Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini sebagai salah
satu syarat untuk memperbaiki Nilai Mata kuliah Ilmu Politik. Tak lupa pula
salam serta salawat kita curahkan kepada pemimpin ummat isalm Muhammad
SAW dimana beliau telah membawa ummat islam dari alam yang kegelapan dan
kesesatan ke alam yang terang.

Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah


membantu penulis dalam menyelasaikan Tugas Makalah ini walaupun belum
mencapai kesempurnaan.

Kritik dan saran sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah


selanjutnya.

Makassar 11 Oktober 2021

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL MAKALAH.
KATA PENGANTAR.
DAFTAR ISI.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
C. Rumusan Masalah
BAB II PEMBAHASAN
A. Anatomi Dan Fisiologi Jantung
1. Definisi
2. Anatomi
3. Fisiologi
4. Sirkulasi
B. Anatomi Dan Fisiologi Paru-paru
1. Anatomi Paru-paru
2. Fisiologi Paru
3. Volume dan Kapasitas Paru

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan
B. Saran
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas
proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem
ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran
yang terdiri dari arteri yang mergalirkan darah dari jantung,dan vena yang
mengalirkan darah menuju jantung. Jantung merupakan organ berotot yang
mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh.Jantung manusia
berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di
rongga dada sebalah kiri.Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut
perikardium.Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah
dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya.Untuk mejamin
kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.Fisiologi
jantung terbagi dalam beberapa bagian diantaranya sistem pengaturan
jantung,aktivitas kelistrikan jantung,siklus jantung,bunyi jantung,frekuensi
jantung,curah jantung,cara kerja jantung. Oleh karena itu kami akan
membahas tentang “Anatomi dan Fisiologi Jantung Dan Paru-paru”.
Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri,
vena, kapiler) dan sistem limfatik. Fungsi utama sistem kardiovaskular
adalah mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh tubuh dan
memompakan darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke sirkulasi paru untuk di
oksigenasi. Jantung merupakan organ utama sistem kardiovaskular, berotot
dan berronga, terletak di rongga toraks bagian mediastrum (Reni Yuli
Aspiani,2015: hal.1).
Gangguan apapun yang mengurangi besar lumen dari salah satu
arteri koroner dapat menurunkan aliran darah dan penghantaran oksigen ke
daerah miokardium yang disuplai oleh arteri tersebut, dan mengakibatkan
angina (nyeri dada) sindrom koroner akut, infark miokard akut dan kematian
jantung mendadak (Reni Yuli Aspiani,2015: hal.1).
Infark Miokard Akut (IMA) dikenal juga sebagai serangan jantung,
oklusi koroner, atau hanya “koroner”, yang merupakan kondisi mengancam
jiwa yang ditandai dngan pembentukan area nekrotik lokal didalam
miokardium. Infark Miokard Akut biasanya mengikuti oklusi mendadak dari
arteri koroner dan henti mendadak dari aliran darah dan oksigen ke otot
jantung. Oleh karena otot jantung harus berfungsi terus-menerus,
penyumbatan darah ke otot serta munculnya area nekrotik merupakan
sesuatu yang fatal. (Black&Hawks, hal.178).
Di Amerika serikat Penyakit Infark Miokard Akut merupakan jenis
penyakit kardiovaskuler penyebab kematian yang utama pada tahun 2006
jika dibandingkan penyakit kardiovaskuler lainnya. Angka kejadian pasien
Infark Miokard Akut hampir 650.000 orang mendapatkan perawatan setiap
tahunnya sementara di Inggris ada 180.000 pasien mendapatkan perawatan
miokard akut farction setiap tahun, (Perwitasari, 2009).
Infark Miokard Akut merupakan salah satu penyakit umum di
antara negara-negara berkembang, Indonesia merupakan negara berkembang
dimana prevelansi penyakit jantung dari tahun ke tahun semakin meningkat
terutama infark miokard akut. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (2013)
prevalensi penyakit Infark Miokard Akut tertinggi yaitu Sulawesi Tengah
(0,8%) diikuti Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Aceh, masing-masing 0,7%.
Berdasarkan data Bappenas 2013 angka harapan hidup pasien
Infark Miokard Akut di Indonesia mengalami peningkatan dari 70,1 % /
tahun (2010-2015) menjadi 72,2 % / tahun (2030-2035). Hal ini seirama
dengan proyeksi penduduk Indonesia dalam 25 tahun ke depan, dari 238,5
juta penduduk (2010) menjadi 305,8 juta (2035). Penduduk yang berusia >
65 tahun akan mengalami peningkatan dari 5,0% menjadi 10,8% pada tahun
2035 (Nunes et al, 2010).
Data yang diperoleh dari rekam medik didapatkan bahwa Infark
Miokard Akut merupakan penyakit urutan ke tujuh dari sepuluh penyakit
terbanyak di rumah sakit UKI Jakarta setelah Diabetes Melitus (86,81%),
Hipertensi (43,52%), TBC (29,31%), gagal ginjal (27,84%), Stroke
(16,49%) dan Thypoid (7,88%). Angka kejadian Infark Miokard Akut
sebanyak 190 pasien dengan prevelensi 7,75% (Januari-Desember 2018).
Penatalaksanaan pasien Infark Miokard Akut berupa terapi
farmakologi dan non farmakologi. Terapi farmakologi pada pasien Infark
Miokard Akut berupa pemberian obat-obatan. Terapi non farmakologi
berupa pendidikan kesehatan tentang latihan aktivitas fisik dengan masalah
intoleransi aktivitas.
Menurut Balai Kesehatan Olahraga Masyarakat (BKOM) Latihan
aktivitas fisik merupakan suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana,
terstruktur dan berkesinambungan dengan melibatkan gerakan tubuh
berulang-ulang yang bertujuan untuk meningkatkan kebugaran jasmani dan
manfaat dari latihan aktivitas fisik yaitu menurunkan resiko terjadinya
penyakit degeneratif, memperkuat otot jantung dan meningkatkan kapasitas
jantung, meningkatkan rasa percaya diri. Sesuai dengan hal tersebut, perawat
berperan sebagai edukator dan care giver.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui definisi dari jantung dan paru-paru
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi jantung dan paru-paru
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pegertian dari jantung dan paru-paru ?
2. Apa saja lapisan yang terdapat dalam jantung ?
3. Apa yang termasuk anatomi jantung ?
4. Apa definisi jantung ?
5. Bagaimana cara kerja jantung ?
6. Apa saja yang termasuk fisiologi jantung ?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. ANATOMI DAN FISIOLOGI JANTUNG
1. Definisi Jantung
Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Cara
bekerjanya menyerupai otot polos yaitu di luar kemauan kita
(dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Bentuk jantung menyerupai
jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut
juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks
kordis. Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum
mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga
dada , diatas diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri
antara kosta V dan VI dua jari di bawah papilla mamae. Pada tempat
ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus
kordis.Ukurannya kurang lebih sebesar genggaman tangan kanan dan
beratnya kira-kira 250-300 gram.
2. Anatomi Jantung
Jantung adalah organ otot yang berongga dan berukuran sebesar
kepalan tangan. Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke
pembuluh darah dengan kontraksi ritmik dan berulang. Jantung normal
terdiri dari empat ruang, 2 ruang jantung atas dinamakan atrium dan 2
ruang jantung di bawahnya dinamakan ventrikel, yang berfungsi
sebagai pompa. Dinding yang memisahkan kedua atrium dan ventrikel
menjadi bagian kanan dan kiri dinamakan septum.

Gambar. Jantung normal dan sirkulasinya


Batas-batas jantung:
∙ Kanan : vena cava superior (VCS), atrium kanan, vena cava
inferior (VCI)
∙ Kiri : ujung ventrikel kiri
∙ Anterior : atrium kanan, ventrikel kanan, sebagian kecil ventrikel
kiri
∙ Posterior : atrium kiri, 4 vena pulmonalis
∙ Inferior : ventrikel kanan yang terletak hampir horizontal
sepanjang diafragma sampai apeks jantung
∙ Superior : apendiks atrium kiri
Darah dipompakan melalui semua ruang jantung dengan bantuan
keempat katup yang mencegah agar darah tidak kembali ke belakang
dan menjaga agar darah tersebut mengalir ke tempat yang dituju.
Keempat katup ini adalah katup trikuspid yang terletak di antara atrium
kanan dan ventrikel kanan, katup pulmonal, terletak di antara ventrikel
kanan dan arteri pulmonal, katup mitral yang terletak di antara atrium
kiri dan ventrikel kiri dan katup aorta, terletak di antara ventrikel kiri
dan aorta. Katup mitral memiliki 2 daun (leaflet), yaitu leaflet anterior
dan posterior. Katup lainnya memiliki tiga daun (leaflet).
Jantung dipersarafi aferen dan eferen yang keduanya sistem saraf
simpatis dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berasal dari saraf vagus
melalui preksus jantung. Serabut post ganglion pendek melewati nodus
SA dan AV, serta hanya sedikit menyebar pada ventrikel. Saraf
simpatis berasal dari trunkus toraksik dan servikal atas, mensuplai
kedua atrium dan ventrikel. Walaupun jantung tidak mempunyai
persarafan somatik, stimulasi aferen vagal dapat mencapai tingkat
kesadaran dan dipersepsi sebagai nyeri.
Suplai darah jantung berasal dari arteri koronaria. Arteri koroner
kanan berasal dari sinus aorta anterior, melewati diantara trunkus
pulmonalis dan apendiks atrium kanan, turun ke lekukan A-V kanan
sampai mencapai lekukan interventrikuler posterior. Pada 85% pasien
arteri berlanjut sebagai arteri posterior desenden/ posterior decendens
artery (PDA) disebut dominan kanan. Arteri koroner kiri berasal dari
sinus aorta posterior kiri dan terbagi menjadi arteri anterior desenden
kiri/ left anterior descenden (LAD) interventrikuler dan sirkumfleks.
LAD turun di anterior dan inferior ke apeks jantung. 9 Mayoritas darah
vena terdrainase melalui sinus koronarius ke atrium kanan. Sinus
koronarius bermuara ke sinus venosus sistemik pada atrium kanan,
secara morfologi berhubungan dengna atrium kiri, berjalan dalam
celah atrioventrikuler.
3. Fisiologi Jantung
Jantung dapat dianggap sebagai 2 bagian pompa yang terpisah
terkait fungsinya sebagai pompa darah. Masing-masing terdiri dari satu
atrium-ventrikel kiri dan kanan. Berdasarkan sirkulasi dari kedua
bagian pompa jantung tersebut, pompa kanan berfungsi untuk sirkulasi
paru sedangkan bagian pompa jantung yang kiri berperan dalam
sirkulasi sistemik untuk seluruh tubuh. Kedua jenis sirkulasi yang
dilakukan oleh jantung ini adalah suatu proses yang berkesinambungan
dan berkaitan sangat erat untuk asupan oksigen manusia demi
kelangsungan hidupnya.
Ada 5 pembuluh darah mayor yang mengalirkan darah dari dan ke
jantung. Vena cava inferior dan vena cava superior mengumpulkan
darah dari sirkulasi vena (disebut darah biru) dan mengalirkan darah
biru tersebut ke jantung sebelah kanan. Darah masuk ke atrium kanan,
dan melalui katup trikuspid menuju ventrikel kanan, kemudian ke
paru-paru melalui katup pulmonal.
Siklus jantung mencakup periode dari akhir kontraksi (sistole) dan
relaksasi (diastole) jantung sampai akhir sistole dan diastole
berikutnya.Kontraksi jantung mengakibatkan perubahan tekanan dan
volume darah dalam jantung dan pembuluh utama yang mengatur
pembukaan dan penutupan katup jantung serta aliran darah yang
melalui ruang-ruang dan masuk ke arteri.
4.Bunyi Jantung
● S1 (lub) terjadi saat penutupan katup AV karena vibrasi pada
dinding ventrikel & arteri; dimulai pada awal kontraksi/ sistol
ventrikel ketika tekanan ventrikel melebihi tekanan atrium.
● S2 (dup) terjadi saat penutupan katup semilunar; dimulai pd awal
relaksasi/ diastol ventrikel akibat tekanan ventrikel kiri & kanan
lebih rendah dari tekanan di aorta & arteri pulmonal.
● S3
disebabkan oleh vibrasi dinding ventrikel krn darah masuk ke
ventrikel secara tiba-tiba pada saat pembukaan AV, pada akhir
pengisian cepat ventrikel. S3 sering terdengar pada anak dengan
dinding toraks yang tipis atau penderita gagal ventrikel.
● S4
terjadi akibat osilasi darah & rongga jantung yang ditimbulkan
oleh kontraksi atrium. Jarang terjadi pada individu normal.
● Murmur adalah kelainan bunyi jantung atau bunyi jantung tidak
wajar yang berkaitan dengan turbulensi aliran darah. Bunyi ini
muncul karena defek pada katup seperti penyempitan (stenosis)
yang menghambat aliran darah ke depan, atau katup yang tidak
sesuai yang memungkinkan aliran balik darah.
6.Frekuensi Jantung
● Frekuensi jantung normal berkisar antara 60 samapi 100 denyut per
menit, dengan rata-rata denyutan 75 kali per menit. Dengan
kecepatan seperti itu, siklus jantung berlangsung selama 0,8 detik:
sistole 0,5 detik, dan diastole 0,3 detik.
● Takikardia adalah peningkatan frekuensi jantung sampai melebihi
100 denyut per menit.
● Bradikardia ditujukan untuk frekuensi jantung yang kurang dari 60
denyut per menit

● Pengaturan Frekuensi Jantung


Impuls eferen menjalar ke jantung melalui saraf simpatis
dan parasimpatis susunan saraf otonom.Pusat refleks
kardioakselerator adalah sekelompok neuron dalam medulla
oblongata.Efek impuls neuron ini adalah untuk meningkatkan
frekuensi jantung.Impuls ini menjalar melalui serabut simpatis
dalam saraf jantung menuju jantung.Ujung serabut saraf
mensekresi neropineprin, yang meningkatkan frekuensi
pengeluaran impuls dari nodus S-A, mengurangi waktu hantaran
melalui nodus A-V dan sistem Purkinje, dan meningkatkan
eksitabilitas keseluruhan jantung.Pusat refleks kardioinhibitor juga
terdapat dalam medulla oblongata.Efek impuls dari neuron ini
adalah untuk mengurangi frekuensi jantung.Impuls ini menjalar
melalui serabut parasimpatis dalam saraf vagus.Ujung serabut saraf
mensekresi asetilkolin, yang mengurangi frekuensi pengeluaran
impuls dari nodus S-A dan memperpanjang waktu hantaran melalui
nodus V-A.Frekuensi jantung dalam kurun waktu tertentu
ditentukan melalui keseimbangan impuls akselerator dan inhibitor
dari saraf simpatis dan parasimpatis.Impuls aferen (sensorik) yang
menuju pusat kendali jantung berasal dari reseptor, yang terletak di
berbagai bagian dalam sistem kardiovaskular.Presoreseptor dalam
arteri karotis dan aorta sensitive terhadap perubahan tekanan darah.
Peningkatan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks yang
memperlambat frekuensi jantung.
Penurunan tekanan darah akan mengakibatkan suatu refleks
yang menstimulasi frekuensi jantung yang menjalar melalui pusat
medular. Proreseptor dalam vena cava sensitif terhadap penurunan
tekanan darah. Jika tekanan darah menurun, akan terjadi suatu
refleks peningkatan frekuensi jantung untuk mempertahankan
tekanan darah. Pengaruh lain pada frekuensi jantung : Frekuensi
jantung dipengaruhi oleh stimulasi pada hampir semua saraf kutan,
seperti reseptor untuk nyeri, panas, dingin, dan sentuhan, atau oleh
input emosional dari sistem saraf pusat. Fungsi jantung normal
bergantung pada keseimbangan elektrolit seperti kalsium, kalium,
dan natrium yang mempengaruhi frekuensi jantung jika kadarnya
meningkat atau berkurang.

Darah yang biru tersebut melepaskan karbondioksida, mengalami


oksigenasi di paru-paru, selanjutnya darah ini menjadi berwarna
merah. Darah merah ini kemudian menuju atrium kiri melalui keempat
vena pulmonalis. Dari atrium kiri, darah mengalir ke ventrikel kiri
melalui katup mitral dan selanjutnya dipompakan ke aorta.
Tekanan arteri yang dihasilkan dari kontraksi ventrikel kiri,
dinamakan tekanan darah sistolik. Setelah ventrikel kiri berkontraksi
maksimal, ventrikel ini mulai mengalami relaksasi dan darah dari
atrium kiri akan mengalir ke ventrikel ini. Tekanan dalam arteri akan
segera turun saat ventrikel terisi darah. Tekanan ini selanjutnya
dinamakan tekanan darah diastolik. Kedua atrium berkontraksi secara
bersamaan, begitu pula dengan kedua ventrikel.
4. Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah fetal pada janin dan sirkulasi darah pada anak dan
dewasa berbeda. Untuk memahami implikasi anestesi pada penyakit
jantung, seorang ahli anestesi harus mengenal sirkulasi fetal dan
sirkulasi dewasa. Perubahan sirkulasi terjadi sangat cepat pada saat
kelahiran. Periode ini dinamakan periode transisi di mana sirkulasi
fetal akan berubah menjadi sirkulasi manusia normal atau dewasa.
Sirkulasi darah janin dalam rahim tidak sama dengan sirkulasi
darah pada bayi dan anak. Dalam rahim, paru-paru tidak berfungsi
sebagai alat pernafasan, pertukaran gas dilakukan oleh plaswenta.
Pembentukan pembuluh darah dan sel darah dimulai minggu ke-3 dan
bertujuan menyuplai embrio dengan oksigen dan nutrien dari ibu.
Darah mengalir dari plasenta ke janin melalui vena umbilikalis
yang terdapat dalam tali pusat. Jumlah darah yang mengalir melalui
tali pusat sekitar 125 ml/kg/BB per menit atau sekitar 500 ml per
menit. Melalui vena umbilikalis dan duktus venosus, darah mengalir
ke dalam vena cava inferior, bercampur darah yang kembali dari
bagian bawah tubuh, masuk atrium kanan di mana aliran darah dari
vena cava inferior lewat melalui foramen ovale ke atrium kiri,
kemudian ke ventrikel kiri melalui arkus aorta, darah dialirkan ke
seluruh tubuh.
Darah yang mengandung karbondioksida dari tubuh bagian atas,
memasuki ventrikel kanan melalui vena cava superior. Kemudian
melalui arteri pulmonalis besar meninggalkan ventrikel kanan menuju
aorta melewati duktus arteriosus. Darah ini kembali ke plasenta
melalui aorta, arteri iliaka interna dan arteri umbilikalis untuk
mengadakan pertukaran gas selanjutnya. Foramen ovale dan duktus
arteriosus berfungsi sebagai saluran/ jalan pintas yang memungkinkan
sebagian besar dari cardiac output yang sudah terkombinasi kembali ke
plasenta tanpa melalui paru-paru.
Bayi segera menghisap udara dan menangis kuat tepat setelah
dilahirkan. Dengan demikian paru-parunya akan berkembang, tekanan
dalam paru-paru mengecil dan seolah-olah darah terhisap ke dalam
paru-paru (tahanan vaskular paru 12 menurun dan aliran darah
pulmonal meningkat). Duktus arteriosus menutup dan tidak berfungsi
lagi, demikian pula karena tekanan dalam atrium sinistra meningkat
maka foramen ovale akan tertutup sehingga selanjutnya tidak berfungsi
lagi. Tahanan vaskular sistemik juga meningkat. Akibat dipotong dan
diikatnya tali pusat, arteri umbilikalis dan duktus venosus akan
mengalami obliterasi. Dengan demikian setelah bayi lahir maka
kebutuhan oksigen dipenuhi oleh udara yang dihisap ke paru-paru dan
kebutuhan nutrisi dipenuhi oleh makanan yang dicerna dengan sistem
pencernaan sendiri.

Gambar sirkulasi fetal


Jumlah darah yang mengalir dalam sistem sirkulasi pada orang
dewasa mencapai 5-6 liter (4.7-5.7 liter). Darah bersirkulasi dalam
sistem sirkulasi sistemik dan pulmonal.
a. Sirkulasi sistemik
Sistem sirkulasi sistemik dimulai ketika darah yang
mengandung banyak oksigen yang berasal dari paru, dipompa
keluar oleh jantung melalui ventrikel kiri ke aorta, selanjutnya ke
seluruh tubuh melalui arteri-arteri hingga mencapai pembuluh
darah yang diameternya paling kecil (kapiler).
Kapiler melakukan gerakan kontraksi dan relaksasi secara
bergantian, yang disebut dengan vasomotion sehingga darah
mengalir secara intermittent. Dengan aliran yang demikian, terjadi
pertukaran zat melalui dinding kapiler yang hanya terdiri dari
selapis sel endotel. Ujung kapiler yang membawa darah
teroksigenasi disebut arteriole sedangkan ujung kapiler yang
membawa darah terdeoksigenasi disebut venule; terdapat hubungan
antara arteriole dan venule “capillary bed” yang berbentuk seperti
anyaman, ada juga hubungan langsung dari arteriole ke venule
melalui arteri-vena anastomosis (A-V anastomosis). Darah dari
arteriole mengalir ke venule, kemudian sampai ke vena besar
(v.cava superior dan v.cava inferior) dan kembali ke jantung kanan
(atrium kanan). Darah dari atrium kanan selanjutnya memasuki
ventrikel kanan melalui katup trikuspidalis.
b. Sirkulasi pulmonal
Sistem sirkulasi pulmonal dimulai ketika darah yang
terdeoksigenasi yang berasal dari seluruh tubuh, yang dialirkan
melalui vena cava superior dan vena cava 14 inferior kemudian ke
atrium kanan dan selanjutnya ke ventrikel kanan, meninggalkan
jantung kanan melalui arteri pulmonalis menuju paru-paru (kanan
dan kiri). Di dalam paru, darah mengalir ke kapiler paru dimana
terjadi pertukaran zat dan cairan, sehingga menghasilkan darah
yang teroksigenasi. Oksigen diambil dari udara pernapasan. Darah
yang teroksigenasi ini kemudian dialirkan melalui vena pulmonalis
(kanan dan kiri), menuju ke atrium kiri dan selanjutnya memasuki
ventrikel kiri melalui katup mitral (bikuspidalis). Darah dari
ventrikel kiri kemudian masuk ke aorta untuk dialirkan ke seluruh
tubuh (dan dimulai lagi sirkulasi sistemik).

Gambar sirkulasi paru dan sistemik


Jadi, secara ringkas, aliran darah dalam sistem sirkulasi
normal manusia adalah : Darah dari atrium kiri → melalui katup
mitral ke ventrikel kiri → aorta ascendens – arcus aorta – aorta
descendens – arteri sedang – arteriole → capillary bed → venule –
vena sedang – vena besar (v.cava superior dan v.cava inferior) →
atrium kanan → melalui katup trikuspid ke ventrikel kanan →
arteri pulmonalis → paruparu → vena pulmonalis → atrium kiri.

B. ANATOMI DAN FISIOLOGI PARU


1. Anatomi Paru-paru
Paru-paru manusia terletak pada rongga dada, bentuk dari paruparu
adalah berbentuk kerucut yang ujungnya berada di atas tulang iga
pertama dan dasarnya berada pada diafragma. Paru terbagi menjadi
dua yaitu bagian yaitu, paru kanan dan paru kiri. Paru-paru kanan
mempunyai tiga lobus sedangkan paru-paru kiri mempunyai dua lobus.
Setiap paruparu terbagi lagi menjadi beberapa sub-bagian, terdapat
sekitar sepuluh unit terkecil yang disebut bronchopulmonary segments.
Paru-paru bagian kanan dan bagian kiri dipisahkan oleh sebuah ruang
yang disebut mediastinum (Evelyn, 2009).

Gambar. Anatomi paru-paru


Paru-paru manusia dibungkus oleh selaput tipis yang bernama
pleura. Pleura terbagi menjadi pleura viseralis dan pleura pariental.
Pleura viseralis yaitu selaput tipis yang langsung membungkus paru,
sedangkan pleura parietal yaitu selaput yang menempel pada rongga
dada. Diantara kedua pleura terdapat rongga yang disebut cavum
pleura (Guyton, 2007).

Gambar. Paru-paru manusia


Menurut Juarfianti (2015) sistem pernafasan manusia dapat dibagi
ke dalam sistem pernafasan bagian atas dan pernafasan bagian bawah.
a. Pernafasan bagian atas meliputi hidung, rongga hidung, sinus
paranasal, dan faring.
b. Pernafasan bagian bawah meliputi laring, trakea, bronkus,
bronkiolus dan alveolus paru.
Menurut Alsagaff (2015)sistem pernapasan terbagi menjadi dari
dua proses, yaitu inspirasi dan ekspirasi. Inspirasi adalah pergerakan
dari atmosfer ke dalam paru, sedangkan ekspirasi adalah pergerakan
dari 10 dalam paru ke atmosfer. Agar proses ventilasi dapat berjalan
lancar dibutuhkan fungsi yang baik pada otot pernafasan dan elastisitas
jaringan paru. Otot-otot pernafasan dibagi menjadi dua yaitu :
a. Otot inspirasi yang terdiri atas, otot interkostalis eksterna,
sternokleidomastoideus, skalenus dan diafragma.
b. Otot-otot ekspirasi adalah rektus abdominis dan interkostalis
internus

2. Fisiologi Paru-paru
Paru-paru dan dinding dada mempunyai struktur yang elastis.
Dalam keadaan normal terdapat lapisan cairan tipis antara paru-paru
dan dinding dada sehingga paru-paru dengan mudah bergeser pada
dinding dada karena memiliki struktur yang elastis. Tekanan yang
masuk pada ruangan antara paru-paru dan dinding dada berada di
bawah tekanan atmosfer (Guyton, 2007).
Fungsi utama dari paru-paru adalah untuk pertukaran gas antara
darah dan atmosfer. Pertukaran gas tersebut bertujuan untuk
menyediakan oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon
dioksida. Kebutuhan oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai
dengan tingkat aktivitas dan metabolisme seseorang, akan tetapi
pernafasan harus tetap dapat berjalan agar pasokan kandungan oksigen
dan karbon dioksida bisa normal (Jayanti, 2013).
Udara yang dihirup dan masuk ke paru-paru melalui sistem berupa
pipa yang menyempit (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di
kedua belah paru-paru utama (trachea). Pipa tersebut berakhir di
gelembunggelembung paru-paru (alveoli) yang merupakan kantong
udara terakhir dimana oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari
tempat dimana darah mengalir. Ada lebih dari 300 juta alveoli di
dalam paru-paru manusia dan bersifat elastis. Ruang udara tersebut
dipelihara dalam keadaan terbuka oleh bahan kimia surfaktan yang
dapat menetralkan kecenderungan alveoli untuk mengempis (Yunus,
2007).
Menurut Guyton (2007) untuk melaksanakan fungsi tersebut,
pernafasan dapat dibagi menjadi empat mekanisme dasar, yaitu :
a. Ventilasi paru yang berfungsi untuk proses masuk dan
keluarnya udara antara alveoli dan atmosfer.
b. Difusi dari oksigen dan karbon dioksida antara alveoli dan
darah.
c. Transport dari pasokan oksigen dan karbon dioksida dalam
darah dan cairan tubuh ke dan dari sel.
d. Pengaturan ventilais pada sistem pernapasan.

Pada waktu menarik nafas atau inspirasi maka otot-otot pernapasan


berkontraksi, tetapi pengeluaran udara pernafasan dalam proses yang
pasif. Ketika diafragma menutup, penarikan nafas melalui isi rongga
dada kembali memperbesar paru-paru dan dinding badan bergerak
hingga diafragma dan tulang dada menutup dan berada pada posisi
semula (Evelyn, 2009).
Inspirasi merupakan proses aktif kontraksi otot-otot. Selama
bernafas tenang, tekanan intrapleura kira-kira 2,5 mmHg relatif lebih
tinggi terhadap atmosfer. Pada permulaan, inspirasi menurun sampai -
6mmHg dan paru-paru ditarik ke posisi yang lebih mengembang dan
tertanam dalam jalan udara sehingga menjadi sedikit negatif dan udara
mengalir ke dalam paru-paru. Pada akhir inspirasi, recoil menarik dada
kembali ke posisi ekspirasi dimana tekanan recoil paru-paru dan
dinding 12 dada seimbang. Tekanan dalam jalan pernafasan seimbang
menjadi sedikit positif sehingga udara mengalir ke luar dari paru-paru
(Algasaff, 2015).
Selama pernafasan tenang, ekspirasi merupakan gerakan pasif
akibat elastisitas dinding dada dan paru-paru. Pada waktu otot
interkostalis eksternus relaksasi, dinding dada turun dan lengkung
diafragma naik ke atas ke dalam rongga toraks, menyebabkan volume
toraks berkurang. Pengurangan volume toraks ini meningkatkan
tekanan intrapleura maupun tekanan intrapulmonal. Selisih tekanan
antara saluran udara dan atmosfir menjadi terbalik, sehingga udara
mengalir keluar dari paru-paru sampai udara dan tekanan atmosfir
menjadi sama kembali pada akhir ekspirasi (Miller et al, 2011).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi fungsi paru-paru manusia


adalah sebagai berikut :
a. Usia Kekuatan otot maksimal paru-paru pada usia 20-40 tahun
dan dapat berkurang sebanyak 20% setelah usia 40 tahun.
Selama proses penuan terjadi penurunan elastisitas alveoli,
penebalan kelenjar bronkial, penurunan kapasitas paru.
b. Jenis kelamin Fungsi ventilasi pada laki-laki lebih tinggi
sebesar 20-25% dari pada funsgi ventilasi wanita, karena
ukuran anatomi paru pada laki-laki lebih besar dibandingkan
wanita. Selain itu, aktivitas lakilaki lebih tinggi sehingga recoil
dan compliance paru sudah terlatih.
c. Tinggi badan Seorang yang memiliki tubuh tinggi memiliki
fungsi ventilasi lebih tinggi daripada orang yang bertubuh kecil
pendek (Juarfianti, 2015).
3. Volume dan kapasitas paru
Menurut Evelyn (2009) volume paru terbagi menjadi 4 bagian,
yaitu:
a. Volume Tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau
diekspirasi pada setiap kali pernafasan normal. Nilai dari
volume tidal sebesar ± 500 ml pada rata-rata orang dewasa.
b. Volume Cadangan Inspirasi adalah volume udara ekstra yang
diinspirasi setelah volume tidal, dan biasanya mencapai
maksimal ± 3000 ml. 14
c. Volume Cadangan Ekspirasi adalah jumlah udara yang masih
dapat dikeluarkan dengan ekspirasi maksimum pada akhir
ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya adalah ± 1100
ml.
d. Volume Residu, yaitu volume udara yang masih tetap berada
dalam paru-paru setelah ekspirasi kuat. Nilainya sebesar ± 1200
ml.
Menurut Yunus (2007) kapasitas paru merupakan gabungan
dari beberapa volume paru-paru dan dibagi menjadi empat bagian,
yaitu:
a. Kapasitas Inspirasi, sama dengan volume tidal + volume
cadangan inspirasi. Besarnya ± 3500 ml, dan merupakan
jumlah udara yang dapat dihirup seseorang mulai pada
tingkat ekspirasi normal dan mengembangkan paru sampai
jumlah maksimum.
b. Kapasitas Residu Fungsional, sama dengan volume
cadangan inspirasi + volume residu. Besarnya ± 2300 ml,
dan merupakan besarnya udara yang tersisa dalam paru
pada akhir ekspirasi normal.
c. Kapasitas Vital, sama dengan volume cadangan inspirasi +
volume tidal + volume cadangan ekspirasi. Besarnya ±
4600 ml, dan merupakan jumlah udara maksimal yang
dapat dikeluarkan dari paru, setelah terlebih dahulu mengisi
paru secara maksimal dan kemudian mengeluarkannya
sebanyak-banyaknya.
d. Kapasitas Vital paksa (KVP) atau Forced Vital Capacity
(FVC) adalah volume total dari udara yg dihembuskan dari
paru-paru setelah inspirasi maksimum yang diikuti oleh
ekspirasi paksa minimum. Hasil ini didapat setelah
seseorang menginspirasi dengan usaha maksimal dan
mengekspirasi secara kuat dan cepat.
e. Volume ekspirasi paksa satu detik (VEP1) atau Forced
Expiratory Volume in One Second (FEV1) adalah volume
udara yang dapat dikeluarkan dengan ekspirasi maksimum
per satuan detik. Hasil ini didapat setelah seseorang terlebih
dahulu melakukakan pernafasan dalam dan inspirasi
maksimal yang kemudian diekspirasikan secara paksa
sekuat-kuatnya dan semaksimal mungkin, dengan cara ini
kapasitas vital seseorang tersebut dapat dihembuskan dalam
satu detik.
f. Kapasitas Paru Total, sama dengan kapasitas vital + volume
residu. Besarnya ±5800ml, adalah volume maksimal
dimana paru dikembangkan sebesar mungkin dengan
inspirasi paksa.Volume dan kapasitas seluruh paru pada
wanita ± 20 – 25% lebih kecil daripada pria, dan lebih besar
pada atlet dan orang yang bertubuh besar daripada orang
yang bertubuh kecil dan astenis.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gangguan apapun yang mengurangi besar lumen dari salah satu arteri
koroner dapat menurunkan aliran darah dan penghantaran oksigen ke
daerah miokardium yang disuplai oleh arteri tersebut, dan mengakibatkan
angina (nyeri dada) sindrom koroner akut, infark miokard akut dan
kematian jantung mendadak (Reni Yuli Aspiani,2015: hal.1).
B. SARAN
Penulis menyarankan kepada pembaca agar memberikan saran dan ide
serta gagasan yang positif untuk perbaikan tugas selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.umm.ac.id/43334/3/jiptummpp-gdl-erinaebhip-50409-3-babii.pdf

http://repository.uki.ac.id/2617/2/BABI.pdf.

Anda mungkin juga menyukai